Home / Young Adult / Ratu Indigo VS Bad Boy / Bab 25. Amira Sakit

Share

Bab 25. Amira Sakit

Author: Dewiluna
last update Last Updated: 2024-11-23 18:33:26

Raga berdiri di depan pintu rumah Amira sambil berdecak tak percaya. Sudah sejauh ini Raga berjuang untuk Amira. Raga sampai adu otot dengan Dedi di jam pelajaran. Raga juga berbohong pada Sonya untuk mendapatkan alamat Amira.

Bahkan setelah mendapatkan alamat, Raga harus berjalan kaki karena jalan ke rumah Amira tidak bisa dilewati mobil. Raga rela melewati gang kecil dan bertanya ke sana-sini untuk mencari rumah Amira yang letaknya sangat terpencil.

Raga melewati semua kesulitan itu untuk sampai di rumah Amira. Namun, jangankan disambut, Amira bahkan tidak mengenali suaranya!

“Gue Raga! Buka pintunya!”

Raga berteriak kesal. Dia menendang pintu di depannya keras.

“Cepet!

Raga menggedor pintu rumah Amira tidak sabaran. Padahal Amira sudah tahu bahwa Raga yang menunggu di luar, tapi gadis itu belum juga membukakan pintu.

“Raga? Ngapain lo ke sini? Jangan ganggu gue!”

Amira malah menyahuti dari dalam, berteriak membalas Raga. Dia tidak membuka pintu sama sekali, membiarkan Raga
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Kurumi
mantap wit witwiw
goodnovel comment avatar
Wi2t(MACAN)
weh untung raga segera menjenguk Amira, kasihan gk ada siapa2, klo gk ada raga apa jadinya.. cieeee yg mulai posesif dan kolot... seperhatian itu raga ke Amira, sdh adakah cinta?? sampai2 Amira gk boleh disentuh yg lain kecuali dirinya, wah lumayan dong, gendong Amira dr kontrakan ke tempat parkir..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 26. Senyum Amira

    “Duh ….” Amira mengeluh pelan, menekan kepalanya yang terasa berat. Dengan pandangan yang masih kabur, Amira berkedip beberapa kali, mencoba menyesuaikan diri dengan cahaya terang yang menusuk. “Gue di mana?” Amira menatap langit-langit ruangan yang berwarna putih cerah. Dari satu petunjuk itu saja, Amira yakin kalau dia tidak ada di kamarnya. Kamar Amira itu memiliki lampu redup. Dia sengaja membeli yang paling murah dengan watt paling kecil. Bahkan cahaya terang menjadi barang mahal untuknya. “Rumah sakit?” Amira memandang sekeliling. Ranjang putih, gorden yang berkibar, dan selang infus yang melilit di tangan kanan Amira, semua petunjuk itu jelas menunjukkan kalau dugaannya benar. “Kok bisa? Siapa yang bawa gue ke sini?” Otak Amira bekerja. Dia memaksa untuk mengingat meski kepalanya masih berdenyut nyeri. Perlahan, memori tentang pintu yang dibuka, juga bayangan Raga, masuk dalam benaknya. “Pasti dia.” Pasti Raga yang membawa Amira ke rumah sakit. Raga adalah orang

    Last Updated : 2024-11-24
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 27. Butuh Uang

    Amira menatap wanita berseragam putih yang ada di depannya. Pagi ini, dia memberanikan diri untuk bertanya di bagian administrasi rumah sakit yang terletak di lantai satu. “Kira-kira, berapa biaya yang harus saya bayarkan?” Jantung Amira berdegup kencang. Tak hanya cemas, dia juga penasaran. Sebelumnya, Amira sudah menyebutkan nomor kamar yang dia tempati. Sekarang, Amira sedang menunggu wanita tersebut menjawab. “Kamar ruangan VIP, ya ….” Seketika, hati Amira mencelos. Dugaan Amira benar. Kamar yang dia tempati memang istimewa. Ruang rawat Amira lebih mirip seperti kamar hotel daripada rumah sakit. Ada ranjang yang nyaman, juga televisi besar. Amira menyalakan televisi itu semalaman agar kamarnya tidak terasa sepi. Biasanya Amira tidak takut sendirian, tapi suasana rumah sakit membuat dia tidak nyaman. “Duh, gue nonton acara premium langganan lagi semalem,” gerutu Amira pelan. “Itu bayar enggak ya?” Sekarang, Amira mulai menyesali keputusannya. Harusnya semalam dia matikan

