Share

Masalah Besar

Penulis: Rwi Alviani
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-29 13:19:11

Selamat Membaca

HAVE A NICE DAY

Agra bergidik ketika mendengar ucapan dari Soraya, Dia melihat ke depan. "Kenapa seperti jembatan neraka?"

"Hati-hati jangan sampai Kau membuat laharnya marah dan menyerangmu," ucap Soraya. Dia sengaja menakuti Agra.

"Jalan saja," ucap Marlaka.

"Kalau jembatan itu roboh dan Aku menjadi abu, maka Kalian yang akan Aku cari paling pertama," gumam Agra.

"Jangan saja lompat! Kau tidak akan jadi abu," ucap Soraya.

"Hahaha ternyata suaraku terdengar ya, lalu bagaimana dengan Kalian?" tanya Agra.

"Kami akan menjaga di sini, kalau para penjahat itu datang tinggal di bereskan," jawab Soraya.

Agra mengangguk, kemudian melangkah ke jembatan. Dia memegang dadanya, sembari melihat ke kanan dan kirinya. Setelah merasa cukup tenang, Dia melanjutkan perjalanan.

"Semakin jauh, hawanya semakin panas. Ini gunung berapi atau apa ya?" batin Agra.

Agra mengelap keringat yang membasahi keningnya, be

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Keputusan Agra

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Tidak! Kami tidak mengenal Tuan Putri Rasi terlalu dekat, tapi pernah mendengar tentang Dia," ucap Soraya."Jadi, Kau tahu tentang keadaan Rasi ?" tanyanya."Maksudmu Tuan Putri Rasi? Bukannya Dia sudah kembali ke istana Rana dalam keadaan selamat?" tanya Marlaka segera."Iya, Dia sudah kembali ke istana. Tapi, Dia masih belum bisa pulih sepenuhnya." Agra membuat alasan, meski Dia harus menyembunyikan keadaan Rasi yang sebenarnya."Baguslah, lagipula Dia adalah seorang putri. Dia bukan orang biasa seperti Kita, jadi Raja Rana pasti akan memenuhi permintaannya. Dia putri kesayangan Raja Rana," tambah Soraya."Iya," ucap Agra."Omong-omong, apa hubunganmu dengan Tuan Putri? Sepertinya Kau tahu banyak tentang Dirinya," ucap Soraya."Ayahku seorang prajurit, jadi Aku tahu sedikit tentangnya," tutur Agra."Berbohong sedikit tidak apa, kan?" batinnya."Kalau begitu tolong berikan

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-29
  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Menepati Janji

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Terlalu rumit untuk menceritakan semuanya," gumam Agra yang masih bisa di dengar oleh Pangeran Afni."Lalu, apa Kau sudah menemukan Rasi?" tanya Pangeran Afni."Iya. Aku sudah menemukannya, Dia aman sekarang. Sepertinya tempat ini cukup aman untuk bersembunyi," ucap Agra."Iya, memang cukup aman. Sebelum kudamu itu menginjak kakiku," gerutu Pangeran Afni."Jadi, belum sembuh total ya?" tanya Agra."Belum, sebenarnya sudah cukup membaik. Salah kudamu," ucap Pangeran Afni."Hahaha." Agra tertawa mendengar ucapan Pangeran Afni."Kau mengejekku?" tanya Pangeran Afni."Sssttt! Jangan keras-keras, Mereka sedang tidur," ucap Agra."Hem, apa sudah pagi?" tanya Laksmi."Belum, istirahat saja dulu." Agra mengelus kepala Laksmi, seperti anak kecil."Laksmi, Agra menyukaimu," ucap Pangeran Afni sembarangan."Kalau bicara jangan sembarangan! Laksmi seperti Adikku," u

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-29
  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Negeri Candra

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Tidak, Dia tidak membuat kesalahan. Kami tidak bisa menjelaskannya di sini, itu terlalu bahaya," jawab Agra."Lalu, kenapa harus pergi ke tempat yang aman?" tanya Ibunya Naira."Percayalah padaku Ibu, Aku tidak membuat kesalahan kali ini." Naira berusaha meyakinkan Ibunya, begitu juga dengan bantuan Agra."Tidak ada waktu lagi, Kalian bersiap-siap dulu. Jangan keluar sebelum Aku datang," ucap Agra."Kau mau kemana?" tanya Fatma. Yang secara spontan memegang tangan Agra, lalu Agra melepaskan tangannya dari Naira."Aku harus menemui pemilik rumah dulu, hanya sebentar." Agra meninggalkan Naira dan Ibunya, lalu Dia pergi ke rumah sebelah dimana Rasi dirawat."Pangeran Agra," ucap pemilik rumah."Paman, Aku ingin melihat keadaan Rasi. Sekaligus ingin membicarakan sesuatu yang sangat penting," ucap Agra. Menyampaikan maksud kedatangannya."Kalau begitu masuklah," balas pemilik rumah.Dia mempersilakan

