Beranda / Romansa / Ranjang Panas Milik Tuan Lukas / RENCANA DAVINA, TUAN LIEM, DAN LUKAS!

Share

RENCANA DAVINA, TUAN LIEM, DAN LUKAS!

last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-20 16:45:29

RENCANA DAVINA, TUAN LIEM, DAN LUKAS!

"Terima kasih Tuan Liem, aku akan memegang janjimu itu," kata Davina.

Davina segera pergi ke kantor. Dia berbuat seolah tak terjadi apa-apa di sana, dia tak ingin mengatakan apa yang terjadi sebenarnya kepada Lukas, saat sampai di kantor. Untung saja Davina belum terlambat, dia belum melihat Lukas masuk ke ruangan. Dia berbisik ke arah Eca,

"Apakah Tuan Lukas belum datang?" tanya Davina pada Eca.

"Kenapa? Apa kalian bertengkar sehingga tak berangkat bersama?" tanya Eca balik.

"Tidak, aku tadi ada keperluan lain," jawab Davina.

"Kau sepertinya sangat menikmati sekali peranmu menjadi istri seorang CEO," sindirnya.

Davina pun hanya melengos, dia melihat ke arah ruangan kerja Lukas yang masih kosong. Entah mengapa beberapa minggu belakangan ini setelah semua teman, rekan kerjanya di bagian divisi tahu bahwa dia sudah menikah dengan Lukas, Davina merasa tidak nyaman. Karena apapun yang diperbuatnya seolah-olah selalu berhubungan dengan Lukas. Padahal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   UGKAPAN CINTA DAVINA, TANDA PERPISAHAN!

    UGKAPAN CINTA DAVINA, TANDA PERPISAHAN!"Tunggu! Aku mau makan dulu. Aku lapar sekali," sanggah Lukas menolak Davina."Kenapa? Kau menolakku, Tuan Lukas?" tanya Davina kaget.Lukas menggelengkan kepalanya perlahan. Karena sebenarnya dia lapar sekali, dia justru takut tak fokus memuaskan Davina dan takut performanya tak maksimal. Mengingat dia sangat lapar karena selama siang hari sibuk oleh pekerjaan yang menumpuk. Ya, tentu saja pekerjaan yang di buat oleh Sean dan harus segera di selesaikannya agar perusahaan tak begitu merugi.'Cup' satu kecupan mendarat di bibir Davina."Tidak begitu, aku lapar. Justru aku takut rasa laparku ini akan membuat pertempuran kita tidak maksimal. Aku mau mengisi perut, agar bisa memuaskanmu," jawab Lukas. Davina tersenyum, dia bergelendot manja di lengan sang suami."Aku sudah masak makanan yang lezat untukmu, Tuan Lukas. Aku lebih lapar darimu sekarang," bisiknya."Benarkah? Kenapa kau tak makan?" tanya Lukas heran."Tidak. Aku mau makan bersama suami

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-20
  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   WARNING 21++ DI BAWAH NAUNGAN SHOWER KAMAR MANDI

    WARNING 21++ DI BAWAH NAUNGAN SHOWER KAMAR MANDI "Davina apa maksudmu mengatakan semua ini? Mengapa kau mengatakan seolah-olah kau sedang berpamitan?" tanya Lukas. "Memang kau hendak kemana? Davina percayalah, kita akan menjalani kehidupan ini dengan lebih baik. Jika memang ada halangan ke depannya, aku janji akan menyelesaikannya segera mungkin. Percayalah ini bukan masalah besar," ujar Lukas. "Aku akan menyelesaikan semuanya," sambungnya. Davina menggelengkan kepalanya. Dia memandang Lukas dengan tatapan yang sungguh sulit diartikan. Tak Ingin rasanya mengatakan kepada Lukas tentang sebenarnya apa yang dia sembunyikan tentang pertemuannya dengan Tuan Liem maupun tentang perjanjian mereka. Tapi bagaimana lagi semua harus tetap berjalan, janji itu harus tetap dilakukan meskipun rasanya susah. Tapi dia juga tak mau ingkar janji apalagi dengan Tuan Liem. Davina pun membelai wajah Lukas perlahan dan lembut. " Kenapa kau melakukan ini,

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-21
  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   KEPUTUSAN DAVINA!