    Last Updated : 2024-11-24
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 28. Beban Amira

    Raga terduduk di samping kasur Amira. Dia tertegun. Tangannya masih memegang buku catatan Amira bingung. Penasaran, Raga membalik halaman lain. Dia membaca isi catatan itu dengan seksama. “Ini catatan keuangan?” Dengan melihat tabel berisi jumlah uang yang dikeluarkan, beserta tanggal dan jenis keperluan, Raga bisa menebaknya dengan benar. “Bayar kontrakan, beli token listrik, makan di kantin.” Raga menoleh ke arah Alex, penasaran dengan apa yang baru saja dibacanya. “Memangnya sebuah rumah bisa disewa dengan biaya semurah ini? Lima ratus ribu? Untuk sebulan? Bukannya untuk sehari?” Alex menghela napas. Menjelaskan nilai uang kepada seseorang yang tidak pernah mengalami kesulitan finansial seperti Raga adalah tantangan besar. “Tuan Raga, sebenarnya harga itu cukup masuk akal. Meski di kota, rumah ini sangat terpencil. Tempatnya jauh dari jalan utama dan fasilitasnya hampir tidak ada.” Alex menunjuk ke arah pintu kecil yang ada di sudut ruangan. “Saya rasa satu-satunya fasil

    Last Updated : 2024-11-25
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 29. Menemani Amira

    Amira terdiam di atas ranjang di kamar inapnya. Matanya tertuju pada jarum jam dinding yang bergerak perlahan. “Ini udah jam pulang sekolah!” Amira mengomel kesal. “Kenapa itu orang enggak dateng-dateng juga?” Amira sedang membicarakan Raga. Harusnya, Raga sudah datang sejak tadi. Jangan bilang kalau Raga melupakan dia! “Awas aja kalo Raga enggak dateng! Gue penyet dia nanti di sekolah!” Amira melanjutkan omelannya. “Mana dia masukin gue ke rumah sakit yang mahal begini! Gue bayarnya pake apa coba?” Amira memekik frustasi. Kepalanya jadi sakit kalau memikirkan masalah uang. “Ya kali gue berobat bayarnya pake ginjal? Sama aja bego, dong!” Saat Amira sibuk memaki, pintu kamarnya terbuka. Raga berdiri di sana, bersama dengan Alex di belakangnya. “Lama banget!” Gerutu Amira sambil berteriak. Amira merengut menatap Raga. Namun, saat Raga mengangkat handphone milik Amira tinggi-tinggi, gadis itu berhenti mengomel. “Gue ngambil handphone lo! Biar lo enggak bosen!” Amira langsun

    Last Updated : 2024-11-25
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 30. Tawaran yang Menggoda

