Beranda / Romansa / Renggali / Dibalik Titik Terang

Share

Dibalik Titik Terang

Penulis: Qicqiuy
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-12 21:22:18

Tahukah kamu? Apa hal yang paling menyakitkan dalam pengkhianatan? Itu adalah sesuatu yang datang dari orang terdekatmu? Bukan dari musuhmu. Memaafkan orang yang kita kenal? Rasanya lebih sulit dibandingkan memaafkan musuh.

"Maaf ya tuan putri ...! Diriku akhirnya bisa sampai setelah melewati berbagai rintangan hanya untuk demi dirimu.”

Kakak perempuanku yang tiba-tiba saja berada di belakangku.

“Sumpah Riska? Macetnya sangat parah,” lanjutnya sambil membuka tasnya.

“Tidak usah lebay gitu deh kak? Bilang saja kalau memang terpaksa?” jawabku dengan cemberut.

Melihatku yang seperti itu, kakak langsung menyadari satu hal.

“Hai Riska Claudya Ayuniara? Terkadang setiap aku berharap dari bangunku? Dan tidak mengingat apapun  tentang adikku yang jelek ini.”

Sambil bangun kakak secara tiba-tiba mencubit pipiku.

“Tadi, saat waktu mau masuk? Kakak lihat Arav keluar terburu-buru! Seperti sedang dikejar sesuatu. Kalian bertengkar?” tanya Claisya penasaran.

“Ti-tidak kak! Kami baik-baik saja,” jawabku pelan.

Claisya yang awalnya curiga hubungan kami yang tidak baik-baik saja? Dan ia tahu bahwa aku tidak ingin menceritakan masalah ini untuk sekarang.

“Riska! Ingat ini baik-baik? Semua ini akan berakhir karena sesuatu yang dipendam? Sementara yang lain siap untuk memulai,” tegas Claisya menatap mataku dengan tajam.

“Kamu tidak akan pernah kehilangan dengan mencintai? Kamu akan selalu kalah dengan menahan diri. Ingat itu,” lanjutnya sambil menepis dahiku dengan jari tangannya.

“Aww ...! ihh kakak kebiasaan deh? Suka begitu kalau melihat aku sedang kesal.”

Sambil mengusap dahiku dengan perasaan kesal. Sebenarnya itu tidak sakit? Tapi entah kenapa rasanya tanganku ingin mengusapnya dan itu membuat perasaanku sedikit membaik.

Setelah melihat keadaanku sekarang? Pada Akhirnya Claisya tidak lagi memperpanjang pertanyaannya? Dan kami pun langsung pergi dari tempat itu.

Walaupun? Ada sebagian orang yang melihat kami dengan tatapan puas dan ada juga yang tidak peduli. Namun kami tidak menghiraukan itu dan bergegas pulang.

Namun sesampainya di tempat parkir? Claisya melihat Arav sedang berbicara dengan seorang perempuan. Jelas ia melihat mereka seperti sedang bertengkar.

“Jelas tentu aku akan menentang ini semua! Bagaimana aku akan menghabiskan waktu dengan orang yang tidak kucintai.”

Suara Arav yang sedang marah terdengar samar dari kejauhan.

Di tengah pertengkaran itu Arav yang tiba-tiba melihat ke arah kami? Mata Claisya sempat bertatapan dengan Arav. Sampai pada akhirnya? Arav menarik tangan perempuan itu masuk mobilnya dan langsung pergi begitu saja.

Saat aku ingin melihat arah keributan itu? Clasiya langsung menarik tanganku untuk cepat-cepat berjalan ke arah mobil. Dia seperti tidak ingin aku tahu kejadian itu, dan tentunya itu membuat aku semakin terpukul.

“Ternyata selama ini dia hanya memberikan harapan palsu,” gumam Claisya dengan sedikit amarah. 

“Dan dengan bodohnya? Kami mudah percaya dengan itu,” lanjutnya dengan suara serak yang bergetar.

Mendengar itu! Tentunya aku penasaran? Apa yang membuat kakak berbicara seperti itu.

Saat aku berbalik ke belakang? Tidak ada siapa pun di sana.

“Kakak membicarakan apa?” tanyaku penasaran.