    KEPUTUSAN MENGEJUTKAN DARI DAVINADavina pun menganggukkan kepalanya, dia pun menungging dan berbalik di balik dinding. Lukas segera menghampirinya. Tangannya langsung menyentuh payudara Davina dan meremasnya. Batangnya yang keras menggesekkan diri di bawah Lubang milik Davina. Lukas memainkan punting Davina."Ahhhhhhhhhhhhh......""Aku akan memasukkannya dengan segera, Davina. BErsiaplah," perintah Lukas"Arggghhhhhhhhhhhhh!" lenguh Davina dengan panjang Sekarang terasa sekali bibir bawahnya yang sesak dengan batang milik Lukas yang panjang, besar, seakn hendak menyobek nya. Davina pun mengangkat kepalanya, mencongak ke atas merasakan nikmat dan perih yang bercamput menjadi satu."HAaaaaahhhh, nikmat sekali," gumam Lukas."Tuan, ini sangat nikmat. Perih sekaligus nikmat bercampur menjadi satu," gumam Davina. Tangannya menopang pada dindingLukas tak menjawab dia menggoyangnya, maju dan mundur mengocok batang itu."Tuaaan," gumam Davina menikmatinya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-21
  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   LENGUHAN PERCINTAAN TERAKHIR!

    LENGUHAN PERCINTAAN TERAKHIR! "Lalu? Kenapa? Bukankah kau sudah tahu jawaban dari semua kelakuan burukku di luar sana? Image kotorku selama ini. Apa yang terjadi kepada diriku. Davina, meskipun aku tak pernah mengungkapkan perasaanku kepadamu, bukankah harusnya kau mengertikan?" tanya Lukas."Davina, sudah lama sejak aku di cap sebagai orang yang menyedihkan oleh Tuan Liem," gumam Lukas menghentikan semua ucapannya.Lukas menghentikan perkataannya, dia tak mau melajutkan lagi. Dia takut terlihat lemah di hadapan itu. Davina pun menggelengkan kepalanya, dia mengeluh tangan Lukas perlahan. Kemudiam dia mencium kedua tangan Lukas, selalu menatap Lukas dalam-dalam. Hal itu membuat luka semakin sakit, wanita gila mana yang bisa mencintainya seperti Davina begitu tulus dan perlakukannya begitu manis. Tak ada rasanya."Ternyata benar apa yang dikatakan Tuan Liem, Tuan Lukas terlalu salah paham dengannya. Entah bagaimana komunikasi yang terjadi antara keduanya sampai bisa membuat mereka ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-21
  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   ERANGAN NIKMAT PEMBAWA LUKA

    ERANGAN NIKMAT PEMBAWA LUKA"Emhhhhh!""Bagaimana rasanya nikmat bukan! Kau sangat menikmatinya kan? Hah!! Bentak Lukas,""Beri aku kesempatan menyelesaikan ucapanku, Tuan Lukas! Argggg," lenguhan Davina sambil menggigit bibirnya."Hash! Bedebah!! Rasakan ini," kata Lukas dengan membabi buta mencupang, memelintir puting Davina."Arggggghhhhh!!! Ahhhh, Tuan. Dengarkan aku. Kau sudah membantuku menebus rumah itu kau memberikanku uang yang lebih dari cukup untuk aku bisa membuka perusahaan dengan Dea. Aku tidak memutuskan hubungan denganmu, Tuan Lukas. Aku hanya memintamu untuk sedikit bersabarlah. Sebentar saja, Tuan Lukas. Percayalah.... Arhhhhggggggg...." pekik Davina."Percayalah bahwa ini tidak akan memerlukan waktu lama sampai semua akan membaik," sambung Davina dengan terengah-engah.Lukas menggelengkan kepalanya dengan kasar. Ini pertama kalinya dia merasakan sakit sekali di hatinya. Dia takut kehilangan Davina sama seperti dia takut kehilangan orang tuanya bukan hanya takut keh