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-29
  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Penjaga Terowongan

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAYTabib Hwan sudah menyiapkan obat untuk Rasi, lalu Dia membuat Rasi meminum obat tersebut. Dia juga menambahkan air telaga biru pada tetesannya.Berangsur-angsur warna biru pada tubuh Rasi sedikit memudar, namun Dia belum juga sadarkan Diri. Rendra memindahkan Rasi, tabib Hwan dan seluruh keluarga Adam untuk tinggal di ruangan bawah tanah. Terkecuali untuk beberapa warga desa Cirangi yang masih selamat diminta untuk tinggal di rumah sebelah dan di sahkan sebagai warga desa Karang.Di Kerajaan Rana situasi sudah dapat dikendalikan oleh Raja, namun hubungan dengan kerajaan Bambu semakin memanas. Dua Kerajaan yang awalnya merupakan sahabat, sekarang menjadi musuh bebuyutan."Kerajaan Bambu semakin memperluas daerah kekuasaannya dengan menyerang kerajaan lain, lalu apa yang harus Kita lakukan Yang Mulia?" tanya Panglima Arya."Kalau bisa Kita harus ambil kembali daerah itu, bagaimana menurutmu penasihat?" tanyanya pada Penasih

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-29
  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Rasi Atau Laksmi?

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAYAgra menghadapi lintah-lintah tersebut, sedangkan Kosin membawa Naira dan Ibunya lari. Keadaan kembali tenang setelah Nenek tua itu pergi dari sana dan munculah cahaya emas.Agra menutup matanya, karena sinarnya yang membuat silau. Kupu-kupu emas raksasa berada tepat di depannya."Menakjubkan," gumam Agra."Naiklah ke atas punggungku," ucap kupu-kupu emas.Kosin dan yang lain terpisah dari Agra, setelah Agra tidak ada barulah Mereka menyadarinya."Agra di mana?" tanya Naira."Sepertinya Pangeran Agra masih di belakang," jawab Kosin."Kalau begitu Kita harus kembali ke sana," ucap Ibunya Naira."Kalian tidak perlu mencariku," ucap Agra."Kupu-kupu raksasa," gumam Ibunya Naira.Kupu-kupu emas mendarat, lalu Mereka bertiga ikut naik bersama Agra. Kupu-kupu tersebut menelusuri terowongan begitu cepat, hingga akhirnya keluar dari sana."Waaaa!" teriak Mereka.Hamparan rumput hijau nan lu

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-29
  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Ramalan Candrani

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Kenapa Kau memanggilku Candrani?" tanya Agra."Aku hanya penasaran, Kau terlihat berbeda dari Kami. Apa Kau mau menjadi temanku?" tanyanya."Iya, tentu saja. Aku dan Mereka memang datang dari Negeri jauh, tentu saja Kami berbeda dengan Kalian. Semoga Tuan Putri bisa menerima Kami," ucap Agra."Jangan memanggilku Tuan Putri, karena Kau sekarang menjadi temanku. Kau harus panggil namaku seperti tadi, Candrani. Kau setuju?" tanyanya."Iya, Kau juga bisa panggil namaku Agra." Agra memperkenalkan diri."Lihat ini." Candrani menggerakkan jarinya dengan sangat manis, tetapi air dari kolam yang jaraknya cukup jauh melambung ke angkasa."Bagaimana bisa?" tanya Agra."Negeri Candra adalah Negeri sihir, hal ini biasa bagi Kami. Tapi, tidak semua bisa melakukan ini," jawab Candrani."Tidak semua?" tanya Agra."Iya. Hanya orang-orang tertentu dan orang-orang terpilih, jika masih ada." Ca

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-29
  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Kesedihan Mendalam

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY" Pangeran Agra," panggil Naira."Naira, ada apa?" tanya Agra."Apa Aku mengganggumu?" tanyanya."Iya. Kau mengganggu Kami," jawab Candrani. Yang tiba-tiba datang."Aku bertanya pada Agra," ucap Naira."Tidak Naira, Kau sama sekali tidak menganggu. Memangnya ada apa?" tanya Agra. Sedangkan, Candrani tersenyum setelah membuat Naira terlihat kesal."Aku hanya ingin menghabiskan waktu, sebelum Kau kembali," jawabnya."Tidak bisa! Agra akan pergi bersamaku, maksudku Kau bisa mengobrol dengan Agra setelah Kami selesai," ucap Candrani."Iya, sebaiknya memang seperti itu. Aku akan menemuimu nanti." Agra dan Candrani kemudian pamit."Tidak akan Aku biarkan," batin Naira.Tidak terima dengan sikap Candrani, Naira diam-diam mengikuti kepergian Mereka. Agra dan Candrani terlihat asik mengobrol, sehingga wajah Naira terlihat cemberut."Kenapa Mereka pergi ke tempat seperti