“Ti-tidak kok? Entah kenapa ingin berbicara saja? Sudah, lupakan itu dan ayo kita berangkat.”

Sambil menyalakan mobil, jawab Claisya dengan muka yang seperti orang menyesali sesuatu.

Di tengah perjalanan menuju pulang? Masih ada pertanyaan yang mengganjal pikiranku. Entah kakak yang tidak tahu atau tidak ingin membahasnya denganku. Aku tidak ingin membuat dia tersinggung dan salah paham.

“Kak ...?” tanyaku dengan ragu.

“Iya! Ada apa sih? Penumpang mohon untuk tenang di tempat! Karena sopir Anda sedang fokus menyetir,” jawabnya sambil bercanda.

Sepertinya dia tahu aku ingin berbicara serius dengannya? Tapi dia memilih untuk menghiraukannya, namun ia tidak bisa mengelak lagi sekarang. Dengan tenang aku tetap ingin memastikan suatu hal dari dia.

“Kak! MISALNYA ...! Ketika seseorang berbohong pada kakak? Dan berselingkuh. Bahkan di depan mata kakak. Apakah kakak akan tetap mempertahankan perjuangan yang selama ini kakak pertahankan?” tanyaku pelan dengan nada datar.

Seketika Claisya sempat terdiam membisu? Raut wajahnya langsung berubah ketika aku menanyakan hal itu. Seperti yang kuduga? Dia tahu akan sesuatu dan ingin menyembunyikannya dariku.

“Huhh ...! Riska? Jangan membuang waktumu hanya untuk melihat kembali apa yang telah hilang dari dirimu! Ingat? Maju terus! Hidup ini tidak akan berarti jika kamu berjalan mundur.”

Dengan tegas Claisya menghela nafasnya sambil memegang kepalanya seperti orang sedang tidak karuan. Sembari berusaha untuk tetap tenang menjawabnya.

“Asal kamu tahu dek? Putus hubungan memang menyakitkan? Tetapi kehilangan orang yang tidak menghargai dan menyayangimu! Sebenarnya itu adalah keberuntungan untukmu,” lanjutnya sambil menjalankan mobil dengan menahan air matanya yang hampir keluar.

Aku yang saat itu harus percaya atau tidak? Hanya terdiam sambil memandang keluar di balik kaca mobil serta menyandarkan kepalaku. 

Karena pada kenyataannya itu semua akan terjadi. Bahkan jika waktu bisa kuputar kembali? Aku tetap tidak bisa mengubah kenyataan ini.

“Satu hal yang paling menyesakkan jiwaku ialah harus berpura-pura? Dengan ikut bahagia ketika melihat orang yang dicintai harus dimiliki orang lain.” Sejenak terlintas sesuatu di pikiranku.

“Hah ...! bahkan aku tidak begitu yakin? Yakin bisa mengingat rasanya tidak hancur berkeping-keping.”

Sambil perlahan mataku terpejam karena kelelahan memikirkan yang terjadi.

Aku melihat merpati putih seperti salju. Namun sayapnya berwarna merah akibat tertembak peluru? Merpati itu terjatuh tepat di bawah jendela kamarku. 

Kamar yang bagaikan dilupakan sinar matahari seperti tahanan. Darahnya yang menetes berbercak di antara bulunya yang seperti salju? Seolah berkata ingin mengepak angin dengan bebas untuk yang terakhir kalinya.

“Hei salju? Dengan begitu mudahnya kau membuat aku cemburu begini? Saat terluka! Tuhan langsung memberimu pertolongan.”

Perlahan aku memangku merpati itu sambil mengobati lukanya.

Melihat merpati yang tidak berdaya itu? Apa yang harus aku lakukan? Seolah perasaan ini telah menjadi sebongkah batu sedingin es. Di atas ragaku yang seperti telah mati ini? Hanya mataku saja yang belum mati menyaksikan semua ini.

Claisya adelia. Gadis seusiaku itu adalah kakak perempuanku. Sedikit tomboy, humoris, peduli denganku, dan selalu terlihat kuat di hadapanku. Walau usia kami yang sama? Yang kutahu dia adalah bagaikan sosok seorang ibu di mataku.