    Di atas ranjang rumah sakit, di dalam kamar inap Amira yang nyaman, Raga menawarkan pekerjaan. “Maksud lo apa? Gue enggak ngerti,” tanya Amira, kebingungan. Dahi Amira berkerut, kedua alisnya menyatu, menunjukkan kecurigaan yang jelas. “Lo lagi butuh duit, kan?” Amira mendelik tajam, kesal. Raga benar-benar pintar membuatnya merasa insecure. “Kerja sama gue. Gue punya banyak duit.” Raga melanjutkan. Tatapannya tertuju lurus, menunjukkan bahwa dia serius. Amira menghela kasar. Tentu dia tahu kalau Raga itu kaya. Raga hidup dalam kemewahan. Namun, tawaran ini terasa tidak benar. “Kenapa gue?” Tanya Amira langsung. “Kenapa sekarang?” Amira yakin jika Raga memiliki tujuan. Meski dia belum tahu ke mana arahnya. “Karena elo punya ‘itu’.” Raga sengaja mendekat. Dia berbisik tepat di telinga Amira. “Elo bisa tau apa yang akan terjadi. Itu bisa ngebantu gue menjauh dari bahaya.” Raga melirik ke samping. Sudut matanya menangkap Alex yang mendekat ke arah mereka. Tak mau samp

    Last Updated : 2024-11-26
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 31. Kelas Tanpa Amira

    Kelas XI-A tampak sepi. Siswa-siswi yang ada di dalam kelas menulis dengan tenang, sampai akhirnya bel pulang berbunyi. “Pelajaran hari ini cukup sampai di sini.” Raga bersorak senang di kursinya. Dia memang sudah menunggu jam pelajaran berakhir sejak tadi. Wakil ketua kelas pun memimpin salam, dan kelas resmi dibubarkan. “Raga! Tunggu sebentar!” Raga mendengar seseorang memanggilnya lagi. Ini sudah perempuan kelima hari ini, dan kesepuluh jika dihitung dari hari kemarin. Para siswi Laveire terus mengganggunya, dan semakin parah sejak Amira tidak masuk. Beberapa siswi bahkan berani menghampirinya langsung seperti yang satu ini. “Minta nomor elo, dong! Mau gue masukin elo ke grup kelas.” Raga menoleh dari tempatnya duduk. Padahal dia tinggal memasukkan buku terakhir, dan selesai. Namun, siswi di depannya ini mengganggunya. Barusan, apa yang gadis itu bilang? Grup kelas? Cewek ini memangnya siswa kelas XI-A? Kok Raga tidak ingat? “Tinggal elo yang belum masuk grup,” sambung s

    Last Updated : 2024-11-26
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 32. Terselip Perhatian

    Raga membuka pintu ruang rawat Amira tanpa mengetuk. Dia sungguh terkejut karena tidak mendapati siapapun di sana. “Amira!” Raga berteriak panik. Matanya mencari-cari. Namun, Amira tidak terlihat dimanapun. Alex mengikuti langkah Raga yang berlari ke luar ruangan. Di lorong rumah sakit, Alex mendapati Raga yang bertanya pada salah satu perawat yang bertugas. “Pasien bernama Amira belum keluar rumah sakit, jadi–” “Trus dia ada di mana?” Raga membentak marah. Dia menghela tidak sabaran, cemas dan khawatir jika Amira sampai hilang. Alex segera bergerak menenangkan Raga, menariknya mundur. Dia kemudian berbicara dengan tenang dan jelas, mewakili tuan mudanya. “Kira-kira, pasien pergi ke mana? Apa ada perawat yang melihatnya?” Alex mencoba mencari informasi. Saat ini, Alex sungguh berharap akan mendapatkan jawaban yang baik. Tuan muda di belakangnya ini, tampak akan meledak jika tidak mendapatkan jawaban yang diinginkan. Sudut mata Raga mengawasi gerakan perawat yang sedang be

    Last Updated : 2024-11-27
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 33. Kesabaran Seorang Raga

