Beranda / Urban / Ranjang Panas Istri Kedua / Daging Steak Melompat

Share

Daging Steak Melompat

Penulis: Otty A
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-11 19:57:44

Dafa sampai di rumah. Sang Ibu membuka pintu rumah dan mempersilahkan anaknya untuk masuk.

"Wah ada apa nih? Kok wajah anak Mama hari ini kelihatan sumringah?" 

"Dafa mau nikah Ma.

"Hah? Sama siapa?"

"Namanya Senja Malini. Tapi, dia seorang janda."

"Janda? Punya anak apa nggak?" 

"Ada dua orang anaknya, Ma. Gimana menurut Mama?" 

"Dua orang anak? Laki laki atau perempuan anaknya?" 

"Perempuan Ma. Dua anak perempuan. Dan mereka kembar."

Wajah Ayu terlihat cemberut. Seakan Ayu merasa kecewa dengan pilihan Dafa.

"Mama nggak setuju ya? Tapi Dafa sayang banget sama Senja dan kedua anaknya. Mereka membuat kehidupan Dafa jadi lebih berarti."

"Eh siapa yang bilang nggak setuju? Mama setuju banget! Kapan kamu mau mengenalkan Mama sama Senja?" 

Dafa yang berbahagia mendengar ucapan Ibunya, langsung memeluk Ibunya dengan erat.

"Sekarang Ma? Mama mau nggak?"

Ayu melirik ke arah jam dinding rumahnya, yang saat ini sedang menunjukkan pukul delapan malam.

"Apa nggak terlalu malam kita ke sana?"

"Nggak lah Ma. Mereka pasti seneng banget lihat Mama. Oh ya Ma, sebenarnya kita ini sudah bertukar cincin," tutur Dafa.

"Tunangan maksudnya? Apapun itu, asal kamu bahagia, Mama juga akan bahagia."

Ayu dan Dafa berangkat ke rumah kontrakan Senja. 

****

"Tok! Tok! Tok!" 

"Siapa yang datang ke sini malam malam begini?" 

Senja berjalan ke arah pintu dan membuka pintu rumah. Ia terkejut melihat Dafa dan Ayu berdiri di depan pintu rumahnya.

"Hai sayang. Selamat malam. Ehm Mamaku ingin sekali ketemu sama kamu."

"Maaf kami datang dadakan begini," ucap Ayu.

"Tante, si silahkan masuk." Senja gugup tapi meskipun begitu ia tak lupa mencium punggung tangan sang Ibu mertua.

Ketiganya duduk di sofa. Dan mulai mengobrol.

"Senja sudah berapa lama kenal dengan Dafa?"

"Sudah lima bulan Tante," jawab Senja.

Shanum dan Salsa mengintip dari kamar mereka. Dafa segera memanggil si kembar agar ikut duduk bersama di ruang tamu.

"Sini sayang!"

Si kembar berlarian dan duduk saling berhimpitan di dekat Ibu mereka. Sesekali Shanum dan Salsa menatap wajah Ayu.

"Kalian nggak mau kenalan sama Oma?" 

Kata kata Ayu benar benar membuat Senja meleleh. Ia tak menyangka, jika Ibu dari suami barunya ini akan menerima dengan tulus kedua anak kembarnya.

"Aku Salsa."

"Aku Shanum, Oma namanya siapa?"

"Namaku Ayu, kalian bisa memanggilku dengan sebutan Oma Ayu." Wanita paruh baya itu menjawab sambil tersenyum dengan ramah.

"Gimana kalau kita makan di luar?" 

Ayu mengusulkan, semua orang tampak tercengang mendengar ucapan Ayu. 

"Kalau Mama yang minta, siapa yang berani menolak?"

Senja dan kedua anaknya berganti pakaian. Setelah mereka siap, mereka semua berangkat ke restoran.

****

Mereka datang ke restoran yang menyediakan western food. Semua orang duduk dan mulai memilih menu makanan mereka. Ayu dan Dafa memilih steak daging sapi.

"Aku steak Wagyu medium," ucap Ayu.

