Selamat Membaca
HAVE A NICE DAY"Panglima Arya," ucap Raja Rana."Iya Yang Mulia," balas Panglima Arya."Setelah kematian Penasihat Seta dan Istrinya, Aku tidak bisa meninggalkan istana begitu saja. Meski tahu Putriku sendiri dalam bahaya, Aku harus melakukannya. Jadi, Aku perintahkan Kau untuk menangkap pelakunya dan bawa Putri serta Putraku dalam keadaan selamat," jelas Raja Rana."Baik Yang Mulia." Panglima Arya membawa pasukannya mencari Rasi dan Agra."Aku juga ingin ikut Yang Mulia," ucap Pangeran Afni."Tidak! Aku tidak mengijinkanmu," larang Raja Lotusha."Aku juga tidak mengijinkan, karena musuh bisa saja mengincarmu," tambah Raja Rana.Pangeran Afni tidak bisa berkata lagi, setelah keputusan Raja Rana dan Ayahnya. Lalu, Dia meninggalkan aula istana untuk menemui Fatma.Begitu Pangeran Afni pergi, Laksmi juga menyusulnya. Sekarang, hanya tinggal Raja serta para petinggi lainnya yang ada di aula istana. Mereka terlihat sibukSelamat MembacaHAVE A NICE DAYSetelah pembicaraan di aula istana, Pangeran Afni menemui Agra. Mereka memutuskan untuk bicara empat mata."Sepertinya Kau sangat gelisah," ucap Agra."Iya. Sebenarnya Aku mencuri kunci ruangan yang tidak terpakai itu," ucap Pangeran Afni."Kunci? Hebat sekali, sejak kapan seorang Afni berani mencuri dari Ratu Kosala?" tanya Agra."Tidak, Aku tidak mencurinya dari Ratu Kosala. Melainkan dari Grita, tapi Aku sudah kembalikan. Kau jangan bilang apapun," jelas Afni."Grita?!" tanya Agra. Dia terlihat terkejut."Mungkin saja, Ratu memintanya untuk membawa kunci itu. Sebenarnya Aku hanya iseng saja, karena tahun lalu Dia melarang-ku untuk memakai ruangan itu," ucap Afni."Lalu, kenapa Kau tiba-tiba membicarakan hal ini padaku?" tanya Agra."Kau, kan Pangeran di kerajaan ini. Ya, meskipun bukan calon pewaris kerajaan. Tapi, Kau pasti tahu apa isi dari ruangan itu. Aku sangat penasaran," jawab Pangeran
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Kau gila! Hubungan apa yang Kau bicarakan?" tanya Agra."Aku tahu kalau perempuan yang mengintipmu pasti Grita, iya kan?" tanya Pangeran Afni."Aku tidak tahu, tapi Dia sepertinya lebih cocok jadi Ibuku. Dari mana Kau tahu kalau Dia pelakunya?" tanya Agra. Seolah Dia tidak tahu apapun."Aku melihatnya memakai baju ini," jawabnya."Mungkin saja hanya kebetulan," ucap Agra."Sepertinya Dia mengikutimu, bukan bermaksud untuk mengintip. Aku lihat gerak-geriknya tadi juga sangat mencurigakan," ucap Pangeran Afni."Benarkah?" tanya Agra."Aku ini juga berpengalaman untuk licik, jadi jangan berpura-pura tidak tahu. Aku ada di pihakmu Agra," ucap Pangeran Afni."Omong-omong ini bagus juga, Aku bisa menakuti Grita. Dengan begitu Dia akan membiarkanku masuk ke ruangan itu," batin Pangeran Afni."Rencana apa yang sedang Kau pikirkan?" tanya Agra."Rencana? Tidak ada, Aku akan pe
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Ada di kamarnya Rasi," jawab Laksmi.Mereka berdua berjalan bersama-sama untuk pergi ke kamar Rasi menemui Ratu Kosala, ketika sampai di sana hanya ada Fatma. Tetapi, Ratu Kosala tidak ada."Di mana Ratu Kosala?" tanya Laksmi."Dia ingin pergi untuk menemui Raja Rana dan Agra. Ratu Kosala memintamu untuk menyiapkan makanan kesukaan Kak Rasi, katanya Ratu sangat berharap kalau Kakak Rasi dapat mengingat sesuatu setelah itu," ucap Fatma pada Grita."Baiklah, sebentar. Akan Aku buatkan," ucap Grita.Dia pergi dari kamar Rasi, sementara Fatma dan Laksmi masih menunggu Rasi untuk siuman. Grita membuat makanan di dapur, setelah selesai Dia berniat untuk mengantarnya. Namun, Ratu Kosala memanggilnya."Yang Mulia Aku sudah membuatkan makanan kesukaan Tuan Putri," ucap Grita."Sebentar Grita, Rasi perlu asupan nutrisi." Ratu Kosala menambahkan sesuatu pada makanan tersebut."Katakan pada Ra
