Home / Romansa / Renggali / Kembali Mengetuk Pintu

Share

Kembali Mengetuk Pintu

Author: Qicqiuy
last update Last Updated: 2021-08-18 04:53:59

Arav yang juga telah sampai di kediamannya? Tanpa membuang waktu langsung mengganti pakaiannya setelah mandi. Namun setelah ia melihat buku yang dipungutnya? Hatinya bertanya-tanya sambil berjalan pelan.

Dalam hatinya ia berniat untuk mengembalikan buku itu? Namun ia tidak tahu di mana alamat rumah pemilik buku itu. Tanpa pikir panjang ia kembali meletakan buku itu di atas meja kerjanya. Namun? Mata Arav kembali dipenuhi dengan rasa penasaran ketika ia melihat lembaran buku terbuka yang tertiup angin.

Seolah tidak ingin rasa penasaran itu menghantuinya! Ia langsung membaca buku itu dimulai dari lembaran terbuka yang ia lihat pertama kali.

“R.C.A.” Tulisan yang ia lihat di sampul buku itu.

“Sepertinya nama inisial yang punya,” ucap Arav sambil tersenyum.

Arav yang penasaran langsung membuka dan membaca isi diary itu.

“Waktu kian berjalan pergi, semakin lama semakin jauh? Seakan sangat lambat untuk bergerak. Namun? Tanpa sadar! Ternyata aku yang semakin ketinggalan. Aku dan diriku ini? Selalu sangat menongkat dagu di jendela ini. Waktu yang sedang berjalan tidak ku hiraukan. Aku menyangka ia sedang berjalan? Akan tetapi pada kenyataannya,  ia berlari begitu cepat. Tetapi yang pasti aku masih tetap di sini dengan menghitung hari. Tanpa aku sadari apa yang kucari selama ini belum juga kutemui.”

“Aku dan diriku terkadang pernah keliru? Ke mana arah tujuanku yang harus aku ambil. Sering lupa dalam sadarku, sering terlena dengan waktu. Seolah waktu tiada penghujungnya? Seolah malam pun tidak akan menjelma, Matahari seakan terus bersinar. Seketika aku terlupa dalam teriknya matahari yang bersinar.”

“Mungkin mendung akan datang? Lalu menjatuhkan airnya. Aku dan diriku selalu mencari bahagia dalam derita ini. Namun bila bahagia datang? Dan aku masih begini? Mungkin memang begini jalan ceritaku.”

“Hemm! Sangat menarik,” Ucap Arav.

“Gadis yang berbakat seperti ini pasti akan sangat rugi jika salah mengambil jalan? Harus ada orang yang membimbingnya,” lanjutnya tanpa ia sadari kata itu keluar dari mulutnya.

Saat ingin membaca halaman yang selanjutnya? Arav tiba-tiba memurungkan niatnya sambil menutup buku itu. Dalam benaknya sempat terlintas untuk menyimpan buku itu untuk sementara waktu, sambil tertawa sendiri? entah apa yang telah merasuki pikirannya? Setelah ia membayangkan apa yang akan terjadi untuk kedepannya jika sesuai dengan rencananya.

Sementara itu di lain tempat.

Setelah cukup lama berada dalam mobil? Kini keduanya telah bangun dan langsung keluar dari mobil dengan pelan.

Sesampainya di kamar? Riska langsung meletakkan tas di atas meja belajarnya sambil membaringkan diri di atas kasur tanpa mengganti seragamnya terlebih dahulu karena lupa. 

Sambil melihat langit-langit kamarnya itu? Riska yang saat itu merenungkan kejadian hari ini yang menimpa dirinya bertanya-tanya dalam kepalanya? “Kenapa semua ini seolah sudah pernah kualami.” Riska yang merasa Dejavu sembari mengangkat tangan kanannya di atas dahinya.

“Di mana sajak dan syair akan kutulis sore ini? Atau masihkah ia bersembunyi di antara hati yang sunyi ini ya.”

Riska kembali mengingat Diary nya, dan itu kembali membuat ia tidak karuan.

Tidak lama berlalu? Claisya datang menjumpai Riska. Ia berencana mengajak Riska untuk makan bersama? Tapi sepertinya ia akan memurungkan niatnya itu setelah melihat Riska yang tertidur lelap.

