Laurin segera mengangguk dan berkata, "Baik. Nyonya Naura, tenang saja. Kali ini, aku pasti akan menutup mulut rapat-rapat dan nggak akan membiarkan hal lainnya terbongkar.""Bertindaklah sesuai situasi.""Lagi pula, kami nggak punya dendam apa pun. Kamu putuskan sendiri saja. Satu-satunya permintaanku adalah jangan beri tahu dia kalau aku berada di Kota Tawuna."Usai meninggalkan kata-kata itu, Nyonya Naura segera mengemas barang-barangnya, kemudian meninggalkan hotel bersama yang lainnya.Gerakannya sangat cepat. Dia bahkan tidak menggunakan lift, tetapi langsung menaiki tangga. Dia juga berhasil menghindar dari kamera pengawas. Kepergiannya benar-benar tidak meninggalkan jejak apa pun.Baru saja Naura meninggalkan hotel, mobil Tobi sudah sampai. Pria itu sudah berhasil menemukan nomor kamar di mana Laurin tinggal, jadi dia langsung naik ke atas.Sesampainya di depan kamar Laurin, Tobi pun mengetuk pintu.Laurin membuka pintu kamar.Tobi tertegun sejenak.Karena Laurin saat ini baru
"Kalau Nona Laurin mau begitu, silakan saja," ujar Tobi dengan nada datar.Laurin tampak kesal, lalu berkata, "Tuan Tobi, apa yang sebenarnya ingin kamu lakukan?""Katakan padaku, siapa wanita yang bersamamu itu? Mengapa kalian melarangku bersama Widia dan ingin aku menikah dengan Jessi?" tanya Tobi."Aku nggak mengerti apa yang kamu bicarakan!""Kelihatannya kamu mau ngotot sampai akhir." Tobi tampak kesal. Dia langsung berdiri, mengambil langkah ke depan, dan tiba-tiba menarik Laurin ke arahnya.Laurin terkejut. Ekspresi wajahnya juga berubah."A ... apa yang ingin kamu lakukan?""Menurutmu, apa lagi yang bisa aku lakukan saat berhadapan dengan wanita cantik sepertimu?" ucap Tobi dengan geram.Saat Tobi menundukan kepala, dia melihat wajah Laurin sudah memucat. Jubah yang dikenakan wanita itu juga sempat terkesiap dan samar-samar memperlihatkan tubuh indahnya.Kulit wanita itu begitu putih, sepasang bola mata yang cerah itu memperlihatkan emosi yang kompleks. Ada rasa malu, gugup, ba
Laurin terkejut. Tak disangka, Tobi akan begitu pintar menebak, apalagi tebakannya juga benar. Laurin pun buru-buru berkata, "Dia hanya salah seorang rekanku, kamu kira dia ibumu?""Kamu pikir terlalu jauh. Kalau dia sungguh ibumu, dia pasti sudah bertemu denganmu.""Benar juga!"Tobi menganggukkan kepalanya. Namun, tak lama kemudian, dia kembali menambahkan, "Tapi belum tentu. Berdasarkan kata-katamu barusan, ibuku masih hidup. Hanya saja, dia nggak datang mencariku. Mungkin dia punya alasan khusus.""..."Laurin tersenyum pahit. Tak disangka, Tobi akan cepat tanggap seperti itu. Namun, dia masih tetap berkata, "Terserah kalau kamu mau berpikir begitu.""Baiklah. Kalau begitu, bagaimana kabar ibuku sekarang?""Jangan khawatir. Dia baik-baik saja. Dia lagi sibuk menangani hal penting. Setelah selesai, dia akan datang mencarimu ke Kota Tawuna.""Benarkah?" Tobi terlihat antusias. Selama bertahun-tahun ini, dia tidak menemukan berita tentang ibunya. Sekarang, begitu tahu bahwa ibunya sel
"Aku ...."Laurin hampir saja keceplosan dan memberitahukan kebenarannya. Hanya saja, dia masih teringat dengan pesan Nyonya Naura sebelumnya. Untuk saat ini, Nyonya Naura tidak ingin Tobi tahu dirinya tinggal di Kota Tawuna.Laurin bertingkah seolah-olah tidak peduli dan berkata, "Apa boleh buat kalau kamu nggak percaya. Terserah kamu saja.""Benarkah? Walau aku nggak tertarik denganmu, tapi berdasarkan paras cantikmu, aku ....""Kamu berani!"Laurin merasa terhina dan juga sedih. Dia menyela dan berkata dengan marah, "Kalau kamu berani melakukannya, meski jadi hantu pun, aku juga nggak akan melepaskanmu!"Sembari berbicara, air matanya terus mengalir.Hal itu tentunya membuat Tobi kebingungan.Apalagi, saat melihat Laurin sedih dan marah, apalagi ekspresinya tampak begitu menyedihkan, Tobi mendadak merasa kasihan kepadanya, seolah-olah dia adalah orang jahat yang keji.Melihat tatapan menyedihkan Laurin, Tobi tidak kuasa turun tangan. Dia hanya berkata tak berdaya, "Ya sudahlah kalau
"Tapi dia akan segera datang.""Baiklah. Kalau begitu, aku akan menunggunya."Lantaran ibunya baik-baik saja, Tobi juga merasa tenang. Namun, dia masih khawatir dengan situasinya ibunya saat ini. Apa ibunya sudah bebas sekarang?"Aku pastikan sekali lagi, kalian nggak memaksaku untuk menikah dengan Jessi lagi, 'kan?" tanya Tobi."Ya!""Baik. Kalau begitu, aku pergi dulu!"Tanpa ragu sedikit pun, Tobi langsung meninggalkan Laurin. Meski wanita di hadapannya begitu memikat, dia sepertinya sama sekali tidak tergoda.Laurin tercengang. Dia pergi begitu saja?Apa Laurin tidak memiliki daya tarik sedikit pun?Ini pertama kalinya Laurin meragukan pesona yang dimilikinya.Selama ini, dia merasa asalkan dia bersedia mengambil inisiatif, seharusnya tidak ada pria yang bisa menolak pesonanya.Di saat memikirkan masalah ini, ponselnya berdering. Ternyata panggilan dari Nyonya Naura.Begitu panggilan tersambung, Laurin segera berkata, "Nyonya Naura, maafkan aku. Ini semua salahku.""Nggak apa-apa!"
