Share

Bab 97

Author: Anak Ketiga
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Puput dan yang lainnya seketika berdiri mematung di tempat. Apalagi, saat melihat Tobi mengeluarkan kartu dan ingin membayar langsung.

Puput tersentak kembali, lalu segera menuangkan segelas air dan menghampiri Tobi dengan senyuman di wajahnya, "Halo Tuan Tobi, saya barusan dengar Anda ingin membeli mobil S680?"

"Benar!" kata Tobi dengan suara datar.

"Selera Anda benar-benar bagus. Selain sebagai simbol kekayaan, mobil ini bisa memperlihatkan status Anda ke manapun Anda pergi."

"Kristin karyawan baru di sini dan baru bekerja di sini kurang dari setengah bulan. Dia masih nggak paham dengan mobil sepenuhnya. Untuk melayani pelanggan berkualitas tinggi seperti Anda, saya selaku manajer penjualan akan memperkenalkannya kepada Anda."

"Nggak perlu. Aku mau dia yang kenalkan saja."

"Tapi, dia nggak tahu apa-apa. Terus, yang paling penting saya bisa memberikan potongan tinggi dan saya bisa menjamin Anda akan puas dengan harga yang saya berikan!"

Sembari berbicara, Puput menyodorkan gelas beris
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 98

    "Apa kamu yakin? Begitu aku keluar dari pintu ini, aku nggak akan masuk lagi," kata Tobi dengan dingin."Silakan. Kamu pikir kamu itu siapa!""Kalau kamu masih nggak mau pergi, aku akan menyuruh satpam untuk mengusirmu," timpal Puput.Pak Gilang memandang Tobi sejenak dan kebetulan menangkap sekilas kartu di tangan pria itu. Raut wajahnya seketika berubah. Mengapa kartu itu terlihat seperti kartu hitam Lawana?"Tunggu!"Melihat Tobi hendak berjalan keluar, Pak Gilang segera memanggilnya dengan sopan, "Tuan, bisakah Anda memperlihatkan kartu di tangan Anda itu?"Semua orang tampak terkejut saat melihat Tobi melemparkan kartu itu keluar.Pak Gilang juga kaget dan buru-buru menangkap kartu itu. Setelah dilihat lebih dekat, kartu itu persis sama. Wajahnya menjadi pucat dan dia pun berkata, "Tuan, mohon tunggu sebentar!"Sembari berbicara, dia melangkah pergi dengan tergopoh-gopoh.Yang lainnya tampak tercengang. Beberapa di antara mereka kelihatan bingung dengan situasi yang terjadi.Tak l

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 99

    Puput mendadak teringat adegan Pak Gilang meminta pengampunan sambil berlutut. Padahal, Pak Gilang adalah seorang pria dan memiliki jabatan tinggi, tetapi dia tidak ragu untuk berlutut dan minta maaf.Jadi, dia pun segera berlutut di hadapan Tobi dan berkata, "Tuan Tobi, aku minta maaf. Barusan sikapku terlalu kasar, aku memang bodoh, aku ....""Minggir!"Tobi langsung mendorongnya ke samping. Dia sudah tidak tahan dengan wanita munafik itu lagi.Ekspresi wanita lainnya juga berubah pucat dan langsung terdiam.Pak Gilang langsung membentaknya dengan marah, "Puput, hentikan itu. Cepat keluar dari sini!"Semua wanita buru-buru mengikuti perintah atasan itu, termasuk Puput."Tunggu, dia nggak salah," ucap Tobi seraya menunjuk ke arah Kristin.Mendengar itu, Pak Gilang buru-buru berkata, "Kristin, kamu tetap di sini.""Saat semua orang memandang rendah diriku, hanya Kristin yang sudi memperkenalkan mobil itu kepadaku. Menurutku, kinerjanya bagus."Pak Gilang langsung mengerti maksud ucapan

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 100

    Pak Gilang pasti akan menangani semuanya dengan baik.Setelah prosedur selesai, Tobi pun meninggalkan dealer itu. Sekitar jam tujuh malam, dia mengendarai mobil barunya ke lokasi tujuan.Saat melihat begitu banyak mobil mewah terparkir rapi, dia diam-diam terkejut.Tampaknya yang datang kali ini bukanlah orang biasa, bagaikan anggota klub seni level atas.Ketika Tobi hendak masuk, dua satpam langsung menghentikannya di depan pintu."Halo, Tuan. Silakan tunjukkan tiket konser!"Tobi tercengang saat mendengar itu. Bukankah Kakek Jamil menyuruhnya langsung datang saja? Dia pun bertanya, "Apa aku perlu menunjukkan tiket konser untuk masuk ke sini?"Banyak pria dan wanita yang berpakaian mewah melewatinya dan kebetulan mendengar pembicaraan mereka, mata mereka langsung melirik Tobi dengan tatapan menghina."Anak muda, bukan semua tempat bisa kamu masuki secara sembarangan."Mereka langsung mengeluarkan tiket konser dan berjalan masuk ke dalam.Satpam masih terlihat sopan, dia pun tersenyum

