Home / CEO / Red Room / Make Comfort

Share

Make Comfort

Author: Pink Cerry
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

  Kamarnya tidak lagi sunyi seperti sebelumnya. Tidak akan ada hari di mana ia pergi untuk mendapatkan pelampiasan yang tidak memenuhi kepuasan. Orland sudah mendapatkan seseorang untuk membuat suara yang mengisi keheningan yang selama ini menemaninya. Bukan tunangannya, tetapi gadis yang ditawarkan untuk Orland. 

  Memang bukan hal mustahil untuk membawa para wanita satu malam ke penthouse nya. Tetapi itu akan menambah daftar masalah yang tidak ia inginkan. Bagaimanapun Orland tidak menyukai masalah dan membawa wanita gila harta bearti membuatnya rela menerima masalah. Tetapi ia mengecualikan satu, yaitu gadis muda berusia hampir delapan belasan ini. 

  Orland tidak keberatan dengan masalah yang berupa gadis cantik bermata hijau teduh yang sedang menjerit menikmati desakannya. Mungkin juga sebenarnya dia tau jika gadis itu yang menganggap dirinya masalah. 

  "Kau sangat nikmat Pammy, hangat dan menggiurkan, " ucap Orland. Dia tidak berhenti membisikkan kata-kata kotor untuk memberitahu Pammy betapa nikmat dirinya. Itu bahkan membuatnya lebih bersemangat lagi. 

  "Daddy pelan-pelan... " rintih Pammy. Dia kesulitan menjaga dirinya tetap fokus dari gelombang gairah Orland. Pria ini begitu piawai melambungkan hasratnya hingga tak terkendali. Pammy yang belum pernah merasa gairah sensual, harus menyerah dan tunduk pada kenikmatan sesungguhnya dari bercinta ini. Sudah tidak ada lagi jalan kembali dari semua ini. Pamela sudah memutuskan untuk tenggelam demi pengobatan ibunya. 

  "Aku ingin mencintaimu dengan keras Pammy. Ijinkan aku mencintaimu dengan keras. " Orland tidak berhenti mengerutu di sela kegiatannya. 

  "Yeah Daddy, cintai aku dengan keras. Lakukan Daddy... "

  "Gadis pintar. Sekarang berbaliklah. "

  Orland mengambil pinggul Pammy, menariknya lebih ke atas. Sementara kepala Pammy terus di bawah. Pada saat Orland kembali memasukinya, Pammy menjerit karena perasaan luar biasa. Vaginanya harus merenggang untuk mengakomodasi junior Orland yang menakjubkan. Pammy merasa sangat penuh dan nikmat. Dikuasai dan didominasi. Lama-lama ia berpikir jika tidak buruk bercinta dengan pria ini. Setidaknya dia tampan dan kaya. Bukan pria tua berperut buncit penuh lemak yang menjijikkan. 

  "Daddy... " Pammy tidak sabar menunggu Orland bergerak ke dalam tubuhnya. Dia bahkan sedikit menggoyangkan pinggulnya agar Orland bergerak. 

  Dogy style adalah favorit teman-temannya ketika membicarakan seks di sekolah. Sejujurnya agak penasaran dengan hal itu. Akhirnya dia mengalami perasaan menyenangkan yang teman-temannya bicarakan. Pammy sangat tidak sabar menantikan Orland bergerak sayangnya pria itu seperti mempermainkannya dengan enggan bergerak. 

  "Memohonlah Pammy. Katakan apa yang kau inginkan?"

  "A-akh aku ingin dirimu Daddy, please... " rintih Pammy. 

  ''Tentu saja babe, kau akan mendapatkannya. "

  "Kyaa! "gerakan Orland kembali memabukkan Pammy dengan bergerak secara liar. Tidak ada cara untuk menolong Pamela agar tidak kecanduan pada pria ini. Dia tampan, kaya, berkuasa dan berusia tiga puluhan. Cukup ideal baginya yang memimpikan pria dewasa yang seksi. Yang paling penting dia sangat nikmat.

  Mereka berdua harus menjalani percintaan hingga pagi. Mereka seolah kehausan dengan kenikmatan bercinta. Maka dari itu baik Orland maupun Pammy enggan berhenti hingga pagi. Beruntung pagi itu adalah hari minggu. 