Widia tiba-tiba mengerutkan kening. Dia bertanya-tanya mengapa ibunya sampai sekarang masih belum sadar juga. Jika ibunya masih tidak mengubah sikapnya, sekalipun Tobi kembali, cepat atau lambat, akan terjadi masalah lagi.Saat melihat tatapan putrinya, Yesa langsung panik bercampur kesal, "Apa maksud tatapan matamu itu? Apa kamu sungguh ingin melihat adikmu hancur begitu saja dan hanya berdiam diri?"Kakek Muhar juga buru-buru berkata, "Widia, adikmu selalu mendukungmu selama ini. Jadi, apa pun yang terjadi, kamu harus membantunya.""Benar. Widia, kamu harus bantu Candra," ujar Herman ikut menimpali.Candra membuka mulutnya hendak berbicara, tetapi dia juga tidak ingin merepotkan kakaknya. Apalagi, sudah terjadi begitu banyak hal belakangan ini. Keluarganya kini sudah tidak punya hubungan apa pun lagi dengan kakak iparnya.Namun, Candra juga tidak ingin kehilangan Julia.Melihat tatapan semua keluarganya, Widia merasa tidak nyaman. Dia pun berkata, "Apa kalian pikir aku nggak akan mem
Wajah Widia memerah. Memikirkan kejadian tadi malam, dia mendadak merasakan keinginan yang tidak bisa dijelaskan dalam hatinya."Hehe. Bukankah kamu juga menginginkannya? Masa kamu nggak mau?" tanya Tobi sambil tersenyum nakal. Setelah berhasil menangani masalah itu, dia barulah menghela napas lega.Kalau tidak, Tobi sungguh merasa berutang banyak kepada Jessi. Dia bahkan tidak tahu harus bagaimana menghadapi wanita itu kelak."Sembarangan. Di saat seperti ini, mana mungkin aku bisa memikirkan hal itu?" Begitu teringat dengan apa yang terjadi barusan, suasana hati Widia kembali buruk."Ada apa? Apa yang terjadi? Apa Keluarga Santoso sudah datang?" tanya Tobi. Saat ini, Keluarga Lianto seharusnya hanya mengkhawatirkan masalah Candra."Nggak, tapi Keluarga Jhonson sudah sepakat akan datang melamar ke kediaman Santoso besok. Setelah mencari hari baik, mereka akan mengadakan acara pernikahan.""Candra panik. Dia bersikeras mau pergi ke kediaman Santoso besok. Dia bilang sekalipun harus men
Setelah menutup telepon, Tobi sengaja mendatangi vila Keluarga Yusnuwa untuk menemui Jessi. Dia memberi tahu Jessi kalau masalahnya telah terselesaikan. Jadi, dengan kata lain, Tobi tidak perlu melibatkan wanita itu lagi.Saat Jessi mendengar kabar itu, dia juga merasa senang untuk Tobi. Asalkan Kak Tobi gembira, dia juga tentunya akan gembira.Namun, dia juga merasa kecewa. Sekalipun dia tidak bisa bersama Kak Tobi, setidaknya dia bisa mengadakan acara pernikahan dengan pria itu, bahkan membuat akta nikah.Wajah Damar juga berubah muram. Dia diam-diam tersenyum pahit.Tampaknya kekayaan luar biasa ini belum berjodoh dengan Keluarga Yusnuwa mereka.Setelah menyelesaikan masalah itu, Tobi baru kembali ke Vila Distrik Terra 1.Namun, begitu sampai di depan pintu, dia telah menyadari kedatangan dua tamu yang tidak diundang.Padahal Aron sudah dihukum habis-habisan olehnya, tetapi pria bodoh itu masih tidak menyerah dan mengejarnya sampai ke sini. Apa dia masih belum sadar kalau dirinya bu
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K