Teman bertengkarku, teman terbaikku, bahkan dia selalu mendahulukan dan memilih mengalah jika untukku. Satu hal yang pasti? Sejak kecil! Hanya dia yang boleh membuat aku menangis? Dan akan marah jika orang lain menyakitiku.

Namun ...! berbeda dengan yang dulu? Untuk kali ini, bukan menangis karena bertengkar? Tetapi, menangis yang bahkan air mata ini sudah tidak bisa keluar lagi.

Sebab! Clasiya Adelia? Iya. Dialah perempuan yang akan bertunangan dengan Mas Arav Adelard Adnan. Cinta pertamaku.

Aku tidak bisa menyalahkan siapa pun. Sebab? Aku tidak bisa menyalahkan orang ketika aku kecewa! Tapi aku menyalahkan diriku sendiri karena mungkin terlalu berharap akan sesuatu yang belum pasti.

Sambil duduk aku membuka diary, mengambil pena dan menulis isi hatiku saat ini.

“Teruntuk masa laluku? Berhentilah untuk menepuk punggungku. Sebab aku tidak ingin melihat ke arah belakang lagi. Sungguh? itu membuat aku seperti rencana cadangan untukmu! Dan yang pastinya, sebagai pilihan kedua.”

Bab terkait

  • Renggali   Diary

    Banyak yang bertanya mengapa aku bertahan dibalik penjara ini? Diam-diam aku tertawa dalam hatiku? Dan tidak menghiraukannya. Sebab jiwaku sedikit tenang melihat bunga yang mekar dengan indah di taman kecilku.Warna putihnya yang seperti salju? melambangkan kesucian dan kesejukan? Ditambah harumnya saat aku ingin menciumnya. Hanya dikala itu aku merasa nyaman walau sementara.Sebenarnya jatuh cinta itu tidak jauh seperti dua insan yang sedang memainkan permainan? Orang lain hanya boleh melihat? Akan Tetapi tidak boleh berpartisipasi di dalamnya.Bertemu denganmu adalah takdir? Menjadi temanmu adalah pilihanku? Namun jika jatuh cinta denganmu adalah diluar kendaliku.Awal Perjalanan Kisah Ini. (satu tahun sebelumnya)Hari yang terus berganti? Tanpa terasa hari libur telah usai. Pagi ini Riska dan Claisya bersiap untuk pergi sekolah? Sementara sopir pribadi mereka telah menunggu di halaman depan, ber

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-13
  • Renggali   Kembali Mengetuk Pintu

    Arav yang juga telah sampai di kediamannya? Tanpa membuang waktu langsung mengganti pakaiannya setelah mandi. Namun setelah ia melihat buku yang dipungutnya? Hatinya bertanya-tanya sambil berjalan pelan. Dalam hatinya ia berniat untuk mengembalikan buku itu? Namun ia tidak tahu di mana alamat rumah pemilik buku itu. Tanpa pikir panjang ia kembali meletakan buku itu di atas meja kerjanya. Namun? Mata Arav kembali dipenuhi dengan rasa penasaran ketika ia melihat lembaran buku terbuka yang tertiup angin. Seolah tidak ingin rasa penasaran itu menghantuinya! Ia langsung membaca buku itu dimulai dari lembaran terbuka yang ia lihat pertama kali. “R.C.A.” Tulisan yang ia lihat di sampul buku itu. “Sepertinya nama inisial yang punya,” ucap Arav sambil tersenyum. Arav yang penasaran langsung membuka dan membaca isi diary itu. “Waktu kian berjalan pergi, semakin lama semakin jauh? Seakan sangat lambat untuk bergerak. Namun? Tanpa sadar! Ternyata aku yang semakin ketinggalan. Aku dan diriku

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-18
  • Renggali   Sifat Yang Tersembunyi

    Jika memang cinta sulit membedakan antara yang benar dan yang salah? Jadi! Kenapa Ailen melarikan diri dan tidak berani menghadapi ini semua. Itu adalah pertanyaan yang selalu membayangi pikiran Arav.”Cinta sungguh memerlukan keberanian untuk menghadapi rumor dan gosip. Jadi ...? kenapa kamu lari dari semua ini Ailen” gumam Arav dengan hati yang kecewa.Setelah selesai merenung? Arav akhirnya memutuskan untuk menemui Ailen dengan harapan agar semua bisa menjadi lebih jelas.Tidak lama berlalu! Arav sampai juga di pertemuan itu. Tempat teman-temannya biasa untuk berkumpul bersama.“Nah ...! itu dia akhirnya datang juga,” ucap salah satu teman Arav.Suasana yang menjadi terasa ramai setelah kedatangan Arav pun akhirnya menjadi pecah setelah sekian lama dia tidak menghadiri perkumpulan itu.“Wah ...! akhirnya pangeran yang kita tunggu-tunggu datang juga. Ayo duduk sini Rav.” sapa Ansel dengan gembira. Teman

