Mungkin Tobi hanya ingin memberi pelajaran kepada orang tuanya Widia, tetapi dia tidak akan berlebihan seperti itu. Tobi bukanlah tipe orang yang akan menyimpan dendam dalam hatinya. Bahkan, mentalnya juga sangat kuat. Dia sama sekali tidak memedulikan hal-hal seperti ini.Namun, kini fakta memberitahunya bahwa Tobi telah bersama dengan Jessi. Apa dia sudah jatuh cinta kepada Jessi?Terlebih lagi, siapa pun bisa melihat dengan jelas perasaan Jessi kepada Tobi. Gadis itu tidak peduli dengan pandangan orang lain, bahkan lebih berinisiatif ketimbang Widia. Jika mau dibandingkan, Widia masih kalah jauh.Melihat Damar menutup telepon, Gandhi pun bertanya, "Pak Damar, jangan-jangan kamu barusan berbicara dengan Raja Naga?""Haha. Benar. Sebenarnya yang menelepon itu putriku. Hanya saja, dia sedang bersama Raja Naga," kata Damar sambil tersenyum.Begitu mendengar kata-kata itu, semua orang tercengang.Jawaban ini benar-benar mengejutkan semua orang.Jika orang awam mengatakannya, mungkin tida
"Apa!"Mendengar suara itu, semua orang tertegun sejenak.Apalagi, suaranya begitu keras. Sebagian besar orang bisa mendengar dengan jelas. Yang berada di barisan belakang segera bertanya dan tak lama kemudian, semua orang sudah mengetahuinya.Ketika menoleh ke arah suara itu, mereka mendapati sosok wanita berusia lima puluhan. Dilihat dari pakaiannya, dia pasti pelayannya Keluarga Lianto.Mendengar itu, ibunya Widia langsung geram dan membentaknya, "Ratna, omong kosong apa yang kamu bicarakan? Kamu tahu ini acara seperti apa? Siapa yang mengizinkanmu omong kosong di sini?""Yang kukatakan itu semua bukan omong kosong. Kalian selalu meremehkan Raja Naga dan mengira dirinya mudah ditindas. Kalian mempermalukannya berulang kali dan berusaha mengusirnya.""Beberapa hari yang lalu, Raja Naga bahkan mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan Nona Widia. Sebaliknya, kalian malah membalas air susu dengan air tuba. Kalian menyusun berbagai rencana untuk mengusir Raja Naga.""Raja Naga terpaks
Saat ini, satu per satu dari kerumunan mulai mendekati Damar. Mereka segera memberi ucapan selamat kepada pria itu.Dengan rendah hatinya, Damar segera mengatakan bahwa semuanya masih rumor. Dia masih belum mengetahui situasi spesifiknya.Hanya wajah anggota Keluarga Lianto yang terlihat kusut.Wajah Kakek Muhar berubah pucat. Selain merasa malu, yang lebih penting lagi, dia sadar Keluarga Lianto mungkin telah melewatkan peluang maju.Kali ini, dia benar-benar merasa menyesal.Ibunya Widia makin putus asa. Dia kemudian berkata dengan marah, "Kamu, kamu ...." Saking geramnya, dia tidak bisa berkata lebih lanjut lagi dan hampir pingsan di tempat.Namun, begitu kembali tenang, dia langsung berkata, "Bukan, bukan seperti itu. Raja Naga baru saja bertengkar dengan putriku. Yang dia katakan saat itu mana boleh didengar. Itu hanya kata-kata emosinya saja.""Percayalah. Begini saja, berikan semua hadiahnya kepadaku dulu. Kalau aku nggak bisa mengundang Raja Naga kembali ke kediaman Lianto dala
Mendengar apa yang barusan dikatakan ibunya Widia, Kakek Muhar langsung menatapnya tajam. Sejak dia kembali dari Jatra, pemikiran Kakek Muhar memang telah mengalami perubahan besar hingga menjadi sekarang ini.Namun, beda halnya dengan menantunya ini. Sejak Tobi datang ke rumah mereka, dia sudah mempermalukannya. Sekarang menantunya malah berpikir untuk mengundang Tobi kembali. Apa menantunya sudah lupa dengan apa yang dia lakukan sebelumnya?Begitu Kakek Muhar memelototinya, ibunya Widia langsung tersentak. Dia pun buru-buru bertanya, "Ayah, mengapa kamu memelototiku?""Kamu masih berani bertanya? Apa kamu nggak tahu alasannya? Kalau bukan kamu terus-terusan menargetkan Tobi dari awal, mana mungkin semuanya akan sampai pada titik ini?" kata Kakek Muhar dengan nada dingin.Mendengar itu, ibunya Widia langsung tidak setuju dan berkata dengan nada keras, "Apa maksudmu aku menargetkan Tobi? Memangnya kamu sendiri nggak melakukannya? Kalau bukan karena idemu, Widia mana mungkin bisa bercer