    Kedatangan Raga yang mengganggu ketenangannya, membuat Amira kesal. Amira bangkit dari kursi taman dan melangkah masuk ke dalam rumah sakit, meninggalkan Raga begitu saja. “Heh! Amira! Lo mau ke mana lagi?” Tegur Raga kesal. Namun, Amira tidak menjawab. Dia membiarkan Raga mengikuti sampai mereka naik lift, terus berjalan kembali ke kamar rawat Amira. Di belakang keduanya, Alex dan si perawat senior masih mengikuti. “Ke kamar, lah,” jawab Amira setelah mereka sampai. Raga berdecak kesal. “Gue juga tau!” Amira pun membalas tak mau kalah. “Kalo udah tau kenapa nanya?” Raga mengacak rambutnya kasar. Di sekolah, ada lusinan perempuan yang mendekatinya, yang minta diperhatikan. Namun, seorang Amira yang dia beri perhatian, malah bertingkah menjengkelkan. “Lo ngajak ribut?” Balas Raga dengan nada tinggi. Jangan ajarkan dirinya untuk bersabar. “Enggak!” Ketus Amira. Amira berjalan ke sofa dan duduk di sana, sementara Raga masih betah berdiri karena kesalnya belum padam. “Gue cu

    Last Updated : 2024-11-27

Latest chapter

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 234. Mau Jawaban Apa?

    “Kamu enggak apa-apa?” Tanya Dina. Dia mengajak Amira untuk duduk dan bicara, tapi Amira terlalu malu untuk melakukannya.“Enggak apa-apa,” jawab Amira cepat. “Gue … lagi malas ngomong aja.”Dina cuma angkat bahu. “Oh ….” Dia menarik Amira mendekat. “Ya udah duduk aja, enggak usah ngomong.”Amira jadi tak memiliki alasan untuk menolak. Dia mengambil tempat di sebelah Dina, menghela keras di sana. “Udah lama ya, kita enggak duduk bareng kayak gini,” ucap Dina sambil memasang senyum.“Aku senang kedatangan aku enggak sia-sia.”Dina memandang jauh ke depan, seolah sedang mengingat masa lalu di antara mereka sebelum ini. “Padahal awalnya aku mau nyerah,” sambung Dina. “Apalagi saat tahu kamu punya teman-teman yang ternyata sangat baik, lebih daripada aku.”Kali ini Dina menoleh, menatap Amira. “Mereka–”“Amira!” Raga menangkap tangan Amira, tidak membiarkan gadis itu hilang dari pandangannya lagi. “Kenapa kabur dari gue?!” serunya, dengan tatapan tajam. Amira beringsut sedikit. Baru

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 233. Suara yang Sengau

    “Ini penampilan apa?” Perhatian para tamu undangan langsung tertuju ke arah panggung. Musik tradisional yang mengalun, membuat mereka tertarik. “Apa ini … tarian?”Suasana berubah hening saat Dika dan Dina masuk ke tengah panggung. Kostum mereka, riasan mereka, begitu memukau sampai-sampai tak ada satu pun penonton yang membuka mulutnya. “Ini bagus sekali ….” “Aku baru melihat penampilan seperti ini.”“Ternyata Laveire adalah sekolah yang sangat menarik.”Amira tersenyum puas. Nyatanya, keputusan yang dia ambil sangat tepat. Memilih penampilan Dina dan Dika sebagai yang pertama adalah yang terbaik. Sorakan meriah bergema di aula saat Dika dan Dina mulai menari. Gerakan mereka lincah dan penuh energi, selaras dengan irama musik jaipong yang menggelegar memenuhi ruangan. ‘Udah lama, gue enggak ngeliat yang seperti ini,’ ucap Amira dalam hati. Penampilan Dina dan Dika menarik Amira ke masa lalu. Kehidupan yang damai di desa di saat kedua orang tua Amira masih lengkap. ‘Masa lalu