"Aku steak Wagyu juga tapi rare," tutur Dafa.

Waitress dengan cekatan menulis pesanan Dafa dan juga Ayu. Si kembar yang penasaran dengan pesanan Ayu dan Dafa jadi ikut ikutan memesan steak Wagyu.

"Kami juga mau steak Wagyu," tutur Shanum.

"Ya! Aku yang rare dan Shanum yang medium," ucap Salsa.

Senja melongo kaget mendengar menu yang dipesan oleh kedua anaknya. 

"Tapi kalian belum pernah makan makanan yang seperti itu sebelumnya. Jangan memesan makanan, jika kalian tidak akan menghabiskannya!"

"Kami akan habiskan. Kami janji."

"Biarkan saja Senja. Biarkan mereka mencicipi. Namanya juga masih anak anak. Mereka pasti penasaran dengan makanan yang baru mereka dengar," sahut Ayu.

Senja tak bisa berkutik. Karena kali ini, sang Ibu mertua ikut bicara. 

"Baiklah. Kalau begitu aku pesan nasi goreng seafood saja," ucap Senja.

Sembari menunggu makanan mereka datang, Ayu terus mengajak Senja untuk mengobrol. Karena ia benar benar tertarik dengan Senja. 

"Jadi apa pekerjaanmu?" 

"Ya? Tante?" 

"Pekerjaanmu? Ada dua anak yang harus diberi makanan. Jadi kamu pasti bekerja kan?"

"Saya hanya berjualan kue saja. Saya titipkan ke warung warung dekat rumah orang tua saya."

"Rumah orang tua kamu dimana? Yang tadi itu bukan rumah orang tua kamu?"

"Bukan Tante. Rumah itu."

Senja berhenti bicara karena Dafa menyela pembicaraan mereka.

"Senja ingin mandiri. Jadi dia menyewa rumah sendiri. Mereka baru pindah, kemarin."

"Oh begitu. Prinsip kamu bagus sekali. Saya suka itu."

"Tante nggak mempermasalahkan, jika saya seorang janda?" 

"Tidak sayang. Karena kamu mandiri. Keuangan kamu terlihat cukup bagus. Dan Dafa bisa jadi Ayah bagi anak anak kamu."

"Kebohongan macam apa ini? Kenapa Mas Dafa mengatakan jika rumah itu, aku sewa sendiri?" Senja bicara dalam hati.

Setelah beberapa saat menunggu, makanan yang mereka pesan sudah dihindangkan di atas meja.

Semua orang mulai menyantap makanan pesanan mereka. Termasuk juga Shanum dan Salsa yang nampak sibuk memegang pisau di tangan mereka.

Si kembar yang pertama kali makan steak, agak kesulitan memegang pisau dan tak bisa memotong daging steak dengan benar.

Akhirnya, daging steak melompat ke wajah Ayu. Ayu tersentak kaget, hingga garpu yang ia pegang jatuh ke lantai restoran.

Pakaian Ayu juga terlihat kotor terkena saus steak. Ayu dengan wajah kesal menuju ke toilet.

"Aduh kalian ini gimana sih? Kan Mama sudah bilang jangan makan steak," tutur Ayu.

"Maaf Ma," ucap Shanum.

"Sudah sayang. Jangan marahi mereka. Hal ini biasa terjadi. Masalah kecil, nggak perlu dibesar besarkan." Dafa membela Shanum dan Salsa.

"Tapi Mama kamu gimana? Pasti Mama kamu bakal marah banget!" 

Dari arah toilet, Ayu datang dengan wajah serius.

"Ayo kita pulang Dafa. Maaf Senja, kami harus pulang. Tante nggak bisa melanjutkan makan malam bersama dengan kondisi seperti ini."

"Tapi Ma, Ayu sama anak anaknya gimana? Mereka pulang naik apa?" 

"Naik taksi. Atau suruh supir kita yang lain, untuk mengantarkan mereka."

"Lalu siapa yang akan membayar semua tagihan makanan ini? Mana yang dipesan makanan mahal, uang yang dikasih Mas Dafa cukup nggak ya untuk bayar makanan ini?" Senja bicara dalam hati. Sementara Dafa dan Ibunya sudah pergi dari sana.