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYSeperti yang dikatakan oleh Raja Rana, Dia menggelar perayaan untuk kemenangannya. Raja Rana mengundang semua sekutunya, bahkan Mereka membagikan emas dan perhiasan untuk rakyat di kota Swadaya.Rasi, Laksmi dan Fatma hanya dapat melihat dari atas. Mereka tidak diijinkan berbaur dalam keramaian itu, karena Rasi baru saja membaik."Akh." Rasi memegang kepalanya."Kenapa Rasi?" tanya Laksmi."Kepalaku terasa sakit," jawab Rasi."Kalau begitu, Kita ke kamarmu saja." Fatma dan Laksmi menolong Rasi.Mereka akhirnya memutuskan untuk tidur-tiduran di kamar Rasi, karena tidak ada yang bisa di lakukan. Mereka hanya mengobrol hal-hal ringan yang dapat mengundang gelak tawa."Kalau nanti ada seorang Pangeran yang melamarmu apa akan Kau terima?" tanya Fatma. Dialah yang memulai topik ini."Terima, kalau tampan." Laksmi tersenyum sendiri, entah apa yang Dia pikirkan."Kalau Kau bagaimana?" tanya Rasi pad
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Jangan ada yang keluar!" perintah Raja Rana.Raja Rana dan Panglima Arya tidak mengijinkan siapapun untuk keluar, tetapi Mereka yang justru memeriksa keadaan. Rasi keluar dari kamarnya untuk mencari Agra, Dia tidak mendengarkan ucapan Laksmi dan Fatma."Rasi tunggu!" teriak Laksmi."Kak Rasi tunggu Kami!" teriak Fatma."Di mana Rasi?" tanya Pangeran Afni."Kak Rasi pergi keluar," jawab Fatma.Tanpa menunggu lagi, Pangeran Afni mengejar Rasi diikuti oleh Fatma dan Laksmi. Mereka bertiga di tahan oleh Prajurit, namun Pangeran Afni memaksa untuk keluar."Rasi apa yang Kau lakukan di sini?" tanya Panglima Arya."Di mana Agra?" tanya Rasi. Tanpa menjawab pertanyaan dari Panglima Arya."Dia pasti ada di...." Panglima Arya mematung, begitu juga Rasi."Di mana istana Agra?!" tanya Rasi dengan terkejut.Mendengar ucapan Rasi, barulah semua orang sadar kalau istana tempa
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Tabib, apa Rasi bisa sembuh?" tanya Laksmi."Bisa, tapi racunnya sudah menyebar. Namun, racun ini sangat ganas dan langka, selain Weedkiler," jawabnya."Lalu, bagaimana cara untuk menyembuhkannya?" tanya Rasi."Sihir hanya bisa di lawan oleh sihir, dahulu Aku pernah mendengar Ayahku mengatakan kalau di sungai ada seorang Ratu penguasa yang sangat sakti. Hanya Dia yang bisa menolong Tuan Putri," jelasnya."Tabib utama, bagaimana cara Kita untuk menemuinya?" tanya Laksmi."Kita harus mengadakan pertemuan pada malam hari," jawabnya.Laksmi menyampaikan apa yang dikatakan oleh tabib utama pada Raja Rana dan Ratu Kosala yang sudah siuman, kemudian Mereka menemui tabib utama."Kami menyanggupi apapun syaratnya," ucap Ratu Kosala."Yang Mulia harus menyiapkan air dari sungai Bahari, setelah itu Aku akan menjadi jembatan penghubung Kalian dengan Ratu penguasa," ucap tabib utama.
