Selamat Membaca
HAVE A NICE DAY"Kenapa Kau sangat kasar," ucap Rasi.Yang melakukan itu padanya adalah kupu-kupu emas, tidak lama setelahnya tanah di area tempat tersebut bergetar.Rasi berpegangan pada bebatuan yang berada di tempat itu.Setelahnya keadaan kembali tenang, tetapi terdengar langkah kaki, sehingga tanah kembali berguncang. Rasi melihat ke atas, hingga mulutnya terbuka menyaksikan makhluk tersebut. Kupu-kupu emas kembali terbang melewati bebatuan, sehingga tidak dilihat oleh makhluk tersebut. Rasi mengikuti kupu-kupu emas, tapi tatapannya tidak lepas dari makhluk tersebut."Apa itu tadi?" pikirnya.Rasi jatuh, karena langkah kaki makhluk tersebut mendekat ke arahnya. Saat menoleh ke belakang, makhluk tersebut hendak mengambil Rasi. Tidak mau tertangkap oleh makhluk itu, lalu Rasi berlari tanpa menoleh sedikitpun ke belakang.Kupu-kupu emas terus terbang, kadang ke kanan dan ke kiri untuk mengecoh makhluk tersebut. RasSelamat MembacaHAVE A NICE DAY"Aku ingin bertemu dengan Marlaka," jawab Rasi."Untuk bertemu Marlaka tidak mudah," ucap kelinci."Kalau begitu tolong bantu Aku supaya mudah untuk bertemu Malaka," ucap Rasi.Semua hewan itu tertawa dengan ucapan Rasi, terkecuali kelinci yang tampak kesal. Rasi tersenyum, lalu mendekat ke arah Mereka."Aku sungguh membutuhkan bantuan Kalian, apa Kalian bersedia?" tanya Rasi."Bantu saja Dia, sepertinya takdir telah membawanya ke tempat ini," bisik ular."Kau memang bisikan setan," gerutu Kelinci."Bukan bisikan setan, tapi bisikan malaikat, karena Dia menolong ku." tiba-tiba Rasi sudah ada di samping Kelinci."Marlaka tidak akan bertemu dengan orang sembarangan, tetapi Kami akan coba menolong mu. Kalau Marlaka sudah menolong, Kami tidak bisa melakukan apapun." Mereka membawa Rasi menuju istana es."Gerbangnya tutup," ucap Rasi."Kau orang baik atau tidak akan ditentu
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Hei gadis aneh! Apa yang Kau lakukan di tempatku?" tanya Pangeran Leo."Gadis aneh?!" tanya Rasi terkejut, Dia mengulangi apa yang barusan Pangeran Leo ucapkan."Kau memang gadis aneh! Mencariku, tetapi melewatiku begitu saja." Pangeran Leo mengambil tempat duduk di ayunan, tepatnya di samping Rasi."Jadi, Kau... tolong maafkan Aku. Aku tidak mengenalimu tadi," ucap Rasi."Padahal hanya Aku satu-satunya laki-laki tampan di sini," gumam Pangeran Leo yang masih bisa di dengar oleh Rasi."Dia sangat sombong, mentang-mentang tampan. Dia pikir Aku terpesona apa? Tidak mungkin." Rasi termenung beberapa saat.Pangeran Leo melambaikan tangannya di depan wajah Rasi, hal itu membuat lamunan Rasi buyar. Rasi segera berdiri, lalu duduk di tepi sungai. Rasi merendam kakinya sembari memejamkan matanya, sehingga Dia merasakan kesejukan yang luar biasa."Ini seperti mimpi," batin Rasi.Pangeran Le
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYRasi menghapus air matanya, kemudian Dia melihat ke arah sumber suara. Pangeran Leo dengan pakaian tebal, sepertinya terbuat dari bulu seekor beruang berada cukup dekat dari tempatnya duduk."Berhenti menyebutku gadis aneh," gerutu Rasi."Kalau tidak aneh, namanya apa? Biasanya kalau seseorang mengatakan akan pergi, jelas akan pergi ke tempat asalnya. Tapi, Kau malah duduk santai di sini." Pangeran Leo justru tertawa, menambah rasa kesal Rasi."Kau ini sama saja dengan Kartike, pantas saja Kau mirip sekali dengannya yang membuatku selalu kesal." Rasi berdiri, namun tangannya dicekal oleh Pangeran Leo."Siapa Kartike?" tanya Pangeran Leo."Jangan menyebut namanya lagi! Aku tidak mau mendengarnya." Rasi melepaskan tangan Pangeran Leo."Aku bersedia memberikanmu kesempatan untuk membawa burung kenari itu ke istana Marlaka," ucap Pangeran Leo, Yang akhirnya menghentikan langkah Rasi."Benarkah
