Tobi tersenyum sinis dan sengaja menyudutkan mereka berkali-kali, tanpa menunjukkan belas kasihan sedikit pun.Ibu dan ayahnya Widia kesal sekali. Wajah mereka terlihat kusut, seperti baru saja menelan ribuan lalat mati. Sayangnya, mereka sama sekali tidak bisa membantah perkataannya.Namun, yang membuat mereka makin tidak senang adalah semua orang malah menunjukkan ekspresi seakan-akan setuju dengan kata-kata Tobi.Walau mereka tahu seberapa kuat dan menakutkannya Rio, tetapi kelakuan ibunya Widia benar-benar mengejutkan mereka dan juga mulai mengubah pandangan mereka terhadapnya."Kalian! Kalian tahu apa!"Ibunya Widia terlihat emosi. Melihat semua orang diam-diam membenarkan perkataan Tobi, dia langsung membalas dengan suara keras, "Kalau kalian ada dalam posisi ini, apalagi putri kalian bisa menikah dengan tuan muda yang hebat, mungkin kelakuan kalian akan lebih buruk dariku."Lantaran di sana masih ada Rio, semua orang tidak berani berkomentar apa-apa. Namun, ekspresi mereka jelas
Rio tidak menyangka Tobi akan begitu lugas, tetapi dia sudah mengetahui alasannya. Dia mendengus dingin, lalu berkata dengan nada mengejek, "Kamu pikir kamu sengaja bersikap lugas seperti itu, aku sudah nggak tahu kamu ingin menunda waktu?""Bocah, dibandingkan denganku, kamu masih terlalu jauh!"" ...."Tobi tampak tidak berdaya. Dia pun berkata, "Lantas, apa lagi yang kamu tunggu? Bertindaklah!""Oke, ini permintaanmu sendiri. Hari ini, aku akan tunjukkan kepadamu teknik milik Keluarga Yudistira yang tiada taranya! Begitu aku mengeluarkan teknik ini, kamu bahkan nggak akan bisa menyentuh bayanganku, apalagi menyerangku."" ....""Sudah selesai bicara? Kalau sudah, cepat bertindaklah." Tobi kelihatan tidak sabar. Dia sungguh tidak ingin menghabiskan waktu untuk mendengarnya bertele-tele di sini."Cari mati!""Lantaran kamu pengin mati, aku akan mematahkan lengan dan kakimu dulu. Setelah itu ...."Rio masih ingin memamerkan kekuatannya lebih dulu, kemudian menunjukkan kehebatannya yang
Widia juga tercengang. Dia tidak bisa memercayai kejadian di depan matanya. Namun, dia juga tidak kuasa menyembunyikan kegembiraannya. Tidak peduli apa yang akan terjadi ke depannya, setidaknya Rio tidak akan bisa melakukan apa-apa kepada Tobi.Yang dikatakan Tobi memang benar. Widia selalu meremehkannya. Padahal, seni bela dirinya begitu luar biasa.Candra yang selalu mengagumi Tobi langsung bersemangat saat melihat kejadian itu. Begitu pula dengan Martha.Kakek Muhar, orang tuanya Widia, dan yang lainnya juga tercengang. Mereka tahu Tobi bisa seni bela diri, tetapi mereka tidak pernah menyangka akan begitu menakutkan. Bahkan Tuan Rio yang tidak tertandingi itu pun kalah telak.Namun, hal seperti ini tidak boleh terjadi. Dia hanya akan mendatangkan bencana besar.Kakek Muhar segera berkata dengan cemas, "Tobi, apa yang kamu lakukan? Cepat lepaskan Tuan Rio. Kalau kamu berani melukai Tuan Rio, Keluarga Yudistira nggak akan melepaskanmu."Mendengar itu, Tobi hanya tersenyum geli dan ber
Apa?Apa yang dia katakan!Bukankah hanya seorang Dewa Perang?Semua orang tercengang. Mereka mulai merasa Tobi sangat sombong.Memang benar, dia sangat kuat sekarang, bahkan jauh lebih hebat dari Tuan Rio. Namun, kalau dibandingkan dengan Dewa Perang Harlanda yang terkenal di dunia, dia jelas bukan apa-apa.Jangankan mereka, bahkan Widia sendiri pun tersenyum pahit.Tobi selalu percaya diri, tetapi kali ini dia sudah kelewat batas. Jelas dia tidak percaya Tobi bisa bertarung dengan Dewa Perang Harlanda.Namun, tidak peduli apa yang Tobi lakukan, Widia pasti akan mengikutinya, tanpa ragu-ragu sedikit pun.Di sisi lain, Kakek Muhar tampak panik. Bocah ini benar-benar cari mati. Namun, dia malah menyeret Keluarga Lianto dan membuat mereka tidak punya jalan untuk kembali.Rio bahkan curiga dirinya sedang berhalusinasi. Apa mungkin ada orang yang begitu sombong di dunia ini? Apalagi, Tobi masih begitu muda, tetapi dia bahkan berani menganggap kekuatannya setara dengan Dewa Perang Harlanda.
