Beranda / Pendekar / Redemption: Karma & Rasa Sang Pemburu Siluman / Bab 66 Menyelamatkan Kekaisaran & Orang Berharga

Share

Bab 66 Menyelamatkan Kekaisaran & Orang Berharga

last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-15 23:31:27

MENYELAMATKAN KEKAISARAN & ORANG BERHARGA

Ye Xuanqing dan Ming Tian segera pergi dari biro penangkap siluman. Keduanya hendak menuju gunung belakang kediaman Keluarga Ye, begitu ditengah jalan setapak yang dikelilingi hutan pinus suar cahaya berwarna merah muncul. Kuda yang ditunggangi keduanya berhenti, terkejut melihat suar cahaya kemerahan yang menggantung di udara.

Ming Tian meneatap lurus ke arah suar cahaya itu, dia tampak waspada. “Siapa yang emngirim suar cahaya pada kita?” tanyanya dengan nada yang tenang meski ada ketegangan yang terdengar.

“Pesan dari Fen Rou,” balas Ye Xuanqing kemudian turun dari kudanya.

Pemburu siluman tingkat lima itu turun, dan dengan langkah pelan tapi pasti dia menghampiri suar cahaya yang masih menggantung di udara tanpa redup sedikit pun. Tangan kokoh pria itu menengadah, lalu suar cahaya itu berubah menjadi sebuah kertas jimat.

[Saya sudah menyampaikan undangan pada Tuan Xu Yao, dia memang berada di departemen keuangan saat itu. Dia menerima un
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Redemption: Karma & Rasa Sang Pemburu Siluman    Bab 67 Penjelasan Masa Lalu

    Angin malam bertiup pelan, membawa aroma dedaunan lembap setelah embun mulai turun. Jung Jinsi melangkah santai menuju pintu kediaman tempat ia ditahan, jari-jarinya mengusap pinggiran kusen kayu yang dingin. Sementara itu, Ming Tian tetap berjaga di teras, berdiri tegap dengan pandangan mengawasi sekitar."Aku masuk dulu," ujar Jung Jinsi tanpa menoleh.Ming Tian hanya mengangguk, tetap waspada. Namun, baru saja Jung Jinsi hendak mendorong pintu, angin kencang tiba-tiba berputar di halaman. Mata Ming Tian menyipit, merasakan hawa aneh yang mendekat dengan cepat.Dalam sekejap, sesosok bayangan melesat dari balik pepohonan, menerjang ke arahnya dengan kuku tajam mengarah ke lehernya.Ming Tian bereaksi cepat. Ia menarik pedangnya dan menangkis serangan itu dengan satu gerakan lincah. Benturan kekuatan spiritual membuat debu beterbangan di sekeliling mereka. Sosok yang menyerangnya melompat mundur, memperlihatkan wujudnya di bawah cahaya bulan.Seorang perempuan dengan pakaian merah tu

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-16
  • Redemption: Karma & Rasa Sang Pemburu Siluman    Bab 68 Menjebak Pejabat Tinggi

    Malam telah merayap naik saat Ye Xuanqing kembali ke kediaman keluarga Ye. Cahaya lentera berpendar lembut di sepanjang koridor, bayangannya terpantul di lantai batu yang dingin. Begitu langkahnya memasuki aula utama, ia mendapati seorang pria paruh baya dengan jubah hijau tua duduk di kursi utama. Wajahnya berwibawa, dengan sorot mata tajam yang penuh perhitungan.“Ayah,” Ye Xuanqing menundukkan kepala dengan hormat.Ye Qingyu menatap putranya dengan pandangan yang sulit dibaca. Dengan gerakan tangan, ia menyuruh Ye Xuanqing duduk.“Kau datang di saat yang tepat,” ucapnya tanpa basa-basi. “Ada kabar penting yang harus kau ketahui.”Ye Xuanqing mengangguk, tubuhnya menegang. Ia bisa merasakan bahwa pembicaraan ini tidak akan sederhana.“Kondisi politik di ibu kota semakin memanas,” Ye Qingyu melanjutkan. “Para bangsawan dan pejabat tinggi mulai terbagi dalam dua kubu. Kubu pertama adalah mereka yang tetap setia pada keluarga Zhao dan mendukung pemerintahan yang di dominasi oleh Z

