Share

Bab 88

Penulis: Anak Ketiga
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
"Itu sebabnya kamu sengaja mengarahkanku untuk turun tangan?"

"Ya, aku telah bersalah!" kata Damar sambil menggertakkan giginya.

"Untung saja kamu nggak berdalih, kalau nggak, aku akan memberimu pelajaran," kata Tobi dengan suara datar.

"Ya. Terima kasih, Raja Naga! Tapi aku mengambil tindakan karena punya dendam kepada ayahnya Wahyu. Dia pernah membunuh saudara terbaikku."

"Oh? Jadi, kenapa nggak minta bantuan Sekte Naga?"

"Aku pernah minta bantuan, tapi nggak ada balasan."

"Kali ini aku akan biarkan masalah ini berlalu, tapi jangan sampai terulang lagi."

"Baik. Empat tahun yang lalu, ayahnya Wahyu sudah setingkat Guru Besar. Kekuatannya saat ini nggak boleh dianggap remeh. Jika dia kembali, dia mungkin akan mencari masalah denganmu. Raja Naga, harap berhati-hati."

"Nggak masalah!"

"Bukankah dia hanya Guru Besar? Kalau dia berani cari masalah, aku akan melumpuhkannya."

Setelah itu, Tobi langsung menutup telepon.

Damar seketika bingung. Guru Besar adalah tingkat kekuatan ahli bela diri
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Jabrik Muraybatu212
TOLOL MAHAL DOANG
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 89

    Kali ini, Kakek Muhar juga terdiam. Setelah mendengar keluhan putra dan menantunya tentang kejadian akhir-akhir ini, dia pun mulai bertanya-tanya apa dia telah melakukan kesalahan.Dilihat dari sikap Tobi selama ini, pria itu sangat suka membual. Apalagi, dia juga tidak melakukan apa-apa sepanjang hari dan juga menolak untuk bekerja di perusahaan.Mengandalkan ilmu seni bela dirinya, mengambil tindakan tanpa pandang bulu dan hampir menjerumuskan Keluarga Lianto ke jurang kematian. Hanya itu saja kerjaannya setiap hari.Kalau bukan berkat Joni, mereka sudah berakhir.Saat ayahnya Widia menyadari Kakek Muhar terlihat bimbang, dia segera menambahkan, "Benar. Kita juga nggak mempermasalahkan yang dulu lagi, tapi kali ini, dia malah memprovokasi Keluarga Hutama.""Dengar-dengar, Widia sudah berusaha menghentikannya dan menyuruhnya untuk nggak bertindak sembarangan, tapi Tobi masih nggak mau dengar dan ngotot bicara lancang.""Untungnya, Keluarga Hutama terlibat masalah kali ini. Untungnya,

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 90

    "Ya, tapi Keluarga Hutama seperti itu nggak pantas untuk disegani."Ibunya Widia bertambah kesal mendengarnya, "Beraninya kamu bicara seperti itu? Kamu bisa hidup sampai sekarang itu semua berkat Tuan Joni. Seharusnya kamu berlutut di depan Tuan Joni dan bersujud padanya!""Kalau bukan Tuan Joni menangani Keluarga Hutama kali ini, aku rasa kamu sudah lama mati tragis.""Tuan Joni? Memangnya dia bisa menangani Keluarga Hutama?"Nada suara Tobi terdengar datar, tetapi penuh dengan sindiran.Melihat Tobi tidak hanya sombong, tetapi juga makin tidak masuk akal, Kakek Muhar tampak tidak senang.Widia juga tak berdaya. Jika bukan Tuan Joni menangani Wahyu, konsekuensinya akan sangat buruk. Kenapa Tobi masih keras kepala dan takut kehilangan muka?Tania sangat bersemangat saat menyaksikan adegan ini, terutama ketika Tobi diserang oleh semua orang.Ayo, lanjut lagi! Kalau bisa, ceraikan Tobi, lalu usir dia keluar dari rumah. Dengan begitu, Tania bisa menjadikan Tobi sebagai pacarnya.Joni yang