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-29
  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Desa Mati

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Bukan apa-apa Tuan Putri," jawabGrita. Dia terlihat gugup, sehingga tersenyum untuk menutupinya."Kakak sebaiknya Kita bawa Laksmi ke kamarnya Rasi," ucap Fatma.Mereka membawa Laksmi dengan dibantu oleh yang lain, hal itu membuat Grita memperhatikan Mereka lebih dekat."Apa yang Kau lakukan di sini?" tanya Ratu Kosala."Tidak Yang Mulia, Aku hanya kasihan padanya," jawab Grita."Daripada Kau menangis seperti ini, lebih baik Kau minta anak buah ku untuk mencari keberadaan Rasi dan Agra." Setelah itu Ratu Kosala pergi meninggalkan Grita.Grita juga pergi dari sana, namun Fatma sempat melihatnya tadi. Fatma keluar untuk mengikuti kepergian Grita, kemudian Dia bersembunyi."Sepertinya ada yang membuntutiku," ucap Grita.Grita mempercepat langkahnya, sehingga Fatma kehilangan jejak. Tidak berhasil menemukan Grita, lalu Fatma memutuskan untuk kembali ke kamar Rasi. Dia mel

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-29

Bab terbaru

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Akhir (END)

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Aku menghabisinya!" teriak Ratu Kosala."Cepat, ambil pedang itu." Pangeran Afni menutup telinganya, namun tidak ada yang menyadarinya."Rasi! Aku akan menghabisimu!" teriak Ratu Kosala dengan amarah yang memuncak."Aku tidak ingin menghabisimu, karena ini sangat menyakitkan. Sebaiknya hentikan ini semua," balas Rasi."Tidak akan! Kau membuatku menghabisinya, sekarang biar Aku yang mengakhirimu." Ratu Kosala berusaha menyerang Rasi dengan sihir hitamnya yang membara bagaikan api."Hentikan Kosala atau Aku akan menyegelmu!" teriak Ratu Kara."Baiklah, kalau begitu Kau juga harus kuhabisi." Ratu

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Dendam

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Siapa Dia?" batin Shankar.Panah yang hendak di arahkan pada Laksmi dan Pandu masih melayang di udara dan dalam keadaan diam, kemudian hanya dengan tangannya saja. Panah tersebut datang padanya, Dia membalikkan panah tersebut pada Aquela dan Saguya."Akhhh." Mereka berdua tidak bisa berkata-kata lagi, karena terkena senjata sendiri."Permainan baru saja dimulai," ucapnya."Suara itu," ucap Laksmi.Dia mendekat dengan masih menggunakan jubah berwarna merah, bahkan tangannya lengkap dengan senjata. Sebuah pedang yang terlihat begitu istimewa, terdapat tanda bintang dan api yang berwarna biru."P

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Hancurnya Segela Kegelapan

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAYAquela dan Saguya mundur, setelah kedatangan orang-orang berjubah merah. Mereka membebaskan Laksmi dan membantu Mereka menghadapi musuh, namun hal itu tidak berlangsung lama. Raja Rana datang bersama anak buahnya, Dia tersenyum melihatnya."Akhirnya Kalian datang juga," ucap Raja."Bebaskan Tuan Justin atau akan terjadi pertumpahan darah!" ancamannya pada Raja Rana."Minta pimpinan Kalian datang! Barulah Aku akan membebaskan Justin," balas Raja Rana. Yang sepertinya tidak gentar dengan ancaman orang-orang berjubah merah."Pimpinan Kami akan datang, Raja tidak perlu khawatir. Tapi, Pimpinan Kami terlalu baik. Jika, Yang Mulia membebaskan semua dan berdamai Dia akan memaafkan Yang Mulia." Ora

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Pengkhianat!

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Berani sekali Kau!" bentaknya.Dia memegang pipi Laksmi dengan kasar, kemudian orang tersebut membuka penutup wajahnya. Pandu yang tidak bisa lagi tinggal diam, langsung masuk menembus yang lain. Dia menyerang orang tersebut, sehingga berhasil berdiri di depan Laksmi."Pandu, apa yang Kau lakukan di sini? Pergi, Mereka tidak akan membiarkanmu!" teriak Laksmi, memintanya untuk pergi."Tidak Laksmi, sekarang Aku ingin melindungimu." Pandu melawan siapapun yang berani mendekati Laksmi, hal itu justru menjadi tontonan bagi anak buah Raja Rana."Shankar, apa yang harus Kita lakukan?" tanya Arkan."Divi, Kau tidak boleh ikut ke sana. Pangeran Jiwon, jaga Divi." Shankar dan Arkan sedikit

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Siapa Yang Terjebak?!