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-16
  • Redemption: Karma & Rasa Sang Pemburu Siluman    Bab 69 Pertemuan Rahasia

    Fajar masih enggan menampakkan sinarnya ketika seorang pria berjubah hitam dengan tudung menutupi kepalanya memasuki Kediaman Keluarga Ye. Ia bergerak cepat dan tanpa suara, seperti bayangan yang menyelinap di antara kegelapan. Tak ada yang mengetahui kehadirannya selain seorang pria yang telah menunggunya di sebuah paviliun kecil di taman belakang."Aku sudah menduga kau akan datang, Yun Taek," ujar Ye Qingyu sambil menuangkan teh ke dalam dua cawan. Suaranya terdengar tenang, seolah ini adalah pertemuan biasa antara dua sahabat, bukan perjumpaan rahasia antara seorang kaisar dan kepala Keluarga Ye.Pria berjubah hitam itu menurunkan tudungnya, memperlihatkan wajah yang tegas dan penuh kebijaksanaan. Kaisar Zhao Yun Taek, penguasa kedelapan Dinasti Sheng, menatap sahabat lamanya dengan senyum samar."Aku tidak bisa berlama-lama di sini, Qingyu. Mata-mata Ibu Suri masih mengawasi setiap gerak-gerikku. Aku datang untuk memberitahumu sesuatu yang penting." Zhao Yun Taek mulai duduk berh

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-17
  • Redemption: Karma & Rasa Sang Pemburu Siluman    Bab 69 Menerka Pertahanan

    MENERKA PERTAHANANMendengar perintah sang ayah, Ye Xuanqing tersenyum samar. Dia merasa ada setitik harapan kalau kedepannya sang ayah bisa menerima kehadiran Jung Jinsi seperti sebelumnya. Sang adipati muda itu pun mengangguk patuh, setelahnya dia berdiri untuk pamit menyelesaikan pekerjaannya hari itu.Saat berjalan menuju ruang kerjanya, Ye Xuanqing mengingat Jung Jinsi yang masih tertahan di gunung belakang. Dia kemudian berbelok ke halaamn samping, hendak memeriksa peisai yang dia buat untuk menahan perempuan siluman itu.“Jika Ming Tian masih ada di sana, seharusnya Jung Jinsi juga tetap ada di sana saat ini.” Adipati itu mulai menggerakkkan tangannya membentuk sebuah formasi sederhana.Kemudian dia mulai menggambar mantra di udara. Sesaat setelahnya sinar berbentuk persegi panjang muncul. Sinar itu menampakkan proyeksi keadaan gunung belakang kediaman Ye.Ye Xuanqing bisa melihat keadaan dengan jelas, Jung Jinsi masih ada di gunung belakang. Dia tetap erada di sana dengan waja

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-19
  • Redemption: Karma & Rasa Sang Pemburu Siluman    Bab 70 Sakit Hati, Saudari Rubah

    “Cepat, katakan dengan jelas apa yang sebenarnya kau inginkan dari ku?” todong Jung Jinsi pada Jing Qian yang kini duduk berhadapan dengannya.Mereka berdua hanya terhalang oleh meja kayu kecil, saat ini dua perempua siluman rubah itu duduk di ruang tamu kediaman. Sementara Ming Tian mengawasi pembicaraan mereka di sudut ruangan, dekat dengan pintu.Jing Qian tidak terprovokasi oleh kemarahan Jung Jinsi, sebaliknya dia malah bersikap tenang. Ming Tian yang melihat itupun sedikit terkejut, dia mengerutkan kening dalam. Pria itu menyadari perubahan sikap Jing Qian yang cukup berbeda dalam bersikap pada orang lain. Jika pada dirinya dan Ye Xuanqing, perempuan siluman rubah ekor tujuh itu akan ketus, dan dingin. Sedangkan pada Jung Jinsi, ada sisi lembut khas seorang saudara perempuan.Jung Jinsi duduk bersila, wajahnya masih pucat setelah pertarungan sebelumnya. Jing Qian duduk tidak jauh darinya, tatapannya dingin, namun ada kilatan emosi yang sulit dijabarkan dalam matanya."Apa yang k