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-24
  • Renggali   Di Tempat Itu

    Hari yang semakin sore, terlihat awan hitam berkumpul di langit? Membuat sinar sang mentari yang meredupkan cahayanya. Angin perlahan datang yang diikuti setitik demi setitik air yang turun dari langit.Di tengah obrolan yang hangat itu?“Hei Rav lu mau pergi?” tanya Ansel melihat Arav yang tiba-tiba bangun dari tempat duduknya.“Maaf Ansel? Gua ingin sendiri dulu,” jawab Arav dengan nada datar sambil bergegas pergi.Langkah kaki Arav semakin cepat begitu ia melihat di luar hujan yang sudah turun. Namun? Tepat di pintu keluar dan saat yang bersamaan? Terdengar suara yang membuat semua teman-teman Arav di ruangan itu tertuju ke arah suara itu.“Aduh! ma-maaf? Kami tidak tahu ternyata ruangan ini sudah ada orangnya?” ucap seorang gadis sambil menahan sedikit rasa malu.“Ah! tidak perlu minta maaf? Saya yang seharusnya meminta maaf,” jawab Arav sambil memungut kunci motornya yang jatuh.Nam

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-27
  • Renggali   Gadis Misterius

    “Apa yang dilakukan mereka di tempat seperti ini?”Terlihat perempuan itu sedang memikirkan sesuatu setelah ia selesai berbicara dengan seseorang melalui ponselnya. Sambil berdiri di samping mobil berwarna merah muda, seperti sedang menyusun rencana yang belum pasti.“Aha ...! aku tahu apa yang bagus untuk kalian berdua,” ucap perempuan itu sambil menyeringai tertawa senang.KEESOKAN HARINYA.“Hei, putri tidur! Bangun?” panggil Claisya sambil menggoyangkan badan Riska yang masih tidur.Riska langsung berjalan pelan menuju kamar mandi dengan mata yang masih redup. Seperti orang yang sedang mengumpulkan nyawa ke tubuh.“Hmm! Riska ...!” seru Clasiya dengan nada yang manja.“Hari ini tidak bisa,” sela Riska.Setelah selesai dengan urusan paginya itu? Riska sedang bersiap-siap untuk berangkat sekolah langsung membalas dan tahu maksud tujuan dari Claisya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-29
  • Renggali   Mulai Terungkap

    “Ti-tidak nona! Saya yang salah. Saya malu karena kejadian ini. Sungguh! Di luar perkiraan saya.”“Hei kamu? Cepat kemari dan beri hormat pada nona Claisya dan nona Riska,” lanjutnya sambil memanggil penjaga itu.“MAAFKAN SAYA! Karena sudah menahan Anda tadi. Itu karena saya tidak tahu Anda. Sekali lagi maaf,” serunya dengan perasaan bersalah penjaga itu sangat ketakutan.“Aku tidak peduli itu,” tandas Claisya secara tegas.Tentunya jawaban itu membuat penjaga semakin ketakutan. Sampai dia berpikir inilah akhir dari pekerjaannya.“Paman? Tolong antarkan kami bertemu manajer di sini!” lanjutnya.Di saat mereka akan pergi? Riska memegang tangan Claisya dan membuat langkahnya berhenti.“Kak ...!” gumam Riska.Sambil perlahan memalingkan kepala ke arah penjaga itu. Claisya yang langsung paham akan maksud Riska langsung berkata.“Maaf! Nama Anda sia