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 91

    Widia kelihatan ragu-ragu. Lagi pula, dia juga termasuk lulusan terbaik manajemen keuangan dan telah memimpin Grup Lianto selama beberapa tahun, jadi dia tidak mungkin senaif itu.Mana mungkin ada investasi yang mengiming-imingi keuntungan besar dalam waktu singkat seperti itu."Widia, kenapa? Jangan-jangan kamu nggak percaya sama aku?""Widia, apa yang kamu ragukan? Tuan Joni sudah banyak berkorban untukmu. Kalau bukan karena kamu, dia nggak mungkin menawarkan keuntungan seperti ini.""Benar, Widia. Jujur saja, aku melakukan semua ini demi kamu," seru Joni sambil terus menyakinkan wanita itu.Bahkan, Kakek Muhar pun termakan omongan Joni. Apalagi, menurut pengamatan sebelumnya, Grup Karawaci termasuk perusahaan berkinerja baik dan memiliki potensi berkembang yang tinggi.Tampaknya, Tuan Joni telah menghabiskan banyak uang demi Widia.Dia tentu tidak akan melewatkan kesempatan seperti ini."Widia, kenapa masih ragu? Apa alasannya karena Tuan Joni terlalu baik kepadamu?""Pikirkan seber

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 92

    Seakan memahami apa yang dipikirkan Widia, semua orang pun menghargai keputusannya. Lagi pula, satu bulan akan berlalu dengan cepat."Mengenai investasi, aku nggak punya banyak uang tunai saat ini. Apalagi, perusahaan juga bukan milik Keluarga Lianto saja, jadi aku harus mendiskusikannya dengan pemegang saham lainnya."Sebenarnya, Widia hanya mencari alasan. Pemegang saham yang dia sebut itu semuanya sahabat karib kakeknya, jadi dia masih punya kekuasaan dalam mengambil keputusan. Dia hanya ingin memeriksa perusahaan milik keluarga Joni sebelum melakukan investasi.Joni bisa menebak ucapan Widia, jadi dia pun berkata dengan pasrah, "Oh, begitu. Sayang sekali, terpaksa keuntungan ini jadi milik orang lain, deh.""Kenapa harus memberikannya kepada orang lain? Widia, apa yang kamu pikirkan?""Ayah, bukankah kamu paling berkuasa di perusahaan? Apa kita nggak bisa meminjam uang untuk investasi?" tanya ibunya Widia sambil mendesak ayah mertuanya."Aku sudah lama meninggalkan perusahaan, jadi

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 93

    Satu per satu dari mereka melontarkan sindiran pedas, tetapi Kakek Muhar tidak menghentikan mereka kali ini.Tobi menggelengkan kepalanya dan menghela napas, "Pokoknya, aku sudah memperingati kalian. Kalau kalian nggak percaya, aku juga nggak bisa berbuat apa-apa."Setelah itu, Tobi pun membalikkan badannya dan pergi.Kakek Muhar tampak menghela napas. Padahal, dia berniat baik menginvestasikan 20 miliar untuk Tobi, tapi pria itu malah tidak menghargainya dan membuat lelaki tua itu sakit hati."Kakek Muhar, jadi 20 miliar itu bagaimana?" tanya Joni dengan hati-hati."Dia nggak menghargai niat baikku, tapi aku juga punya prinsip sendiri. Investasikan atas namanya saja," jawab Kakek Muhar sambil menghela napas. Bagaimanapun juga, dia harus memberikan penjelasan kepada dokter ajaib tua dan uang ini bisa dianggap sebagai penjelasan.Joni langsung memujinya, "Kakek Muhar memang bijaksana! Baiklah, sekarang totalnya sudah 180 miliar dan hanya tersisa 20 miliar lagi. Tania, kamu nggak mau?"T

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 94

    "Mudah-mudahan kamu bisa terus senang seperti saat ini. Jangan nangis saat semua uang simpananmu lenyap," ucap Tobi memperingatkannya dengan kesal."Itu juga nggak ada hubungannya sama kamu. Lagian, aku punya banyak uang dan suka ditipu. Nggak seperti kamu, pria malang yang nggak punya apa-apa dan hanya bisa bergantung pada putriku."Tobi tertawa kecil mendengar itu. Dia pun tidak melanjutkan pembicaraan itu lagi dan langsung keluar. Dia benar-benar tidak sanggup tinggal di sini lagi.Saat berjalan keluar, dia berpapasan dengan Tania.Begitu Tania melihat Tobi, dia segera merapikan rambutnya, lalu melangkah mendekati pria itu dan memanggilnya dengan lembut, "To ... Tobi!"Awalnya, dia ingin memanggilnya "Kak Tobi", tetapi dia takut mengagetkan pria itu.Tobi agak kaget melihat perubahan sikap Tania. Apa ini Tania yang dia kenal? Namun, Tania yang saat ini lebih terlihat menawan dari sebelumnya. Pria itu pun bertanya dengan nada datar, "Ada apa?""Nggak apa-apa. Mereka nggak percaya sam