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 101

    "Kamu!""Aku salut kepadamu!"Widia terlihat tak berdaya saat mendengar pria itu tidak punya tiket konser.Lalu, kenapa dia datang ke sini? Apa dia mau membuat malu dirinya sendiri? Widia pun mengambil tiketnya dan berkata, "Pak Satpam, aku punya tiket konser. Bolehkah aku membawanya masuk?""Nggak bisa. Satu tiket hanya berlaku untuk satu orang saja," jawab satpam itu sambil menggelengkan kepalanya."Ini ...."Widia memperhatikan semua orang di sekitarnya mulai memandang Tobi dengan tatapan mengejek. Dia ragu-ragu sejenak, lalu berkata, "Tuan Joni, kamu masuk dulu. Aku akan menyusul sebentar lagi.""Tobi, ikut aku ke sini!"Dia harus membawa Tobi pergi dari kerumunan ini dulu."Mau ke mana?" tanya Tobi dengan heran."Menurutmu?"Widia tak berdaya menghadapi Tobi. Pria ini sangat keras kepala. Widia hanya ingin membawanya menghindar dari kerumunan itu. Apa dia tidak sadar dirinya sekarang sedang diolok-olok oleh semua orang?"Aku nggak tahu.""Jangan banyak omong lagi. Ikut aku saja!"

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 102

    Dia pun bersandar di sisi kanan dengan enggan. Kemudian, dia berkata, "Tobi, ternyata kamu hebat juga dan bisa membaur ke sini. Aku penasaran seberapa banyak yang kamu ketahui tentang piano. Apa kamu paham sama musik piano?""Sedikit. Setidaknya, melebihimu." Tobi menyadari Joni sedang dilanda kebingungan saat ini dan mulai menyerangnya di hadapan Widia.Joni tampak tertekan. Sebenarnya, dia tidak tahu banyak tentang piano."Kamu? Jangan membual lagi.""Aku nggak membual. Aku benar-benar tahu sedikit," kata Tobi sambil tersenyum."Kalau begitu, biarkan aku mengujimu.""Lupakan saja. Aku nggak suka diuji oleh orang lain," ucap Tobi seraya menolaknya.Widia langsung memutar matanya ke arah Tobi. Pria ini mulai membual lagi.Apalagi, dia langsung terekspos begitu saja.Namun, entah kenapa, saat Widia bersama Tobi, wanita itu selalu merasa jauh lebih santai, nyaman dan berjalan secara alami.Berbeda dengan Joni, saat bersama pria itu, dia merasa tidak nyaman dan terlalu khawatir.Joni juga

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 103

    Meskipun Joni tidak mengerti piano, dia tahu cara menghadapi masalah seperti ini. Itu sebabnya, dia menanyakan hal itu dengan penuh percaya diri.Menurut pengamatannya, bisa menjadi orang pertama yang tampil di konser piano itu dan mewakili Negara Harlanda, dia pasti seorang pianis berbakat dan punya keterampilan yang sangat hebat. Mana mungkin penampilannya biasa saja.Apa dia tidak melihat semua orang bertepuk tangan untuknya?"Masa bodoh!" ucap Tobi sambil menggelengkan kepalanya. Dia tidak berniat menjelaskan lebih lanjut lagi.Ucapan itu seketika membuat Joni merasa tidak senang.Widia pun tidak tahan lagi, jadi dia pun memarahinya, "Tobi, bisakah kamu berhenti bicara kasar seperti itu lagi?""Lupakan saja. Mungkin dia nggak senang aku membeberkan rahasianya, jadi dia sengaja memprovokasiku untuk mengalihkan rasa malunya. Wajar saja, ini reaksi umum orang biasa."Joni menguraikan panjang lebar dari samping. Memang ada orang seperti itu. Setelah ketahuan melakukan kesalahan, dia ma