:Hemm! masih muda begini kok bawaannya galau mulu sih dek,” gumam Claisya sembari menatap wajah Riska yang tertidur dengan tatapan senang melihat adiknya itu.

Niat awal Claisya yang ingin menjahili Riska berganti setelah melihat keadaan itu. Dan akhirnya ia juga tertidur di samping Riska.

“Halo! Wah. sudah lama tidak mendengar kabar dari Pangeran kita? Lu sekarang di mana Rav? Anak-anak lagi menunggu kamu. Cuma kamu saja yang belum datang.”

Terdengar suara seseorang dari ponsel Arav.

“Nggak ada berubahnya ya kamu bro? Kapan berubahnya sih kamu,” jawab Arav

”Hahaa! ada angin apa ini? Jawaban kamu kok baik banget. Kalau begitu bagaimana! Pasti datang kan?”

“Maaf Sel! Sepertinya gw gak bakal bisa datang? Bilang sama yang lain gw minta maaf ya.”

Arav berusaha untuk menghindari acara itu.

“Yah! Begitu lagi kamu?”

Namun belum selesai temannya itu berbicara Arav langsung mematikan ponselnya.

Setelah ia menolak beberapa panggilan? Hatinya langsung hancur tidak karuan. Setelah ia menerima pesan yang masuk.

“Ailen juga di sini Rav? Dia yang meminta gw untuk hubungin lu! Katanya dia akan nyamperin lu kalo lu gak datang.”

DEG ...! Arav yang secara tiba-tiba merasa sesak seperti tidak mempercayai pesan dari temannya itu.

“Kenapa ...! kenapa bisa-bisanya harus kamu Ailen?” gumam Arav.

Arav bersandar di dinding kamarnya setelah ia kembali mengingat kenangan yang telah lama ia lupakan.

Kini perasaan Arav di penuhi rasa yang tidak karuan? Hatinya yang bertanya-tanya terasa sesak setelah mengingat hal yang sudah lama dia lupakan itu.

Ingatan yang telah ia kubur dalam-dalam kini kembali bagaikan ombak yang begitu deras. Arav yang awalnya terlihat kuat, namun tidak berdaya setelah mengingat semua ini.

Jiwa Arav yang kini terasa kosong mulai bertanya-tanya. Apa yang belum ia temui? Perasaannya yang terasa pudar? Kini di mana ia harus mencarinya. Kini hatinya yang kusut kembali melanda? Dalam kemelut dunia ini, Arav bertanya?

“Perasaan apakah ini? Ia yang kembali hadir? Kini aku merasa bagaikan tersingkir.”

Perasaan sepi yang sedang menguasai relung hati Arav? Kini sedang menyendiri dalam sepi. Sepi dalam keriuhan saat ia sedang mencari sebuah kepastian.

“Adakalanya begitu menyakitkan? Namun bukan seperti ini yang kuharapkan. Ailen! kamu memang ....”

Kehilangan! sepertinya bukan itu yang dirasakannya sekarang? Bagaikan mencari sesuatu. Tapi? Semakin Arav mencari? Semakin menjauh yang ia cari.

“Mengapa begini! Ailen? Setelah semua yang kamu lakukan ini. Pedih rasa hati ini bagaikan ditusuk duri.”

Cobaan yang kini datang mendera Arav? Beribu tanya di kepalanya tentang Ailen.

“Mengapa hanya melihat hari ini saja? Sehingga yang lalu hanyalah fatamorgana belaka. Setelah dengan semua ini?” ucap Arav tidak karuan.

Setelah Arav tersadar dari khayalan hati yang menyakitkan itu? Ia berusaha bangkit dari keterpurukan yang tidak berguna itu.

Alasan khusus mengapa Arav selama ini tidak pernah menerima ajakan teman-temannya untuk berkumpul bersama tidak lain adalah untuk melupakan Ailen? Karena jika ia ikut berkumpul pasti ada saja temannya yang mencoba membahas tentang Ailen. Itulah mengapa ia selalu beralasan jika diajak berkumpul.

Namun kini semakin Arav mencoba untuk melupakan Ailen! Malah semakin menambah rasa sesak di hatinya. Ia kembali mengingat masa saat terakhir ia bersama Ailen dulu.

