Selamat Membaca
HAVE A NICE DAYAgra menghadapi lintah-lintah tersebut, sedangkan Kosin membawa Naira dan Ibunya lari. Keadaan kembali tenang setelah Nenek tua itu pergi dari sana dan munculah cahaya emas.Agra menutup matanya, karena sinarnya yang membuat silau. Kupu-kupu emas raksasa berada tepat di depannya."Menakjubkan," gumam Agra."Naiklah ke atas punggungku," ucap kupu-kupu emas.Kosin dan yang lain terpisah dari Agra, setelah Agra tidak ada barulah Mereka menyadarinya."Agra di mana?" tanya Naira."Sepertinya Pangeran Agra masih di belakang," jawab Kosin."Kalau begitu Kita harus kembali ke sana," ucap Ibunya Naira."Kalian tidak perlu mencariku," ucap Agra."Kupu-kupu raksasa," gumam Ibunya Naira.Kupu-kupu emas mendarat, lalu Mereka bertiga ikut naik bersama Agra. Kupu-kupu tersebut menelusuri terowongan begitu cepat, hingga akhirnya keluar dari sana."Waaaa!" teriak Mereka.Hamparan rumput hijau nan luSelamat MembacaHAVE A NICE DAY"Kenapa Kau memanggilku Candrani?" tanya Agra."Aku hanya penasaran, Kau terlihat berbeda dari Kami. Apa Kau mau menjadi temanku?" tanyanya."Iya, tentu saja. Aku dan Mereka memang datang dari Negeri jauh, tentu saja Kami berbeda dengan Kalian. Semoga Tuan Putri bisa menerima Kami," ucap Agra."Jangan memanggilku Tuan Putri, karena Kau sekarang menjadi temanku. Kau harus panggil namaku seperti tadi, Candrani. Kau setuju?" tanyanya."Iya, Kau juga bisa panggil namaku Agra." Agra memperkenalkan diri."Lihat ini." Candrani menggerakkan jarinya dengan sangat manis, tetapi air dari kolam yang jaraknya cukup jauh melambung ke angkasa."Bagaimana bisa?" tanya Agra."Negeri Candra adalah Negeri sihir, hal ini biasa bagi Kami. Tapi, tidak semua bisa melakukan ini," jawab Candrani."Tidak semua?" tanya Agra."Iya. Hanya orang-orang tertentu dan orang-orang terpilih, jika masih ada." Ca
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY" Pangeran Agra," panggil Naira."Naira, ada apa?" tanya Agra."Apa Aku mengganggumu?" tanyanya."Iya. Kau mengganggu Kami," jawab Candrani. Yang tiba-tiba datang."Aku bertanya pada Agra," ucap Naira."Tidak Naira, Kau sama sekali tidak menganggu. Memangnya ada apa?" tanya Agra. Sedangkan, Candrani tersenyum setelah membuat Naira terlihat kesal."Aku hanya ingin menghabiskan waktu, sebelum Kau kembali," jawabnya."Tidak bisa! Agra akan pergi bersamaku, maksudku Kau bisa mengobrol dengan Agra setelah Kami selesai," ucap Candrani."Iya, sebaiknya memang seperti itu. Aku akan menemuimu nanti." Agra dan Candrani kemudian pamit."Tidak akan Aku biarkan," batin Naira.Tidak terima dengan sikap Candrani, Naira diam-diam mengikuti kepergian Mereka. Agra dan Candrani terlihat asik mengobrol, sehingga wajah Naira terlihat cemberut."Kenapa Mereka pergi ke tempat seperti
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Bukan apa-apa Tuan Putri," jawabGrita. Dia terlihat gugup, sehingga tersenyum untuk menutupinya."Kakak sebaiknya Kita bawa Laksmi ke kamarnya Rasi," ucap Fatma.Mereka membawa Laksmi dengan dibantu oleh yang lain, hal itu membuat Grita memperhatikan Mereka lebih dekat."Apa yang Kau lakukan di sini?" tanya Ratu Kosala."Tidak Yang Mulia, Aku hanya kasihan padanya," jawab Grita."Daripada Kau menangis seperti ini, lebih baik Kau minta anak buah ku untuk mencari keberadaan Rasi dan Agra." Setelah itu Ratu Kosala pergi meninggalkan Grita.Grita juga pergi dari sana, namun Fatma sempat melihatnya tadi. Fatma keluar untuk mengikuti kepergian Grita, kemudian Dia bersembunyi."Sepertinya ada yang membuntutiku," ucap Grita.Grita mempercepat langkahnya, sehingga Fatma kehilangan jejak. Tidak berhasil menemukan Grita, lalu Fatma memutuskan untuk kembali ke kamar Rasi. Dia mel
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Panglima Arya," ucap Raja Rana."Iya Yang Mulia," balas Panglima Arya."Setelah kematian Penasihat Seta dan Istrinya, Aku tidak bisa meninggalkan istana begitu saja. Meski tahu Putriku sendiri dalam bahaya, Aku harus melakukannya. Jadi, Aku perintahkan Kau untuk menangkap pelakunya dan bawa Putri serta Putraku dalam keadaan selamat," jelas Raja Rana."Baik Yang Mulia." Panglima Arya membawa pasukannya mencari Rasi dan Agra."Aku juga ingin ikut Yang Mulia," ucap Pangeran Afni."Tidak! Aku tidak mengijinkanmu," larang Raja Lotusha."Aku juga tidak mengijinkan, karena musuh bisa saja mengincarmu," tambah Raja Rana.Pangeran Afni tidak bisa berkata lagi, setelah keputusan Raja Rana dan Ayahnya. Lalu, Dia meninggalkan aula istana untuk menemui Fatma.Begitu Pangeran Afni pergi, Laksmi juga menyusulnya. Sekarang, hanya tinggal Raja serta para petinggi lainnya yang ada di aula istana. Mereka terlihat sibuk
