Selamat Membaca
HAVE A NICE DAY
Rasi menghapus air matanya, kemudian Dia melihat ke arah sumber suara. Pangeran Leo dengan pakaian tebal, sepertinya terbuat dari bulu seekor beruang berada cukup dekat dari tempatnya duduk.
"Berhenti menyebutku gadis aneh," gerutu Rasi.
"Kalau tidak aneh, namanya apa? Biasanya kalau seseorang mengatakan akan pergi, jelas akan pergi ke tempat asalnya. Tapi, Kau malah duduk santai di sini." Pangeran Leo justru tertawa, menambah rasa kesal Rasi.
"Kau ini sama saja dengan Kartike, pantas saja Kau mirip sekali dengannya yang membuatku selalu kesal." Rasi berdiri, namun tangannya dicekal oleh Pangeran Leo.
"Siapa Kartike?" tanya Pangeran Leo.
"Jangan menyebut namanya lagi! Aku tidak mau mendengarnya." Rasi melepaskan tangan Pangeran Leo.
"Aku bersedia memberikanmu kesempatan untuk membawa burung kenari itu ke istana Marlaka," ucap Pangeran Leo, Yang akhirnya menghentikan langkah Rasi.
"Benarkah
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Apa maksudmu anak terpilih?" tanya Rasi, Dia tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Marlaka."Nanti Kau akan mengerti," ucap Marlaka."Ne...oops! Maksudnya Marlaka, mengapa Kau memintaku membawa kenari ini dari lembah salju Utara?" tanya Rasi."Karena, ada yang spesial dari kenari itu. Kau akan tahu nanti, Aku tidak suka kalau Kau banyak bertanya." Marlaka tampak sinis."Ditanya seperti itu saja sudah marah," batin Rasi."Sekarang tolong Kau bersihkan ruangan ku! Soraya," panggil Marlaka."Iya, Marlaka Kau memanggilku?" tanya seorang wanita dengan ciri khas tawanya."Bawa anak ini ke ruanganku, Dia akan membersihkannya. Berikan Dia pekerjaan selama dua hari ini," ucap Marlaka.Soraya menuruti permintaan Marlaka, Dia membawa Rasi memasuki ruangan demi ruangan. Sampailah pada ruangan terakhir yang tertutup rantai, sepertinya tempatnya tidak terawat."Siapa namamu hihihi?" tany
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Iya," jawab Soraya."Awasi anak itu, Dia anak yang terpilih." Marlaka meninggalkan Soraya yang masih berdiri di depan ruangan tempat Rasi beristirahat."Huh." Soraya membuang nafasnya.Rasi terbangun di tengah malam, karena suara gagak. Rasi melihat ke luar ruangan melalui jendela, Dia melihat banyak sekali burung gagak beterbangan di langit. Rasi segera menutup jendela, lalu menunduk."Mata gagak itu berwarna merah, seram sekali." Rasi bergidik mengingatnya.Soraya tiba-tiba masuk ke kamar Rasi dan melihat Rasi bersembunyi di pojok ruangan, melihat Soraya datang Rasi memberanikan diri untuk bangun.Soraya melihat ke jendela, semua gagak itu langsung pergi entah kemana. Soraya pergi keluar, lalu Rasi mengikutinya. Rasi melihat Soraya dan para gagak itu tengah bertarung dengan kekuatan Mereka, jumlah gagak itu terlalu banyak."Kupu-kupu emas Kau di mana!" panggil Rasi."Kau memanggi
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Kuda yang Aku tunggangi tiba-tiba terseret asap, bahkan teriakanku tidak terdengar oleh Mereka. Aku sudah berusaha berteriak memanggil Mereka, tapi Mereka seperti patung yang tidak bergerak. Aku memberanikan Diri untuk melompat dari kuda, kemudian Aku jatuh ke semak-semak. Mata merah menyala itu terus mengejarku, saat itu Aku sangat ketakutan. Aku berlari sekuat tenaga, hingga Aku sampai di goa. Dan dari sanalah Aku sampai di sini," tutur Rasi mengakhiri ceritanya."Pasti itu sangat berat untukmu," ucap Soraya."Iya, apalagi malam itu Aku hanya seorang Diri di hutan belantara. Aku pikir tidak akan selamat, tapi di lain sisi Aku tidak mau mati konyol," ucap Rasi."Kau anak yang kuat," puji Soraya."Terima kasih Soraya," ucap Rasi."Hanya Kau saja yang berhasil selamat dari serigala itu," kata Soraya tiba-tiba."Kau tahu tentang serigala itu?" tanya Rasi."Iya, sedikit. Kau hampir saja menj
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Aku akan mengatakannya nanti," ucap Marlaka."Tolong bebaskan Soraya." Rasi memegang kaki Marlaka supaya Soraya dibebaskan."Sangat disayangkan, awalnya Aku akan mengijinkan mu kembali saat ini. Tapi, sepertinya Kau harus banyak belajar dari ku. Kau hanya boleh pulang, jika mampu membawakan ku telur gagak dari lembah timur," ucap Marlaka."Itu tidak mungkin! Mereka sangat banyak," tolak Rasi."Katanya Kau pewaris kerajaan, tapi mana nyalimu Rasi Rana?!" tanya Marlaka."Aku ini anak perempuan," jawab Rasi."Masalahnya apa? Anak perempuan itu lemah?" tanya Marlaka."Apa Aku lemah?" batin Rasi."Sebaiknya Kau kembali saja! Soraya lihat anak yang ingin Kau latih! Dia bahkan tidak berani mengambil telur gagak dari lembah timur, bagaimana Dia bisa mengalahkan para serigala? Bawa telur gagak itu atau tidak mendapatkan air suci sama sekali," ucap Marlaka.Marlaka membawa Soraya ke r