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-20
  • Redemption: Karma & Rasa Sang Pemburu Siluman    Bab 71 Raungan Penderitaan

    RAUNGAN PENDERITAANMalam di gunung belakang kediaman keluarga Ye terasa begitu sunyi, hanya suara angin yang berdesir di antara pepohonan. Langit dipenuhi awan kelam yang menyembunyikan cahaya bulan. Di dalam kediaman sederhana yang menjadi tempatnya ditahan, Jung Jinsi duduk bersimpuh di lantai, bahunya berguncang hebat.Air mata jatuh tanpa henti dari matanya yang keemasan, membasahi lengan bajunya yang kusut. Tangannya mencengkeram ujung hanfu, jemarinya bergetar hebat."Kenapa," bisiknya lirih, suaranya bergetar dan pecah di ujung kalimat. "Kenapa semua orang meninggalkanku?"Pernyataan itu ditujukan pada takdir yang kejam. Ayahnya, Jing Fan, telah tiada—mengorbankan dirinya demi para siluman Gunung Jiaguan. Sementara Jing Qian, yang ternyata adalah saudaranya, baru saja pergi meninggalkannya lagi. Bahkan saat dia tahu kalau Jing Qian berkorban untuk menegmbalikan ayah mereka dan kini sang ayah akan kembali. Jing Qian mendorongnya menjauh.Dadanya terasa sesak, seakan ada beban b

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-20
  • Redemption: Karma & Rasa Sang Pemburu Siluman    Bab 72 Permintaan Menyakitkan

    Di pagi hari, Jung Jinsi masih terduduk dilantai dengan pandangan yang kosong saat Ye Xuanqing datang. Perempuan siluman itu duduk memeluk lututnya sendiri dan bersandar pada tiang kayu kediaman tempatnya ditahan.Ye Xuanqing mendekat dengan pelan, dia membawa makanan dan diletakkan di meja. Jung Jinsi tidak menyadari kedatangannya, terbukti dengan tidak ada protes yang dilontarkan.“Jinsi,” panggil Adipati itu dengan pelan sembari melangkahkan kaki mendekati Jung Jinsi yang terduduk di lantai.Jung jinsi menolehkan kepalanya malas, lalu menatap lurus ke depan dan enggan bersitatap dengan Ye Xuanqing yang ada di sampingnya. “Untuk apa lagi kau datang ke tempat ini?” tanyanya tanpa ekspresi.Ye Xuanqing menghela nafas panjang, sedikit menundukkan kepalanya. “Aku membawakan kau makanan, ku harap kau baik-baik saja.”“Hah! Bukankah pelayan mu juga bisa dikirim ke tempat ini? Mengapa harus merepotkan diri sendiri,” balas jung jinsi dengan tawa getir.“Jinsi, aku tahu perbuatan ku salah. T

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-23
  • Redemption: Karma & Rasa Sang Pemburu Siluman    Bab 73 Pedang diantara Kita

    Ye Xuanqing menggenggam pedang Huoguang dengan kedua tangannya, mengangkatnya tinggi-tinggi ke arah Jung Jinsi yang berdiri di hadapannya. Mata Ye Xuanqing yang biasanya penuh keyakinan kini redup, dipenuhi kepedihan yang tak mampu ia sembunyikan lagi. Napasnya pendek dan berat, seakan menahan sesuatu yang telah lama mengendap dalam dadanya."Jung Jinsi." suaranya bergetar, namun tetap jelas. "Aku sudah mencoba segalanya untuk membuktikan ketulusanku. Aku sudah memberikan seluruh hidupku... tapi kau tetap tidak percaya padaku."Jung Jinsi berdiri tegak, ekspresinya dingin. Mata elangnya menatap lurus ke arah pria yang bersimpuh di hadapannya, namun di balik tatapan itu, ada kegelisahan yang tertahan."Jika kau benar-benar menganggapku tidak tulus, maka bunuh aku dengan pedang ini," suara Xuanqing bergetar, namun tegas. "Aku lebih baik mati di tanganmu... daripada hidup dengan dalam keraguanmu."Jung Jinsi menatapnya dengan mata yang sulit dibaca. Tangannya mengepal di sisi tubuhnya, t