  "Tidurlah babe girl, kau terlihat kelelahan. "

  "He' em. "

  Pamela menurut. Dia tidak mungkin memaksakan tubuhnya untuk menerima gelombang percintaan lagi. Dia pun tertidur dengan cepat dan pulas karena kelelahan dan lemas. 

  Orland tersenyum melihat gadis pilihannya. Sangat nikmat dan luar biasa hebat. Orland merasa tubuh Pamela sama seperti dirinya yang kehausan akan kenikmatan seperti kemarin. Orland tau jika tubuh mereka begitu cocok dan merasakan tarik menarik yang kuat. 

  "Hubungan ini pasti bisa bertahan dengan lama. "

  Orland tau jika tidak bisa membiarkan euforia menguasainya. Ada tanggung jawab yang berupa kesepakatan dengan Monica yang harus ia penuhi. Lebih baik menyiapkannya sebelum Pamela terbangun. 

  Pamela mengambil telepon genggamnya. Dia mengirimkan pesan ke sekertarisnya untuk menyiapkan langkah-langkah agar Pamela memasuki dunia hiburan sesuai pesan Monica. Di antara sekretarisnya, Orland memilih Crist untuk membimbing Pamela.

  "Datang ke penthouse ku besok. Aku akan memperkenalkanmu pada model yang ingin aku terbitkan."

  Di sebuah apartemen yang berada di pusat kota Manhattan, Crist sama sekali tidak percaya pada pendengarnya. Bosnya mengirim pesan suara untuk memperkenalkan calon artis yang ia orbitkan. Ini sungguh langka. Crist jadi bersemangat untuk mendatangi Penthouse Orland besok. Pasti gadis yang diorbitkan Orland bukan gadis sembarangan. 

.

.

.

  Manex media, salah satu perusahaan indutri hiburan yang di naungi oleh Orland, bukanlah tempat yang mudah dimasuki oleh model maupun artis sembarangan. Mereka membuat film besar yang menghasilkan karya box office. Ada banyak persyaratan untuk masuk ke sana dan tidak seorang pun lolos hanya dengan menggunakan jalan belakang. Itu semua karena Orland pria yang kejam jika menghukum bawahannya yang main dibelakangnya. 

  Akan tetapi hari ini dia harus menghancurkan image itu. Ia membawa gadis yang tidak tau apapun ke perusahaannya untuk ia orbitkan. Jelas melanggar prinsip yang selama ini dia terapkan. Tetapi siapa yang berani bersuara? Orland adalah bosnya. 

  .

  .

  Orland yang saat ini memeluk Pamela yang tertidur agak tersentak dengan kenyataan itu. Dia baru sadar jika Pamela harus dipoles untuk kesempurnaannya sebagai model. Dia tidak bisa membiarkan Pamela hanya memiliki penampilan biasa. Dia harus tampil unik untuk mencuri perhatian. 

  "Benar, aku harus mencari guru modeling atau apapun yang ia butuhkan. Ah, mengapa aku bisa melewatkan hal kecil ini?"

  Kegelisahan Orland membangunkan Pamela dari tidurnya. Setelah tidur beberapa jam gadis itu nampak bersinar cantik. Terutama pesona dewasa setelah melepas keperawanannya, dia semakin terlihat menggoda. Orland merasa puas sudah menjadi pria pertama gadis ini. 

  "Daddy belum tidur? "

  "Daddy sudah tidur babe. Babe girl, katakan padaku. Apakah kau memiliki bakat tertentu atau ibumu pernah memuji bakatmu? "

  'Monica tidak mungkin menyodorkan padaku agar ia tampil di industri hiburan tanpa persiapan kan? ' batin Orland. 

  Pamela terdiam. Dia ingat jika dirinya sangat menyukai menyanyi. Ibunya sering memujinya karena suaranya yang tinggi, merdu dan bertenaga. Dia juga menjalani kursus vokal beberapa tahun terakhir sampai akhirnya berhenti karena kesulitan ekonomi. 

