Share

Bayangan yang Menyergap

Author: Khomairoh
last update Last Updated: 2025-03-31 21:42:14

Senja menyelimuti lembah terpencil, menorehkan bayangan panjang di antara pepohonan yang menjulang tinggi. Udara dingin menusuk kulit, membawa aroma tanah basah dan dedaunan yang membusuk. Di tengah lembah, tersembunyi di balik tebing batu yang terjal, Lie Feng, Tuan Gu, Master Jian, dan Mei Lin berusaha memulihkan tenaga setelah pertempuran dahsyat melawan Lord Vashta.

Luka-luka mereka masih terasa perih, beberapa luka masih mengeluarkan darah segar. Keheningan menyelimuti mereka, hanya diiringi desiran angin yang berbisik di antara dedaunan, membawa serta aroma tanah dan darah. Lie Feng, dengan luka di lengan dan rusuknya, duduk tersandar pada batuan yang kasar.

Ia memeriksa pedangnya, "Langit", dengan hati-hati. Pedang itu tampak kusam karena pertempuran yang berat, tetapi aura kekuatan masih terpancar dari bilah baja itu. Tuan Gu, dengan wajah yang pucat dan luka di perutnya, bersandar pada sebatang pohon besar, napasnya tersen
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Tarian Pedang di Tengah Badai

    Pertempuran berkecamuk di lembah. Hujan panah masih menghujani mereka, diselingi sihir gelap yang menciptakan ledakan api dan kilatan petir miniatur. Lie Feng, meskipun terluka, bergerak dengan luar biasa. Jurus Kecepatan Dewanya membuatnya tampak seperti bayangan yang menari di antara prajurit Kelompok Naga Hitam. Setiap gerakannya presisi, setiap tebasan pedangnya, Langit, mematikan. Energi spiritual langit mengalir deras ke dalam bilah baja itu, memberikan tebasan-tebasannya kekuatan yang menghancurkan."Lin Xue, kau baik-baik saja?" teriak Lie Feng di antara tebasan pedangnya. Ia melirik Lin Xue yang sedang sibuk menangani luka-luka mereka."Aku baik-baik saja," jawab Lin Xue, suaranya sedikit terengah-engah. "Tapi kita tidak bisa bertahan lama lagi. Mereka terlalu banyak!""Aku tahu," jawab Lie Feng, ia menghindari tebasan pedang musuh dengan cepat. "Kita harus mencari ja

    Last Updated : 2025-04-01
  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Kehilangan dan Pengorbanan

    Kelelahan dan luka-luka mulai menunjukkan efeknya yang menghancurkan. Napas Lie Feng tersengal-sengal, tubuhnya bergetar karena kelelahan dan rasa sakit. Luka di lengan dan rusuknya berdenyut keras, mengingatkannya pada pertempuran yang sangat sengit. Master Jian, dengan luka di punggungnya, bergerak dengan lambat, tebasan-tebasannya tidak secepat dan sekuat sebelumnya. Mei Lin, meskipun masih cepat, tampak lelah dan terluka. Lin Xue, dengan wajah pucat, terus mencoba untuk menangani luka-luka mereka, tetapi ia juga mulai kehabisan tenaga. Tuan Gu, dengan luka yang semakin parah, berjuang keras untuk mempertahankan perisai energinya."Kita tidak bisa terus berlari!" teriak Lie Feng, ia menghindari serangan musuh dengan cepat, tetapi gerakannya sudah tidak secepat sebelumnya. "Mereka akan mengejar kita terus menerus!""Aku tahu," jawab Master Jian, ia menciptakan pusaran angin yang

    Last Updated : 2025-04-01
  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Harapan yang Memudar

    Matahari mulai tenggelam, menorehkan bayangan panjang di lembah yang sunyi dan mengerikan. Lie Feng, Master Jian, Mei Lin, dan Lin Xue terus berjuang, namun mereka semakin terdesak. Luka-luka mereka semakin parah, tenaga mereka semakin menipis. Harapan untuk bertahan hidup mulai memudar di balik bayangan senja yang semakin gelap."Kita tidak bisa terus berlari," kata Lie Feng, suaranya lemah dan serak. Ia menghindari tebasan pedang musuh dengan cepat, tetapi gerakannya sudah tidak secepat sebelumnya. Tubuhnya bergetar karena kelelahan dan rasa sakit."Aku tahu," jawab Master Jian, ia menciptakan pusaran angin untuk menghalangi serangan musuh, tetapi pusaran angin itu sudah tidak sekuat sebelumnya. Luka di punggungnya semakin perih. "Tapi kita harus menemukan cara untuk bertahan hidup.""Kita tidak memiliki waktu untuk itu," kata Mei Lin, ia menembakkan sinar energi ke ara