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-24

Bab terbaru

  • Redemption: Karma & Rasa Sang Pemburu Siluman    Bab 108 Penghianat Kekaisaran

    Langit di atas Ibukota tampak lebih gelap dari biasanya, meski tak ada badai. Angin yang bertiup terasa membawa aroma darah dan dupa. Di kediaman Ye, suasana terasa tegang. Para pengawal berjaga dua kali lipat, dan paviliun belakang tempat Xuanqing dan Jinsi tinggal dijaga ketat oleh barrier spiritual. Hari ini adalah hari ke-7 pasca serangan yang dilakukan oleh Ye Xuanqing dan Jung Jinsi ke istana. Setelah hari itu, tidak ada tanda-tanda pergerakan apapun. Selain itu Ibu Suri juga bungkam, meski sudah diinterogasi. Di ruang utama, Ye Xuanqing menatap peta yang terbentang di hadapannya. Di sampingnya berdiri Jinsi, masih pucat tapi tekad di matanya tak pernah surut. Di seberang meja berdiri Ming Tian, Fen Rou, dan Jing Qian, masing-masing dengan ekspresi murung. “Ada yang janggal,” gumam Jing Qian, melipat lengannya. “Formasi pemecah jiwa itu terlalu rumit untuk dibuat hanya oleh Ibu Suri dan dua siluman." “Benar,” sahut Ye Xuanqing. “Menurut dokumen yang ditemukan di balik d

  • Redemption: Karma & Rasa Sang Pemburu Siluman    Bab 107 Merusak Formasi Pemecah Jiwa

    Kabut kelabu menyelimuti tembok tinggi istana barat. Di bawah cahaya bulan yang tertutup awan, dua sosok melintas cepat di antara bayangan tembok. Ye Xuanqing mengenakan jubah pemburu berlapis perak, pedang Huoguang miliknya tergantung di pinggangnya. Sementara di sisinya, Jung Jinsi menyatu sempurna dalam gelap, rambut hitam panjangnya disembunyikan di balik penutup kepala hitam. Suara gemerisik langkah mereka nyaris tak terdengar. Mereka menyusup dari gerbang air bawah, melewati lorong rahasia yang hanya diketahui oleh mereka yang pernah hidup di dalam istana. “Sudah lama sejak aku masuk dari jalur ini,” bisik Jung Jinsi pelan, matanya menyipit menatap lengkung lorong batu. "Terakhir kali aku masuk, untuk mencari informasi tentang Ibu Suri. Ye Xuanqing menoleh sekilas. “Dan sekarang kita masuk lagi lewat sini untuk menggagalkan semua rencana wanita tua itu!" "Karena itu, kita harus melakukan yang terbaik. Jangan sampai usaha kita gagal," balas Jung Jinsi dengan wajah y

  • Redemption: Karma & Rasa Sang Pemburu Siluman    Bab 106 Bersandar Pada yang Terkasih

    Ye Xuanqing duduk dengan tenang, mengenakan jubah panjang warna arang dengan bordiran awan perak di tepinya. Wajahnya teduh, namun ada gurat berat yang tak tersembunyi di matanya. Di hadapannya, Jung Jinsi duduk dengan tubuh sedikit condong ke depan, menyandarkan dagu di tangannya.“Kau diam sejak bertemu dengan Putri Daiyan," ucap Jinsi pelan, matanya menatap pria itu dengan lembut. “Apa sang Putri Daiyan berkata sesuatu yang tak kau suka?” tanyanya pelan. Ye Xuanqing tak langsung menjawab. Ia menatap cangkir teh yang belum disentuh, lalu menghela napas. “Bukan dia yang jadi masalah. Tapi kabar yang dia bawa.”Jinsi mengangkat satu alis. “Pasti ini sesuatu dari Ibu Suri?” tebaknya dengan wajah yang serius. Ye Xuanqing menoleh padanya, lalu mengangguk samar. "Ibu Suri sudah bertindak terlalu jauh, bahkan sebelum kita bisa menerka apa saja yang dia perbuat.""Apa yang dia lakukan sebenarnya?" Jung Jinsi mendekat, semakin dekat dengan Ye Xuanqing dan menggenggam tangannya erat. "Form