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-02
  • Renggali   Tujuan

    “Jadi. Kita harus bagaimana nona?” tanya pria itu.“Tunggu ...! terlalu dini jika langsung ke puncak? Sepertinya aku akan bermain-main dulu dengannya,” lanjutnya sambil menyeringai.Mereka pun pergi begitu saja setelah mendapatkan apa yang mereka inginkan.Sementara itu, Arav yang ingin mengembalikan diary pada pemiliknya sedang kebingungan. Lantaran dia tidak melihat Riska dan Claisya di sekolah. Karena tidak ada kabar, dia menanyakan pada siswa lain kenapa mereka tidak datang? Namun tidak ada satupun yang tahu alasan mereka tidak hadir.Sebenarnya Arav masih ragu siapa pemilik Diary itu., tapi dia yakin bahwa itu adalah milik Riska. Melihat dari awal dia menemukan diary, sampai dengan inisial di cover diary itu.Tidak berselang lama, Arav dikejutkan oleh getaran ponsel di kantong kanannya. Ternyata itu adalah pesan dari Ailen.“Untuk apa dia menghubungiku?” Arav dengan wajah kebingungan bertanya-ta

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-07
  • Renggali   Keputusan

    Melihat keadaan Ailen mulai resah, Arav melepas genggaman tangannya.Terlihat bekas merah tepat di pergelangan tangan Ailen, membuat Arav merasa bersalah akibat itu.“Ma-maaf Ailen! Aku tidak bermaksud membuat tanganmu seperti itu,” tutur Arav merasa bersalah.Namun bukan menjawab, Ailen pergi tanpa sepatah kata pun keluar dari mulutnya. Itu tentu semakin membuat Arav merasa sangat bersalah terhadap Ailen. Bukannya mendapat penjelasan, malah menambah masalah baru lagi.Tidak lama berlalu setelah Arav duduk lemas. Dia bermaksud meninggalkan tempat itu untuk menenangkan pikirannya. Saat berjalan, langkahnya sempat berhenti, lantaran dia melihat Riska dan Claisya ternyata melihat semua kejadian barusan itu.Tidak ingin ada kesalahpahaman di antara mereka? Arav bermaksud menjelaskan semua sambil dia juga teringat akan Diary yang ada padanya saat ini untuk dikembalikan.Melihat Arav yang berjalan ke arah mereka? Sontak saja, Claisya m

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-16

Bab terbaru

  • Renggali   Dia Belum Berubah

    “Teman apaan ...! itu kan derita kamu sendiri. Kamu ini ya ...,” teriak kesal Claisya berdiri sambil mengambil tas dengan muka masam nya. “Sudahlah. Membuat pusing kepala saja. Kakak harus buru-buru,” lanjutnya berjalan pergi dengan tergesa-gesa. Sementara itu dari arah belakang, Riska yang berteriak ingin meminta solusi dari Claisya. “Kak ...! kakak ...! bagaimana ini, masa pergi begitu saja sih.” Namun Claisya sudah terlanjur pergi, dan tidak mendengar teriakannya tanpa menghiraukan candaan Riska. “Huhh ...! dasar kakak. Setidaknya, pura-pura kan bisa,” lanjutnya bergumam. Kediaman Ailen. “Celaka ...! hei kalian. Bisakah menggerakkan tubuh kalian dengan cepat? Kalian akan mendapat masalah jika aku sampai terlambat,” teriak Ailen kepada pengawalnya yang sedang menunggu mobil berjalan dengan lambat. Ailen ingin bertemu dengan salah satu keluarga kaya raya di kota itu. selain urusan bisnis, ada hal lain ju

  • Renggali   Keputusan

    Melihat keadaan Ailen mulai resah, Arav melepas genggaman tangannya.Terlihat bekas merah tepat di pergelangan tangan Ailen, membuat Arav merasa bersalah akibat itu.“Ma-maaf Ailen! Aku tidak bermaksud membuat tanganmu seperti itu,” tutur Arav merasa bersalah.Namun bukan menjawab, Ailen pergi tanpa sepatah kata pun keluar dari mulutnya. Itu tentu semakin membuat Arav merasa sangat bersalah terhadap Ailen. Bukannya mendapat penjelasan, malah menambah masalah baru lagi.Tidak lama berlalu setelah Arav duduk lemas. Dia bermaksud meninggalkan tempat itu untuk menenangkan pikirannya. Saat berjalan, langkahnya sempat berhenti, lantaran dia melihat Riska dan Claisya ternyata melihat semua kejadian barusan itu.Tidak ingin ada kesalahpahaman di antara mereka? Arav bermaksud menjelaskan semua sambil dia juga teringat akan Diary yang ada padanya saat ini untuk dikembalikan.Melihat Arav yang berjalan ke arah mereka? Sontak saja, Claisya m

