Home / Young Adult / Ratu Indigo VS Bad Boy / Bab 164. Seorang 'W'

Share

Bab 164. Seorang 'W'

Author: Dewiluna
last update Last Updated: 2025-01-28 17:15:42

Semalam, Amira terlalu sibuk meladeni mulut manis Raga sampai dia tertidur. Amira benar-benar mengalami apa yang disebut sleep call untuk pertama kalinya.

“Yah, baterainya habis,” ucap Amira sambil menatap handphone miliknya yang mati total saat dia terbangun di pagi hari.

Entah sampai kapan handphone itu menyala. Amira tidak bisa mengingatnya. Apakah Raga yang memutuskan panggilan mereka atau handphone Amira yang terlanjur tewas.

“Cas dulu.”

Amira beranjak dari tempat tidur. Dia menghubungkan ponsel pintarnya dengan pengisi daya. Saat itu, tangannya tak sengaja menyenggol handphone yang lain.

“Ah, gue lupa. Semalam enggak balas pesan yang di sini.”

Amira mengecek ponsel lipat itu. Layarnya menyala menampilkan pesan di kotak masuk.

[Nama keluarga gue Wijaya. W itu bukannya kakek gue? Nama kakek gue Heri Wijaya.]

[Bisa aja Leon lagi ngabarin ke kakek.]

Amira mendengus. Tentu saja dia sudah memikirkan kemungkinan itu. Masalahnya adalah, isi pesan itu tidak seperti
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 165. Investigasi Dadakan

    Teriakan Raga membuat Leon mengetuk pintu rumah Amira dari luar. Raga menggerutu. Harusnya dia tidak berteriak sekeras itu. "Tuan Raga? Apa terjadi sesuatu?" Amira dan Raga saling memandang. Mereka sekarang bingung karena mendapatkan ketukan dari luar. Sepertinya, Leon curiga dengan teriakan Raga. “Tuan? Apa Tuan Raga baik-baik saja?” Leon berteriak lagi dari luar. Dia tampak tidak sabar. “Tuan! Saya buka pintunya sekarang!” Merasa tak ada waktu yang tersisa, Raga langsung membuka pintu. Dia terpaksa harus melakukannya, jika tak ingin pintu rumah Amira dijebol paksa oleh Leon. “Gue enggak apa-apa,” jawab Raga singkat. Raga memalingkan wajahnya cepat. Tak ada yang bisa Raga lakukan selain menghindar dari tatapan Leon. Dia tak mau membuat Leon curiga dengan ekspresi wajah yang belum bisa dia kendalikan saat ini. “Sorry.” Amira berinisiatif untuk mengalihkan perhatian. “Gue enggak sengaja nginjek kaki Raga,” ucap Amira pada Leon. Amira menambahkan sedikit bumbu agar Leon

    Last Updated : 2025-01-29
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 166. Hubungan Dua Cowok

    Di mobil, Raga duduk di samping Amira seperti biasa. Leon fokus menyetir karena memang mereka sudah terlambat dari jadwal seharusnya. “Oh, iya.” Raga mengulurkan tangan mengambil tas Amira yang sebelumnya dia simpan di kursi mobil. “Ini tas lo.” Amira tersenyum senang. Dia bersyukur tasnya bisa kembali. “Makasih udah dicariin.” Tangan Amira langsung membuka tas, memeriksa isi di dalamnya. Amira menghela lega saat melihat dompet miliknya aman di sana. Semua barang-barangnya yang lain juga ada. “Eh?” Tangan Amira mendapati satu benda asing di dalam tasnya. “Power bank? Punya siapa?” Dahi Amira berkerut. Tatapannya langsung tertuju pada Raga. “Ya dari gue, lah.” Raga memberikan senyum lebar. Raga pun ikut meraih tas yang dia bawa. Tangannya mengeluarkan satu power bank yang sama persis seperti milik Amira. “Gue beli couple,” ucap Raga bangga. Raga mendekatkan power bank miliknya dengan milik Amira. Sama persis. Hanya saja milik Amira berwarna putih, sedangkan punya Raga

    Last Updated : 2025-01-29
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 167. Jangan Cepu!