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 95

    Tobi termenung sejenak, lalu bertanya, "Kakek Jamil, jangan-jangan kamu mau aku bersaing dengannya?""Nggak juga. Hanya saja, Martin selalu meremehkan Negara Harlanda. Aku nggak tahu apa yang akan dia katakan nantinya, tapi seandainya dia berani mempermalukan Negara Harlanda, aku harap kamu bisa memberinya pelajaran."Jamil Jutopo tidak tertarik dengan pangkat, tetapi dia tidak terima Negara Harlanda dipermalukan."Aku mengerti. Beri tahu aku waktu dan alamatnya. Aku akan pergi ke sana nanti malam," ucap Tobi seraya menyetujuinya."Oke!"Jamil segera memberikan informasi terkait dan mengatakan pihak penyelenggara akan menambahkan nama Tobi ke daftar undangan dan dia hanya perlu berangkat ke sana saja malam nanti.Setelah menutup telepon, Jamil menghela napas lega.Selama Martin tidak macam-macam kepada Tobi, maka semuanya akan berjalan dengan baik. Namun, jika sebaliknya, Martin pasti akan menderita. Untungnya, Jamil menyebut Tobi hari ini. Jika tidak, dia masih tidak tahu pria itu tel

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 96

    Bagi masyarakat zaman sekarang, mengendarai mobil BMW, Mercedes-benz dan Audi yang bernilai ratusan juta sudah menjadi hal yang lumrah dan tidak akan terlalu mencolok. Selain itu, pengalaman berkendara akan lebih baik.Padahal, Tobi telah masuk dan berkeliling selama beberapa menit, tetapi tak ada satu pun karyawan yang menghiraukannya.Ada empat gadis cantik yang mengenakan kemeja dan rok pendek duduk di sana sambil mengobrol. Mereka jelas-jelas melihat Tobi, tetapi mereka tidak mau bangkit sama sekali.Tobi menggelengkan kepalanya, hendak berbalik dan pergi.Namun, di saat itu juga, seorang wanita cantik yang memiliki sepasang mata besar dan berperawakan agak kurus itu berjalan mendekatinya dengan cepat, lalu menyapanya dengan gugup, "Halo, Tuan. Apa Anda ingin membeli mobil?""Ya."Tobi mengangguk dan memandang wanita itu dengan cermat. Dia merasakan sebuah perasaan familier yang tidak bisa dilukiskan.Saat gadis-gadis itu melihatnya, mereka langsung mentertawakannya."Eits, Kristin

Bab terbaru

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1410

    Tobi tampak murah hati. Terutama kepada orangnya sendiri. Dia selalu memperlakukan mereka dengan baik.Bos Zafran tertegun. Ada kilatan keterkejutan di wajahnya. Dia kemudian berkata dengan penuh semangat, "Anggur tahun 1945? Itu anggur merah terbaik. Bahkan, nggak terbeli lagi sekarang. Waktu lelang dulu terjual dengan harga enam miliar lebih."Saat mendengar percakapan mereka, Steven tampak terpana.Dia suka minum anggur merah, jadi dia pernah mendengar tentang hal ini. Hanya saja, dia masih tidak percaya.Saat teringat dengan anggur yang dikeluarkan Tobi dan anggur merah tadi, dia kini merasa Tobi kemungkinan berasal dari keluarga kaya. Mungkin hanya ayahnya yang bisa menghadapinyaShinta dan keluarganya juga tercengang. Tak disangka, Tobi punya anggur merah senilai miliaran.Ini berarti Tobi sangat kaya. Meski anggur-anggur itu pemberian dari orang lain, dia juga harus punya status tinggi. Jika tidak, mana mungkin orang akan memberinya secara cuma-cuma?Umumnya, ayahnya Shinta dan

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1409

    Bos Zafran mengira dia salah mengenali orang. Hanya saja, berdasarkan ingatannya, apalagi pertemuan terakhir mereka meninggalkan kesan dalam, jadi dia tidak mungkin salah.Apalagi, pelayan berdiri mematung di sana. Yang memberinya kesempatan untuk melihat dengan jelas dan memastikan dengan cepat.Benar. Itu adalah Raja Naga!Ada kegembiraan di wajahnya. Bagi anggota Sekte Naga, Raja Naga adalah eksistensi yang sangat hebat.Tobi memperhatikan pelayan itu dan berkata dengan tenang, "Letakkan makanannya. Jangan panggil polisi. Kalau kamu ingin melaporkan masalah ini, beri tahu bosmu saja.""Baik!"Pelayan itu mengangguk dan meninggalkan ruangan itu dengan hati-hati.Lantaran bosnya sudah memberitahunya bahwa orang yang memesan ruang VIP ini punya latar belakang yang hebat dan harus dilayani dengan baik. Setelah mendengar itu, dia tentu tidak berani sembarangan lagi.Terutama karena restoran ini milik Grup Toranda. Bisa dikatakan, Tobi juga termasuk pewaris Grup Toranda.Bos Zafran mengik