  • Renggali   Tujuan

    “Jadi. Kita harus bagaimana nona?” tanya pria itu.“Tunggu ...! terlalu dini jika langsung ke puncak? Sepertinya aku akan bermain-main dulu dengannya,” lanjutnya sambil menyeringai.Mereka pun pergi begitu saja setelah mendapatkan apa yang mereka inginkan.Sementara itu, Arav yang ingin mengembalikan diary pada pemiliknya sedang kebingungan. Lantaran dia tidak melihat Riska dan Claisya di sekolah. Karena tidak ada kabar, dia menanyakan pada siswa lain kenapa mereka tidak datang? Namun tidak ada satupun yang tahu alasan mereka tidak hadir.Sebenarnya Arav masih ragu siapa pemilik Diary itu., tapi dia yakin bahwa itu adalah milik Riska. Melihat dari awal dia menemukan diary, sampai dengan inisial di cover diary itu.Tidak berselang lama, Arav dikejutkan oleh getaran ponsel di kantong kanannya. Ternyata itu adalah pesan dari Ailen.“Untuk apa dia menghubungiku?” Arav dengan wajah kebingungan bertanya-ta

  • Renggali   Mulai Terungkap

    “Ti-tidak nona! Saya yang salah. Saya malu karena kejadian ini. Sungguh! Di luar perkiraan saya.”“Hei kamu? Cepat kemari dan beri hormat pada nona Claisya dan nona Riska,” lanjutnya sambil memanggil penjaga itu.“MAAFKAN SAYA! Karena sudah menahan Anda tadi. Itu karena saya tidak tahu Anda. Sekali lagi maaf,” serunya dengan perasaan bersalah penjaga itu sangat ketakutan.“Aku tidak peduli itu,” tandas Claisya secara tegas.Tentunya jawaban itu membuat penjaga semakin ketakutan. Sampai dia berpikir inilah akhir dari pekerjaannya.“Paman? Tolong antarkan kami bertemu manajer di sini!” lanjutnya.Di saat mereka akan pergi? Riska memegang tangan Claisya dan membuat langkahnya berhenti.“Kak ...!” gumam Riska.Sambil perlahan memalingkan kepala ke arah penjaga itu. Claisya yang langsung paham akan maksud Riska langsung berkata.“Maaf! Nama Anda sia

  • Renggali   Gadis Misterius

    “Apa yang dilakukan mereka di tempat seperti ini?”Terlihat perempuan itu sedang memikirkan sesuatu setelah ia selesai berbicara dengan seseorang melalui ponselnya. Sambil berdiri di samping mobil berwarna merah muda, seperti sedang menyusun rencana yang belum pasti.“Aha ...! aku tahu apa yang bagus untuk kalian berdua,” ucap perempuan itu sambil menyeringai tertawa senang.KEESOKAN HARINYA.“Hei, putri tidur! Bangun?” panggil Claisya sambil menggoyangkan badan Riska yang masih tidur.Riska langsung berjalan pelan menuju kamar mandi dengan mata yang masih redup. Seperti orang yang sedang mengumpulkan nyawa ke tubuh.“Hmm! Riska ...!” seru Clasiya dengan nada yang manja.“Hari ini tidak bisa,” sela Riska.Setelah selesai dengan urusan paginya itu? Riska sedang bersiap-siap untuk berangkat sekolah langsung membalas dan tahu maksud tujuan dari Claisya.