    Last Updated : 2025-04-01
  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Secercah Harapan

    Napas Lie Feng memburu. Luka-lukanya berdenyut hebat, setiap gerakan terasa seperti siksaan. Master Jian, dengan tubuh yang berlumuran darah, bersandar pada dinding batu, tebasan pedangnya sudah tidak sekuat sebelumnya. Mei Lin, dengan mata yang sayu, mencoba untuk menembakkan sinar energi, tetapi tenaganya hampir habis. Mereka terpojok. Mereka hampir tidak berdaya. Musuh mengepung mereka dari semua arah."Kita tidak bisa bertahan lama lagi," kata Master Jian, suaranya lemah dan terengah-engah. "Mereka terlalu banyak.""Aku tahu," jawab Lie Feng, ia menghindari serangan musuh dengan cepat, tetapi gerakannya sudah tidak secepat sebelumnya. "Tapi kita harus menemukan cara untuk bertahan hidup.""Tidak ada cara," kata Mei Lin, ia menembakkan sinar energi yang lemah ke arah musuh, tetapi sinar energi itu dengan mudah dihalau. "Kita akan mati di tempat ini."Lie Feng menatap sekitar, menca

    Last Updated : 2025-04-01
  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Luka yang Tak Terlihat

    Udara lembap dan dingin menusuk tulang. Bau tanah basah dan aroma anyir darah masih memenuhi rongga sempit gua. Lie Feng, dengan luka di lengan dan rusuknya yang berdenyut keras, mencoba untuk menangani luka-lukanya dengan tangan yang gemetar. Master Jian, dengan luka di punggungnya yang menyiksa, bersandar lemas pada dinding batu yang dingin. Mei Lin, wajahnya pucat karena kehilangan darah, mencoba untuk menahan rasa sakit yang menyiksa di kakinya. Ketiga kombatan itu terdiam, hanya suara napas yang tersengal-sengal dan rintihan sakit yang memecah kesunyian yang menekan. Kehilangan Tuan Gu masih terasa sangat berat."Ini... ini semua salahku," gumam Lie Feng, suaranya teredam oleh kesedihan. Air mata mengalir di pipinya, mencampur dengan keringat dan darah. "Aku seharusnya bisa melindunginya."Master Jian, dengan suara yang lemah, menjawab, "Jangan katakan itu, Lie Feng. Kita semua telah berjuang sekuat

    Last Updated : 2025-04-02
  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Rencana Balasan

    Api unggun kecil berkobar di tengah gua, menghasilkan cahaya yang menghibur di tengah kegelapan. Lie Feng, Master Jian, dan Mei Lin duduk mengelilinginya, wajah mereka terang oleh cahaya api, tetapi luka-luka yang masih mereka derita tampak jelas. Beberapa hari telah berlalu sejak mereka bersembunyi di gua ini, memberikan mereka waktu untuk memulihkan tenaga dan merencanakan langkah selanjutnya."Kita harus memikirkan cara untuk membalas kematian Tuan Gu," kata Lie Feng, suaranya masih sedikit lemah, tetapi ada seutas tekad yang kuat di dalamnya. Ia menatap api unggun, matanya berkilat dengan tekad."Aku setuju," kata Master Jian, ia menggerakkan tubuhnya dengan hati-hati, merasa rasa sakit di punggungnya yang masih berdenyut. "Kita tidak bisa membiarkan kematiannya sia-sia.""Tapi bagaimana kita bisa melakukan itu?" tanya Mei Lin, ia menggerakkan kakinya dengan hati-hati, mer

    Last Updated : 2025-04-02
  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Bayangan di Tengah Hutan