  • Redemption: Karma & Rasa Sang Pemburu Siluman    Bab 105 Benang Merah Tragedi

    "Apa?" Ye Xuanqing masih tidak percaya dengan apa yang dia dengar barusan. Namun sorot mata Zhao Yun Mei tidak menunjukkan kebohongan, hanya ada keteguhan yang coba dia tunjukkan saat ini. "Seharusnya Zhao Weini, ibu ku hanya selir agung. Tapi karena kematian permaisuri sebelumnya dia menduduki posisi permaisuri itu dengan berat. Kaisar ke-7 mendesak ibu untuk memberi penerus tahta, tapi dia tak kunjung dikaruniai keturunan." Ada jeda yang cukup lama saat Zhao Yun Mei menjelaskan masa lalu keluarga Kekaisaran Sheng. Fakta masa lalu yang dilupakan oleh rakyat, atau justru kabarnya tidak dibiarkan keluar dari dinding istana. "Ibu ku frustasi, dia tertekan dari berbagai sisi. Bahkan pria yang seharusnya menjadi tempatnya bersandar malah memberikan luka dan tekanan yang luar biasa hebat. Karena dibutakan oleh luka dan keserakahan, Ibu akhirnya pergi ke pegunungan barat bertahun-tahun lalu sebelum kakak ku lahir." Mata Ye Xuanqing membulat sempurna mendengar itu semua, Zha

  • Redemption: Karma & Rasa Sang Pemburu Siluman    Bab 104 Konspirasi Manusia & Siluman

    Pagi hari menyapa dengan sinar matahari hangat yang menembus celah pepohonan. Di sebuah tempat perlindungan sederhana dekat mata air yang ada di gunung belakang kediaman keluarga Ye. Ye Xuanqing duduk bersandar di pohon, sementara Jung Jinsi menyeduh teh. Jing Qian tengah memeriksa formasi pelindung di sekitar tempat itu, dan Fen Rou membersihkan bilah belatinya. Ming Tian duduk di atas batu besar, menatap langit dengan ekspresi tenang. "Apa yang kita berlima hadapi semalam pasti sebuah konspirasi besar," ucap Ye Xuanqing membuka percakapan dengan topik yang berat. Namun semuanya langsung mengangguk, tanggap atas apa yang dibicarakan sang Adipati Muda. Ming Tian yang semula menatap langit, perlahan beralih pada rekan kultivasinya. "Dia adalah tangan kanan Hei Lian Hua, dan mereka berada di pihak Ibu Suri. itu semua sudah jelas!" "Tapi aku tidak bisa percaya kalau Lu Sangyun dan Hei Lian Hua sepenuhnya berpihak pada wanita tua itu. Siluman seperti mereka sangat sulit untuk diajak

  • Redemption: Karma & Rasa Sang Pemburu Siluman    Bab 103 Kembali ke Kediaman Ye

    Ye Xuanqing dan Ming Tian semakin berjalan cepat setelah pertarungan melawan siluman mimpi buruk, Lu Sangyun. Mereka kembali ke kediaman Keluarga Ye melalui gerbang belakang. Tepat dihalaman belakang itu pula Jung Jinsi, Jing Qian dan Fen Rou berada. Mereka bertiga juga baru saja tiba di kediaman. Terbukti dengan nafas mereka yang masih satu-satu. "Kalian sudah kembali," ucap Ye Xuanqing merasa lega begitu dia melangkahkan kaki masuk ke kediaman. semua orang menoleh ke arahnya, termasuk Jung Jinsi. Dia langsung tersenyum manis dan berlari kecil menuju sang Adipati. "Xuanqing, kau kembali dengan selamat juga." Jung Jinsi begitu lega. Meskipun dia sendiri hampir menjadi mayat jika kalah dengan Hei Lian Hua tadi. "Tentu saja, apapun yang terjadi aku pasti akan kembali." Ye Xuanqing menjawabnya dengan senyum tipis. Kemudian Fen Rou maju terlebih dahulu, dia hendak melaporkan apa yang mereka lihat saat menyusup ke istana Kekaisaran Sheng. "Adipati, kami melihat—" "Fen Rou cu