Senja meminta kedua anaknya untuk menyelesaikan makan malam mereka. 

"Sayang, kalian habiskan makanannya ya. Mama akan bantu untuk memotong dagingnya jadi lebih kecil."

Si kembar makan dengan lahap. Termasuk juga Senja yang menikmati nasi goreng yang sudah ia pesan. Mereka makan hingga suapan terakhir. 

Saat ini, tibalah bagi Senja untuk membayar makanan. Senja memanggil Waitress. Dan Waitress segera menyodorkan jumlah tagihan yang harus dibayarkan oleh Senja.

Senja melotot kaget, ketika melihat deretan angka yangberjajar rapi.

"Dua juta seratus ribu." 

"Iya benar Bu. Ibu bisa membayar kami menggunakan kartu ataupun uang cash."

Senja benar benar kebingungan sekarang.

"Apa bisa saya bayar separuh cash dan separuh lagi menggunakan kartu?"

"Oh maaf sesuai dengan peraturan yang ada di restoran kami, pembayaran split tidak bisa diterima ya Bu."

Waitress melihat ada gelagat aneh dengan Senja.

"Wah orang nggak mampu nih rupanya. Bergaya makan di restoran." Waitress bicara dalam hati sembari melirik dan memberikan isyarat ke arah dua lelaki berbadan kekar yang berdiri dekat dengan pintu masuk.

Dua lelaki berbadan kekar mulai mendatangi Senja.

"Ya Tuhan, bagaimana sekarang?" erang Senja hampir menangis.

Bab terkait

  • Ranjang Panas Istri Kedua   Menghilang Kemana?

    "Aku harus bagaimana sekarang?" Senja mulai menangis karena ia tak memiliki uang cash yang cukup."Apa ada mesin ATM di dekat sini?" "Ada Bu, di ujung jalan sana." Waitress menjawab dengan raut wajahnya yang ketus.Senja berpikir, ia akan pergi ke mesin ATM untuk mengambil sejumlah uang cash namun tepat saat ia bangkit berdiri dari kursi, Dafa sudah ada tepat di belakangnya."Tenanglah," ucap Dafa."Ini uangnya." Dafa memberikan sejumlah uang kepada Waitress. Senja menutup mata dan bernafas lega karena pertolongan datang tepat waktu."Mas yang tadi, aku minta maaf. Aku benar benar minta maaf! Tapi, Mas kok bisa ada di sini lagi? Bukannya tadi Mas nganterin Mama pulang ya?""Iya, nggak apa apa kok. Mama juga nggak marah. Mama pulang sama supirnya.""Lalu kenapa Mama kamu pergi gitu aja?""Mama itu mengidap OCD. Jadi kalau Mama kena percikan bumbu atau cairan apapun yang mengotori pakaiannya, ya kambuh deh. Mama harus pulang harus mandi. Aku nggak bisa jelasin secara detailnya."Senja

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-11
  • Ranjang Panas Istri Kedua   Dibawa Pergi

    Senja duduk di kursi tamu, pipinya terlihat basah karena air mata yang tak mau berhenti mengalir. "Kenapa Mas Dafa pergi?" Senja menggulir layar ponselnya ke atas dan ke bawah. Matanya memang tertuju pada layar ponsel, tapi pikirannya terbang tak tentu arah.Terdengar suara deru mesin mobil. Dan pintu yang terbuka. Tapi Senja yang terlanjur sedih, tak menghiraukan suara suara yang terdengar di telinganya."Sayang, kamu kenapa?" Dafa baru saja pulang, dengan membawa sebuah buket bunga mawar merah.Senja menatap Dafa, memindai wajah suaminya dengan hati hati. Ia merasa jika saat ini, ia sedang bermimpi dan apa yang ia lihat tidaklah nyata."Sayang! Kenapa hanya diam saja?" Dafa meraba pipi istrinya dengan lembut.Sedangkan Senja, langsung mencubit pipi Dafa dengan kasar. Membuat pria berbadan tegap ini mengerang kesakitan."Aw! Apa apaan ini? Kenapa mencubitku?"Mendengar Dafa berteriak, Senja pun meminta maaf atas apa yang telah ia perbuat."Ma maaf! Aku kira Mas itu cuma bayangan s