"Sebenarnya Pammy mengikuti kelas olah vokal. Tetapi tiga bulan ini aku berhenti. "

  "Itu bagus. "

  Sebuah harapan muncul di mata Orland. Sepertinya mengorbitkan Pammy tidak sesulit yang ia kira. Dia akan putus asa jika Pamela tidak memiliki bakat apapun. 

  "Bisakah kau tunjukkan suaramu pada Daddy? "

  "Tentu. "

  Than I will always love you... 

  "Stop. "

  Orland menghentikan nyanyian Pammy. Lagu Witney Huston yang Pammy nyanyikan begitu luar biasa. Vokalnya benar-benar spektakuler. Dia bisa menjadi bintang. 

  "Apa yang salah Daddy? "

  "Tidak ada. Bersiaplah menjadi bintang Babe. "

  Pamela semakin bingung dengan tingkah Orland. Dia tidak bisa menebak mengapa Orland tiba-tiba menginginkan ia bernyanyi dan tiba-tiba mengatakan hal aneh juga. 

Tbc

Related chapters

  • Red Room   Life

    Saat aku menerima penawaran Orland. Saat itulah aku tau jika hidupku seratus persen berubah. Aku sekarang bukan lagi menjadi gadis yang bebas seutuhnya. Patung liberty yang merupakan simbol kebebasan, kini hanya pajangan di mataku. Di negara yang menjunjung tinggi kebebasan aku sudah terbelenggu oleh kekuatan ekonomi berupa Orland. Untungnya belenggu itu menjadi milik seorang pria dewasa yang seksi. Jadi aku masih diasosiasikan sebagai wanita yang beruntung. Tidak perlu ditanya apakah aku menyukai segala perubahan besar dalam hidupku atau tidak. Karena hanya wanita bodoh yang tidak menginginkan perubahan ini. Siapa yang menolak memiliki kehidupan hebat, bersama pria hebat. Apalagi Orland pria sempurna yang menempati jajaran pengusaha terkaya yang memiliki Manex industri. Dia juga seksi dalam kondisi apapun. Jikapun ada angin nakal yang berusaha membuat rambutnya berantakan agar dia terlihat kacau maka itu percuma. Orland masih tetap tampan meski

  • Red Room   Best Friend

    Pamela segera memasuki kamar mandi, membersihkan diri dan berganti pakaian. Dia bahkan mengabaikan Orland yang menunggunya pulang rekaman. Ada yang harus ia lakukan sekarang dan itu tidak ada kaitannya dengan Orland. Ini adalah urusan antar gadis dan Pamela berharap Orland tidak bertingkah konyol."Daddy aku akan keluar sebentar, okey? " pamit Pamela pada Orland.Pamela membungkus tubuhnya dengan handuk. Lalu melewati Orland menuju walk in closet. Dia memilah pakaian yang cocok untuk jalan-jalan dengan Vivian. Sahabatnya di sekolahPamela begitu bersemangat menemui Vivian. Kisah cinta Vivian yang sama dengan dirinya membuat Pammy tidak sabar menemui temannya itu. Lebih tepatnya selera Vivian yang menyukai pria-pria jauh lebih dewasa. Dia ingin tau bagaimana kisah Vivian yang sama-sama melibatkan pria dewasa. Apakah perasaan Vivian sama dengan perasaan dirinya. Itu patut dipertanyakan."Berhenti di sana,

  • Red Room   No Mercy

    Tubuhku seolah diciptakan untuk seks. Mereka berlekuk dan menarik meski tidak memiliki dada sebesar bola volly. Setidaknya aku tau jika pinggang dan pinggulku berlekuk seperti gitar spanyol di saat aku lulus. Dadaku juga tidak mengecewakan. Semua sangat cocok sehingga aku dengan percaya diri bisa berkata jika body ku sempurna. Aku bersyukur ibuku membagi gen nya yang bagus padaku."Mengapa kau tidak menjadi model, Pammy? " tanya Vivian. Kami hendak mengucapkan selamat tinggal antara satu dengan lainnya. Vivian sekarang terlihat lebih bersemangat dari sebelumnya karena saran yang aku ucapkan."Aku memiliki rencana yang lebih baik. ""Pasti itu karena Sugar Daddy mu. ""Yah... Kau akan iri jika mengetahui siapa dia. ""Tidak akan. Aku sudah terlalu jauh dengan Max, bagiku tidak ada pria lain sekarang. ""Itu bagus. "Sebuah Bentley berhenti di sisi trotoar. Aku melihat siluet Orland di dalam sana. Tiba-tiba otakku di penuhi se