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1408

    Lagi pula, kondisi Steven sekarang sudah sangat menyedihkan. Jika dia masih berani menyerangnya, Tobi pasti akan berakhir celaka nantinya.Jadi, Steven langsung memperlihatkan ekspresi marah dan berkata dengan bangga, "Jangan bermimpi. Aku nggak mungkin meminta pengampunan dari orang sepertimu.""Bagus. Kalau begitu, aku akan lumpuhkan satu tanganmu." Tobi terlihat tenang dan menggerakkan kakinya dengan ringan, menghadap salah satu tangan Steven.Kemudian, mengerahkan kekuatannya.Tanpa ada keraguan sedikit pun.Argh!Steven kembali mengeluarkan lengkingan tajam yang menyakitkan."Jangan!"Ayahnya Shinta cemas dan buru-buru berkata kepada putrinya, "Shinta, mengapa kamu masih berdiri di sana? Cepat nasihati Tobi dan suruh dia berhenti!"Shinta teringat dengan kesombongan dan penghinaan Steven terhadap Kak Tobi barusan. Bukan saja tidak menuruti perkataan ayahnya, dia juga berkata dengan dingin, "Dia sendiri yang cari mati. Mengapa aku harus menasihati Kak Tobi?""Kamu, kamu bodoh!""Pu

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1407

    "Aku nggak percaya.""Pecundang sepertimu masih belum punya kemampuan sehebat itu.""Bagaimana kalau kamu mencobanya?" Tobi mengerutkan kening dan menggelengkan kepalanya. Si bodoh ini masih tidak berlagak di sini. Sepertinya dia harus melakukan kekerasan kali ini."Oke. Kamu sendiri yang cari mati."Demi pamer, Steven sempat mencari beberapa ahli seni bela diri dan mempelajari beberapa trik. Hanya saja, dia malas dan tidak tahan lelah, apalagi tidak ada kultivator hebat yang mengajarinya.Dia hanya berhasil belajar sedikit ilmu bela diri. Bisa dikatakan, kekuatannya jelas lebih baik dibandingkan orang biasa. Setidaknya, dia bisa mengalahkan dua orang awam."Majulah ke depan, satu lawan satu. Kecuali kamu berlutut dan memohon pengampunan, kalau nggak, jangan harap ada yang bisa menghentikan pertarungan ini," kata Steven dengan sombong."Oke!"Tobi pun maju ke depan.Ayahnya Shinta dan yang lainnya ragu-ragu sejenak. Ya sudah, karena Tobi sendiri yang cari masalah, mereka juga tidak bis

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1406

    "...."Semua orang tampak marah. Begitu pula dengan Jensen. Namun, dia tahu pengaruh besar Bos Zafran di Cewadi. Berdasarkan kekuatan Bos Zafran, jika dia berani mengambil tindakan, Keluarga Ravindra pasti akan hancur.Hanya saja, dia benar-benar tidak mengerti. Kapan Keluarga Ravindra memprovokasi Raja Naga itu?Keluarga Ravindra juga bukannya tidak tahu diri, jadi mana mungkin mereka bisa memprovokasi orang hebat seperti itu?Tepat di saat ini, ponsel Kamran berdering. Saat menyadari itu panggilan dari Pak Haryo, dia segera berdiri dan menyapa dengan hormat, "Pak Haryo!""Bagaimana pembahasan kerja samanya?"Pak Haryo tahu Bos Zafran punya pengaruh kuat dan juga dukungan dari Sekte Naga. Jika bisa diperkenalkan, akan sangat bermanfaat bagi perkembangan Kota Doma.Jika Kota Doma bisa berkembang, bukankah itu akan menjadi persyaratan bagus baginya untuk dipromosikan ke depannya?Mendengar itu, Kamran buru-buru berkata, "Hmm, terjadi sedikit masalah di sini."Dia segera menjelaskan situ