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-22
  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   ANCAMAN LUKAS DAN SEBUAH KESALAHPAHAMAN

    ANCAMAN LUKAS DAN SEBUAH KESALAHPAHAMAN"Davina!" teriaknya mulai kacau. Dia mengusap wajahnya dengan kasar."BAJINGANNN!!!!!!" teriak Lukas."Pasti dia telah melakukannya," kata Lukas sambil segera berganti baju. Lukas segera ingin menemui Tuan Liem, dia sudah sangat emosi. Mengendarai mobil secara ugal-ugalan, tak memperhatikan kiri dan kanan. Di otaknya hanya satu, ingin segera sampai di kantor pusat menemui Papa angkatnya. Baru saja saat sampai di kantor Tuan Liem, dia langsung membuka pintu dengan paksa.'Brak' pintu itu terbuka sedikit keras, membuat semua orang yang ada di dalamnya menengok ke arah Lukas. Di sana ternyata tak hanya Tuan Liem saja, namun ada Sean saja. Lukas langsung tersenyum sinis."Bajingannn! Dua pria bedebah ini ternyata sedang bersama. Mencoba untuk menggunjingku sepertinya di belakangku."Halo, selamat pagi adikku tersayang. Kenapa kau pagi-pagi sudah datang? kenapa wajahmu memerah? Sepertinya kau juga sangat emosi sekali," kata Sean dengan wajah tak be

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-22
  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   DUA HATI DAN DUA PERASAAN KAKAK ADIK

    DUA HATI DAN DUA PERASAAN KAKAK ADIK "Yaitu dirimu! Kau membuat aku memiliki trauma! Aku hidup hanya untuk memikirkan untuk membantu Kak Sean menjadi penerus dengan selamat. Bukankah begitu?" sindir Lukas. "Apa maksudmu?" tanya Sean meliriknya dengan tatapan aneh. "Siapa yang menjadikanmu boneka? Mengapa kau seolah menyalahkan aku?" cerca Sean. "Pikir sendiri dan tanya pada Papamu," jawab Lukas dengan mata memerah menahan getar amarah dan emosi. "Ck! Kau salah Lukas. Kau emosi," gumam Sean. Semua orang terdiam di sana. Sean sebenarnya sudah tahu apa yang dilakukan oleh Lukas selama ini demi dirinya, tetapi dia tak peduli itu. Karena dia merasa tak pernah meminta Lukas melakukan semua ini. Toh dia sebagai seorang generasi yang di gadang akan menjadi seorang penerus perusahaan meski dengan segala ketidakmampuannya. Padahal Sean tak peduli dengan semua itu. Selama ini Sean hanya suka pada musiknya. Karena dia tahu

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-23
  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   LUKAS DAN SEAN!

    LUKAS DAN SEAN!"Bodoh! Apa kau pikir aku juga tak sayang padamu. Aku sangat peduli padamu, kau tahu itu. Kau pikir siapa yang membujuk Mama dan Papa agar kau bisa menikah dengan Davina, tapi aku tidak pernah mengungkapkannya," sahut Sean."Aku ingin minta maaf kepadamu," kata Sean."Minta maaf padaku?" tanya Lukas sambil mengerutkan keningnya heran."Yya maaf karena aku salah menilaimu. Aku kira kau orang yang sangat beracun jadi orang tuaku mendorongmu seperti itu dan aku jadi heran kenapa Papa selalu melakukan itu," jawab Sean. "Beracun? Kau salah. Aku memang di ciptakan untuk menjadi sainganmu, sadarlah Itu semua dilakukan oleh Papa demi dirimu, kasihan dia. Dia hanya ingin kaulah yang menjadi penerus perusahaan ini. Meski kau tak suka, namun itu sudah menjadi keputusannya," jelas Lukas."Jika itu karena aku, maka sudah aku pastikan kau sudah berhenti dari dulu. Kau kan begitu payah sekali dalam hal mengambil keputusan. Kau payah membidik investor dan sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-23