    Selama tiga hari penuh Amira bersabar untuk melakukan rawat jalan ke rumah sakit. Saat berangkat, dia akan diantar Raga. Pulangnya, Amira akan ditemani Evan.Begitu terus, sampai akhirnya dokter mengucapkan kalimat yang sudah Amira tunggu-tunggu. "Asalkan tidak melakukan aktivitas berat dan istirahat cukup selama perjalanan, tidak akan ada masalah dengan lukanya.""Yes!" Amira berseru senang. Sedikit terlalu keras karena dokter sampai terkekeh melihat Amira yang bersemangat. Ruang periksa di dalam rumah sakit jadi penuh dengan rasa bahagia berkat senyum Amira."Terima kasih, Bu Dokter." Amira berpamitan setelahnya. Dia bergegas melangkah ke luar ruang periksa. Di depan pintu, ada Evan yang sedang menunggu seperti biasa. Amira langsung menghampiri Evan dan mengajaknya pulang. "Seneng banget kayaknya." Evan tidak tahan berkomentar karena Amira terus saja membuat senyum lebar di wajah. Evan yakin, ada satu hal bagus tentang Amira. "Ya! Dokter bilang gue udah baikan. Gue enggak perl

    Last Updated : 2025-01-30
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 168. Jadi?

    Setelah kemarin Amira memperingatkan Evan berkali-kali, akhirnya pagi ini Amira bersiap. Sengaja, Amira bangun sangat pagi. Dia sarapan dan juga membuat bekal untuk di perjalanan. Bukannya Amira tidak suka jajan, dia hanya tidak ingin mampir ke tempat mana pun saat di kampung halamannya nanti. "Bentar! Gue harus bawa minum juga."Tangan Amira meraih botol minum. Dia memasukkannya ke dalam tas bersama dengan bekal makanan, obat, power bank, dan dua handphone miliknya. "Oke. Harusnya udah semua." Sekali lagi, Amira memastikan isi tasnya. Dia tidak mau sampai ada barang yang tertinggal. Sebelum pergi, Amira menyalakan lampu teras. Dia akan pulang malam, jadi lebih baik membiarkan lampunya tetap menyala. "Tinggal jalan ke depan, terus naik taksi," gumam Amira pada dirinya sendiri. "Masih ada banyak waktu sebelum jadwal berangkat, jadi bisa santai."Amira melangkah perlahan. Dia menikmati udara pagi yang masih cukup segar meski tinggal di kota metropolitan. Amira memperhatikan langka

    Last Updated : 2025-01-30
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 169. Sudahlah

    Amira menatap mobil di depannya dengan kedua tangan terlipat di dada. Beberapa kali dia menghela napas sambil menggeleng. “Kalian yakin, enggak ngerencanain ini semua?” Tanya Amira, penuh tuduhan. Tepat di depan gang rumah Amira, di sisi jalan, sebuah mobil besar terlihat. “Ini enggak mungkin bawa mobil gede begini kalau enggak disengaja.”Amira menatap mereka satu-persatu, mencari tahu siapa yang membawa mobil keluarga dengan logo huruf L di depannya. Mobil hitam yang terlihat mentereng, membuat mata Amira silau. Sekali lihat saja, Amira bisa menebak harga mobil mewah itu. Pasti lebih dari ratusan juta, mungkin satu milyar?“Bukan saya.” Reynald yang menyahut. Jarinya menunjuk satu buah mobil hatchback yang terparkir di belakang mobil hitam itu. “Yang itu mobil saya.”Amira menepuk dahinya tak percaya. Dua mobil bahkan lebih buruk daripada satu. “Yang itu mobil gue,” jawab Evan sambil terkekeh. Yah, dia memang sengaja membawa mobil besar. Tentu saja agar Amira nyaman, plus bisa

    Last Updated : 2025-01-31
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 170. Teman vs Teman

    Amira menatap tak percaya ke arah Raga. Di dalam mobil yang sedang melaju ini, di saat mereka tidak hanya berdua, Raga mengucapkan kalimat seperti itu. Suasana langsung berubah canggung. Amira bahkan tidak berani menebak bagaimana wajah Evan dan Michelle. Semoga saja Alex dan supir Evan tidak mendengar percakapan mereka dari kursi depan. "Lo mau ngapain bawa Amira ke kamar?" Tidak mungkin Evan tetap diam saat dia mendengar kalimat seperti itu."Jangan bilang kalian udah–""Enggak!" Amira memotong tuduhan Evan. Tangan Amira terulur menepuk lengan Evan kesal. Matanya memicing sinis pada Evan."Emang di mata lo, gue cewek kayak gitu?"Sekarang gantian tatapan Amira tertuju pada Raga. "Elo juga, sih! Jangan ngucapin kalimat yang bisa bikin orang salah paham!"Raga seringkali seperti itu. Membuat kalimat ambigu yang berujung pada keadaan canggung seperti sekarang. Cemberut, Raga tidak terima dimarahi Amira. Sudah jelas dia yang harusnya marah sekarang. "Habisnya lo enggak bisa diem!"