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Apa maksudmu anak terpilih?" tanya Rasi, Dia tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Marlaka."Nanti Kau akan mengerti," ucap Marlaka."Ne...oops! Maksudnya Marlaka, mengapa Kau memintaku membawa kenari ini dari lembah salju Utara?" tanya Rasi."Karena, ada yang spesial dari kenari itu. Kau akan tahu nanti, Aku tidak suka kalau Kau banyak bertanya." Marlaka tampak sinis."Ditanya seperti itu saja sudah marah," batin Rasi."Sekarang tolong Kau bersihkan ruangan ku! Soraya," panggil Marlaka."Iya, Marlaka Kau memanggilku?" tanya seorang wanita dengan ciri khas tawanya."Bawa anak ini ke ruanganku, Dia akan membersihkannya. Berikan Dia pekerjaan selama dua hari ini," ucap Marlaka.Soraya menuruti permintaan Marlaka, Dia membawa Rasi memasuki ruangan demi ruangan. Sampailah pada ruangan terakhir yang tertutup rantai, sepertinya tempatnya tidak terawat."Siapa namamu hihihi?" tany
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Iya," jawab Soraya."Awasi anak itu, Dia anak yang terpilih." Marlaka meninggalkan Soraya yang masih berdiri di depan ruangan tempat Rasi beristirahat."Huh." Soraya membuang nafasnya.Rasi terbangun di tengah malam, karena suara gagak. Rasi melihat ke luar ruangan melalui jendela, Dia melihat banyak sekali burung gagak beterbangan di langit. Rasi segera menutup jendela, lalu menunduk."Mata gagak itu berwarna merah, seram sekali." Rasi bergidik mengingatnya.Soraya tiba-tiba masuk ke kamar Rasi dan melihat Rasi bersembunyi di pojok ruangan, melihat Soraya datang Rasi memberanikan diri untuk bangun.Soraya melihat ke jendela, semua gagak itu langsung pergi entah kemana. Soraya pergi keluar, lalu Rasi mengikutinya. Rasi melihat Soraya dan para gagak itu tengah bertarung dengan kekuatan Mereka, jumlah gagak itu terlalu banyak."Kupu-kupu emas Kau di mana!" panggil Rasi."Kau memanggi
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Kuda yang Aku tunggangi tiba-tiba terseret asap, bahkan teriakanku tidak terdengar oleh Mereka. Aku sudah berusaha berteriak memanggil Mereka, tapi Mereka seperti patung yang tidak bergerak. Aku memberanikan Diri untuk melompat dari kuda, kemudian Aku jatuh ke semak-semak. Mata merah menyala itu terus mengejarku, saat itu Aku sangat ketakutan. Aku berlari sekuat tenaga, hingga Aku sampai di goa. Dan dari sanalah Aku sampai di sini," tutur Rasi mengakhiri ceritanya."Pasti itu sangat berat untukmu," ucap Soraya."Iya, apalagi malam itu Aku hanya seorang Diri di hutan belantara. Aku pikir tidak akan selamat, tapi di lain sisi Aku tidak mau mati konyol," ucap Rasi."Kau anak yang kuat," puji Soraya."Terima kasih Soraya," ucap Rasi."Hanya Kau saja yang berhasil selamat dari serigala itu," kata Soraya tiba-tiba."Kau tahu tentang serigala itu?" tanya Rasi."Iya, sedikit. Kau hampir saja menj
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Aku akan mengatakannya nanti," ucap Marlaka."Tolong bebaskan Soraya." Rasi memegang kaki Marlaka supaya Soraya dibebaskan."Sangat disayangkan, awalnya Aku akan mengijinkan mu kembali saat ini. Tapi, sepertinya Kau harus banyak belajar dari ku. Kau hanya boleh pulang, jika mampu membawakan ku telur gagak dari lembah timur," ucap Marlaka."Itu tidak mungkin! Mereka sangat banyak," tolak Rasi."Katanya Kau pewaris kerajaan, tapi mana nyalimu Rasi Rana?!" tanya Marlaka."Aku ini anak perempuan," jawab Rasi."Masalahnya apa? Anak perempuan itu lemah?" tanya Marlaka."Apa Aku lemah?" batin Rasi."Sebaiknya Kau kembali saja! Soraya lihat anak yang ingin Kau latih! Dia bahkan tidak berani mengambil telur gagak dari lembah timur, bagaimana Dia bisa mengalahkan para serigala? Bawa telur gagak itu atau tidak mendapatkan air suci sama sekali," ucap Marlaka.Marlaka membawa Soraya ke r
