Saat pandangan semua orang tertuju pada Kakek Muhar, keringat dingin langsung membasahi punggungnya.Jika tokoh-tokoh besar ini tahu sikap Keluarga Lianto terhadap Tobi sebelumnya, entah reaksi seperti apa yang akan mereka berikan.Meski mereka tidak mengetahui hal itu, Tobi dan Widia telah bercerai. Dia telah meninggalkan Keluarga Lianto. Fakta itu tidak akan berubah dan hasilnya juga akan tetap sama.Apa yang harus dia lakukan!Apa yang harus dia lakukan sekarang?Damar jelas menyadari ada yang aneh dari ekspresi Kakek Muhar. Dia agak terkejut. Tidak mungkin, jangan-jangan dugaannya salah? Raja Naga tidak berniat untuk rujuk kepada Widia?Kalau tidak, kenapa Tuan Besar Muhar akan gugup seperti ini?Selain itu, masih ada beberapa anggota Keluarga Lianto yang memperlihatkan ekspresi tegang.Lantas, mengapa identitas Raja Naga tiba-tiba menyebar begitu cepat? Mengapa semua orang mendadak berkumpul di kediaman Lianto pagi ini? Apa ini semua bukan ulah Raja Naga?Untungnya, kepala Keluarg
Lantaran jaraknya agak jauh, mereka tidak bisa mendengar percakapan Lintang dengan yang lainnya. Meski suara mereka tidak kecil, hanya beberapa orang di sekitar mereka yang bisa mendengar dengan jelas."Siapa bilang Raja Naga sudah tua."Rafel menggelengkan kepalanya dan berkata, "Coba pikirkan lagi. Raja Naga masih sangat muda, hebat, dan sangat mendominasi.""Siapa, sih? Pak Rafel, jangan bersikap misterius lagi," ujar Monika tidak berdaya.Setelah berinteraksi selama beberapa hari ini, walau Pak Rafel memiliki sikap tegas, tetapi dia masih tetap memperlakukan mereka berdua dengan ramah. Apalagi, kerja sama mereka dengan Pak Rafel juga berjalan dengan lancar.Sebenarnya, Rafel juga memperlakukan orang berdasarkan status sosial. Mengetahui Tobi menyukai mereka berdua, apalagi keduanya juga termasuk wanita paling cantik dalam perusahaan.Khususnya, Kamila. Selain memiliki paras yang cantik, sosoknya juga sempurna, bahkan senyumannya begitu manis. Daya tarik seperti itu sangatlah memika
Wajah Herman juga terlihat muram. Dia begitu tercengang dan hampir tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.Setelah beberapa saat, barulah hatinya kembali bersemangat.Semua hadiah ini akan menjadi milik mereka. Ini semua milik orang tuanya Widia.Herman yakin kalau Tobi sengaja melakukan hal itu tadi malam, hanya karena ingin memberi mereka pelajaran.Dilihat dari seluruh kejadian, bahkan sampai tadi malam, Tobi masih sangat mencintai Widia. Pria itu tidak mungkin akan tiba-tiba berubah seperti itu.Asalkan mereka cepat tanggap dan segera mengakui kesalahan.Sekalipun harus bersujud dan memohon pengampunan, Tobi pasti akan kembali ke sisi Widia.Suasana di ruangan itu tampak heboh. Jelas sekali, pernyataan Lintang telah mengejutkan semua orang. Mereka sempat curiga kalau itu semua hanya halusinasi atau ada yang tidak beres dengan telinga mereka."Sialan!""Pak Lintang barusan bilang apa? Dia mau menyerahkan seluruh Grup Transera sebagai hadiah pertemuan?""Yang benar saja? Kok aku ng
Dengan demikian, kehormatan besar ini akan tetap menjadi milik Keluarga Lianto.Setelah memikirkan semua ini, barulah Kakek Muhar menjadi rileks dan bersiap untuk mengundang semua orang masuk ke dalam.Tepat di saat ini, sebuah suara datang dari luar. "Bukankah itu Pak Hendro dari Kota Tawuna kita? Bahkan, Pak Hendro pun bisa datang ke sini."Semua orang buru-buru memberi jalan kepadanya. Hendro berjalan ke depan selangkah demi selangkah. Dia juga melihat begitu banyak bos besar Kota Tawuna tengah berdiri di sana.Perlu diketahui bahwa bos-bos besar ini termasuk orang yang sangat berpengaruh. Seluruh perekonomian Kota Tawuna juga masih harus mengandalkan mereka. Tak disangka, mereka semua bisa berkumpul di sini hanya karena satu orang.Hendro juga tidak menyangka kalau Tobi adalah Raja Naga legendaris. Lantaran itu Raja Naga, tidak ada salahnya dia datang mengunjunginya hari ini.Lagi pula, hubungannya dengan Dokter Tobi sangatlah baik, jadi mana mungkin dia tidak muncul di acara perte