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYSetelah pembicaraan di aula istana, Pangeran Afni menemui Agra. Mereka memutuskan untuk bicara empat mata."Sepertinya Kau sangat gelisah," ucap Agra."Iya. Sebenarnya Aku mencuri kunci ruangan yang tidak terpakai itu," ucap Pangeran Afni."Kunci? Hebat sekali, sejak kapan seorang Afni berani mencuri dari Ratu Kosala?" tanya Agra."Tidak, Aku tidak mencurinya dari Ratu Kosala. Melainkan dari Grita, tapi Aku sudah kembalikan. Kau jangan bilang apapun," jelas Afni."Grita?!" tanya Agra. Dia terlihat terkejut."Mungkin saja, Ratu memintanya untuk membawa kunci itu. Sebenarnya Aku hanya iseng saja, karena tahun lalu Dia melarang-ku untuk memakai ruangan itu," ucap Afni."Lalu, kenapa Kau tiba-tiba membicarakan hal ini padaku?" tanya Agra."Kau, kan Pangeran di kerajaan ini. Ya, meskipun bukan calon pewaris kerajaan. Tapi, Kau pasti tahu apa isi dari ruangan itu. Aku sangat penasaran," jawab Pangeran
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Kau gila! Hubungan apa yang Kau bicarakan?" tanya Agra."Aku tahu kalau perempuan yang mengintipmu pasti Grita, iya kan?" tanya Pangeran Afni."Aku tidak tahu, tapi Dia sepertinya lebih cocok jadi Ibuku. Dari mana Kau tahu kalau Dia pelakunya?" tanya Agra. Seolah Dia tidak tahu apapun."Aku melihatnya memakai baju ini," jawabnya."Mungkin saja hanya kebetulan," ucap Agra."Sepertinya Dia mengikutimu, bukan bermaksud untuk mengintip. Aku lihat gerak-geriknya tadi juga sangat mencurigakan," ucap Pangeran Afni."Benarkah?" tanya Agra."Aku ini juga berpengalaman untuk licik, jadi jangan berpura-pura tidak tahu. Aku ada di pihakmu Agra," ucap Pangeran Afni."Omong-omong ini bagus juga, Aku bisa menakuti Grita. Dengan begitu Dia akan membiarkanku masuk ke ruangan itu," batin Pangeran Afni."Rencana apa yang sedang Kau pikirkan?" tanya Agra."Rencana? Tidak ada, Aku akan pe
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Ada di kamarnya Rasi," jawab Laksmi.Mereka berdua berjalan bersama-sama untuk pergi ke kamar Rasi menemui Ratu Kosala, ketika sampai di sana hanya ada Fatma. Tetapi, Ratu Kosala tidak ada."Di mana Ratu Kosala?" tanya Laksmi."Dia ingin pergi untuk menemui Raja Rana dan Agra. Ratu Kosala memintamu untuk menyiapkan makanan kesukaan Kak Rasi, katanya Ratu sangat berharap kalau Kakak Rasi dapat mengingat sesuatu setelah itu," ucap Fatma pada Grita."Baiklah, sebentar. Akan Aku buatkan," ucap Grita.Dia pergi dari kamar Rasi, sementara Fatma dan Laksmi masih menunggu Rasi untuk siuman. Grita membuat makanan di dapur, setelah selesai Dia berniat untuk mengantarnya. Namun, Ratu Kosala memanggilnya."Yang Mulia Aku sudah membuatkan makanan kesukaan Tuan Putri," ucap Grita."Sebentar Grita, Rasi perlu asupan nutrisi." Ratu Kosala menambahkan sesuatu pada makanan tersebut."Katakan pada Ra
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYSeperti yang dikatakan oleh Raja Rana, Dia menggelar perayaan untuk kemenangannya. Raja Rana mengundang semua sekutunya, bahkan Mereka membagikan emas dan perhiasan untuk rakyat di kota Swadaya.Rasi, Laksmi dan Fatma hanya dapat melihat dari atas. Mereka tidak diijinkan berbaur dalam keramaian itu, karena Rasi baru saja membaik."Akh." Rasi memegang kepalanya."Kenapa Rasi?" tanya Laksmi."Kepalaku terasa sakit," jawab Rasi."Kalau begitu, Kita ke kamarmu saja." Fatma dan Laksmi menolong Rasi.Mereka akhirnya memutuskan untuk tidur-tiduran di kamar Rasi, karena tidak ada yang bisa di lakukan. Mereka hanya mengobrol hal-hal ringan yang dapat mengundang gelak tawa."Kalau nanti ada seorang Pangeran yang melamarmu apa akan Kau terima?" tanya Fatma. Dialah yang memulai topik ini."Terima, kalau tampan." Laksmi tersenyum sendiri, entah apa yang Dia pikirkan."Kalau Kau bagaimana?" tanya Rasi pad