    Hutan lebat menjadi medan pertempuran mereka. Sinar matahari yang jarang menembus kanopi pohon menciptakan suasana suram dan mencekam. Lie Feng, Master Jian, dan Mei Lin bergerak seperti bayangan di antara pepohonan dan vegetasi yang lebat, menggunakan lingkungan sekitar untuk menghindari deteksi musuh. Rencana mereka telah dimulai."Pos pertahanan pertama di depan," bisik Lie Feng, matanya memandang sebuah pos pertahanan kecil yang tersembunyi di balik semak belukar yang lebat. "Aku akan menarik perhatian mereka.""Baiklah," jawab Master Jian, ia mengeratkan pegangan pedangnya. "Aku akan menciptakan angin kencang untuk menghalangi mereka jika diperlukan.""Dan aku akan memberikan dukungan dari jarak jauh," kata Mei Lin, ia menarik napas dalam-dalam, menghidupkan energi dalam tubuhnya. "Aku akan menargetkan pemimpin mereka."Lie Feng menghilang di antara pepohonan, bergerak dengan cepat dan lincah. Ia menggunakan K

    Last Updated : 2025-04-03
  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Jejak Pengkhianatan

    Udara dingin menusuk tulang di dalam gua sempit itu. Lie Feng, dengan luka yang masih berdenyut, memegang surat itu dengan tangan yang gemetar. Master Jian dan Mei Lin menunggu dengan gelisah, mengetahui betapa berat beban yang ditanggung Lie Feng saat ini."Kau pasti bercanda," kata Lie Feng, suaranya bergetar, matanya terpaku pada tulisan yang sangat dikenalinya. "Zhao Li... teman sejatiku... dia mengkhianati kita?"Master Jian menarik napas dalam-dalam, mencoba untuk menenangkan suasana. "Surat ini jelas, Lie Feng. Tulisannya tidak bisa dipalsukan. Ia memberikan informasi tentang lokasi kita kepada Kelompok Naga Hitam."Mei Lin menambahkan, suaranya penuh dengan ketidakpercayaan, "Tapi... mengapa? Zhao Li adalah teman sejati kau. Aku tidak bisa memahami ini."Lie Feng menjatuhkan surat itu ke tanah, kepala menunduk dalam kecewa. "Aku juga tidak memahaminya. Kita bersama-sama

    Last Updated : 2025-04-05

Latest chapter

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Pengungkapan Tersembunyi

    Mimpi-mimpi Lie Feng semakin intens, detailnya begitu nyata hingga terasa seperti kenangan. Ia melihat dirinya, masih kecil, berlatih di bawah bimbingan seorang wanita misterius di sebuah tempat terpencil yang diselimuti kabut. Bukan sekadar seni bela diri biasa yang diajarkan wanita itu, melainkan teknik-teknik yang mengendalikan energi dalam, kekuatan yang melampaui batas kemampuan manusia. Gerakan-gerakan wanita itu lincah, seperti tarian kematian yang mematikan. Lie Feng kecil menyerap setiap gerakan, setiap kata, setiap tatapan tajam dari sang guru misterius. Wanita itu, dengan rambut hitam panjang yang terurai, tersenyum lembut namun tatapannya menyimpan kekuatan yang luar biasa.“Fokus, Lie Feng,” suara wanita itu bergema di telinganya, lembut namun tegas. “Kekuatan sejati bukan terletak pada otot, melainkan pada kehendak hati.”Lie Feng berlatih keras, tubuh kecilnya berkeringat, namun semangatnya tak pernah padam. Malam demi malam, mimpi itu berulang, memperlihatkan kema

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Fragmen Masa Lalu

    Ruangan itu sunyi, hanya diselingi oleh suara napas Lie Feng yang tersengal-sengal. Luka-lukanya parah, kulitnya pucat pasi, dan keringat dingin membasahi dahinya. Pertempuran melawan Vashta yang telah berubah telah meninggalkan bekas yang dalam, bukan hanya pada tubuhnya, tetapi juga pada jiwanya. Lebih dari rasa sakit fisik, yang menghantuinya adalah serpihan-serpihan ingatan yang muncul dalam mimpi-mimpi yang intens dan kacau. Mimpi-mimpi yang bukan sekadar gambaran biasa, tetapi serangkaian adegan yang hidup, penuh simbolisme dan misteri yang mencekam.Lin Xue, Mei Lin, dan Jian berjaga di sampingnya. Kecemasan tampak jelas di wajah mereka. Wajah Lie Feng tampak menegang, tersiksa oleh sesuatu yang tak nampak."Dia masih belum sadar," bisik Mei Lin, suaranya penuh keprihatinan. Ia menatap Lie Feng dengan tatapan yang penuh simpati. "Mimpi-mimpinya… semakin intens sejak pertempuran itu.""Ya," jawab Jian, suaranya juga rendah dan hati-hat