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYLaksmi mengetuk pintu kamar Rasi, kemudian Dia masuk dengan membawa buah untuk peramal gunung serta tabib utama. Ratu Kosala tersenyum pada Laksmi."Terima kasih Laksmi," ucapnya."Sama-sama Yang Mulia," balas Laksmi."Laksmi, Aku memberikanmu tanggung jawab besar untuk menjaga Rasi," ucap Ratu Kosala."Rasi sudah seperti saudaraku, jadi Aku pasti akan menjaganya," balas Laksmi."Kalau begitu Aku harus ke aula istana untuk menemui Raja," ucap Ratu Kosala."Iya Ratu," balas Laksmi.Ratu Kosala ke luar dari kamar Rasi, Dia menuju ke aula istana. Grita yang melihat kedatangan Ratu Kosala, kemudian menghampirinya.Mereka terlihat berbicara sebentar, kemudian Grita pergi dari aula istana. Hal itu cukup menarik perhatian dari Panglima Kala yang juga ada di sana."Panglima Arya, Kau Aku berikan tanggung jawab untuk menjaga pintu utama. Yang lainnya akan berbagi tugas untuk menjaga g
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYSetelah perjanjian itu, Raja Rana langsung mengumumkan bahwa semua orang di larang untuk mengambil air di sungai Bahari dan meminta prajurit kepercayaannya untuk membersihkan sungai."Selain air dari sungai Bahari, Kalian boleh mengambilnya. Sekarang sungai Bahari akan di bersihkan, karena berisi racun di dalamnya," jelas Panglima Arya."Tapi, kemarin tidak apa-apa Panglima. Keluargaku juga mengambil air dari sana," ucap salah satu warga."Apa Kau kira Kami berbohong?" tanya Panglima Arya."Tidak, bukan seperti itu," jawabnya."Kalau begitu dengarkan Kami dan kalau ada yang melanggarnya, maka orang tersebut akan di hukum ma**i," ancam Panglima Arya.Tidak ada lagi yang berani untuk menentangnya, kemudian Panglima Arya menjaga sungai dengan ketat. Sedikit saja mendekati air sungai, maka akan dicambuk."Kenapa sekarang Raja Rana mulai bersikap kejam?" bisik Mereka."Pasti
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Aku menghabisinya!" teriak Ratu Kosala."Cepat, ambil pedang itu." Pangeran Afni menutup telinganya, namun tidak ada yang menyadarinya."Rasi! Aku akan menghabisimu!" teriak Ratu Kosala dengan amarah yang memuncak."Aku tidak ingin menghabisimu, karena ini sangat menyakitkan. Sebaiknya hentikan ini semua," balas Rasi."Tidak akan! Kau membuatku menghabisinya, sekarang biar Aku yang mengakhirimu." Ratu Kosala berusaha menyerang Rasi dengan sihir hitamnya yang membara bagaikan api."Hentikan Kosala atau Aku akan menyegelmu!" teriak Ratu Kara."Baiklah, kalau begitu Kau juga harus kuhabisi." Ratu
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Siapa Dia?" batin Shankar.Panah yang hendak di arahkan pada Laksmi dan Pandu masih melayang di udara dan dalam keadaan diam, kemudian hanya dengan tangannya saja. Panah tersebut datang padanya, Dia membalikkan panah tersebut pada Aquela dan Saguya."Akhhh." Mereka berdua tidak bisa berkata-kata lagi, karena terkena senjata sendiri."Permainan baru saja dimulai," ucapnya."Suara itu," ucap Laksmi.Dia mendekat dengan masih menggunakan jubah berwarna merah, bahkan tangannya lengkap dengan senjata. Sebuah pedang yang terlihat begitu istimewa, terdapat tanda bintang dan api yang berwarna biru."P
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYAquela dan Saguya mundur, setelah kedatangan orang-orang berjubah merah. Mereka membebaskan Laksmi dan membantu Mereka menghadapi musuh, namun hal itu tidak berlangsung lama. Raja Rana datang bersama anak buahnya, Dia tersenyum melihatnya."Akhirnya Kalian datang juga," ucap Raja."Bebaskan Tuan Justin atau akan terjadi pertumpahan darah!" ancamannya pada Raja Rana."Minta pimpinan Kalian datang! Barulah Aku akan membebaskan Justin," balas Raja Rana. Yang sepertinya tidak gentar dengan ancaman orang-orang berjubah merah."Pimpinan Kami akan datang, Raja tidak perlu khawatir. Tapi, Pimpinan Kami terlalu baik. Jika, Yang Mulia membebaskan semua dan berdamai Dia akan memaafkan Yang Mulia." Ora