“Aku bisa saja tersenyum ketika melihatmu dan juga bernapas lega ketika melihatmu bahagia.”

Arav mengingat kembali kata yang diucapkan Ailen dengan tersenyum pada dia sebelumnya.

Dalam diamnya Arav masih mengingat saat terakhir kalinya ia bertemu dengan Ailen.

“Namun aku hanya bisa bermimpi? Suatu saat nanti kita bisa bersama lagi? Kembali menuai benih-benih cinta yang sudah layu di antara kita,” ucap Ailen.

“Kok kamu berkata begitu Ailen? Apa maksudnya! Aku tidak paham. Ja-jangan bercanda Ailen?” tanya Arav penasaran.

“Arav! Maafkan aku. Sepertinya hanya sampai di sini kisah kita. Aku mohon lupakanlah semua yang sudah pernah kita jalani.” Ailen melepaskan tangannya sambil meninggalkan Arav yang dalam kebingungan.

Setelah menghela nafasnya? Walau Ailen merasa berat harus berkata, tetapi keadaan yang memaksa Ailen untuk berterus terang.

Related chapters

  • Renggali   Sifat Yang Tersembunyi

    Jika memang cinta sulit membedakan antara yang benar dan yang salah? Jadi! Kenapa Ailen melarikan diri dan tidak berani menghadapi ini semua. Itu adalah pertanyaan yang selalu membayangi pikiran Arav.”Cinta sungguh memerlukan keberanian untuk menghadapi rumor dan gosip. Jadi ...? kenapa kamu lari dari semua ini Ailen” gumam Arav dengan hati yang kecewa.Setelah selesai merenung? Arav akhirnya memutuskan untuk menemui Ailen dengan harapan agar semua bisa menjadi lebih jelas.Tidak lama berlalu! Arav sampai juga di pertemuan itu. Tempat teman-temannya biasa untuk berkumpul bersama.“Nah ...! itu dia akhirnya datang juga,” ucap salah satu teman Arav.Suasana yang menjadi terasa ramai setelah kedatangan Arav pun akhirnya menjadi pecah setelah sekian lama dia tidak menghadiri perkumpulan itu.“Wah ...! akhirnya pangeran yang kita tunggu-tunggu datang juga. Ayo duduk sini Rav.” sapa Ansel dengan gembira. Teman

    Last Updated : 2021-08-24
  • Renggali   Di Tempat Itu

    Hari yang semakin sore, terlihat awan hitam berkumpul di langit? Membuat sinar sang mentari yang meredupkan cahayanya. Angin perlahan datang yang diikuti setitik demi setitik air yang turun dari langit.Di tengah obrolan yang hangat itu?“Hei Rav lu mau pergi?” tanya Ansel melihat Arav yang tiba-tiba bangun dari tempat duduknya.“Maaf Ansel? Gua ingin sendiri dulu,” jawab Arav dengan nada datar sambil bergegas pergi.Langkah kaki Arav semakin cepat begitu ia melihat di luar hujan yang sudah turun. Namun? Tepat di pintu keluar dan saat yang bersamaan? Terdengar suara yang membuat semua teman-teman Arav di ruangan itu tertuju ke arah suara itu.“Aduh! ma-maaf? Kami tidak tahu ternyata ruangan ini sudah ada orangnya?” ucap seorang gadis sambil menahan sedikit rasa malu.“Ah! tidak perlu minta maaf? Saya yang seharusnya meminta maaf,” jawab Arav sambil memungut kunci motornya yang jatuh.Nam

    Last Updated : 2021-08-27
  • Renggali   Gadis Misterius

    “Apa yang dilakukan mereka di tempat seperti ini?”Terlihat perempuan itu sedang memikirkan sesuatu setelah ia selesai berbicara dengan seseorang melalui ponselnya. Sambil berdiri di samping mobil berwarna merah muda, seperti sedang menyusun rencana yang belum pasti.“Aha ...! aku tahu apa yang bagus untuk kalian berdua,” ucap perempuan itu sambil menyeringai tertawa senang.KEESOKAN HARINYA.“Hei, putri tidur! Bangun?” panggil Claisya sambil menggoyangkan badan Riska yang masih tidur.Riska langsung berjalan pelan menuju kamar mandi dengan mata yang masih redup. Seperti orang yang sedang mengumpulkan nyawa ke tubuh.“Hmm! Riska ...!” seru Clasiya dengan nada yang manja.“Hari ini tidak bisa,” sela Riska.Setelah selesai dengan urusan paginya itu? Riska sedang bersiap-siap untuk berangkat sekolah langsung membalas dan tahu maksud tujuan dari Claisya.