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 104

    "Nggak ada. Nggak ada sama sekali!""Jadi, menurutku, musik piano ini pasti diciptakan oleh kami, para pianis Barat.""Hanya saja warga Negara Harlanda takut kehilangan muka dan suka menyombongkan diri, jadi mereka mengubah musik pianis milik Barat menjadi milik mereka."Begitu ucapan itu dilontarkan, seluruh hadirin langsung gempar!Orang yang pernah mempelajari sejarah pasti tahu bahwa lagu ini berasal dari Negara Harlanda kuno. Bahkan, di dalam lagu ini terdapat makna sulitnya menemukan sahabat sejati.Orang-orang dari Negara Harlanda langsung berdiri sambil menatapnya penuh marah.Bahkan, Widia yang awalnya merasa senang itu pun berubah menjadi marah.Dia hanya pernah melihat Martin di televisi sebelumnya. Dia tidak menyangka pria itu akan menjelek-jelekkan Negara Harlanda di saat mereka pertama kali bertemu.Dia tidak akan menyukai orang seperti itu, tidak peduli betapa menakjubkan kemampuannya.Tobi diam-diam menggelengkan kepalanya. Martin sungguh mendiskriminasi Negara Harlanda

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 105

    Widia tampak kaget, lalu buru-buru berteriak, "Tobi, kamu mau ngapain!"Tanpa sadar, suaranya terdengar agak keras.Ditambah lagi, Tobi sedang berdiri, seketika sosoknya langsung menarik perhatian banyak orang.Semua orang langsung mengedarkan pandangannya ke arah mereka.Tobi terlihat tenang dan berkata sambil tersenyum, "Aku akan bantu kamu melampiaskan emosimu.""Bantu aku?""Benar. Bukankah mereka membuatmu marah? Aku akan naik ke atas dan membuat mereka malu. Dengan begitu, emosimu akan terlampiaskan."Widia langsung panik dan buru-buru menghentikannya, "Jangan sembarangan memukul orang." Dia tahu Tobi sangat kejam. Jika ada yang berselisih dengannya, dia akan langsung turun tangan. Yang paling penting adalah dia sama sekali tidak mengenal batas.Tobi tampak bingung, lalu berkata sambil tersenyum, "Aku nggak akan memukulnya, tapi aku akan mengalahkannya dengan kemampuanku!""Jangan khawatir. Kamu hanya perlu menonton dari sini saja."Tobi pun tidak peduli pada Widia lagi dan berja

Latest chapter

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1410

    Tobi tampak murah hati. Terutama kepada orangnya sendiri. Dia selalu memperlakukan mereka dengan baik.Bos Zafran tertegun. Ada kilatan keterkejutan di wajahnya. Dia kemudian berkata dengan penuh semangat, "Anggur tahun 1945? Itu anggur merah terbaik. Bahkan, nggak terbeli lagi sekarang. Waktu lelang dulu terjual dengan harga enam miliar lebih."Saat mendengar percakapan mereka, Steven tampak terpana.Dia suka minum anggur merah, jadi dia pernah mendengar tentang hal ini. Hanya saja, dia masih tidak percaya.Saat teringat dengan anggur yang dikeluarkan Tobi dan anggur merah tadi, dia kini merasa Tobi kemungkinan berasal dari keluarga kaya. Mungkin hanya ayahnya yang bisa menghadapinyaShinta dan keluarganya juga tercengang. Tak disangka, Tobi punya anggur merah senilai miliaran.Ini berarti Tobi sangat kaya. Meski anggur-anggur itu pemberian dari orang lain, dia juga harus punya status tinggi. Jika tidak, mana mungkin orang akan memberinya secara cuma-cuma?Umumnya, ayahnya Shinta dan

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1409

    Bos Zafran mengira dia salah mengenali orang. Hanya saja, berdasarkan ingatannya, apalagi pertemuan terakhir mereka meninggalkan kesan dalam, jadi dia tidak mungkin salah.Apalagi, pelayan berdiri mematung di sana. Yang memberinya kesempatan untuk melihat dengan jelas dan memastikan dengan cepat.Benar. Itu adalah Raja Naga!Ada kegembiraan di wajahnya. Bagi anggota Sekte Naga, Raja Naga adalah eksistensi yang sangat hebat.Tobi memperhatikan pelayan itu dan berkata dengan tenang, "Letakkan makanannya. Jangan panggil polisi. Kalau kamu ingin melaporkan masalah ini, beri tahu bosmu saja.""Baik!"Pelayan itu mengangguk dan meninggalkan ruangan itu dengan hati-hati.Lantaran bosnya sudah memberitahunya bahwa orang yang memesan ruang VIP ini punya latar belakang yang hebat dan harus dilayani dengan baik. Setelah mendengar itu, dia tentu tidak berani sembarangan lagi.Terutama karena restoran ini milik Grup Toranda. Bisa dikatakan, Tobi juga termasuk pewaris Grup Toranda.Bos Zafran mengik