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-24
  • Ranjang Panas Istri Kedua   Mencoba Mengerti

    Senja melepaskan tangan Dafa yang memegangi lengannya dengan cukup kuat. Ia berlari ke halaman tapi mobil yang dikendarai oleh mertuanya sudah sampai ke luar pagar.Senja berlari sampai ke arah pagar. Tapi security dengan segera menutup pintu pagar."Senja! Tenanglah. Mama nggak akan menyakiti mereka," tutur Dafa."Tapi Mas, Mama mau bawa mereka kemana? Baju Shanum basah, dia bahkan belum sempat ganti baju. Kalau dia masuk angin gimana?""Masalah baju, pasti Mama akan membelikan mereka baju baru. Tapi kemana mereka, aku juga tidak tahu!"Senja mulai menangis. Ia merasa sedih ketika mengingat anak anaknya yang merengek saat dipaksa masuk ke dalam mobil."Maafin Mama. Mama salah sama Shanum dan juga Salsa," ucap Senja bermonolog."Sayang, jangan khawatir. Mereka akan baik baik saja." Dafa mencoba untuk menenangkan istrinya.Senja tak menghiraukan ucapan Dafa. Ia berlari dan masuk ke dalam rumah. Di ruang tamu, sudah ada Bi Sari yang sedang menyapu teras."Bi Sari, tadi Bibi yang bicara

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-24
  • Ranjang Panas Istri Kedua   Ibu Mertua

    Senja sedang berjongkok di dekat freezer box sambil menutupi wajah menggunakan kedua tangannya. Kompor kaca yang digunakan oleh Senja untuk membuat kaldu udang, pecah dan serpihan kacanya berserakan kemana mana."Ya ampun Non! Kenapa bisa jadi seperti ini?" Bi Sari memegangi kepalanya dengan mulut menganga karena kaget."Maafkan saya Bi. Saya tidak sengaja melakukannya.""Waduh gawat! Sudah jam berapa sekarang? Dan kamu masih belum masak. Mama sebentar lagi akan pulang. Lalu kita akan bilang apa sama Mama kalau kamu belum masak?" Dafa lebih panik melihat reaksi Ibunya saat mendapati menantu perempuan keluarga Suryaningrat tidak menjalankan tugas wajib."Beli saja, Pak," tutur Bi Sari.Awalnya Dafa hendak menolak, namun karena tak ada waktu lagi, Dafa menerima usulan Bi Sari."Ya Bi. Kalau begitu, Bibi tolong bereskan kekacauan yang ada di dapur ini ya. Saya akan memesan makanan."Senja menatap kekacauan yang ada di dapur, dengan perasaan campur aduk."Sayang, kamu tadi mau masak apa?

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-25
  • Ranjang Panas Istri Kedua   Menikmati Kamar Baru

    Senja mengusap bulir bening yang menetes di pipinya lalu menuju ke dapur. Ia hendak membantu Bi Sari untuk mencuci piring ataupun mengerjakan pekerjaan rumah yang lainnya. Tapi Bi Sari meminta Senja untuk duduk duduk saja di ruang tamu."Aduh Non. Jangan bantuin Bibi. Non itu adalah menantu rumah ini. Menantu rumah dilarang melakukan pekerjaan kasar. Jadi urusan cuci piring dan yang lainnya biar saya yang kerjakan. Non, duduk duduk saja di ruang keluarga.""Tapi saya bosen Bi. Masa saya di sini nggak ngerjain apa apa," sahut Senja."Ya memang begitu adanya Non. Kecuali kebiasaan yang ada di rumah ini, soal menantu baru yang wajib memasak di hari pertama setelah pernikahan.""Begitu ya Bi. Oh iya, di rumah sebesar ini apa cuma Bibi yang bertugas membersihkan rumah?" Senja penasaran."Tidak Non. Ada banyak yang seperti Bibi. Tapi di rumah paviliun.""Rumah paviliun?" Senja heran."Iya rumah paviliun. Rumah ini kan rumah induk. Yang tinggal di sini, hanya Bu Ayu dan Pak Respati. Jadi pek