    Last Updated : 2021-08-29
  • Renggali   Mulai Terungkap

    “Ti-tidak nona! Saya yang salah. Saya malu karena kejadian ini. Sungguh! Di luar perkiraan saya.”“Hei kamu? Cepat kemari dan beri hormat pada nona Claisya dan nona Riska,” lanjutnya sambil memanggil penjaga itu.“MAAFKAN SAYA! Karena sudah menahan Anda tadi. Itu karena saya tidak tahu Anda. Sekali lagi maaf,” serunya dengan perasaan bersalah penjaga itu sangat ketakutan.“Aku tidak peduli itu,” tandas Claisya secara tegas.Tentunya jawaban itu membuat penjaga semakin ketakutan. Sampai dia berpikir inilah akhir dari pekerjaannya.“Paman? Tolong antarkan kami bertemu manajer di sini!” lanjutnya.Di saat mereka akan pergi? Riska memegang tangan Claisya dan membuat langkahnya berhenti.“Kak ...!” gumam Riska.Sambil perlahan memalingkan kepala ke arah penjaga itu. Claisya yang langsung paham akan maksud Riska langsung berkata.“Maaf! Nama Anda sia

    Last Updated : 2021-09-02
  • Renggali   Tujuan

    “Jadi. Kita harus bagaimana nona?” tanya pria itu.“Tunggu ...! terlalu dini jika langsung ke puncak? Sepertinya aku akan bermain-main dulu dengannya,” lanjutnya sambil menyeringai.Mereka pun pergi begitu saja setelah mendapatkan apa yang mereka inginkan.Sementara itu, Arav yang ingin mengembalikan diary pada pemiliknya sedang kebingungan. Lantaran dia tidak melihat Riska dan Claisya di sekolah. Karena tidak ada kabar, dia menanyakan pada siswa lain kenapa mereka tidak datang? Namun tidak ada satupun yang tahu alasan mereka tidak hadir.Sebenarnya Arav masih ragu siapa pemilik Diary itu., tapi dia yakin bahwa itu adalah milik Riska. Melihat dari awal dia menemukan diary, sampai dengan inisial di cover diary itu.Tidak berselang lama, Arav dikejutkan oleh getaran ponsel di kantong kanannya. Ternyata itu adalah pesan dari Ailen.“Untuk apa dia menghubungiku?” Arav dengan wajah kebingungan bertanya-ta

    Last Updated : 2021-09-07
  • Renggali   Keputusan

    Melihat keadaan Ailen mulai resah, Arav melepas genggaman tangannya.Terlihat bekas merah tepat di pergelangan tangan Ailen, membuat Arav merasa bersalah akibat itu.“Ma-maaf Ailen! Aku tidak bermaksud membuat tanganmu seperti itu,” tutur Arav merasa bersalah.Namun bukan menjawab, Ailen pergi tanpa sepatah kata pun keluar dari mulutnya. Itu tentu semakin membuat Arav merasa sangat bersalah terhadap Ailen. Bukannya mendapat penjelasan, malah menambah masalah baru lagi.Tidak lama berlalu setelah Arav duduk lemas. Dia bermaksud meninggalkan tempat itu untuk menenangkan pikirannya. Saat berjalan, langkahnya sempat berhenti, lantaran dia melihat Riska dan Claisya ternyata melihat semua kejadian barusan itu.Tidak ingin ada kesalahpahaman di antara mereka? Arav bermaksud menjelaskan semua sambil dia juga teringat akan Diary yang ada padanya saat ini untuk dikembalikan.Melihat Arav yang berjalan ke arah mereka? Sontak saja, Claisya m