Begitu panggilan tersambung, Jessi langsung bertanya, "Ayah, kamu ada waktu sekarang?"Jessi merasa dirinya harus mendiskusikan hal itu dengan ayahnya, terlepas itu hanya sandiwara ataupun nyata. Itu sebabnya, Tobi meminta gadis itu menyuruh Damar datang ke vila.Dari kemarin hingga sekarang, Tobi terus berada di Vila Distrik Terra 1 dan tidak meninggalkan tempat itu. Dia masih belum tahu dengan apa yang terjadi di luar.Mendengar itu, Damar menggelengkan kepalanya dan berkata, "Ada apa? Sekarang seharusnya nggak bisa. Aku lagi mengunjungi Raja Naga di kediaman Lianto. Nggak pasti jam berapa ada waktu.""Apa?""Mengunjungi Raja Naga?"Jessi tertegun sejenak. Dia sudah mengetahui identitas Tobi sebagai Raja Naga. Dia agak bingung. Jelas-jelas, Kak Tobi berada di sampingnya, kenapa ayahnya malah bilang dia ada di kediaman Lianto?"Ya, jadi aku nggak bisa pergi. Lagi pula, kita nggak bisa mengabaikan Raja Naga begitu saja," kata Damar."Aku setuju dengan yang kamu katakan, tapi masalahnya
Mungkin Tobi hanya ingin memberi pelajaran kepada orang tuanya Widia, tetapi dia tidak akan berlebihan seperti itu. Tobi bukanlah tipe orang yang akan menyimpan dendam dalam hatinya. Bahkan, mentalnya juga sangat kuat. Dia sama sekali tidak memedulikan hal-hal seperti ini.Namun, kini fakta memberitahunya bahwa Tobi telah bersama dengan Jessi. Apa dia sudah jatuh cinta kepada Jessi?Terlebih lagi, siapa pun bisa melihat dengan jelas perasaan Jessi kepada Tobi. Gadis itu tidak peduli dengan pandangan orang lain, bahkan lebih berinisiatif ketimbang Widia. Jika mau dibandingkan, Widia masih kalah jauh.Melihat Damar menutup telepon, Gandhi pun bertanya, "Pak Damar, jangan-jangan kamu barusan berbicara dengan Raja Naga?""Haha. Benar. Sebenarnya yang menelepon itu putriku. Hanya saja, dia sedang bersama Raja Naga," kata Damar sambil tersenyum.Begitu mendengar kata-kata itu, semua orang tercengang.Jawaban ini benar-benar mengejutkan semua orang.Jika orang awam mengatakannya, mungkin tida
"Apa!"Mendengar suara itu, semua orang tertegun sejenak.Apalagi, suaranya begitu keras. Sebagian besar orang bisa mendengar dengan jelas. Yang berada di barisan belakang segera bertanya dan tak lama kemudian, semua orang sudah mengetahuinya.Ketika menoleh ke arah suara itu, mereka mendapati sosok wanita berusia lima puluhan. Dilihat dari pakaiannya, dia pasti pelayannya Keluarga Lianto.Mendengar itu, ibunya Widia langsung geram dan membentaknya, "Ratna, omong kosong apa yang kamu bicarakan? Kamu tahu ini acara seperti apa? Siapa yang mengizinkanmu omong kosong di sini?""Yang kukatakan itu semua bukan omong kosong. Kalian selalu meremehkan Raja Naga dan mengira dirinya mudah ditindas. Kalian mempermalukannya berulang kali dan berusaha mengusirnya.""Beberapa hari yang lalu, Raja Naga bahkan mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan Nona Widia. Sebaliknya, kalian malah membalas air susu dengan air tuba. Kalian menyusun berbagai rencana untuk mengusir Raja Naga.""Raja Naga terpaks
Saat ini, satu per satu dari kerumunan mulai mendekati Damar. Mereka segera memberi ucapan selamat kepada pria itu.Dengan rendah hatinya, Damar segera mengatakan bahwa semuanya masih rumor. Dia masih belum mengetahui situasi spesifiknya.Hanya wajah anggota Keluarga Lianto yang terlihat kusut.Wajah Kakek Muhar berubah pucat. Selain merasa malu, yang lebih penting lagi, dia sadar Keluarga Lianto mungkin telah melewatkan peluang maju.Kali ini, dia benar-benar merasa menyesal.Ibunya Widia makin putus asa. Dia kemudian berkata dengan marah, "Kamu, kamu ...." Saking geramnya, dia tidak bisa berkata lebih lanjut lagi dan hampir pingsan di tempat.Namun, begitu kembali tenang, dia langsung berkata, "Bukan, bukan seperti itu. Raja Naga baru saja bertengkar dengan putriku. Yang dia katakan saat itu mana boleh didengar. Itu hanya kata-kata emosinya saja.""Percayalah. Begini saja, berikan semua hadiahnya kepadaku dulu. Kalau aku nggak bisa mengundang Raja Naga kembali ke kediaman Lianto dala
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K