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Meditasi dan Pengungkapan

    Gulungan kuno itu telah membuka sebuah jendela kecil ke dalam masa lalu Lie Feng, tetapi hanya sekilas. Banyak pertanyaan masih belum terjawab, dan rasa penasaran yang membara membakar jiwanya. Hubungannya dengan Vashta, wanita misterius dalam mimpinya, dan arti dari "anak yang dipilih," "kekuatan yang tertidur," dan "ikatan darah yang tak terputus"—semuanya masih menjadi teka-teki yang membingungkan.Lie Feng menyadari bahwa ia membutuhkan jawaban, dan ia tahu di mana harus mencarinya: di dalam dirinya sendiri. Ia memutuskan untuk melakukan meditasi mendalam, mencoba untuk menembus lapisan-lapisan ingatan yang terkubur dalam, untuk menemukan kebenaran yang telah lama tersembunyi.Ia mencari tempat yang tenang dan damai, jauh dari hiruk-pikuk kehidupan perguruan. Di puncak gunung yang menjulang tinggi di belakang perguruan, di bawah langit yang dipenuhi bintang-bintang, ia memulai meditasi. Ia duduk bersila, menutup matanya, dan membiarkan pikirannya melayang, me

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Gulungan Tersembunyi

    Petunjuk dari ukiran kuno itu, walau samar, menuntun Lie Feng ke jantung Perguruan Naga Teratai. Bukan ke ruang pelatihan, bukan ke tempat tinggal para murid, tetapi ke sebuah tempat yang tersembunyi, yang keberadaannya hanya diketahui oleh segelintir orang terpilih – perpustakaan rahasia. Selama bertahun-tahun, Lie Feng sendiri pun tak pernah mengetahuinya. Hanya sebuah intuisi yang kuat, didorong oleh sisa-sisa energi Vashta yang masih berdenyut di udara, yang membawanya ke sana.Lie Feng, didampingi Lin Xue dan Mei Lin, menemukan lorong sempit yang hampir tak terlihat, tersembunyi di balik tirai tanaman rambat lebat di taman belakang perguruan. Udara di dalam lorong terasa lembap dan berat, bau tanah dan kayu lapuk memenuhi hidung. Lin Xue menyinari lorong dengan obornya, mengungkapkan dinding batu yang kuno dan lembap."Ini… sangat berbeda dari bagian perguruan lainnya," kata Mei Lin, suaranya berbisik, seperti takut mengganggu kedamaian tempa

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Resonansi Energi

    Udara di Perguruan Naga Teratai masih bergetar, meski pertempuran dahsyat melawan makhluk dunia lain telah berakhir beberapa minggu lalu. Bekas luka masih terlihat jelas di dinding-dinding perguruan, tanda nyata dari pertempuran sengit yang telah mereka lalui. Lie Feng, yang tampak lebih kurus dan lelah daripada biasanya, duduk bersila di halaman belakang, matanya terpejam rapat. Bukan sekadar beristirahat, ini adalah meditasi yang mendalam, sebuah pencarian akan sesuatu yang tersembunyi, sesuatu yang hanya dia yang bisa merasakannya.Udara di sekitarnya berdenyut dengan energi yang samar, getaran halus yang terasa seperti bisikan di antara daun-daun. Ini bukan energi chi biasa yang mengalir di tubuh para pendekar, bukan pula energi gelap yang mengerikan dari makhluk dunia lain. Ini adalah sesuatu yang berbeda, sesuatu yang… mengenal. Sebuah resonansi energi yang unik, dingin, tajam, dan menyeramkan, namun juga… familiar.Setelah beberapa saat, Lie Feng membu