Begitu mendengar itu, Devi langsung mengerti. Rio sudah akan berakhir celaka.Tidak peduli seberapa hebatnya Rio, sekalipun dia pewaris Keluarga Yudistira, tetapi beraninya dia melakukan hal seperti itu kepada Fila. Bahkan, dewa pun tidak bisa menyelamatkannya.Lantaran kakeknya Fila adalah orang nomor satu di Negara Harlanda, Harita Handoko, sang Dewa Perang Harita.Rio terus-menerus mengejar Fila dan berniat untuk menikahinya. Dengan begitu, statusnya akan makin melambung tinggi. Sayangnya, Fila tidak tertarik kepada pria itu.Bahkan, Rio pernah mabuk dan kehilangan akal sehatnya. Dia berusaha untuk meniduri Fila secara paksa.Entah karena Rio beruntung atau pintar menyembunyikannya, tidak ada seorang pun yang mengetahui hal itu.Sayangnya, kebenaran pada akhirnya akan terungkap.Harita telah mengurung diri untuk berkultivasi selama beberapa tahun ini. Begitu dia keluar dan mengetahui hal ini, dia langsung marah dan mendatangi Keluarga Yudistira. Dia hampir saja menghancurkan setenga
Setelah mengetahui semua ini, Keluarga Lianto kembali terpuruk.Tidak perlu diragukan lagi, Rio pasti telah melakukan hal yang membuat emosi Dewa Perang Harita. Bayangkan, dia adalah orang nomor satu di Harlanda yang terkenal dengan julukan Dewa Perang Harita, Tobi yang merupakan Raja Naga saja mungkin tidak sebanding dengannya.Bahkan, semua bawahan yang berhubungan dengan Rio sebelumnya itu juga ikut menderita. Apalagi, hampir separuh dari Keluarga Yudistira telah dihancurkan.Jika dipikir-pikir lagi, seandainya Widia pergi ke Jatra bersama Rio, dia bukan hanya akan diusir dari Keluarga Yudistira, kemungkinan keluarganya juga akan terlibat.Saat itu, takutnya Keluarga Lianto juga akan hancur sepenuhnya.Memikirkan semua ini, hati Kakek Muhar dan yang lainnya diliputi ketakutan.Untung saja, Langit masih berbaik hati kepada mereka.Kalau bukan karena Langit masih berbelas kasihan, mereka pasti sudah meminta Widia untuk mengikuti Rio ke kediaman Yudistira di Jatra. Saat itu, mereka sud
Meski Jessi sudah setuju, dia masih harus mendiskusikannya dengan Damar. Bagaimanapun juga, Damar adalah orang tuanya Jessi.Namun, Damar tertegun saat mendengar itu. Memanggil Raja Naga dengan nama depannya? Bukankah itu jelas menunjukkan hubungan mereka makin dekat?Dia bertambah antusias dan bersiap untuk berbicara.Namun, tepat di saat itu, Tobi mengerutkan keningnya. Dia samar-samar merasakan ada yang mendekat, apalagi gerakannya begitu cepat.Tak berselang lama, sosok itu sudah masuk ke dalam.Benar saja. Tak butuh waktu lama, seorang lelaki tua bertopeng menampakkan diri. Badannya kurus dan gerakannya begitu cepat seperti hantu. Tubuhnya sangat ringan dan lincah.Ekspresi Damar berubah. Keterampilannya cukup bagus, jadi dia tentunya bisa merasakan tingkat kekuatan lawan. Bahkan tekanan yang tak terlihat membuatnya kesulitan bernapas dengan normal."Kamu lagi!"Nada Tobi begitu dingin.Yang datang bukanlah orang lain. Dia adalah Zaki, si Raja Setan dari Sekte Setan, yang sempat t
Mendengar itu, Damar bertambah gugup. Siapa orang ini? Kelihatannya dia sangat hebat. Apalagi, dia barusan bilang, saat pertarungan terakhir kali, salah satu bawahannya bisa menghancurkan Raja Naga.Walau Tobi meminta Damar untuk memanggil namanya saja, tetapi dia telah terbiasa memanggilnya Raja Naga.Apalagi, mendengar lawan baru saja mengatakan kekuatannya telah mencapai tingkat puncak Guru Besar. Sungguh kekuatan yang begitu legendaris dan menakutkan.Hanya saja, Damar baru berhasil mendapatkan kesempatan emas ini. Apalagi, putrinya bisa bersama Raja Naga. Apa dia mau melihat Tobi mati begitu saja?Untungnya, dia menyadari Raja Naga tidak gugup sama sekali. Mungkin, Raja Naga punya rencana tersendiri. Kalau tidak, mana mungkin dia bisa tenang seperti itu?Raut wajah Tobi masih tenang. Dia kemudian berkata, "Ya, kekuatanmu memang sangat menakutkan, tapi bisakah kamu menjawab pertanyaanku?""Pertanyaan apa?""Kamu bilang Andreas-lah yang memerintahkanmu untuk membakar panti asuhan. A
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K