    Last Updated : 2021-10-16
  • Renggali   Dia Belum Berubah

    “Teman apaan ...! itu kan derita kamu sendiri. Kamu ini ya ...,” teriak kesal Claisya berdiri sambil mengambil tas dengan muka masam nya. “Sudahlah. Membuat pusing kepala saja. Kakak harus buru-buru,” lanjutnya berjalan pergi dengan tergesa-gesa. Sementara itu dari arah belakang, Riska yang berteriak ingin meminta solusi dari Claisya. “Kak ...! kakak ...! bagaimana ini, masa pergi begitu saja sih.” Namun Claisya sudah terlanjur pergi, dan tidak mendengar teriakannya tanpa menghiraukan candaan Riska. “Huhh ...! dasar kakak. Setidaknya, pura-pura kan bisa,” lanjutnya bergumam. Kediaman Ailen. “Celaka ...! hei kalian. Bisakah menggerakkan tubuh kalian dengan cepat? Kalian akan mendapat masalah jika aku sampai terlambat,” teriak Ailen kepada pengawalnya yang sedang menunggu mobil berjalan dengan lambat. Ailen ingin bertemu dengan salah satu keluarga kaya raya di kota itu. selain urusan bisnis, ada hal lain ju

    Last Updated : 2021-11-20
  • Renggali   Prolog

    Semua orang mengatakan cinta itu adalah surga? Tapi bagiku cinta itu adalah penjara yang terbuat dari sangkar emas. Sementara aku adalah tahanannya. Riska claudya ayuniara, duduk termenung di samping jendela bernuansa biru setelah ia membukanya. Sehingga menampilkan halaman yang tropis di samping kamar, menampilkan pemandangan yang bisa membuat suasana hati begitu tenang. Sementara Riska menikmati itu duduk bersandar tepat di atas jendela sambil menyilangkan kakinya. “Riska! kakak tahu keadaanmu sekarang. Bagaimana jika kakak memberi bantuan? Tapi ingat, ini semua tidak gratis.” Seorang gadis berdiri menatap Riska sedang termenung di depan jendela yang saat itu sedang sibuk dengan pikirannya sendiri. “Biarkan Ayu sendiri kak.” Riska yang manis itu menjawab tanpa menoleh sedikitpun, membuat gadis itu pergi tanpa menghiraukannya. Riska terkenal akan kepopuleran

    Last Updated : 2021-08-12

Latest chapter

  • Renggali   Dia Belum Berubah

    “Teman apaan ...! itu kan derita kamu sendiri. Kamu ini ya ...,” teriak kesal Claisya berdiri sambil mengambil tas dengan muka masam nya. “Sudahlah. Membuat pusing kepala saja. Kakak harus buru-buru,” lanjutnya berjalan pergi dengan tergesa-gesa. Sementara itu dari arah belakang, Riska yang berteriak ingin meminta solusi dari Claisya. “Kak ...! kakak ...! bagaimana ini, masa pergi begitu saja sih.” Namun Claisya sudah terlanjur pergi, dan tidak mendengar teriakannya tanpa menghiraukan candaan Riska. “Huhh ...! dasar kakak. Setidaknya, pura-pura kan bisa,” lanjutnya bergumam. Kediaman Ailen. “Celaka ...! hei kalian. Bisakah menggerakkan tubuh kalian dengan cepat? Kalian akan mendapat masalah jika aku sampai terlambat,” teriak Ailen kepada pengawalnya yang sedang menunggu mobil berjalan dengan lambat. Ailen ingin bertemu dengan salah satu keluarga kaya raya di kota itu. selain urusan bisnis, ada hal lain ju

  • Renggali   Keputusan

    Melihat keadaan Ailen mulai resah, Arav melepas genggaman tangannya.Terlihat bekas merah tepat di pergelangan tangan Ailen, membuat Arav merasa bersalah akibat itu.“Ma-maaf Ailen! Aku tidak bermaksud membuat tanganmu seperti itu,” tutur Arav merasa bersalah.Namun bukan menjawab, Ailen pergi tanpa sepatah kata pun keluar dari mulutnya. Itu tentu semakin membuat Arav merasa sangat bersalah terhadap Ailen. Bukannya mendapat penjelasan, malah menambah masalah baru lagi.Tidak lama berlalu setelah Arav duduk lemas. Dia bermaksud meninggalkan tempat itu untuk menenangkan pikirannya. Saat berjalan, langkahnya sempat berhenti, lantaran dia melihat Riska dan Claisya ternyata melihat semua kejadian barusan itu.Tidak ingin ada kesalahpahaman di antara mereka? Arav bermaksud menjelaskan semua sambil dia juga teringat akan Diary yang ada padanya saat ini untuk dikembalikan.Melihat Arav yang berjalan ke arah mereka? Sontak saja, Claisya m