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAYAsrama Aurora yang tempatnya sedikit jauh dari rumah penduduk, membuat kebakaran tersebut tidak diketahui. Hanya tinggal puing-puing bangunan dan reruntuhannya. Mereka tidak membiarkan ada yang tersisa, terkecuali kolam yang berada di belakang Asrama. Yang menjadi saksi bisu dari penyerangan tersebut.Pangeran Afni dan Pangeran lainnya menuntun Para Putri di bantu oleh Manhanta, Mereka melarikan diri ke hutan dekat desa Cirangi. Namun, persembunyian itu tidak menjamin Mereka terlindungi dari hujan. Ada pohon yang dapat menghalau teriknya sinar matahari, namun bagaimana dengan hujan dan musuh yang bisa saja tiba-tiba datang?"Lembah yang di maksud dekat dari tempat ini," ucap Pangeran Afni. Dia melihat ke semua hutan tersebut, sementara ada yang membuat tempat untuk beristiraha.&

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Penyerangan Di Asrama Aurora

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Dia bahkan tega menghabisi Putrinya sendiri, sudah pasti Dia juga yang ada di balik kejadian ini," ucap Manhanta.Shankar dan teman-temannya memang memilih untuk menceritakan semuanya pada Manhanta, bahkan Pangeran Afni juga ikut dalam diskusi tersebut."Raja Rana memiliki hubungan yang sangat erat dengan Ayahku, sepertinya Aku harus memperingatinya," ucap Pangeran Afni. Dia mungkin merasa khawatir, karena melihat Raja Rana yang begitu nekat."Ayahmu dan Raja Rana yang merencanakan pembantaian terhadap keluargaku, apa Kau masih ingat?" tanya Shankar pada Pangeran Afni."Saat itu Ayahku tidak tahu, kalau Raja berencana untuk menghancurkan seluruh keluargamu. Sebagai sekutu, Dia hanya member

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Wajah Iblis

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAYPara Pangeran tinggal mencari keberadaan Laksmi, Mereka tidak ada yang berani ke jurang lowden. Karena, setiap malam selalu terdengar suara Serigala meraung-raung, entah mengapa?Manhanta (Soraya) berusaha menghindari pembicaraan dengan Aquela, Dia hanya bicara pada Shankar, Pandu dan Arkan. Sedangkan, dengan Pangeran Afni--Dia sepertinya belum percaya.Saguya melihat kesempatan untuk semakin dekat dengan Pangeran Shankar, namun Dia selalu merasa terhalangi oleh Pandu."Pandu, seperti Laksmi. Selalu saja menghalangiku," gumam Saguya.Setelah, Pandu pergi barulah Saguya masuk ke kamar Pangeran Shankar. Hal itu membuat Shanjar terlihat terkejut, Saguya menutup pintu. Dia berlari ke pelukan Sh

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Di Balik Duka

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Apa sekarang Kau puas?!" geram Pandu pada Shankar."Rasi." Pangeran Shankar menangis di tempat itu, begitu juga dengan Pangeran Afni dan Pandu."Apa Kau memberitahu Raja Rana tentangmu?" tanya Pangeran Afni."Tidak," jawab Shankar."Lalu, kenapa Dia melakukan itu semua?!" tanya Pangeran Afni, Dia diselimuti oleh emosi."Cukup! Kenapa Kalian bertengkar dalam keadaan seperti ini? Kalian sangat kekanak-kanakan." Pandu meninggalkan Mereka untuk kembali ke Asrama.Di susul oleh Pangeran Shankar dan Afni, Mereka terlihat tidak bersemangat. Ketiganya mencari Aquela, namun tidak menemukannya.

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Jatuh Ke Jurang

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAYPara Prajurit Raja mengirimkan pesan pada sekutu, bahwa Freya telah dikalahkan. Namun, sekutu Freya tidak melakukan pergerakan apapun."Seharusnya Mereka memberontak," ucap Panglima Arya."Mereka tidak akan berani untuk memberontak, sekarang hanya Aku yang akan menjadi penguasa terkuat." Raja Rana tertawa, sehingga menggema memenuhi ruangannya.Sementara, di Asrama AuroraRasi membantu Manhanta membawakan makanan untuk Shankar, karena Manhanta memeriksa keadaan Pangeran Afni."Bisakah suapi Aku?" tanya Shankar pada Rasi."Akan kupanggilkan Tunisia," jawabnya."Rasi," ucap Shankar p

DMCA.com Protection Status