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-26
  • Ranjang Panas Istri Kedua   Cemburu

    "Mas Dafa! Ini nggak seperti yang Mas pikirkan." Senja berusaha menjelaskan.Namun pandangan Dafa tidak sedang tertuju pada wajah cantik istrinya. Dafa malah sibuk melihat si pria dengan tatapan tajam."Beraninya kau menyentuh istriku!" Dafa bicara dengan mata melotot."Kejadian yang barusan itu bukan kesengajaan!" Si pria menjawab."Lalu apa?" Si pria tak menjawab. Ia malah pergi begitu saja dari hadapan Dafa. Sedangkan Senja segera meraih tangan suaminya, agar lebih tenang."Mas, dia tadi ke sini dan menaruh garam pada saus saladku. Rasa saus saladku pasti sudah keasinan sekarang. Dan aku ingin mengusir dia dari sini. Aku juga nggak tahu siapa dia. Aku nggak kenal dia." Senja berusaha menjelaskan."Jangan dekati dia lagi. Dan tidak usah bicara dengannya!" Dafa bicara sebentar setelah itu ia pergi ke kamar Ibunya.****Acara makan malam pun tiba. Semua anggota keluarga sudah berkumpul di ruang makan. "Kejutan!" Ayu bicara sembari menggandeng tangan kecil Shanum dan Salsa.Senja men

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-29
  • Ranjang Panas Istri Kedua   Ditampar

    "Senja, tolong jaga nada bicaramu agar tetap pelan. Jangan buat keributan. Kita ini sedang kedatangan banyak tamu!" Ayu menyahut.Karena Ibu mertuanya sendiri yang menegur, Senja pun kembali duduk ke kursinya. Namun Senja masih menatap dengan tajam ke arah Lily dan juga Dafa.Bahkan ketika acara makan malam sudah dimulai, Senja tidak bisa menikmati setiap suapan yang masuk ke dalam mulutnya karena ia tengah dibakar oleh api curiga."Sst! Makanlah dengan fokus!" Pria yang duduk di dekat Senja malah lebih mengkhawatirkan cara makan Senja yang terkesan berantakan.Senja menoleh dengan kerutan di keningnya. Ia tak menyangka, jika ada pria lain yang akan memperhatikannya sedetail itu."Kenapa melihatku seperti itu? Ayo cepat makanlah! Kau butuh tenaga untuk menghadapi setiap tantangan hidup!" Si pria kembali bicara."Tantangan apa maksudmu? Kenapa kau bicara denganku? Kita kan tidak saling mengenal!" "Aku mengenalmu." Si pria menjawab dengan singkat.Ketika Senja dan si pria sedang bicara

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-31
  • Ranjang Panas Istri Kedua   Yang Kedua

    "Wanita tidak tahu malu!" Senja bicara dengan suara pelan namun dengan nada cukup tegas. Sorot matanya yang tajam, memindai wajah Lily secara keseluruhan.Tanpa diduga, Lily menampar balik wajah Senja. "PLak!"Senja yang tidak terima dengan perilaku Lily, langsung menarik rambut Lily. Hingga beberapa helai rambut Lily terlepas.Keduanya mulai saling jambak dan juga saling mengumpat. Membuat semua orang, menoleh ke arah mereka. "Hentikan! Jangan seperti ini! Kalian ini seperti anak kecil saja!" Dafa mencoba melerai.Namun ucapan Dafa, tidak didengar oleh kedua wanita yang tengah dilanda api cemburu tersebut."Dafa adalah suamiku! Jangan dekati dia lagi!""Apa kau bilang?" Lily bertanya dengan serius.Ketika pertikaian yang terjadi semakin tak terkendali, Ayu datang dan melerai mereka berdua."Senja, hentikan tindakan bod0hmu ini. Kau ini adalah seorang ibu dari dua orang anak. Kendalikan emosi yang ada pada dirimu!" Ayu menasehati."Tapi wanita tidak jelas ini, sejak tadi terus mengg