    Last Updated : 2025-02-01
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 171. Tidak Masuk Akal

    Suasana di dalam mobil berubah hening. Raga dan Alex saling menatap tanpa kata. Diamnya Alex membuat Raga mengulang pertanyaannya. “Lo bisa enggak bela gue, siapa pun lawan yang lo hadapi?” Alex tidak menjawab. Dia masih menatap Raga lekat, membuat suasana di antara mereka berubah tegang. Amira jadi gelisah sendiri. Dia yakin Alex akan memihak Raga. Namun, kenapa pengawal itu tidak langsung menjawab pertanyaan sang tuan muda?“Bukankah lebih baik Tuan Raga mengatakan hal ini kepada Kakek Tuan?” Balasan dari Alex membuat Raga menghela kecewa. Raga pikir, Alex akan langsung memihaknya seperti biasa. “Lo kok jadi ragu begini?” Protesnya, tidak puas.Alex menggeleng pelan. Dia tidak ragu, hanya saja seorang teman yang memegang pedang akan lebih berbahaya dibandingkan musuh yang terang-terangan menyerang. “Leon mengetahui semua hal tentang keluarga Wijaya, Tuan. Bagaimana cara Tuan Raga menghadapinya?” Raga berdecak kesal. Dia tidak bisa menyangkal kebenaran yang diucapkan Alex. Raga

    Last Updated : 2025-02-02
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 172. Amira Pulang, Bu

    Setelah pembicaraan berat tentang rencana dan juga tuduhan yang tampak tidak berujung, mobil milik Evan perlahan berjalan pelan. “Kenapa? Udah sampe?” Evan menyadari kecepatan mobil yang berkurang.Jendela di samping Evan menunjukkan deretan pohon yang berbaris rindang. Ini bukan wilayah perkotaan yang selama ini Evan lihat. Dia memasuki kawasan asri dengan warna hijau yang menyejukkan mata. “Belum.” Amira menunjuk ke arah mobil di depan mereka. Mobil Reynald yang memimpin, masih bergerak. Sepertinya jalan yang sempit membuat Reynald sedikit berhati-hati. “Pelan-pelan aja, Pak!” Baru saja Amira memberi peringatan, mobil Evan langsung oleng. Gerakan tiba-tiba itu membuat pekikan terdengar. “Kenapa?” Tanya Michelle, kaget. “Jalannya rusak,” sahut Evan.Sekarang, keduanya sibuk melihat pemandangan di luar. Lewat jendela mobil, Michelle dan Evan bisa melihat rumah-rumah kecil. Beberapa sudah berbentuk bangunan permanen, sementara sebagian masih menggunakan kayu. Mereka sepertinya s

    Last Updated : 2025-02-03

Latest chapter

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 216. Musuh yang Sesungguhnya

    “Takut?” Amira melanjutkan kalimat Roy dengan sebuah seringai. Roy mendecak pelan. “Enggak sama sekali.” Amira kembali memasang senyum di wajahnya. Kali ini, senyum itu jauh lebih lebar. “Inget ya, gue terpaksa ngelakuin ini. Karena lo keras kepala.” Ancaman Amira dianggap sebelah mata oleh Roy. Pria itu mencibir sambil mengejek. Roy tertawa dengan suara sumbang, meragukan apa yang bisa Amira lakukan. Amira menghela napas pelan, lalu menghunus pisaunya. Tapi bukan ke arah Roy. Dia menarik seseorang mendekat—John. John, tangan kanan Roy, yang sejak tadi hanya diam, kini berlutut di hadapan Amira dengan Alex yang menahannya. Roy sontak melangkah maju. “Lo ngapain?!” Amira tetap tenang. “Gue bakal ngasih lo alasan buat ngomong.” Jari Amira bermain-main di bilah pisaunya sendiri. Pandangannya tidak meninggalkan Roy. “Lo tau, jadi anak yatim piatu itu nyebelin banget. Nggak punya siapa-siapa … hidup sendirian.” Roy mulai gemetar. Amira pun tersenyum dingin. “Gue tahu John i