Bab terbaru

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   EXTRA PART

    EXTRA PART"Tuhan terima kasih! Terimakasih!" pekik Lukas sambil terus memeluk Davina, dia menciumi Davina kemudian mengelus perlahan Davina ya memang sedikit menggendut."Aku pikir kau gendut karena terlalu banyak makan, ternyata kalau hamil," gumam Lukas. Davina langsung mendelikkan matanya ke arah Lukas."Oh kalau aku gendut aku tak cantik lagi? Begitu?" protes Davina. Lukas langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat dan menyadari kesalahannya."Tidak Sayang, tidak. Kau mau gendut atau kurus tetap cantik, kau makin montoq dan menggairahkan saat gendut. Apalagi saat ini, kau sedang mengandung buah cinta. Mari kita periksa, kita harus segera memeriksakan kehamilanmu, Davina," jawab Lukas."Tapi benar ka, Tuan Lukas? Aku masih cantikkan?""Tentu dong. Cantikmu bertambah berkali kali lipat saat hamil, jadi jangan sampai bayi ini kenapa-kenapa ya, Sayang. Dia akan menjadi seorang yang hebat kelak karena memiliki orang tua seperti kita. Aku pastikan itu, jika dia wanita akan cantik se

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   KEHAMILAN MEMBAWA BERKAH!

    KEHAMILAN MEMBAWA BERKAH!TAMAT!"Aku takut kecewa, Bu. Bagaimana kalau ini hanya sakit biasa" tanya Davina."Kalau memang kau tak hamil maka tak masalah. Toh kalian masih punya banyak waktu yang penting, kita tespek dulu agar jelas semuanya. Ibu yakin kau hamil," jawab"Entahlah, Bu. Aku takut," kata Davina."Aku takut banyak berharap. Karena selama ini aku juga tak kunjung hamil," sambungnya lagi.Tak lama Bi Sun pun kembali dengan membawa tespek yang sudah dipesan oleh Nyonya Rita. Davina ingin mengetesnya, dia sudah tak sabar sekali."Bu, bolehkah aku mengetesnya sekarang?" tanya Davina."Sebenarnya yang paling valid adalah besok pagi, Nak. Pipis pertamamu setelah bangun tidur. Tapi jika kau memang penasaran dan jujur Ibu pun juga sangat penasaran sekali. Bagaimana kalau kita cek kali ini saja? Kalau memang haslnya samar kau bisa mengulang lagi besok pagi," usulnya. Davina mengangguk setuju dengan usul Nyonya Rita."Baik, Bu," kata Davina.Untung saja Davina belum terlalu banya

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   Pergi Membeli Tespek

    Pergi membeli tespek "Kau kenapa?" tanya Ibu Davina melihat putrinya sedikit berubah. "Kau nampak tak sehat, Sayang? Kau sakit ya? Pucat sekali," sambungnya. "Benarkah aku nampak pucat, Bu?" sahut Davina. Nyonya Rita menganggukkan kepalanya. "Pantas saja Tuan Lukas khawatir," batinnya lagi. "Aku merasa tidak enak badan dari semam, Ma. Sudah beberapa hari mungkin namun aku terus menahannya. Aku rasanya seperti terkena terus-terusan masuk angin. Karena beberapa malam ini aku selalu lembur malam. Aku setiap pagi akan selalu berkali-kali muntah, entah mengapa aku merasa akhir-akhir ini begitu parah," jelas Davina. "Apa kau sudah periksa? Jangan-jangan kau terkena asam lambung. Kau setres karena pekerjaan? Apakah kau juga bekerja berat akhir-akhir ini?" tanya Nyonya Rita sambil menghampiri putrinya yang berada di sofa ruang tamu. Davina menggelengkan kepalanya lemah. "Tidak, Ma. Aku tidak pernah punya riwayat sakit maa

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   KAU KENAPA, DAVINA?