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-02

Bab terbaru

  • Ranjang Panas Istri Kedua   Ending

    Bagas menyodorkan selembar tissue ke arah Senja. Senja pun lantas melihat ke arah Bagas."Jangan menangis. Aku ada di sini. Entah kau mau menerimanya atau tidak, tapi aku akan tetap ada di dekatmu." Bagas bicara sembari menatap Senja, lekat lekat.Senja melihat ke arah Ethan yang tertidur lelap dalam dekapan Bagas."Dia sudah tertidur, kau juga sebaiknya pergi tidur. Jaga kesehatanmu. Anak anak membutuhkan dirimu. Aku pun sama!" seru Bagas.Mendengar hal ini, perasaan Senja jadi tak karuan. Antara senang dan juga ragu, bercampur jadi satu dalam benaknya.Senja pergi keluar dari kamar anaknya. Ia tidur di kamarnya sendiri.*****Malam ini, Lily duduk terdiam menatap ke arah pintu keluar penjara. Ia sedang meratapi nasibnya.Suasana terasa begitu sepi. Tak ada suara yang terdengar. Polisi yang bertugas untuk menjaga penjara, semuanya sedang tertidur pulas. Narapidana lain juga tampak tertidur pulas."Bisa bisanya mereka tidur senyenyak itu!" Lily menatap benci ke arah para Polisi. Wani

  • Ranjang Panas Istri Kedua   Wasiat Suami

    Setelah hampir tiga jam mereka menunggu di depan ruangan operasi, akhirnya Dokter keluar."Bagaimana keadaan Dafa?" Ayu bertanya dengan wajah panik."Kami minta maaf. Kami telah melakukan yang terbaik untuk pasien. Tapi kondisi pasien, masih tak ada perubahan dan semakin memburuk."Senja melongo hingga terjatuh ke lantai. Ayu pun sama kagetnya dengan Senja. Dunianya seakan berhenti ketika mendengar penjelasan dari Dokter."Mama. Senja. Kalian harus kuat!" Bagas mencoba untuk menenangkan mereka berdua."Pak Bagas, harapan hidup pasien sangat tipis. Alat bantu bernafas, jika tidak begitu membantu. Jadi semua peralatan medis yang menunjang kehidupan pasien, akan kami lepas.""Tidak!" Ayu berteriak."Jangan! Berapapun biayanya akan aku bayar! Jangan lepas selang infus atau apapun dari tubuh Dafa. Aku yakin, Dafa akan sehat! Dia akan kembali pulih!" Ayu melanjutkan ucapannya."Baik Bu. Tenanglah. Anda harus kuat dan tabah. Semuanya hanya bisa kita pasrahkan kepada sang pemberi kehidupan."

  • Ranjang Panas Istri Kedua   Jalan Buntu

    Willy baru saja sampai di kantor polisi. Ia bahkan belum memarkirkan mobilnya, tapi seorang kawannya yang berprofesi sebagai seorang Polisi sudah mendatangi dirinya."Pak! Lily ditangkap!""Saya tahu itu! Makanya saya datang ke sini. Kenapa hal ini bisa terjadi? Apa kamu nggak bisa mengatur bawahan kamu?" Willy bicara sembari menyetir pelan dan memarkirkan mobil miliknya.Willy keluar dari mobil. "Saya bisa apa Pak? Mereka mengikuti Lily dan menangkap basah Lily melakukan tindakan pidana." Willy tak banyak bicara. Ia menyerahkan sejumlah uang kepada teman Polisinya tersebut."Ambil uang itu. Mintalah berapapun yang kamu inginkan. Tapi pastikan Lily lolos dari kasus hukum!" "Saya tidak berani berjanji. Tapi saya akan mengusahakannya.""Ingat! Awak media jangan sampai memberitakan mengenai masalah ini!""Sampai sekarang, kami tak mengizinkan awak media masuk ke sini.""Kalau kamu gagal membela anak saya, maka saya akan temui kolega saya yang jabatannya jauh di atas kamu! Dan saya aka