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Aku akan kembali kalau Kau membebaskan Soraya," ucap Rasi."Soraya tidak pernah Aku kurung," ucap Marlaka. Dia berusaha menenangkan Rasi yang sedang marah."Jadi, selama ini Kau mempermainkan Aku! Kenapa?" tanya Rasi."Kalau Kau memintanya dengan baik-baik apa Kau mau mengambil telur gagak tersebut?" tanya Marlaka, kemudian."Tidak," jawab Rasi."Kemari Rasi, Aku tidak akan membiarkan mu kembali malam hari. Di luar sana bahaya besar menunggu," ucap Marlaka."Iya," jawab Rasi singkat.Rasi kembali masuk ke istana, ketika itu juga Soraya dibebaskan dari lingkaran yang Marlaka buat. Rasi dan Soraya berpelukan, Mereka sudah saling menyayangi. Marlaka juga senang melihat keduanya yang sudah akrab.Soraya mengantar Rasi ke ruangannya untuk beristirahat, kemudian Dia pergi untuk bertemu dengan Marlaka. Mereka hanya bicara empat mata."Kau akan melatih Rasi, kan?" tanya Soraya.
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYRasi keluar dari balik persembunyiannya, Dia masuk ke istana meski es yang diciptakan oleh Marlaka membuat jalannya menjadi sulit. Soraya menghentikan Rasi supaya tidak menemui Marlaka."Aku harus minta maaf padanya," ucap Rasi."Nanti saja Rasi, Dia sangat marah. Belum saatnya," ucap Soraya."Aku tidak bisa membiarkan ini terus terjadi padanya, karena Dia sangat menderita," jelas Rasi.Rasi sangat hati-hati saat masuk ke istana, Dia tidak menemukan Marlaka. Kemudian, Rasi mencarinya di ruangannya. Marlaka terlihat duduk dengan tongkat ditangannya, Dia sedang menangis."Marlaka," panggil Rasi."Sebaiknya Kau pergi, Aku hanya Nenek tua yang tidak berguna," ucap Marlaka."Tidak, bukan seperti itu. Aku tidak bermaksud untuk menyakiti mu," ucap Rasi."Pergilah Aku sudah gagal," gumam Marlaka yang masih bisa Rasi dengar."Ya, Kau gagal. Bukan berarti saat gagal Kau tidak bisa menc
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYLima hari yang lalu, Kerajaan Rana gempar setelah mendengar hilangnya Rasi. Tidak ada yang dibiarkan pergi ke desa Cirangi, setelah terdengar desas-desus tentang serigala misterius tersebut.Raja dan Ratu terlihat bersedih. Mereka sudah mengerahkan seluruh prajurit untuk mencari keberadaan Rasi. Tidak satupun dari Mereka yang kembali membawa kabar, Ratu Kosala sakit setelah Rasi hilang selama lima hari."Yang Mulia, tolong temukan Putri Kita." Ratu Kosala memohon pada Raja Rana."Kita akan temukan Dia, hidup atau mati." di luar ruangan Raja, Agra mendengar sendiri apa saja yang telah Mereka bicarakan.Agra dan Pangeran Afni memberanikan Diri menghadap Raja Rana dan menceritakan semua yang telah Mereka alami. Dengan ijin Raja, Mereka akhirnya pergi ke desa Cirangi bersama para prajurit lainnya.Raja Rana sendiri juga terjun secara langsung, Dia pergi ke desa Cirangi bersama prajurit-prajurit pilihannya. Pe
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYSetelah melakukan perjanjian tersebut, Marlaka membawa Rasi dan Soraya kembali ke kamarnya. Rasi memasukkan pedangnya pada sarung yang diberikan oleh Marlaka."Besok Kau harus temui singa putih, Dia akan membantumu dalam misi ini," ucap Marlaka."Apa itu perlu?" tanya Rasi."Tentu, Dia akan selalu melindungimu. Sampai akhir," ucap Marlaka."Aku tidak akan berakhir begitu cepat," ucap Rasi begitu yakin."Itu memang seharusnya. Kau akan menghadapi musuh yang sesungguhnya nanti, setelah ikan bintang mengembalikan ingatanmu," tutur Marlaka."Maksudnya ada yang lebih berbahaya dari Raja Serigala?" tanya Rasi."Jiwa penasaran mu mulai kambuh, sebaiknya Kau istirahat," ucap Soraya."Ayolah katakan," ucap Rasi memohon."Rasi, Kau tahu kenapa ketika bayi lahir Dia tidak bisa langsung lari?" tanya Soraya."Tentu saja, mana mungkin langsung lari. Dia harus belajar duduk dulu, kemudian merangkak, setelah