    KAU KENAPA, DAVINA? "Lalu? Kenapa kok diam begitu tiba-tiba? Aku kira aku tak menginginkan anak dariku," kata Lukas sambil cemberut. "Tentu itu tidak mungkin, Tuan Lukas. Aku juga sangat mencintaimu dan memiliki anak darimu juga adalah salah satu impianku. Tapi bukankah ini aneh sekali, Tuan Lukas?" tanya Davina menoleh ke arah Lukas dengan wajah yang susah di artikan. "Aneh? Apanya yang aneh?" sahut Lukas. "Jika dipikir-pikir kita hampir melakukannya setiap hari. Bahkan kau tak pernah melakukan itu menggunakan pelindung kan? Tapi kenapa aku belum hamil juga ya?" gumam Davina. Lukas mengelus kepala Davina. Bukan tanpa alasan dia sangat yakin jika Tuhan pastilah tahu mana yang terbaik dan kapan waktu yang tepat untuk mereka memiliki anak. Karena kalau di pikir lagi memang benar apa yang dikatakan Davina itu. "Waktu Tuhan pasti yang terbaik, Davina. Apakah itu berarti kau mau kan memiliki anak dariku?" tanya Lukas.

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   ANAK DARI DAVINA?

    ANAK DARI DAVINA? "Sekarang urusan kita sudah selesai kan? Ayo kita cepat masuk dan selesaikan apa yang kita lakukan di pagi hari lagi," aja Lukas. "Lagi?" tanya Davina. Lukas langsung mengangguk denga semangat. "Tentu! Kenapa kau terlihat seperti tidak tahu apa-apa dan meragukan kemampuanku begitu. Sudah aku bilang padamu untuk menyelesaikannya sekali di pagi hari tapi kau menundanya, aku baru keluar sekali. Kurang dua kali," bisik lukas sambil memeluk Davina. "Ck! Baiklah. Karena itu permintaanmu maka aku akan lakukan dengan senang hati, Tuan Lukas. Andai Ibu tahu apa alasan ku terlambat tadi dua puluh menit adalah kau harus melayani Tuan Lukas, akankah dia mengomel?" gumam Davina. "Tak akan berani," sahut Lukas mengecupnya. Ya, kini Lukas memang memiliki kebiasaan baru jika badannya pegal maka dia akan meminta Davina untuk memijatnya setelah bercumbu mesra. Mereka pun segera mengendarai mobil itu pulang ke rumah. Davina

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   AYO KITA SELESAIKAN LAGI

    AYO KITA SELESAIKAN LAGI"Aku tidak bisa merasa lebih baik tentang hal itu, kau akan menjadi Ibu suatu saat nanti. Jadi kau tak akan pernah mengerti bagaimana sakitnya hatiku. Tidak peduli seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memulihkannya, aku hanya ingin kau tahu saja apa alasanku memperlakukanmu," sambungnya. Davina tersenyum sinis."Tunggu saja sampai aku merasa kasihan padamu," ujar Davina kekeh.Jujur saja, sebenarnya hatinya sudah terusik sekali ingin segera membantu Mama angkatnya tapi mengingat lagi semua perlakuan lama angkat yang selama ini membuatnya cukup sakit hati. Apalagi Mama angkatnya juga tak pernah mengatakan maaf sekalipun, baru kali ini dia mendengar ucapan maaf dari mama nya.Tnpa diduga tiba-tiba mama angkat Davina berdiri dari kursinya. Kemudian di langsung menjatuhkan dirinya, dia terduduk di lantai bersimpuh. Ini adalah hal yang mustahil dilakukan oleh mama angkat Davina jika tidak dalam situasi yang sangat mendesak dan itu sempat membuat Davina terpe

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   PERTEMUAN DENGAN MAMA ANGKAT!