  • Red Room   A part

    Aku masih disini, memandang kota Colorado dari kamar apartemen ibuku. Suasana kota yang perlahan-lahan meredup dengan menghilangnya matahari membawa suasana eksotisme pada kota ini. Pemandangan yang jarang aku lihat akhir-akhir ini karena kesibukan ku. Beruntung aku mendapatkan libur setelah sebulan lebih menggila bersama jadwal yang tidak pernah menyusut.Dulu pemandangan ini mampu menghiburku ketika aku sedang sedih. Rupanya dengan berjalannya waktu, perasaanku tidak lagi merasa lebih baik meski aku memandangnya selama satu jam lebih--dikamar--tanpa bergerak. Dalam hati aku bahkan bertanya-tanya kemana perginya rasa lelah yang biasanya dirasakan oleh manusia. Mengapa sore ini aku tidak merasakannya? Ataukan aku memang sudah kebas sehingga tidak lagi merasakan rasa lelah.Yah jawabannya ada di hatiku. Kehancuran hatiku sudah tak terelakkan. Aku menjadi sosok menyedihkan yang menjilati lukaku sendirian. Semua jelas karena Orland yang tid

  • Red Room   Revenge

    Blom memiliki pesona nakal yang menawarkan gairah liar yang lepas kontrol. Rambut kemerahan yang dipadu dengan mata amber yang berkilau diterpa cahaya seperti magnet yang kuat untuk menarik gadis sepertiku. Dia terlihat liar namun tidak murahan. Setelan Armani rancangan khusus membantunya menjadi pria elegan yang memancarkan feromon nakal. Semua yang ia miliki menggaruk hatiku untuk bermain dengan Blom. Pasti sangat menyenangkan.Hei, aku bukan gadis perawan lagi. Si sialan Orland mendapatkannya melalui perjanjian. Sesuatu yang tidak ku rencanakan dahulu. Pikiran polosku dulu mengira jika yang akan mendapatkan keperawananku adalah kekasih yang mencintaiku dan siap berkomitmen. Sesuatu yang bertolak belakang dari kenyataan meski aku tidak menampik jika menyukainya."Kau sangat cantik Pammy, aku terpesona denganmu saat pertama kali melihatmu. Kau seperti fallen angel. " Blom memujiku dengan cara yang sungguh ketinggalan jaman. Mungkin saja

  • Red Room   Hate and Love

    Orland tidak berhenti meski aku berteriak, memohon padanya agar berhenti. Akan tetapi dia justru semakin brutal menjarah tubuhku yang basah. Dia bahkan sempat membawaku ke tepi, melakukan sesuatu agar aku menikmati seperti dulu. Dia begitu percaya diri jika aku pasti akan luluh padanya, pasti karena sikapku terakhir kali yang bertindak murahan. Tetap saja dia tidak berhak melakukan ini padaku. Aku adalah manusia yang memiliki hati, dan Orland memperlakukanku seperti binatang."Aku membencimu! Aku benci... Kau dengar? Kau menjijikkan! "Pemerkosaan yang dilakukan Orland tidak akan membuatku runtuh. Aku tidak akan menangis untuk semua penghinaan yang ia lakukan. Aku akan tetap bertahan meski langit malam yang gelap sudah mulai dipudarkan cahaya. Aku akan menunjukkan padanya jika Orland tidak akan membuat ku runtuh. Aku juga tidak akan pernah tunduk padanya. Tidak akan pernah.Aku justru kasihan padanya. Kasihan pada keegoisannya yang memu