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 215. Markas Musuh

    “Kita berangkat sekarang,” ucap Amira memberikan perintah. Perdebatan antara Raga dan Amira memang sudah jelas pemenangnya. “Lo yakin?” Raga bertanya sekali lagi. Saat itu, sekali lagi, Amira meraih tangan si supir. Supir penjahat itu menghindar, tapi Alex membuatnya tetap diam. “Yakin,” ucap Amira tiga detik kemudian. “Apa gue harus cek lo lagi?” tantang Amira. Tangan Amira terulur, menarik Raga, memeluknya singkat. “Ini masuknya ke modus, sih.” Amira tersenyum saat pelukan mereka terlepas. “Semuanya bakal aman. Tenang aja.”Tidak ada yang berubah. Amira sudah memastikannya beberapa kali. Raga akhirnya masuk ke mobil para penjahat. Dia duduk di kursi tengah dengan Alex di sampingnya. Di dalam, hanya sang supir yang benar-benar penjahat, sementara sisanya adalah pengawal Evan yang menyamar.Mobil pun melaju menuju sebuah gudang kecil di pinggiran kota, tempat markas para penjahat berada.

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 214. Rencana Gila

    "Amira!" Panggilan itu membuat Amira menolehm Dia mendapati sosok Raga berdiri di hadapannya. Napas cowok itu terengah. Wajah Raga dipenuhi kemarahan. “Lo gila ya?” Raga mengacak rambutnya kasar. "Lo ninggalin gue sendirian, ngunci pintunya, dan pergi gitu aja?!” Amira terdiam. Amukan Raga tentu saja membuat Amira meringis. Namun, ada satu hal yang mengalihkan perhatian Amira–baju Raga. Raga mengenakan pakaiannya. Pasti cowok itu mengambil asal dari dalam lemari Amira. Raga terlihat tidak pilih-pilih. Kaos Amira yang biasanya longgar, tampak terlalu kecil untuk Raga. Lengan bajunya tersingsing lebih tinggi dari yang seharusnya, bagian bawahnya bahkan tidak bisa menutupi perut Raga. Celana yang dipakai Raga pun sama saja. Amira bisa melihat jelas bagaimana celana panjangnya menggantung di kaki Raga. Cowok itu terlihat lucu meski dengan wajah memerah marah.

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 213. Terkepung

    Amira menunjukkan sekilas layar handphone miliknya pada Alex. Dia sedang menghubungi Evan.“Udah sampai?” tanya Amira.Dengan sengaja, Amira menyalakan loudspeaker. Dia yakin Raga tidak akan mendengar. Bunyi gemericik air dari dalam kamar mandi menunjukkan jika Raga sedang sibuk saat ini.“Kita udah di depan gang. Lagi jalan masuk.”Alex akhirnya mengangguk puas mendengar jawaban dari seberang sana. “Bagus. Jangan lupa satu orang jagain Raga di depan rumah gue.”Panggilan terputus. Amira tak mau membuang waktu lagi. Dia meminta Alex bersiap mengikuti.Pintu terkunci, dan Amira berdiri di samping Alex. Tangannya meraih sang pengawal, mencoba mencari sedikit petunjuk tentang masa depan. “Sama,” ucap Amira pelan. Tidak ada bayangan yang berubah. Para penjahat itu akan bergerak seperti yang Amira perkirakan.“Pak Alex,” panggil Amira dalam suara pelan. Saat itu, Alex menoleh. Dia mendapati Amira

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 212. Perangkap di Gelapnya Malam

    “Mau ngomong apa?” Raga menatap curiga. Jelas saja, Raga tidak mungkin membiarkan Amira bicara berdua saja dengan Alex. Apa yang ingin Amira katakan tanpa dirinya tahu?“Minta cariin tissu basah. Gue mau ke toilet dulu. Emang lo mau beliin?” Ujar Amira seraya memicing. “Atau mau ikut?”Raga berdecak nyaring. Dia memilih menyingkir, membiarkan Alex membawakan apa yang Amira mau. Amira pun mencari toilet terdekat. Dia menunggu di sana sampai akhirnya pintu diketuk. Suara Alex terdengar kemudian. “Pak Alex.” Amira menarik Alex menjauh. Dia memastikan tidak ada yang menguping mereka. “Tolong bantu aku.” Alex mengernyit. “Ada apa, Nona?”Amira menarik Alex mendekat. Dia berbisik tepat di telinga sang pengawal. Kedua mata Alex membelalak sesaat, tapi dia tetap menutup mulutnya rapat. Amira menyelesaikan kalimatnya cepat sebelum Raga mencarinya. Benar saja, suara Raga terdengar kemudian. “Tolo