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Aku akan kembali kalau Kau membebaskan Soraya," ucap Rasi."Soraya tidak pernah Aku kurung," ucap Marlaka. Dia berusaha menenangkan Rasi yang sedang marah."Jadi, selama ini Kau mempermainkan Aku! Kenapa?" tanya Rasi."Kalau Kau memintanya dengan baik-baik apa Kau mau mengambil telur gagak tersebut?" tanya Marlaka, kemudian."Tidak," jawab Rasi."Kemari Rasi, Aku tidak akan membiarkan mu kembali malam hari. Di luar sana bahaya besar menunggu," ucap Marlaka."Iya," jawab Rasi singkat.Rasi kembali masuk ke istana, ketika itu juga Soraya dibebaskan dari lingkaran yang Marlaka buat. Rasi dan Soraya berpelukan, Mereka sudah saling menyayangi. Marlaka juga senang melihat keduanya yang sudah akrab.Soraya mengantar Rasi ke ruangannya untuk beristirahat, kemudian Dia pergi untuk bertemu dengan Marlaka. Mereka hanya bicara empat mata."Kau akan melatih Rasi, kan?" tanya Soraya.
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Aku menghabisinya!" teriak Ratu Kosala."Cepat, ambil pedang itu." Pangeran Afni menutup telinganya, namun tidak ada yang menyadarinya."Rasi! Aku akan menghabisimu!" teriak Ratu Kosala dengan amarah yang memuncak."Aku tidak ingin menghabisimu, karena ini sangat menyakitkan. Sebaiknya hentikan ini semua," balas Rasi."Tidak akan! Kau membuatku menghabisinya, sekarang biar Aku yang mengakhirimu." Ratu Kosala berusaha menyerang Rasi dengan sihir hitamnya yang membara bagaikan api."Hentikan Kosala atau Aku akan menyegelmu!" teriak Ratu Kara."Baiklah, kalau begitu Kau juga harus kuhabisi." Ratu
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Siapa Dia?" batin Shankar.Panah yang hendak di arahkan pada Laksmi dan Pandu masih melayang di udara dan dalam keadaan diam, kemudian hanya dengan tangannya saja. Panah tersebut datang padanya, Dia membalikkan panah tersebut pada Aquela dan Saguya."Akhhh." Mereka berdua tidak bisa berkata-kata lagi, karena terkena senjata sendiri."Permainan baru saja dimulai," ucapnya."Suara itu," ucap Laksmi.Dia mendekat dengan masih menggunakan jubah berwarna merah, bahkan tangannya lengkap dengan senjata. Sebuah pedang yang terlihat begitu istimewa, terdapat tanda bintang dan api yang berwarna biru."P
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYAquela dan Saguya mundur, setelah kedatangan orang-orang berjubah merah. Mereka membebaskan Laksmi dan membantu Mereka menghadapi musuh, namun hal itu tidak berlangsung lama. Raja Rana datang bersama anak buahnya, Dia tersenyum melihatnya."Akhirnya Kalian datang juga," ucap Raja."Bebaskan Tuan Justin atau akan terjadi pertumpahan darah!" ancamannya pada Raja Rana."Minta pimpinan Kalian datang! Barulah Aku akan membebaskan Justin," balas Raja Rana. Yang sepertinya tidak gentar dengan ancaman orang-orang berjubah merah."Pimpinan Kami akan datang, Raja tidak perlu khawatir. Tapi, Pimpinan Kami terlalu baik. Jika, Yang Mulia membebaskan semua dan berdamai Dia akan memaafkan Yang Mulia." Ora
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Berani sekali Kau!" bentaknya.Dia memegang pipi Laksmi dengan kasar, kemudian orang tersebut membuka penutup wajahnya. Pandu yang tidak bisa lagi tinggal diam, langsung masuk menembus yang lain. Dia menyerang orang tersebut, sehingga berhasil berdiri di depan Laksmi."Pandu, apa yang Kau lakukan di sini? Pergi, Mereka tidak akan membiarkanmu!" teriak Laksmi, memintanya untuk pergi."Tidak Laksmi, sekarang Aku ingin melindungimu." Pandu melawan siapapun yang berani mendekati Laksmi, hal itu justru menjadi tontonan bagi anak buah Raja Rana."Shankar, apa yang harus Kita lakukan?" tanya Arkan."Divi, Kau tidak boleh ikut ke sana. Pangeran Jiwon, jaga Divi." Shankar dan Arkan sedikit