  • Redemption: Karma & Rasa Sang Pemburu Siluman    Bab 102 Ditahan Siluman Mimpi Buruk

    Di tengah hutan yang diterangi cahaya bulan pucat, Ye Xuanqing dan Ming Tian bergegas melintasi pepohonan. Langkah mereka cepat, menembus dedaunan dan bayangan yang bergoyang. Mereka harus segera menyusul Jung Jinsi, Jing Qian, dan Fen Rou sebelum semuanya terlambat. Namun, sesampainya di tepi jurang berbatu, mereka terhenti. Kabut hitam pekat bergulung-gulung di depan mereka. Di tengah kabut yang berputar, sosok perempuan melangkah maju. Mata keemasan yang menyala penuh kebencian menatap mereka. Rambut panjangnya tergerai seperti bayangan kelam, berkilauan di bawah sinar bulan. Gaun ungu tuanya berayun lembut, sementara aura mengerikan menguar dari tubuhnya. "Lu Sangyun," bisik Ming Tian dengan suara rendah. "Tangan kanan Hei Lian Hua," sambung Ye Xuanqing dengan ekspresi dingin. Lu Sangyun menyeringai, bibirnya melengkung dengan keangkuhan. "Kalian benar-benar mengira bisa melawan Ibu Suri? Kalian tak lebih dari bidak kecil dalam permainan ini." "Meski begitu, kami tida

  • Redemption: Karma & Rasa Sang Pemburu Siluman    Bab 101 Pertarungan Siluman

    Malam yang awalnya hanya diwarnai riuh rendah pasar kini berubah menjadi penuh ketegangan. Dari kejauhan, Ye Xuanqing dan Ming Tian melihat tiga sosok yang berlari dengan cepat, diikuti oleh sekelompok penjaga bersenjata yang mengejar mereka dengan teriakan tajam. "Berhenti disana!" "Jangan lari!" "Berhenti, dasar penyusup!" Teriakan-teriakan para penjaga bergema ditengah malam, mengejar Jung Jinsi, Jing Qian, dan Fen Rou yang terus berlari menghindari istana Kekaisaran Sheng. "Mereka berhasil keluar, tapi dalam keadaan dikejar," ujar Ming Tian dengan nada datar, namun tubuhnya sudah bergerak. Ye Xuanqing meraih lengan bajunya, menahan. "Jangan bertindak gegabah. Kita harus mengalihkan perhatian para penjaga, bukan menarik perhatian lebih banyak." Ming Tian menyeringai. "Bukankah itu hal yang sama?" Tanpa menunggu jawaban, ia melangkah ke tengah jalan, berjalan dengan sikap santai seolah tak terjadi apa-apa. Saat para penjaga semakin dekat, ia pura-pura tersandung seb

  • Redemption: Karma & Rasa Sang Pemburu Siluman    Bab 100 Pelarian Istana

    Di luar gerbang istana, suasana malam tetap hidup dengan aktivitas warga. Lampion-lampion berayun pelan diterpa angin, menerangi pedagang yang masih berjualan dan pengunjung yang menikmati makanan di kedai pinggir jalan. Di antara keramaian, dua sosok duduk di sudut kedai teh yang cukup gelap, memperhatikan gerbang istana dengan waspada. Ye Xuanqing, dengan pakaian sederhana layaknya rakyat biasa, mengaduk tehnya perlahan. Di sebelahnya, Ming Tian tampak lebih santai, menikmati makanan yang ia pesan, tetapi matanya tetap tajam mengawasi situasi sekitar. “Nyonya Muda dan yang lain sudah masuk,” bisik Ming Tian sambil menyandarkan tubuhnya di kursi. Xuanqing tidak segera menjawab. Ia justru mengalihkan pandangannya ke sekelompok warga yang duduk tak jauh dari mereka, terlibat dalam percakapan yang cukup serius. “Aku dengar pajak kembali dinaikkan bulan ini. Bagaimana mungkin kita bisa bertahan?” keluh seorang pria paruh baya, mengusap wajahnya yang penuh keringat. Seorang wanita tu

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status