  • Ranjang Panas Istri Kedua   Darah Terpercik

    Bagas akhirnya melepaskan Lily. Ia berjalan menjauh. Sementara itu, Irwan sudah memanggil ambulans.Tak butuh waktu lama bagi mereka untuk menunggu, mobil ambulans sudah terdengar. Dafa dan Senja masuk ke dalam mobil ambulans. Begitu juga dengan Bagas. Tangan Bagas terus mengeluarkan darah. Darah juga merembes dari dada Dafa."Maafkan aku. Gara gara aku, kalian berdua jadi terluka." "Tidak ini bukanlah salahmu!" sahut Dafa.Setelah mengatakan hal ini, Dafa pingsan tak sadarkan diri.****Mobil ambulans akhirnya sampai di rumah sakit. Dafa dibawa ke ruangan ICU. Bagas dibawa ke UGD. Semuanya sedang mendapatkan perawatan medis.Sementara itu, Irwan menghubungi rekan kerjanya yang lain untuk membantunya mengamankan lokasi serta membantunya membawa mobil milik para korban dan tersangka.Irwan tak lupa menghubungi Ayu dan mengabarkan kejadian buruk ini."Apa! Dimana? Kenapa bisa seperti itu!" Ayu berteriak karena kaget ketika Irwan menceritakan kronologi yang terjadi."Mereka sudah dibaw

  • Ranjang Panas Istri Kedua   Terkapar Tak Berdaya

    Kelima lelaki yang berdiri di hadapan Senja, mulai melepas pakaian mereka lalu disusul dengan celana yang mereka kenakan. Kelimanya menyeringai dan tertawa tak jelas melihat Senja yang ketakutan.Sementara itu, Bagas masih ada di luar. Saat ia mengendap masuk ke dalam, seseorang berdiri di belakangnya."PRak!" Lelaki asing itu memukul Bagas menggunakan kayu.Bagas memegangi kepalanya. Ia meringis kesakitan sembari menoleh ke belakang dan menatap wajah si pria."Siapa kau!" si pria berteriak dengan marah."Hai ada penyusup di sini!" si pria memanggil teman temannya yang ada di dalam gudang.Lily yang ada di dalam gudang dan mendengar teriakan si pria, segera keluar dari gudang, untuk memeriksa apa yang terjadi.Namun Bagas tak kalah cekatan dengan si pria. Belum satu orang pun datang ke tempat itu, Bagas meraih balik kayu dari tangan si pria. Ia mengayunkan balik kayu ke kepala si pria."BRak! PRak!" Si pria mengaduh kesakitan. Bagas mengambil pisau kecil yang menyembul di dekat saku

  • Ranjang Panas Istri Kedua   Gudang Tua

    Dari kejauhan, Bagas yang baru saja keluar dari rumah sakit sesuai menjenguk temannya, terperanjat melihat Lily dan beberapa laki laki yang berdiri menghadap ke arah sebuah mobil."Apa yang mereka lakukan? Kenapa Lily ada di sini? Pasti ada yang tidak beres!" Bagas bicara dalam hati. Ia bersembunyi di balik dinding dan mengamati pembicaraan mereka dengan seksama."Cepat bawa dia ke gudang tembakau kita yang ada di perbatasan kota!" Lily memerintahkan anak buahnya."Siapa yang akan dia bawa ke sana?" Bagas bicara dalam hati.Dua orang lelaki masuk ke dalam mobil. Mereka memindahkan tubuh Senja ke kursi belakang kemudi. "Kami berangkat sekarang!" Dua anak buahnya pamit."Aku akan menyusul!" Lily menjawab.Mobil hitam melaju tepat di hadapan Bagas. Bagas melongo kaget karena ia tersadar jika mobil yang baru saja lewat adalah milik Dafa."Apakah yang di dalam mobil adalah Senja?" Bagas pun berinisiatif untuk mengikuti mobil itu.Ia masuk ke dalam mobil dan dengan lihai mengikuti mobil