Jika pusat energinya hancur, maka dia tidak bisa lagi berlatih lagi. Dengan begitu, hidupnya akan berakhir sepenuhnya. Apalagi, berdasarkan statusnya sebagai putra Keluarga Yudistira, dia bahkan akan menderita penghinaan yang tiada habisnya.Fakta ini bahkan lebih menyakitkan daripada menghabisi nyawanya.Saking paniknya, Kakek Muhar langsung berteriak, "Tobi, jangan sembarangan. Tuan Rio bukan orang biasa. Kamu nggak boleh melakukan hal itu!"Tobi meliriknya dan berkata dengan tenang, "Kakek Muhar, sebelumnya, mungkin aku masih menghormatimu, tapi sekarang, kita sudah nggak punya hubungan apa-apa lagi. Mengapa aku harus mendengarkan kata-katamu?""Memang benar, kita sudah nggak ada hubungan lagi sekarang. Tapi demi Widia, anggap saja aku memohon kepadamu. Jangan lukai Tuan Rio, ya?""Kalau nggak, Keluarga Lianto pasti akan hancur sepenuhnya!""Apa hubungannya denganku? Lagian, aku bukan anggota Keluarga Lianto.""Kalian tenang saja, aku pasti akan melindungi Widia."Selesai berbicara,
Widia menatap kosong ke arah Tobi, yang begitu kuat dan perkasa di hadapannya itu. Dia benar-benar melupakan rasa takut, putus asa, bahkan kebencian yang ada di dalam hatinya itu.Yang dia rasakan saat ini hanyalah senang dan kagum.Lagi pula, Widia sudah berpikir jernih. Dia telah berbuat cukup banyak untuk Keluarga Lianto. Selain itu, bukan karena dia tidak ingin membantu Keluarga Lianto sekarang, tetapi dia memang tidak bisa berbuat apa-apa.Apalagi, akar dari semua masalah ini adalah orang tua dan kakeknya.Menatap tatapan mata Rio yang terus memohon pengampunan, hati Tobi sempat goyah. Bagaimanapun juga, mereka memiliki hubungan darah.Namun, saat teringat dengan rasa cemburu Rio terhadapnya saat kecil dulu, ditambah dengan apa yang dia lakukan hari ini, terutama Widia telah menderita gara-gara perbuatannya.Tobi langsung menyingkirkan rasa iba di dalam hatinya dan berkata dengan tenang, "Rio, lihat dirimu. Alangkah baiknya kalau kamu patuh seperti ini dari tadi, tapi kamu malah b
Sekarang Tobi malah berani menghancurkan pusat energi Tuan Muda. Dia tertegun sejenak, lalu berteriak dengan marah, "Tuan!"Lalu, dia langsung pingsan.Saat ini, bahkan dua pendukung setia Tobi, Candra dan Martha pun tercengang melihat adegan ini.Wajah kedua berubah pucat. Sialan! Tobi benar-benar melakukannya?A, apa yang harus mereka lakukan selanjutnya?Widia memandang semua ini dengan tatapan kosong. Dia diam-diam tersenyum pahit, 'Tobi, kamu benar-benar sudah membuat masalah besar kali ini.''Tapi nggak masalah, aku akan menemanimu sekalipun ke akhirat!''Nggak, seharusnya menuju ke surga.'Dalam hatinya, Widia merasa Tobi sudah pasti akan mati. Cepat atau lambat saja.Sama halnya dengan dirinya.Mungkin ini akhir yang paling baik bagi mereka. Jika tidak, mengikuti orang seperti Rio ke Jatra, pasti akan lebih menderita dibandingkan mati.Berakhir sudah!Semuanya sudah berakhir sekarang!Ibunya Widia memelototi Tobi berulang kali, seakan-akan ingin menelannya hidup-hidup. Dia memb
Lagi pula, Tobi memang menganggap Keluarga Yudistira bukanlah orang yang baik. Terutama setelah Raja Setan memberitahunya tentang Andreas yang menyuruh orang untuk membakar panti asuhan. Dia kini makin membenci Keluarga Yudistira.Dilihat dari situasi seperti itu, bagaimana dia bisa mengatakan sesuatu yang baik?Apalagi, berdasarkan kekuatannya saat ini, perkataannya itu juga tidak sepenuhnya tidak bisa terjadi.Namun di mata orang lain, perkataannya benar-benar tidak masuk akal sekali.Bahkan, terdengar seperti omong kosong!Eksistensi seperti apa Keluarga Yudistira? Mereka adalah salah satu keluarga teratas di Jatra.Yang lebih menakutkan lagi, ternyata Dewa Perang Albus itu anggota Keluarga Yudistira. Hanya berdasarkan Tobi, dia masih berani meremehkan keluarga hebat seperti itu?Kakek Muhar dan ibunya Widia mulai mengutuk Tobi di dalam hati mereka. Bocah itu terlalu merasa dirinya hebat. Dia benar-benar cari mati.Bahkan, Widia mengira Tobi sudah bersiap-siap untuk mati. Lagi pula,