    PERTEMUAN DENGAN MAMA ANGKAT!"Kau tahu karena ulahmu buku tabungan barang-barang rumah tangga dan semuanya disita! DAN ITU ULAHMU, KAN?" cerca Mama Davina."Ulahku?" tanya Davina heran."Ya. Ka kan yang membuaat semuanya?" tuduh Mama Angkat Davina."Hahaha. Kau koyol sekali, Tante. Menduhku tanpa bukti. Baiklah kalau begitu, tidak ada lagi alasan bagiku untuk tetap di sini sambil mendengar hal-hal yang menggangguku. Sepertinya kau belum mengerti jika ada kata-kata yang mengganggu telingaku. Sekali lagi aku akan pergi dan aku tidak berkenan mendengarkan umpatan dari mulutmu," tegas Davina."Jadi sebaiknya kau hati-hati!" lanjutnya. 'Glek' mama angkat Davina langsung meneguk ludahnya dengan kasar. Dia tak menyangka anak angkatnya sekarang kini sudah berani berbicara kepadanya seperti itu. Mama angkat Davina terdiam dan memperhatikan Putri angkatnya itu. Dia melihat semua yang dipakai putri angkatnya adalah barang-barang branded salah satu desainer ternama. Bahkan dia mengenakan tas

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   DAVINA DAN TITIK BALIKNYA!

    DAVINA DAN TITIK BALIKNYA! "Pokoknya tidak, Tuan Lukas! Tidak ada acara bercinta siang atau sore hari. Pokoknya bercinta hanya akan dilakukan pada malam hari. Karena aku akan keluar untuk bermain di siang hari. Asal kau tahu saja, Tuan Lukas. Aku sudah menyiapkan banyak baju untuk outfit beitupun dengan bajumu. Seperti layaknya pengantin baru! Ini sangat tidak adil jika kita pergi ke sana dan tidak melakukan apa-apa," protes Davina. "Ya, ini tidak adil. Aku juga merasa sama sekali tidak adil, Davina. Karena aku lebih suka memelukmu seharian dari pada harus berlarian di tepi pantai," sahut Lukas mengeratkan pelukannya sampai dada Davina menempel di badannya. "Kau kan bisa melakukannya kapanpun, Tuan Lukas," jawab Davina. "Ya, tapi aku selalu merasa kurang. Bahkan rasanya satu juta kali lebih banyak daripada waktu luang yang bisa aku lakukan di sana akan ku habiskan untuk memelukmu seperti ini," kata Lukas. "Tapi itu tidak akan berhasi

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   PERGI BULAN MADU KE MALDIVES LAGI!

    PERGI BULAN MADU KE MALDIVES LAGI! "Sekarang, makanlah! Aku sudah menyiapkannya," perintah Davina. "Kau tidak berencana memberi aku makan ini lagi kan?" tanya Lukas. "Kenapa memangnya?" sahutnya. "Apa kau lupa, Davina? Kau pernah memberiku makanan ini, kau berkata memasaknya dengan spesial. Kau juga bilang melakukan semua untuk melayaniku dengan sempurna. Tapi apa nyatanya? Kemudian kau menghilang dan pergi begitu saja kan? Kau ingat tidak terakhir kali kau memberi makanan apa? Ini kan?" cerca Lukas. "Kau mengatakan makanan ini penuh kenangan dan memorial. Dan benar, makanan ini juga yang membuatku trauma kehilanganmu, Davina. Karena apa yang kau katakan saat itu sangat membekas dalam benak dan ingatanku. Dimana aku menjadi frustasi dan hampir gila karena kau meninggalkanku setahun lalu dari rumah ini," sambung Lukas. "Sungguh aku takut itu akan terulang lagi, Davina. Aku tak ingin itu terjadi, Davina. Pertama kau merayuku

DMCA.com Protection Status