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1408

    Lagi pula, kondisi Steven sekarang sudah sangat menyedihkan. Jika dia masih berani menyerangnya, Tobi pasti akan berakhir celaka nantinya.Jadi, Steven langsung memperlihatkan ekspresi marah dan berkata dengan bangga, "Jangan bermimpi. Aku nggak mungkin meminta pengampunan dari orang sepertimu.""Bagus. Kalau begitu, aku akan lumpuhkan satu tanganmu." Tobi terlihat tenang dan menggerakkan kakinya dengan ringan, menghadap salah satu tangan Steven.Kemudian, mengerahkan kekuatannya.Tanpa ada keraguan sedikit pun.Argh!Steven kembali mengeluarkan lengkingan tajam yang menyakitkan."Jangan!"Ayahnya Shinta cemas dan buru-buru berkata kepada putrinya, "Shinta, mengapa kamu masih berdiri di sana? Cepat nasihati Tobi dan suruh dia berhenti!"Shinta teringat dengan kesombongan dan penghinaan Steven terhadap Kak Tobi barusan. Bukan saja tidak menuruti perkataan ayahnya, dia juga berkata dengan dingin, "Dia sendiri yang cari mati. Mengapa aku harus menasihati Kak Tobi?""Kamu, kamu bodoh!""Pu

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1407

    "Aku nggak percaya.""Pecundang sepertimu masih belum punya kemampuan sehebat itu.""Bagaimana kalau kamu mencobanya?" Tobi mengerutkan kening dan menggelengkan kepalanya. Si bodoh ini masih tidak berlagak di sini. Sepertinya dia harus melakukan kekerasan kali ini."Oke. Kamu sendiri yang cari mati."Demi pamer, Steven sempat mencari beberapa ahli seni bela diri dan mempelajari beberapa trik. Hanya saja, dia malas dan tidak tahan lelah, apalagi tidak ada kultivator hebat yang mengajarinya.Dia hanya berhasil belajar sedikit ilmu bela diri. Bisa dikatakan, kekuatannya jelas lebih baik dibandingkan orang biasa. Setidaknya, dia bisa mengalahkan dua orang awam."Majulah ke depan, satu lawan satu. Kecuali kamu berlutut dan memohon pengampunan, kalau nggak, jangan harap ada yang bisa menghentikan pertarungan ini," kata Steven dengan sombong."Oke!"Tobi pun maju ke depan.Ayahnya Shinta dan yang lainnya ragu-ragu sejenak. Ya sudah, karena Tobi sendiri yang cari masalah, mereka juga tidak bis

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1406

    "...."Semua orang tampak marah. Begitu pula dengan Jensen. Namun, dia tahu pengaruh besar Bos Zafran di Cewadi. Berdasarkan kekuatan Bos Zafran, jika dia berani mengambil tindakan, Keluarga Ravindra pasti akan hancur.Hanya saja, dia benar-benar tidak mengerti. Kapan Keluarga Ravindra memprovokasi Raja Naga itu?Keluarga Ravindra juga bukannya tidak tahu diri, jadi mana mungkin mereka bisa memprovokasi orang hebat seperti itu?Tepat di saat ini, ponsel Kamran berdering. Saat menyadari itu panggilan dari Pak Haryo, dia segera berdiri dan menyapa dengan hormat, "Pak Haryo!""Bagaimana pembahasan kerja samanya?"Pak Haryo tahu Bos Zafran punya pengaruh kuat dan juga dukungan dari Sekte Naga. Jika bisa diperkenalkan, akan sangat bermanfaat bagi perkembangan Kota Doma.Jika Kota Doma bisa berkembang, bukankah itu akan menjadi persyaratan bagus baginya untuk dipromosikan ke depannya?Mendengar itu, Kamran buru-buru berkata, "Hmm, terjadi sedikit masalah di sini."Dia segera menjelaskan situ