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Menuju Masa Depan #3

    Tim pengintai Jian berangkat menuju pegunungan barat. Mereka terdiri dari Jian sendiri, dua murid senior yang terampil dalam pertempuran jarak dekat, dan seorang ahli dalam penyamaran dan pengintaian. Perjalanan mereka berbahaya dan penuh tantangan. Mereka harus melewati hutan lebat, tebing curam, dan sungai deras. Mereka juga harus menghindari patroli musuh dan jebakan yang tersembunyi.Setelah beberapa hari perjalanan, mereka tiba di sebuah lembah terpencil. Di tengah lembah, terdapat sebuah bangunan kuno yang memancarkan energi misterius yang kuat. Energi itu sama dengan energi yang terdeteksi di berbagai tempat di dunia."Ini dia," kata Jian, suaranya berbisik. "Sumber energi misterius itu."Mereka mendekati bangunan tersebut dengan hati-hati. Mereka memasuki bangunan tersebut dengan hati-hati. Di dalam, mereka menemukan banyak ruangan yang penuh dengan artefak kuno dan gulungan kuno. Mereka juga menemukan beberapa makhluk misterius ya

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Menuju Masa Depan #2

    Di sisi lain lapangan, Mei Lin melatih kelompoknya dalam meningkatkan intuisi dan kesadaran energi. "Tutup matamu," perintahnya. "Rasakan energi di sekitarmu. Rasakan getaran terkecil pun. Itu adalah kunci untuk memperkirakan gerakan lawan dan menghindari bahaya.""Sangat sulit, Tuan Mei Lin," keluh seorang murid. "Saya tidak bisa merasakan apa pun.""Sabar," jawab Mei Lin. "Ini membutuhkan latihan dan konsentrasi. Jangan menyerah. Kemampuan ini akan menyelamatkan hidupmu di lapangan pertempuran."Jian, dengan kelompoknya yang terdiri dari murid senior, berlatih dalam mengembangkan strategi pertempuran yang baru. "Kita harus mempelajari kelemahan musuh kita yang lalu," katanya. "Kita harus mengetahui bagaimana mereka bergerak, bagaimana mereka menyerang, dan bagaimana mereka berpikir.""Tapi bagaimana kita bisa mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan?" tanya seorang murid."Ki

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Menuju Masa Depan

    Sinar matahari pagi menyinari Perguruan Naga Teratai, mengusir bayang-bayang kegelapan yang masih melekat setelah pertempuran dahsyat melawan makhluk energi gelap. Udara sejuk pagi membawa aroma tanah basah dan dedaunan yang baru saja terkena embun. Di halaman perguruan, yang masih menunjukkan bekas-bekas pertempuran, Lie Feng, Lin Xue, dan Mei Lin berdiri berdampingan, memandang para murid mereka yang berkumpul. Wajah-wajah mereka, meski lelah, mencerminkan tekad yang baru. Mereka telah melewati ujian api, dan telah keluar sebagai pemenang, tetapi kemenangan ini hanyalah awal dari perjalanan baru yang lebih panjang dan lebih menantang.Lie Feng memulai, suaranya tenang namun berwibawa, "Kita telah melewati banyak hal bersama. Kita telah menghadapi kematian, kehilangan, dan keputusasaan. Namun, kita telah melewatinya bersama-sama. Kita telah mengukir ikatan persahabatan yang lebih kuat dari baja."Lin Xue mengangguk, "Ya, Lie Feng. Pertempuran itu telah menempa ki

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Bayangan di Ufuk Baru

    Ketegangan menyelimuti Perguruan Naga Teratai. Getaran yang terasa beberapa hari lalu semakin kuat, mengindikasikan bahwa ancaman itu semakin dekat. Para petarung, di bawah kepemimpinan Lie Feng, Lin Xue, dan Mei Lin, terus memperkuat pertahanan dan meningkatkan kewaspadaan. Mereka berlatih dengan tekun, menajamkan intuisi dan memperkuat kerja sama tim mereka.Suatu malam, saat bulan purnama bersinar terang, getaran itu mencapai puncaknya. Tanah berguncang hebat, dan suara gemuruh menggelegar di udara. Para petarung siaga penuh, pedang mereka terhunus, siap menghadapi apa pun yang akan datang."Itu dia!" teriak Jian, matanya melihat sesuatu di ujung hutan di dekat perguruan. "Ada sesuatu yang sedang mendekati!"Semua petarung menatap ke arah ujung hutan. Di tengah kegelapan, mereka melihat sesosok bayangan besar bergerak mendekati perguruan. Bayangan itu memancarkan aura yang sangat mengancam, aura yang beg

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status