  • Renggali   Tujuan

    “Jadi. Kita harus bagaimana nona?” tanya pria itu.“Tunggu ...! terlalu dini jika langsung ke puncak? Sepertinya aku akan bermain-main dulu dengannya,” lanjutnya sambil menyeringai.Mereka pun pergi begitu saja setelah mendapatkan apa yang mereka inginkan.Sementara itu, Arav yang ingin mengembalikan diary pada pemiliknya sedang kebingungan. Lantaran dia tidak melihat Riska dan Claisya di sekolah. Karena tidak ada kabar, dia menanyakan pada siswa lain kenapa mereka tidak datang? Namun tidak ada satupun yang tahu alasan mereka tidak hadir.Sebenarnya Arav masih ragu siapa pemilik Diary itu., tapi dia yakin bahwa itu adalah milik Riska. Melihat dari awal dia menemukan diary, sampai dengan inisial di cover diary itu.Tidak berselang lama, Arav dikejutkan oleh getaran ponsel di kantong kanannya. Ternyata itu adalah pesan dari Ailen.“Untuk apa dia menghubungiku?” Arav dengan wajah kebingungan bertanya-ta

  • Renggali   Mulai Terungkap

    “Ti-tidak nona! Saya yang salah. Saya malu karena kejadian ini. Sungguh! Di luar perkiraan saya.”“Hei kamu? Cepat kemari dan beri hormat pada nona Claisya dan nona Riska,” lanjutnya sambil memanggil penjaga itu.“MAAFKAN SAYA! Karena sudah menahan Anda tadi. Itu karena saya tidak tahu Anda. Sekali lagi maaf,” serunya dengan perasaan bersalah penjaga itu sangat ketakutan.“Aku tidak peduli itu,” tandas Claisya secara tegas.Tentunya jawaban itu membuat penjaga semakin ketakutan. Sampai dia berpikir inilah akhir dari pekerjaannya.“Paman? Tolong antarkan kami bertemu manajer di sini!” lanjutnya.Di saat mereka akan pergi? Riska memegang tangan Claisya dan membuat langkahnya berhenti.“Kak ...!” gumam Riska.Sambil perlahan memalingkan kepala ke arah penjaga itu. Claisya yang langsung paham akan maksud Riska langsung berkata.“Maaf! Nama Anda sia

  • Renggali   Gadis Misterius

    “Apa yang dilakukan mereka di tempat seperti ini?”Terlihat perempuan itu sedang memikirkan sesuatu setelah ia selesai berbicara dengan seseorang melalui ponselnya. Sambil berdiri di samping mobil berwarna merah muda, seperti sedang menyusun rencana yang belum pasti.“Aha ...! aku tahu apa yang bagus untuk kalian berdua,” ucap perempuan itu sambil menyeringai tertawa senang.KEESOKAN HARINYA.“Hei, putri tidur! Bangun?” panggil Claisya sambil menggoyangkan badan Riska yang masih tidur.Riska langsung berjalan pelan menuju kamar mandi dengan mata yang masih redup. Seperti orang yang sedang mengumpulkan nyawa ke tubuh.“Hmm! Riska ...!” seru Clasiya dengan nada yang manja.“Hari ini tidak bisa,” sela Riska.Setelah selesai dengan urusan paginya itu? Riska sedang bersiap-siap untuk berangkat sekolah langsung membalas dan tahu maksud tujuan dari Claisya.