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1405

    Begitu mendapati adegan itu, barulah Kamran dan yang lainnya tidak menyalahkan sikap Bos Zafran lagi.Mereka semua menatap lekat Bos Zafran dan membuka telinga mereka lebar-lebar. Mereka ingin tahu apa yang dibicarakan keduanya.Siapa yang bisa membuat Bos Zafran, yang bahkan terkenal di luar Cewadi, menjadi gugup dan hormat seperti ini."Raja Naga!" panggil Bos Zafran dengan sopan.Raja Naga?Semua orang terkejut. Mereka pernah mendengar tentang Raja Naga. Dia adalah pemimpin Sekte Naga dan sangat berkuasa. Tak disangka, ternyata Bos Zafran punya hubungan dekat dengan Sekte Naga."Zafran, aku ingin menanyakan sesuatu padamu!" kata Tobi dengan datar."Tuan, silakan tanyakan," ucap Bos Zafran dengan cepat."Apa kamu tahu tentang daerah Morali? Katanya di sana ada Keluarga Ravindra yang sepertinya termasuk orang terkaya di daerah itu?" tanya Tobi.Mendengar itu, wajah Steven masih tampak menghina.'Masih berpura-pura!''Tapi nggak masalah. Semuanya akan terungkap sebentar lagi. Saat itu,

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1404

    Steven terlihat bangga. Mendapati semua orang sepenuhnya dikendalikan olehnya, terutama Shinta yang tampak menyedihkan, dia sangat senang sekali."Mengapa nominalnya bertambah lagi? Jelas-jelas aku hanya meminjam 24 miliar saat itu." Brian tidak tahan lagi dan angkat bicara juga. Saat itu, dia juga kebingungan.Sebenarnya, dia juga sadar dirinya telah ditipu, tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa."Huh! Pinjaman biasanya dikenakan bunga. Aku meminjamkan 40 miliar kepadamu. Bukankah wajar saja bunganya 10 miliar setelah lewat beberapa hari? Kalau di tempat lain, mungkin sudah berlipat ganda," ucap Steven sambil mendengus dingin."Memang benar. Kalau tempat judi seperti ini memang bisa berlipat ganda, bahkan sepuluh kali lipat. Tempat judi ini dibuka oleh keluargamu, 'kan?" ujar Tobi degan datar."Kalau benar, memangnya kenapa!" Nada bicara Steven tampak sombong dan mengejek. "Aku punya kemampuan seperti ini dan bisa menghasilkan uang dalam hitungan menit.""Apa itu legal?" tanya Tobi.W

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1403

    Begitu kata-kata ini dikeluarkan, semua orang tercengang.Ayahnya Shinta dan yang lainnya memandang Tobi dengan kaget. Mereka diam-diam berpikir dalam hati.Bocah ini pasti sudah gila. Beraninya dia mengucapkan kata-kata seperti itu pada Tuan Steven. Apa dia masih nggak sadar dengan statusnya sendiri? Benar-benar cari mati.'Tamatlah riwayatnya kali ini.Perlu diketahui, Keluarga Ravindra kaya, punya kekuasaan, dan juga sangat berkuasa.Di matanya, Keluarga Ravindra adalah keberadaan yang sangat menakutkan.Hais, jangan salahkan dirinya. Salahkan Tobi sendiri saja. Siapa suruh dia berani berlagak padahal tidak tahu apa-apa!Steven tertegun sejenak, lalu tertawa sinis dan berkata, "Nak, kamu berani menyuruhku menunggu mati? Kamu bodoh sekali dan nggak kenal takut sepertinya!""Haha. Kamu kira Pak Galuh baru saja memberimu kartu nama, kamu sudah bisa bergantung kepadanya? Itu hanya karena dia mengambil anggur milikmu, jadi dia baru begitu sopan.""Kamu tahu nggak, meski aku memarahi Pak

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1402

    "Shinta, kamu juga sama! Kamu kira kamu secantik bidadari langit? Aku sudah menghargaimu dan memberimu kesempatan, tapi kamu menolaknya. Kalau begitu, aku juga nggak segan-segan lagi."Steven berkata dengan dingin, "Brian, jangan salahkan aku kali ini. Salahkan kakakmu. Siapkan 40 miliar atau nggak, masuk penjara saja."Masalah sudah sampai tahap ini, dia juga tidak perlu berpura-pura lagi.Namun di saat Steven melampiaskan emosinya, dia sama sekali tidak memikirkan kekuatan seperti apa yang dimiliki Tobi. Mengapa pria itu bisa bersikap seperti itu?Begitu mendengar kata-kata itu, ekspresi ayahnya Shinta dan yang lainnya berubah muram.Khususnya, ayahnya Shinta. Dia buru-buru memohon. "Tuan Steven, kita bisa bicarakan baik-baik. Masalah ini nggak ada hubungannya dengan kami. Kami selalu mendukungmu."Steven menunjuk Tobi dan berkata dengan dingin, "Benarkah? Kalau begitu, suruh bocah itu keluar sekarang juga."Ayahnya Shinta juga memandang Tobi.Namun sebelum pria itu angkat bicara, Sh

DMCA.com Protection Status