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 211. Peony Putih

    Heri melirik sebentar sebelum mengatakan pada Raga untuk menghampiri. Ada Ken di sisi Heri, seperti biasa. “Siang, Kek.” Amira berjalan mendekat. Dia menyerahkan sebuah buket bunga yang telah dibawanya dengan hati-hati. “Ini untuk Kakek,” kata Amira. Tangannya menyerahkan bunga peony putih. Amira tersenyum. “Aku harap Kakek cepat sembuh dan panjang umur.” Setelahnya, hanya ada hening. Amira tidak berharap Heri tersenyum atau mengucapkan terima kasih. Hanya saja, sunyi membuat dia tercekik. “Aku … tunggu di luar.” Amira menunjuk pintu keluar canggung. “Raga pasti mau bicara dengan Kakek.” Amira menghela. Dia melangkah cepat keluar ruangan. Namun, tangan Raga mencegahnya pergi sendirian. “Kita keluar bareng,” ucap Raga pelan. “Gue udah bilang ke Kakek semoga operasinya berjalan lancar.

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 210. Laveire yang Baru

    Suasana kelas dipenuhi dengusan napas lega dan keluhan kelelahan. Ujian semester baru saja berakhir, dan hampir semua siswa di Laveire terlihat kehabisan energi.Tak terkecuali keempat siswa di kelas XI. Amira, Raga, Evan, dan Michelle harus menikmati manisnya soal ujian tepat setelah proses pengambilan gambar selesai. “Gue harus lebih banyak belajar,” gumam Amira seraya meletakkan kepalanya di atas meja. Pelipisnya berdenyut nyeri. Evan yang duduk di belakangnya ikut mengangkat tangan, menyerah. “Setuju! Siapa sih yang bikin soal setega itu?”Michelle mengeluh sambil menatap kedua tangannya. “Gue bahkan enggak yakin tadi gue isi apa. Kayaknya tangan gue gerak sendiri.”Di sebelah Amira, Raga hanya duduk santai, meletakkan kedua tangannya di belakang kepala. “Lebay banget. Gue cuma butuh waktu lima belas menit,” katanya enteng.Amira menoleh tajam. “Beneran? Lo mikir enggak, sih?!” Tangannya merebut kertas soal dari R

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 209. Grey Rebels

    "Amira!" Michelle melambai di kursinya. "Gimana, udah sembuh?"Amira balas melambai. Dia duduk di dalam kelas, tepat di depan Michelle. "Udah lumayan,” jawabnya. Michelle melihat ke kanan kiri sebelum lanjut bicara. Dia seperti takut ucapannya akan terdengar orang lain. “Kenapa?” Tanya Amira. Dia melihat tidak ada siapa-siapa di dekat mereka–cuma Amira, Michelle, dan Evan. “"Kemarin kita mau jagain lo di UKS, tapi Raga ngusir kita,” keluh Michelle. Evan ikut menanggapi. “Bener! Katanya nanti kita ganggu tidur lo. Padahal kita bersuara aja enggak.” Amira menghela. Pasti Raga uring-uringan dan memaki semua orang. “Sorry. Gue kabur dari rumah sakit kemaren,” sahut Amira.Evan langsung melengos. “Pantes!”Tidak heran Raga seperti singa lapar. Jangankan diajak bicara, didekati saja memaki.Evan dan Michelle baru mau bicara lagi ketika bayangan Raga muncul. Cowok itu masuk ke kelas dan duduk di

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 208. Pacar Galak

    “Lo udah makan belum?” Raga mengecek suhu tubuh Amira. Normal. Amira menggeleng di atas ranjang di ruang kesehatan Laveire. Dia memang belum makan. Perutnya masih terasa tidak enak sejak kemarin, jadi pagi ini hanya segelas teh hangat yang bisa masuk. “Gue beliin makanan. Habis itu minum obatnya.”Amira tertegun mendapati Raga yang mengeluarkan bungkus obat dari saku. Hatinya mencelos sesaat. Pasti pagi tadi Raga datang ke rumah sakit dan mendapati dirinya tidak ada di sana. Tidak terbayang bagaimana murkanya Raga.“Tunggu di sini. Jangan pergi ke mana-mana!” Raga memberikan peringatan sambil menunjuk. “Kalau lo kabur lagi, gue iket lo di kamar gue!”Seketika Amira mendelik. Ancaman Raga sukses membuat Amira meringis. Raga pun berlari keluar. Dia kembali tak lama kemudian dengan sekotak makanan di tangannya. “Duduk. Makan dulu.” Amira menurut. Dia tidak banyak membantah karena kepalanya terasa berat. Mencari masalah dengan Raga adalah hal terakhir yang terpikirkan oleh Amira. T

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status