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Berani sekali Kau!" bentaknya.Dia memegang pipi Laksmi dengan kasar, kemudian orang tersebut membuka penutup wajahnya. Pandu yang tidak bisa lagi tinggal diam, langsung masuk menembus yang lain. Dia menyerang orang tersebut, sehingga berhasil berdiri di depan Laksmi."Pandu, apa yang Kau lakukan di sini? Pergi, Mereka tidak akan membiarkanmu!" teriak Laksmi, memintanya untuk pergi."Tidak Laksmi, sekarang Aku ingin melindungimu." Pandu melawan siapapun yang berani mendekati Laksmi, hal itu justru menjadi tontonan bagi anak buah Raja Rana."Shankar, apa yang harus Kita lakukan?" tanya Arkan."Divi, Kau tidak boleh ikut ke sana. Pangeran Jiwon, jaga Divi." Shankar dan Arkan sedikit
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYAsrama Aurora yang tempatnya sedikit jauh dari rumah penduduk, membuat kebakaran tersebut tidak diketahui. Hanya tinggal puing-puing bangunan dan reruntuhannya. Mereka tidak membiarkan ada yang tersisa, terkecuali kolam yang berada di belakang Asrama. Yang menjadi saksi bisu dari penyerangan tersebut.Pangeran Afni dan Pangeran lainnya menuntun Para Putri di bantu oleh Manhanta, Mereka melarikan diri ke hutan dekat desa Cirangi. Namun, persembunyian itu tidak menjamin Mereka terlindungi dari hujan. Ada pohon yang dapat menghalau teriknya sinar matahari, namun bagaimana dengan hujan dan musuh yang bisa saja tiba-tiba datang?"Lembah yang di maksud dekat dari tempat ini," ucap Pangeran Afni. Dia melihat ke semua hutan tersebut, sementara ada yang membuat tempat untuk beristiraha.&
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Dia bahkan tega menghabisi Putrinya sendiri, sudah pasti Dia juga yang ada di balik kejadian ini," ucap Manhanta.Shankar dan teman-temannya memang memilih untuk menceritakan semuanya pada Manhanta, bahkan Pangeran Afni juga ikut dalam diskusi tersebut."Raja Rana memiliki hubungan yang sangat erat dengan Ayahku, sepertinya Aku harus memperingatinya," ucap Pangeran Afni. Dia mungkin merasa khawatir, karena melihat Raja Rana yang begitu nekat."Ayahmu dan Raja Rana yang merencanakan pembantaian terhadap keluargaku, apa Kau masih ingat?" tanya Shankar pada Pangeran Afni."Saat itu Ayahku tidak tahu, kalau Raja berencana untuk menghancurkan seluruh keluargamu. Sebagai sekutu, Dia hanya member
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYPara Pangeran tinggal mencari keberadaan Laksmi, Mereka tidak ada yang berani ke jurang lowden. Karena, setiap malam selalu terdengar suara Serigala meraung-raung, entah mengapa?Manhanta (Soraya) berusaha menghindari pembicaraan dengan Aquela, Dia hanya bicara pada Shankar, Pandu dan Arkan. Sedangkan, dengan Pangeran Afni--Dia sepertinya belum percaya.Saguya melihat kesempatan untuk semakin dekat dengan Pangeran Shankar, namun Dia selalu merasa terhalangi oleh Pandu."Pandu, seperti Laksmi. Selalu saja menghalangiku," gumam Saguya.Setelah, Pandu pergi barulah Saguya masuk ke kamar Pangeran Shankar. Hal itu membuat Shanjar terlihat terkejut, Saguya menutup pintu. Dia berlari ke pelukan Sh
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Apa sekarang Kau puas?!" geram Pandu pada Shankar."Rasi." Pangeran Shankar menangis di tempat itu, begitu juga dengan Pangeran Afni dan Pandu."Apa Kau memberitahu Raja Rana tentangmu?" tanya Pangeran Afni."Tidak," jawab Shankar."Lalu, kenapa Dia melakukan itu semua?!" tanya Pangeran Afni, Dia diselimuti oleh emosi."Cukup! Kenapa Kalian bertengkar dalam keadaan seperti ini? Kalian sangat kekanak-kanakan." Pandu meninggalkan Mereka untuk kembali ke Asrama.Di susul oleh Pangeran Shankar dan Afni, Mereka terlihat tidak bersemangat. Ketiganya mencari Aquela, namun tidak menemukannya.
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYPara Prajurit Raja mengirimkan pesan pada sekutu, bahwa Freya telah dikalahkan. Namun, sekutu Freya tidak melakukan pergerakan apapun."Seharusnya Mereka memberontak," ucap Panglima Arya."Mereka tidak akan berani untuk memberontak, sekarang hanya Aku yang akan menjadi penguasa terkuat." Raja Rana tertawa, sehingga menggema memenuhi ruangannya.Sementara, di Asrama AuroraRasi membantu Manhanta membawakan makanan untuk Shankar, karena Manhanta memeriksa keadaan Pangeran Afni."Bisakah suapi Aku?" tanya Shankar pada Rasi."Akan kupanggilkan Tunisia," jawabnya."Rasi," ucap Shankar p