  • Red Room   Break

    Siang hati Crist membangunkanku setelah memberikan waktu yang cukup untukku tidur. Hari ini ada pembuatan video sekaligus pemotretan. Tapi pemotretan itu tidak ada dalam daftar Crist karena aku sendiri yang menentukannya. Aku pun berencana memulai hariku dengan menghancurkan segala doktrin dan image yang sudah di ciptakan oleh perusahaan Manex. Pencitraan wanita baik-baik yang perusahaan disematkan padaku atas perintah Orland telah membatasi segala kebebasanku selama ini. Dia mengganti tali yang mengontrolku dengan nama pencitraan.Sekarang aku ingin menghapus bekas-bekas yang Orland berikan padaku. Mencuci bersih setiap titik memory yang ia tinggalkan. Dan menjadi model majalah playboy adalah tahapan awal yang aku lakukan. Dengan Jaco menjadi fotografernya aku siap untuk memberontak. Seperti dugaan, Crist hampir pingsan melihat fotografer majalah play**y datang."Ada apa ini, aku tidak ingat pernah mengadakan kesepakatan dengan kalian? " uc

  • Red Room   Rejected

    Aku melewati siang ini dengan perasaan yang luar biasa. Blom membuat siang hariku sempurna. Dia parner yang menyenangkan untuk menghabiskan waktu.Segala hal tentang dirinya menggodaku untuk merayunya. Kepolosannya menggelitikku seolah itu adalah suatu kesenangan yang harus aku taklukkan. Jadi, bagaimana aku bisa melewatkan pria yang sebenarnya masih perjaka dan polos tapi memiliki image heartbreaker. Ditambah fisiknya yang good looking. Hanya wanita bodoh yang mengabaikan Blom.Yah, Blom yang polos sangat imut ketika bicara. Dia sangat jujur dan pemalu. Fans - nya akan berteriak histeris jika tau siapa Blom sebenarnya.Lihat saja sekarang. Teknik menciumnya yang amatiran tidak membuatku mencemoohnya. Wajahnya yang memerah saat menatapku. Oh itu sungguh sangat imut. Dia menarik seseorang untuk mengajarkan tentang seksual padanya dan menjadi bajing**. Siapapun akan gemas oleh Blom."Kau senang menghabisk

Latest chapter

  • Red Room   Epilog 2.

    Beberapa bulan berlalu dari pernikahan Pamela maupun Vanesa. Segalanya nampak normal bersama kehidupan mereka masing-masing. Hingga suatu hari, tanpa sengaja Vanesa bertemu dengan Pamela di depan Swalayan. Mereka berdua sama-sama menjinjing tas belanjaan, rupanya mereka berdua habis berbelanja di satu tempat.Pamela saat itu memakai hodi dan masker, tapi Vanesa yang pernah ia cap sebagai musuh besarnya, mampu mengenali Pamela dengan sangat baik."Pamela.""Vanesa."Mereka berdua terdiam dan menunduk malu. Ini karena mereka pernah menjadi saingan dan melakukan perang dingin untuk memperebutkan Orland. Sungguh semua itu masa lalu yang konyol dan memalukan jika diingat. Kini mereka berdua sadar jika sudah saling menyakiti satu dan lainnya."Selamat atas pernikahanmu, Vanesa," ucap Pamela tulus. Dia sangat senang mengetahui jika pria yang dinikahi Vanesa adalah ayah biologis dari bayi Vanesa.Vanesa tersenyum lembut. Aura keibuannya m

  • Red Room   Epilog.

    Semua orang terguncang dengan dengan pernikahan spektakuler Pamela dan Orland. Banyak para gadis merasa terharu dengan kisah mereka. Kisah cinta mereka bahkan menjadi tren karena benar- benar mengisahkan kisah Cinderella jaman modern yang nyata. Sesuatu yang diidam- idamkan para gadis di jaman ini.Rasa iri juga menerpa Vanesa yang kini sudah menjadi ibu dan memilih mandiri. Dia adalah gadis yang terlupakan oleh media sejak batalnya pernikahannya dengan Orland. Vanesa menyadari jika tidak bisa memaksakan cinta pada pria yang tidak mencintainya. Semua hanya kesepakatan semata dan Vanesa terlalu tenggelam dalam harapan semu.'Aku harap bisa sepertimu, Pammy? Aku juga ingin memiliki cinta yang indah sepertimu.'Vanesa hanya tersenyum dan melangkahkan kakinya menuju swalayan. Dia ingin membeli barang untuk kebutuhan bayinya.Dhug."Oh, maaf," ucap Vanesa."Tidak, aku yang bersalah..." jawab o

  • Red Room   The Wedding.