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1405

    Begitu mendapati adegan itu, barulah Kamran dan yang lainnya tidak menyalahkan sikap Bos Zafran lagi.Mereka semua menatap lekat Bos Zafran dan membuka telinga mereka lebar-lebar. Mereka ingin tahu apa yang dibicarakan keduanya.Siapa yang bisa membuat Bos Zafran, yang bahkan terkenal di luar Cewadi, menjadi gugup dan hormat seperti ini."Raja Naga!" panggil Bos Zafran dengan sopan.Raja Naga?Semua orang terkejut. Mereka pernah mendengar tentang Raja Naga. Dia adalah pemimpin Sekte Naga dan sangat berkuasa. Tak disangka, ternyata Bos Zafran punya hubungan dekat dengan Sekte Naga."Zafran, aku ingin menanyakan sesuatu padamu!" kata Tobi dengan datar."Tuan, silakan tanyakan," ucap Bos Zafran dengan cepat."Apa kamu tahu tentang daerah Morali? Katanya di sana ada Keluarga Ravindra yang sepertinya termasuk orang terkaya di daerah itu?" tanya Tobi.Mendengar itu, wajah Steven masih tampak menghina.'Masih berpura-pura!''Tapi nggak masalah. Semuanya akan terungkap sebentar lagi. Saat itu,

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1404

    Steven terlihat bangga. Mendapati semua orang sepenuhnya dikendalikan olehnya, terutama Shinta yang tampak menyedihkan, dia sangat senang sekali."Mengapa nominalnya bertambah lagi? Jelas-jelas aku hanya meminjam 24 miliar saat itu." Brian tidak tahan lagi dan angkat bicara juga. Saat itu, dia juga kebingungan.Sebenarnya, dia juga sadar dirinya telah ditipu, tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa."Huh! Pinjaman biasanya dikenakan bunga. Aku meminjamkan 40 miliar kepadamu. Bukankah wajar saja bunganya 10 miliar setelah lewat beberapa hari? Kalau di tempat lain, mungkin sudah berlipat ganda," ucap Steven sambil mendengus dingin."Memang benar. Kalau tempat judi seperti ini memang bisa berlipat ganda, bahkan sepuluh kali lipat. Tempat judi ini dibuka oleh keluargamu, 'kan?" ujar Tobi degan datar."Kalau benar, memangnya kenapa!" Nada bicara Steven tampak sombong dan mengejek. "Aku punya kemampuan seperti ini dan bisa menghasilkan uang dalam hitungan menit.""Apa itu legal?" tanya Tobi.W

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1403

    Begitu kata-kata ini dikeluarkan, semua orang tercengang.Ayahnya Shinta dan yang lainnya memandang Tobi dengan kaget. Mereka diam-diam berpikir dalam hati.Bocah ini pasti sudah gila. Beraninya dia mengucapkan kata-kata seperti itu pada Tuan Steven. Apa dia masih nggak sadar dengan statusnya sendiri? Benar-benar cari mati.'Tamatlah riwayatnya kali ini.Perlu diketahui, Keluarga Ravindra kaya, punya kekuasaan, dan juga sangat berkuasa.Di matanya, Keluarga Ravindra adalah keberadaan yang sangat menakutkan.Hais, jangan salahkan dirinya. Salahkan Tobi sendiri saja. Siapa suruh dia berani berlagak padahal tidak tahu apa-apa!Steven tertegun sejenak, lalu tertawa sinis dan berkata, "Nak, kamu berani menyuruhku menunggu mati? Kamu bodoh sekali dan nggak kenal takut sepertinya!""Haha. Kamu kira Pak Galuh baru saja memberimu kartu nama, kamu sudah bisa bergantung kepadanya? Itu hanya karena dia mengambil anggur milikmu, jadi dia baru begitu sopan.""Kamu tahu nggak, meski aku memarahi Pak

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1402

    "Shinta, kamu juga sama! Kamu kira kamu secantik bidadari langit? Aku sudah menghargaimu dan memberimu kesempatan, tapi kamu menolaknya. Kalau begitu, aku juga nggak segan-segan lagi."Steven berkata dengan dingin, "Brian, jangan salahkan aku kali ini. Salahkan kakakmu. Siapkan 40 miliar atau nggak, masuk penjara saja."Masalah sudah sampai tahap ini, dia juga tidak perlu berpura-pura lagi.Namun di saat Steven melampiaskan emosinya, dia sama sekali tidak memikirkan kekuatan seperti apa yang dimiliki Tobi. Mengapa pria itu bisa bersikap seperti itu?Begitu mendengar kata-kata itu, ekspresi ayahnya Shinta dan yang lainnya berubah muram.Khususnya, ayahnya Shinta. Dia buru-buru memohon. "Tuan Steven, kita bisa bicarakan baik-baik. Masalah ini nggak ada hubungannya dengan kami. Kami selalu mendukungmu."Steven menunjuk Tobi dan berkata dengan dingin, "Benarkah? Kalau begitu, suruh bocah itu keluar sekarang juga."Ayahnya Shinta juga memandang Tobi.Namun sebelum pria itu angkat bicara, Sh

DMCA.com Protection Status