  • Renggali   Di Tempat Itu

    Hari yang semakin sore, terlihat awan hitam berkumpul di langit? Membuat sinar sang mentari yang meredupkan cahayanya. Angin perlahan datang yang diikuti setitik demi setitik air yang turun dari langit.Di tengah obrolan yang hangat itu?“Hei Rav lu mau pergi?” tanya Ansel melihat Arav yang tiba-tiba bangun dari tempat duduknya.“Maaf Ansel? Gua ingin sendiri dulu,” jawab Arav dengan nada datar sambil bergegas pergi.Langkah kaki Arav semakin cepat begitu ia melihat di luar hujan yang sudah turun. Namun? Tepat di pintu keluar dan saat yang bersamaan? Terdengar suara yang membuat semua teman-teman Arav di ruangan itu tertuju ke arah suara itu.“Aduh! ma-maaf? Kami tidak tahu ternyata ruangan ini sudah ada orangnya?” ucap seorang gadis sambil menahan sedikit rasa malu.“Ah! tidak perlu minta maaf? Saya yang seharusnya meminta maaf,” jawab Arav sambil memungut kunci motornya yang jatuh.Nam

  • Renggali   Sifat Yang Tersembunyi

    Jika memang cinta sulit membedakan antara yang benar dan yang salah? Jadi! Kenapa Ailen melarikan diri dan tidak berani menghadapi ini semua. Itu adalah pertanyaan yang selalu membayangi pikiran Arav.”Cinta sungguh memerlukan keberanian untuk menghadapi rumor dan gosip. Jadi ...? kenapa kamu lari dari semua ini Ailen” gumam Arav dengan hati yang kecewa.Setelah selesai merenung? Arav akhirnya memutuskan untuk menemui Ailen dengan harapan agar semua bisa menjadi lebih jelas.Tidak lama berlalu! Arav sampai juga di pertemuan itu. Tempat teman-temannya biasa untuk berkumpul bersama.“Nah ...! itu dia akhirnya datang juga,” ucap salah satu teman Arav.Suasana yang menjadi terasa ramai setelah kedatangan Arav pun akhirnya menjadi pecah setelah sekian lama dia tidak menghadiri perkumpulan itu.“Wah ...! akhirnya pangeran yang kita tunggu-tunggu datang juga. Ayo duduk sini Rav.” sapa Ansel dengan gembira. Teman

  • Renggali   Kembali Mengetuk Pintu

    Arav yang juga telah sampai di kediamannya? Tanpa membuang waktu langsung mengganti pakaiannya setelah mandi. Namun setelah ia melihat buku yang dipungutnya? Hatinya bertanya-tanya sambil berjalan pelan. Dalam hatinya ia berniat untuk mengembalikan buku itu? Namun ia tidak tahu di mana alamat rumah pemilik buku itu. Tanpa pikir panjang ia kembali meletakan buku itu di atas meja kerjanya. Namun? Mata Arav kembali dipenuhi dengan rasa penasaran ketika ia melihat lembaran buku terbuka yang tertiup angin. Seolah tidak ingin rasa penasaran itu menghantuinya! Ia langsung membaca buku itu dimulai dari lembaran terbuka yang ia lihat pertama kali. “R.C.A.” Tulisan yang ia lihat di sampul buku itu. “Sepertinya nama inisial yang punya,” ucap Arav sambil tersenyum. Arav yang penasaran langsung membuka dan membaca isi diary itu. “Waktu kian berjalan pergi, semakin lama semakin jauh? Seakan sangat lambat untuk bergerak. Namun? Tanpa sadar! Ternyata aku yang semakin ketinggalan. Aku dan diriku

  • Renggali   Diary

    Banyak yang bertanya mengapa aku bertahan dibalik penjara ini? Diam-diam aku tertawa dalam hatiku? Dan tidak menghiraukannya. Sebab jiwaku sedikit tenang melihat bunga yang mekar dengan indah di taman kecilku.Warna putihnya yang seperti salju? melambangkan kesucian dan kesejukan? Ditambah harumnya saat aku ingin menciumnya. Hanya dikala itu aku merasa nyaman walau sementara.Sebenarnya jatuh cinta itu tidak jauh seperti dua insan yang sedang memainkan permainan? Orang lain hanya boleh melihat? Akan Tetapi tidak boleh berpartisipasi di dalamnya.Bertemu denganmu adalah takdir? Menjadi temanmu adalah pilihanku? Namun jika jatuh cinta denganmu adalah diluar kendaliku.Awal Perjalanan Kisah Ini. (satu tahun sebelumnya)Hari yang terus berganti? Tanpa terasa hari libur telah usai. Pagi ini Riska dan Claisya bersiap untuk pergi sekolah? Sementara sopir pribadi mereka telah menunggu di halaman depan, ber

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status