  • Renggali   Di Tempat Itu

    Hari yang semakin sore, terlihat awan hitam berkumpul di langit? Membuat sinar sang mentari yang meredupkan cahayanya. Angin perlahan datang yang diikuti setitik demi setitik air yang turun dari langit.Di tengah obrolan yang hangat itu?“Hei Rav lu mau pergi?” tanya Ansel melihat Arav yang tiba-tiba bangun dari tempat duduknya.“Maaf Ansel? Gua ingin sendiri dulu,” jawab Arav dengan nada datar sambil bergegas pergi.Langkah kaki Arav semakin cepat begitu ia melihat di luar hujan yang sudah turun. Namun? Tepat di pintu keluar dan saat yang bersamaan? Terdengar suara yang membuat semua teman-teman Arav di ruangan itu tertuju ke arah suara itu.“Aduh! ma-maaf? Kami tidak tahu ternyata ruangan ini sudah ada orangnya?” ucap seorang gadis sambil menahan sedikit rasa malu.“Ah! tidak perlu minta maaf? Saya yang seharusnya meminta maaf,” jawab Arav sambil memungut kunci motornya yang jatuh.Nam

  • Renggali   Sifat Yang Tersembunyi

    Jika memang cinta sulit membedakan antara yang benar dan yang salah? Jadi! Kenapa Ailen melarikan diri dan tidak berani menghadapi ini semua. Itu adalah pertanyaan yang selalu membayangi pikiran Arav.”Cinta sungguh memerlukan keberanian untuk menghadapi rumor dan gosip. Jadi ...? kenapa kamu lari dari semua ini Ailen” gumam Arav dengan hati yang kecewa.Setelah selesai merenung? Arav akhirnya memutuskan untuk menemui Ailen dengan harapan agar semua bisa menjadi lebih jelas.Tidak lama berlalu! Arav sampai juga di pertemuan itu. Tempat teman-temannya biasa untuk berkumpul bersama.“Nah ...! itu dia akhirnya datang juga,” ucap salah satu teman Arav.Suasana yang menjadi terasa ramai setelah kedatangan Arav pun akhirnya menjadi pecah setelah sekian lama dia tidak menghadiri perkumpulan itu.“Wah ...! akhirnya pangeran yang kita tunggu-tunggu datang juga. Ayo duduk sini Rav.” sapa Ansel dengan gembira. Teman

  • Renggali   Kembali Mengetuk Pintu

    Arav yang juga telah sampai di kediamannya? Tanpa membuang waktu langsung mengganti pakaiannya setelah mandi. Namun setelah ia melihat buku yang dipungutnya? Hatinya bertanya-tanya sambil berjalan pelan. Dalam hatinya ia berniat untuk mengembalikan buku itu? Namun ia tidak tahu di mana alamat rumah pemilik buku itu. Tanpa pikir panjang ia kembali meletakan buku itu di atas meja kerjanya. Namun? Mata Arav kembali dipenuhi dengan rasa penasaran ketika ia melihat lembaran buku terbuka yang tertiup angin. Seolah tidak ingin rasa penasaran itu menghantuinya! Ia langsung membaca buku itu dimulai dari lembaran terbuka yang ia lihat pertama kali. “R.C.A.” Tulisan yang ia lihat di sampul buku itu. “Sepertinya nama inisial yang punya,” ucap Arav sambil tersenyum. Arav yang penasaran langsung membuka dan membaca isi diary itu. “Waktu kian berjalan pergi, semakin lama semakin jauh? Seakan sangat lambat untuk bergerak. Namun? Tanpa sadar! Ternyata aku yang semakin ketinggalan. Aku dan diriku

  • Renggali   Diary

    Banyak yang bertanya mengapa aku bertahan dibalik penjara ini? Diam-diam aku tertawa dalam hatiku? Dan tidak menghiraukannya. Sebab jiwaku sedikit tenang melihat bunga yang mekar dengan indah di taman kecilku.Warna putihnya yang seperti salju? melambangkan kesucian dan kesejukan? Ditambah harumnya saat aku ingin menciumnya. Hanya dikala itu aku merasa nyaman walau sementara.Sebenarnya jatuh cinta itu tidak jauh seperti dua insan yang sedang memainkan permainan? Orang lain hanya boleh melihat? Akan Tetapi tidak boleh berpartisipasi di dalamnya.Bertemu denganmu adalah takdir? Menjadi temanmu adalah pilihanku? Namun jika jatuh cinta denganmu adalah diluar kendaliku.Awal Perjalanan Kisah Ini. (satu tahun sebelumnya)Hari yang terus berganti? Tanpa terasa hari libur telah usai. Pagi ini Riska dan Claisya bersiap untuk pergi sekolah? Sementara sopir pribadi mereka telah menunggu di halaman depan, ber

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status