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 232. Retak

    “Amira?” Raga memicing. “Lo kenapa?”Amira tidak peduli dengan tatapan bingung Raga. Dia sibuk menarik pacarnya itu ke sisinya. “Jangan deket-deket pacar gue!” Bentak Amira kasar. Kedua matanya melotot, dan kakinya menghentak kesal.Luntur semua image yang Amira jaga sampai saat ini. Biasanya, dia selalu bersikap tenang dan tidak peduli di depan Raga, tapi sekarang Amira tidak bisa. “Lo siapa?” Rasanya emosi Amira sudah naik sampai ke ubun-ubun. Tangannya mendorong perempuan itu menjauh. Amira sungguh tidak menyukainya.Perempuan yang datang bersama Raga, sekali lihat saja Amira langsung tahu, jika perempuan itu setara dengan Raga. Keduanya serasi, meski Amira tak ingin mengakui. Amira tidak bisa mengelak dari rasa rendah diri saat ini. Meski begitu, dia tak mau mengalah. Raga adalah pacarnya. “Aku?” Perempuan itu menunjuk dirinya sendiri. “Namaku Celine. Aku pacar Raga.”Tangan Amira terulur sempurna. Dia meraih kerah seragam yang dipakai perempuan itu. Celine memekik, membua

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 231. Rasa yang Berubah?

    “Enggak,” ucap Amira pelan. Ini bukannya Amira yang terlalu banyak berpikir. Raga memang menjauh darinya. Di kantin, Amira duduk bersebelahan dengan Raga, tapi cowok itu tidak perhatian seperti sebelumnya.“Mau makan apa?” Biasanya Raga bertanya seperti itu, tapi kali ini Evan yang bersuara. “Gue pesen sendiri aja,” jawab Amira. Amira memilih untuk beranjak dari kursi. Rasanya sudah lama dia tidak memesan sendiri seperti sekarang. “Enggak apa-apa, kan gue yang minta,” ucap Amira pada dirinya sendiri. “Lebih baik begini, kan. Sewajarnya.” Amira mencoba menghibur diri.Di meja mereka, Amira menatap piringnya, menusuk-nusuk makanannya dengan garpu. Dia sungguh tidak bersemangat. Amira teringat akan sikap Raga sebelum dia memintanya menjauh. Kalau itu dulu, Raga pasti akan menatapnya lekat-lekat, bertanya kenapa Amira tidak nafsu makan, juga menanyakan apa yang Amira mau.

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 230. Jarak yang Terasa

    “Enggak,” jawab Raga. Tentu saja Amira bisa menebak jika itu adalah jawaban yang akan Raga berikan. “Kalau begitu … kasih tau gue batasnya.” Raga mencoba mengalah. Di saat kesabaran Amira hampir habis, akhirnya cowok itu sadar dan peka. Amira menjawab dengan sebuah tatapan lekat. “Sewajarnya, Raga. Mungkin kayak dulu ke mantan-mantan lo sebelumnya?”Pastinya Raga lebih tahu, karena cowok itu pernah punya pacar. Tidak seperti Amira. “Jangan terlalu deket pokoknya. Gue risih!” Tukas Amira. Amira memilih untuk menyudahi pembicaraan dan mulai menyiapkan makanan dari Raga. “Ayo makan dulu.” Dia mengucapkan terima kasih, lalu mulai melahap. Keduanya tidak bicara lagi setelahnya.Raga hanya menunggu Amira bersiap. Mereka kemudian berjalan ke kelas bersama-sama, sementara Alex menunggu di luar gedung utama.Peraturan Laveire tetap sama. Supir dan pengantar menunggu di tempat yang dite

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 229. Temenan Aja

    “Bantu apa?” Tanya Dina penasaran. Dika pun ikut menyimak. “Isi acara. Gue yakin kalian pasti bisa ngelakuin itu.”Amira duduk mendekat. Dia membisikkan permintaannya pada kakak beradik itu. “Mulai besok bisa, kan?” Tanya Amira dengan kedua mata penuh pengharapan. Dika dan Dina saling pandang. Mereka tampak ragu. “Memangnya enggak apa-apa? Orang-orang kan enggak suka sama kita.” Dina tidak mau mempermalukan Amira, juga dirinya sendiri.“Ngomong apa sih? Gue minta karena gue suka,” sahut Amira. “Lagian juga beda bukan berarti benci, kan?”Amira mencoba meyakinkan keduanya, sampai mereka mengucapkan kata iya. Dika yang mengangguk pertama. “Kalau Kak Amira yang nyuruh, aku mau.”Amira tersenyum senang. “Bagus! Besok kalian ikut sama gue.”Ketiganya berbincang tentang kegiatan esok sampai akhirnya Amira berpamitan. Camilan mereka sudah habis, dan hari sudah malam.