    Kejutan menyenangkan muncul di pagi hari. Ibuku yang selama ini enggan muncul tiba- tiba datang dengan senyum satu dolarnya. Jelas aku tidak bisa mendeskripsikan betapa bahagia melihatnya masih hidup, sehat dan bahagia."Ibu, akhirnya kau datang..." Aku memeluknya erat. "Terima kasih sudah mau datang."Ibu menepuk- nepuk bagiku dengan lembut. Kehangatan kasih sayangnya langsung merembes melalui sela- sela baju kami."Ibu datang setelah kau memberi tahu jika akan menikah... melihatku dalam gaun pernikahan yang tidak pernah ibu pakai adalah impian seumur hidup ibu.""Aku juga merasa masih bermimpi mengingat bagaimana kita dulu. Masuklah bu... "Dia nampak lebih kurus dari yang terakhir aku ingat. Langkahnya juga tidak terlalu kuat seperti dulu. Satu hal yang bagus yaitu dia lebih bahagia dari yang dulu."Aku senang kau memutuskan keluar dari persembunyianmu, Monica " Orland keluar dari kamar kami dengan setelan resminya. Ak

  • Red Room   Different.

    Dengan begini usai sudah kisah cinta antara Vivian dan Max. Vivian ternyata sudah menutup hatinya rapat- rapat terhadap pria itu. Kehilangan bayinya merupakan stimulan yang berfungsi seperti racun yang membunuh cinta Vivian terhadap Max. Aku pamit dan membawa rasa iba pada kedua orang itu. Vivian jelas tidak bisa disalahkan dalam hal ini. Dia korban yang terluka dan mati rasa.Sedangkan Max, tidak mungkin ada yang tega menghakiminya sekarang. Pria itu tiap hari berjuang mendapatkan kembali hati Vivian. Mengerahkan apa yang ia punya untuk membuat Vivian kembali."Max, kau di sini?" Sapaku ketika hendak masuk ke apartemen Orland. Sopir sudah membawa pergi mobil dan aku tidak memiliki pilihan selain mengajak dia minum di cafe terdekat."Kita ke sana, kopi di sana enak. Aku yakin kau juga akan menyukai cemilannya. Melihat bagaimana kurusnya dirimu, aku yakin kau membutuhkan asupan makanan. ""Ya, aku memang ingin bicara denganmu."S

  • Red Room   Your Smile.

    Vivian jelas bukan orang yang berbahagia saat ini. Dia kehilangan cinta, bayi dan harapan dalam satu hari. Semua karena seorang pria yang menjadi sandaran hatinya. Hidupnya tidak lagi sama sejak saat itu, senyumnya menghilang karena rasa terkhianati yang begitu dalam.Pria yang menyebabkan dia mengalami hal mengerikan itu sekarang justru duduk di sampingnya dengan tatapan penuh tekad. Menjebaknya tanpa pilihan untuk bisa menghindar. Vivian tau butuh usaha keras agar Max pergi dan menyerah dalam hidupnya. Jadi ia memilih menghadapinya secara langsung untuk mengatakan dengan tegas tentang hubungan mereka yang berakhir. Sudah cukup dia lari dari Max karena ingin menghukumnya."Jika kau membahas masalah hubungan atau permintaan maaf maka aku akan pergi. "Sebuah undangan yang berisi tawaran untuk mendesain kostum berhasil membawa Vivian ke restoran paling berkesan selama dia dan Max berhubungan. Vivian merasa bodoh karena tertipu pa

  • Red Room   Love And Hate.