  • Ranjang Panas Istri Kedua   Tipuan Tingkat Tinggi

    "Kualitas sperma pasien, sangat buruk. Hal ini akan menyebabkan, pasien mengalami kesulitan untuk memiliki momongan.""Apa?" Ayu melongo mendengar penjelasan Dokter."Nggak mungkin Dok. Saya pernah cek kesuburan, aman kok! Nggak ada masalah! Sekarang kenapa bisa bermasalah!" Dafa protes."Bisa anda katakan dimana anda melakukan tes itu?""Di Rumah Sakit Goldy Health. Waktu itu saya dan mantan istri saya melakukan tes bersama."Dokter hanya menggelengkan kepalanya sembari menyodorkan selembar kertas berisi catatan medis."Dafa, menurut Mama, Dokter Alin ini lebih bisa dipercaya. Sebab, dulu kamu tes. Katanya Lily yang susah punya anak. Divonis mandul segala macam. Nyatanya? Dia bisa hamil!" seru Ayu."Iya ya." "Sudahlah Mas. Nggak perlu bahas soal anak lagi. Kalau memang tiba waktunya, kita punya momongan, kita pasti akan punya!" seru Senja."Kemungkinannya sangat tipis sekali untuk bisa memiliki momongan." Dokter menyahut.Dafa tampak shock dengan ucapan Dokter. Ia menundukkan wajahn

  • Ranjang Panas Istri Kedua   Adik Untuk Ethan

    Bangkai tikus itu telah dimasukkan oleh security rumah, ke dalam kantong plastik. Namun meskipun begitu, bau busuknya masih tercium oleh semua orang."Siapa yang berani membuang bangkai ke sini Pak? Perumahan ini dijaga ketat. Kenapa sampai ada orang yang berani keliaran di sini dengan tujuan yang tak baik." Dafa mulai emosi."Setahu saya semenjak Pak Mulyo sudah pensiun dari security perumahan, mereka membebaskan orang orang untuk keluar masuk wilayah ini.""Nggak beres ini! Lama lama perumahan kita akan jadi kumuh." Suara keributan yang terjadi, membuat Ayu ikut keluar dari rumah."Ada apa? Kenapa semuanya berkumpul di sini?""Ada yang melemparkan bangkai tikus ke sini, Ma." Dafa menjawab."Jorok! Itu paling kerjaan orang iseng. Pengangguran yang iri dengan kehidupan orang lain. Sudahlah abaikan saja!" seru Ayu.Ayu melenggang masuk lagi ke dalam rumah. Pak Man mengantarkan Bi Sari berbelanja.Dafa dan Senja juga masuk ke dalam rumah. "Ada apa Ma?" tanya Ethan yang ikut penasaran.

  • Ranjang Panas Istri Kedua   Teror

    Sembari fokus menyetir, Senja meraih ponselnya dan menelepon Dafa."Mas!" Terdengar suara istrinya yang sedang gemetar karena panik."Ada apa sayang? Kenapa suaramu berubah menjadi seperti orang yang sedang panik?""Mas, aku takut! Ada orang yang sejak tadi mengikuti aku!""Mengikuti? Maksudnya?""Di belakang mobilku, ada orang yang menggunakan sepeda motor. Dia mengejar mobilku. Aku belok ke kanan, dia juga ikut belok ke kanan.""Tenang! Jangan takut dan jangan panik! Kamu fokus melihat ke arah depan saja. Jangan pikirkan orang itu. Dan jangan menyetir ke tempat sepi. Aku akan menyusulmu sekarang. Katakan dimana posisimu!" seru Dafa."Jembatan Helly!" sahut Senja."Baiklah! Di dekat Jembatan Helly ada sebuah pasar yang cukup besar. Menyetir lah ke arah pasar itu. Lalu minta bantuan pada orang orang yang ada di pasar. Penjahat seperti mereka akan berpikir ulang, jika kau sudah ada di dalam pasar.""Baiklah!" Senja menutup ponselnya.Dafa segera masuk ke dalam mobil dan menyusul istrin

DMCA.com Protection Status