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 228. Rekonsiliasi Malam Ini

    “Mau apa?” Amira bertanya bingung. Dilihatnya Raga mengambil handphone dan malah sibuk sendiri. Tak lama, Amira merasakan getaran dari ponselnya. Dia mengeluarkan handphone dari saku dan melihat kontak yang menghubungi. “Ngapain lo nelpon gue?!” Amira menunjukkan layar handphone miliknya yang menyala. Tertulis kontak Raga di sana.Amira tak mengerti. Untuk apa Raga menghubungi dia? Mereka kan saling berhadapan begini. “Jangan tutup telepon dari gue,” ancam Raga saat cowok itu berpamitan. “Pokoknya jangan matiin sampai lo tidur.”“Hah?” Amira mengernyit bingung. Dia tidak mengerti. “Hari pertama lo di tempat baru. Gue enggak mau sampai terjadi apa-apa sama pacar gue.”Amira menilik wajah Raga. Dia menarik tangan cowok itu penasaran. Seketika, sekelebat bayangan masa depan terlihat dalam benaknya. “Lo cemburu?” Amira menghela. “Mau tau gue ngapain aja?” Raga cuma menunjukkan satu jari. “Ha

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 227. Markas Baru

    “Siapa?” Raga ikut melongok keluar, dan dia mendapati Dika dan Dina di pintu masuk. Seketika, tatapan Raga berubah tajam. Dia mendelik tidak suka. “Kalian ngapain di sini?” Tanya Raga, sinis. Dika dan Dina saling pandang. Mereka malah menunjuk kamar Amira. “Murid yang mau tinggal di sini itu kamu?” Tanya Dina tak percaya. Dina melihat kamar yang terbuka, dan dia langsung tahu jika dugaannya benar. “Wah, keren! Kak Amira tinggal sama kita!” Seru Dika, sangat bersemangat. Sebaliknya, Raga langsung menarik Amira. Dengan sengaja, Raga menyembunyikan Amira di balik badannya. “Enggak,” ucap Raga sambil menggeleng. “Kita mau pergi.”Namun, Amira tidak menurut. Dia dengan sengaja melepaskan tangannya dari Raga. “Gue tinggal di sini, kok.” Amira berdiri di samping Raga, membiarkan dirinya terlihat oleh Dika dan Dina. Raga tidak bisa membantah lagi. Dia membiarkan Amira bicara.

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 226. Berdiri Sejajar

    “Mau nyaingin lo,” jawab Amira. Raga memasang wajah bingung. Dia tidak mengerti. Menyaingi apa? Kenapa mereka harus bersaing?Amira tidak sabar melihat ekspresi Raga yang bingung. Dia mengulurkan tangan, mengambil garpu yang ada di atas mangkuk mi. Raga menggeleng saat Amira menunggu mulutnya terbuka untuk menyuapkan makanan. “Enggak,” tolak Raga. “Jawab dulu.”Amira bergeming. “Makan atau gue colok ke hidung lo.”Ancaman itu membuat Raga berdecak. Mau tak mau dia membuka mulutnya. Amira mengangguk puas saat Raga mulai mengunyah. “Gue enggak mau kalah sama lo.”“Masa pacar gue pewaris, gue cuma meringis? Enggak lucu, kan?” Amira meminta Raga untuk memahami keadaannya. “Gue enggak mau jadi orang enggak pantes berdiri di samping lo.”Mungkin Raga tidak merasa ada masalah, tapi Amira tak bisa begitu. Dia tidak mau malu dan memalukan. “Tapi gue–” Amira kembali menyuapkan ma

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status