    Aku tertegun saat kakiku menapak di puncak pengunungan Alpen yang berselimut salju putih. Kemegahan alam yang menampilkan kemewahan putih alam sungguh mencengangkan . Sesuatu yang mengingatkanku pada pria yang dingin, indah dan perkasa. Nampak santun tapi berbahaya. Dia menarik hasrat siapapun untuk menaklukkannya. Sayangnya akulah sang penakluk pria dingin dan megah itu. Pria Alfa yang digilai para gadis justru menyerahkan dirinya padaku tanpa ia sadari. Itu membuatku menjadi pemenang dari semua hadiah yang bisa aku dapatkan di dunia ini.Di gunung eksotis yang menjadi kebanggaan warga Wina, aku mulai melanjutkan pekerjaan yang tertunda karena masalah George dan ayahku. Kamera, lampu dan segala macam peralatan untuk mendapatkan gambar sudah berada di posisi masing- masing."Tunjukkan perasaanmu yang sedang jatuh cinta, babe! " teriak Cordis. Dia justru bergerak- gerak lebih atraktif dari sang model. Itulah salah satu caranya untuk mendapatkan gamba

  • Red Room   Regret and Love

    Max Pov.Dia cantikDia bersinar seperti angel.Dia seksi.Semua terlihat sempurna. Hormonku mengamuk tanpa terkendali karena gadis yang yang melenggak - lenggok di depanku dengan penuh percaya diri. Aku tidak kuasa melawan dorongan untuk menidurinya dengan keras dan dalam. Rasanya pasti sangat menyenangkan."Mr Max, salam kenal. Aku ingin chasting untuk model video.""Ya, silakan ikut denganku."Inilah keuntungan untukku, memilih siapapun yang aku mau meski tidak memiliki bakat. Dan gadis ini ternyata tidak memiliki bakat yang terlalu istimewa selain fisiknya yang mampu membuat tiap kejantanan pria mengeras karena dadanya yang montok dan asli."Kemampuan apa yang bisa kau tunjukkan padaku?" Tanyaku."Aku, aku bisa berpose dan membawakan baju dengan baik. Aku bisa menari dan---""Bagaimana dengan menjadi kekasihku?" Aku selalu to the point. Bagiku dia sama seperti pirang lai

  • Red Room   Another

    Pamela Pov.Mendapat informasi akurat adalah keahlian Crist. Dia berbakat dalam hal itu, personal yang tidak dilahirkan dalam jumlah yang banyak. Dan aku memiliki keberuntungan memiliki pria ini sebagai seseorang yang seperti saudara bagiku."Coba tebak, Max memang sedang tidak dalam kondisi yang seperti biasanya. Dia sudah membeli bunga dan coklat selama berbulan- bulan, dan itu untuk satu gadis. Kau pasti tau siapa gadis itu, " jelas Crist mengenai penyelidikannya.Di tangannya memegang smartphone dan bolpoint. Dia bersandar di sofa kulit gelap yang senada dengan bajunya. Mungkin banyak gadis di sana yang melihat betapa seksi Crist saat bicara dengan logat Prancis- nya yang menawan. Tapi aku menemukan dia menawan saat kepandaian otaknya mendominasi tingkah Crist."Ini bearti Vivian menjadi gadis pertama yang mendapatkan keistimewaan itu. " Aku mengangguk- angguk paham. "Bukankah ini aneh? Yang aku tau

  • Red Room   You.

    Sepeda milik Orland melesat meninggalkan George yang terbengong. Orland yang dalam fase egois tidak ingin Pamela berdekatan dengan siapapun selain dirinya. Inilah Orland yang romantis sekaligus posesif. Dua sifat yang dikombinasikan akan menjadi tingkah yang bisa membuat orang tersenyum sekaligus geleng- geleng kepala."Orland, apa kau tidak terlalu cepat mengayuhnya?" Tanya Pamela.Bukannya dia meragukan Orland tapi Pamela tidak mau Orland kelelahan. Pria ini memiliki banyak pekerjaan dan tidak diijinkan untuk lelah. Adakalanya Pamela kasihan dendam beban yang harus ditanggung oleh Orland. Andai saja Pamela bisa membantu, dia tidak akan ragu sedikit pun untuk melakukannya.Tekanan bisnis.Olah raga.Percintaan.Ancaman.Semua itu penyebab Pamela tidak pernah menolak permintaan Orland untuk kegiatan ranjang. Dia ingin Orland tidak stress dengan segala macam rutinitas tiada henti meski kekayaan d

DMCA.com Protection Status