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYAsrama Aurora yang tempatnya sedikit jauh dari rumah penduduk, membuat kebakaran tersebut tidak diketahui. Hanya tinggal puing-puing bangunan dan reruntuhannya. Mereka tidak membiarkan ada yang tersisa, terkecuali kolam yang berada di belakang Asrama. Yang menjadi saksi bisu dari penyerangan tersebut.Pangeran Afni dan Pangeran lainnya menuntun Para Putri di bantu oleh Manhanta, Mereka melarikan diri ke hutan dekat desa Cirangi. Namun, persembunyian itu tidak menjamin Mereka terlindungi dari hujan. Ada pohon yang dapat menghalau teriknya sinar matahari, namun bagaimana dengan hujan dan musuh yang bisa saja tiba-tiba datang?"Lembah yang di maksud dekat dari tempat ini," ucap Pangeran Afni. Dia melihat ke semua hutan tersebut, sementara ada yang membuat tempat untuk beristiraha.&
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Dia bahkan tega menghabisi Putrinya sendiri, sudah pasti Dia juga yang ada di balik kejadian ini," ucap Manhanta.Shankar dan teman-temannya memang memilih untuk menceritakan semuanya pada Manhanta, bahkan Pangeran Afni juga ikut dalam diskusi tersebut."Raja Rana memiliki hubungan yang sangat erat dengan Ayahku, sepertinya Aku harus memperingatinya," ucap Pangeran Afni. Dia mungkin merasa khawatir, karena melihat Raja Rana yang begitu nekat."Ayahmu dan Raja Rana yang merencanakan pembantaian terhadap keluargaku, apa Kau masih ingat?" tanya Shankar pada Pangeran Afni."Saat itu Ayahku tidak tahu, kalau Raja berencana untuk menghancurkan seluruh keluargamu. Sebagai sekutu, Dia hanya member
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYPara Pangeran tinggal mencari keberadaan Laksmi, Mereka tidak ada yang berani ke jurang lowden. Karena, setiap malam selalu terdengar suara Serigala meraung-raung, entah mengapa?Manhanta (Soraya) berusaha menghindari pembicaraan dengan Aquela, Dia hanya bicara pada Shankar, Pandu dan Arkan. Sedangkan, dengan Pangeran Afni--Dia sepertinya belum percaya.Saguya melihat kesempatan untuk semakin dekat dengan Pangeran Shankar, namun Dia selalu merasa terhalangi oleh Pandu."Pandu, seperti Laksmi. Selalu saja menghalangiku," gumam Saguya.Setelah, Pandu pergi barulah Saguya masuk ke kamar Pangeran Shankar. Hal itu membuat Shanjar terlihat terkejut, Saguya menutup pintu. Dia berlari ke pelukan Sh
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Apa sekarang Kau puas?!" geram Pandu pada Shankar."Rasi." Pangeran Shankar menangis di tempat itu, begitu juga dengan Pangeran Afni dan Pandu."Apa Kau memberitahu Raja Rana tentangmu?" tanya Pangeran Afni."Tidak," jawab Shankar."Lalu, kenapa Dia melakukan itu semua?!" tanya Pangeran Afni, Dia diselimuti oleh emosi."Cukup! Kenapa Kalian bertengkar dalam keadaan seperti ini? Kalian sangat kekanak-kanakan." Pandu meninggalkan Mereka untuk kembali ke Asrama.Di susul oleh Pangeran Shankar dan Afni, Mereka terlihat tidak bersemangat. Ketiganya mencari Aquela, namun tidak menemukannya.
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYPara Prajurit Raja mengirimkan pesan pada sekutu, bahwa Freya telah dikalahkan. Namun, sekutu Freya tidak melakukan pergerakan apapun."Seharusnya Mereka memberontak," ucap Panglima Arya."Mereka tidak akan berani untuk memberontak, sekarang hanya Aku yang akan menjadi penguasa terkuat." Raja Rana tertawa, sehingga menggema memenuhi ruangannya.Sementara, di Asrama AuroraRasi membantu Manhanta membawakan makanan untuk Shankar, karena Manhanta memeriksa keadaan Pangeran Afni."Bisakah suapi Aku?" tanya Shankar pada Rasi."Akan kupanggilkan Tunisia," jawabnya."Rasi," ucap Shankar p