Share

Bab 701

Penulis: Anak Ketiga
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
"Keluar dari departemen desain?"

"Aku nggak diterima di sini?"

Tobi hanya menanggapi kata-kata itu dengan senyuman. Dia kemudian berkata dengan nada datar, "Hanya berdasarkan kamu? Sayangnya, kamu nggak berhak bicara seperti itu kepadaku. Terlebih lagi, seharusnya kalian itu menyambutku."

"Menyambutmu?"

"Memangnya kamu siapa?"

"Tobi, aku peringatkan kamu, kesabaranku ada batasnya. Kalau kamu terus omong kosong seperti ini, jangan salahkan aku nggak sungkan lagi. Aku akan panggil polisi," ucap Gita dengan marah.

Sejak kemarin, dia sudah sangat membenci Tobi. Hari ini, dia pasti harus melampiaskan semua emosinya kepada pria itu.

Kalau bawahannya tidak dicuci otak oleh bajingan ini hingga membuat semua orang mengira dirinya salah, mana mungkin dia bisa begitu mudah diajak kompromi?

Kamila juga ikut menimpali, "Tuan Tobi, kamu menyelinap masuk ke perusahaan kami dan itu sudah nggak benar. Cepat pergi dari sini."

"Nggak, aku nggak bisa pergi begitu saja," kata Tobi. Lagi pula, tujuan kedata
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 702

    "Kamu!"Padahal dia tidak bermaksud memecat Monika. Bagas bertambah geram. Dia hanya bisa melampiaskan emosinya kepada Tobi dan berkata dengan nada lantang, "Satpam! Kenapa masih belum datang? Apa sudah mati semuanya?""Di ... di sini!"Setelah beberapa saat, satpam pun berlari dengan terengah-engah menghampirinya.Melihat satpam berlari mendekatinya, Bagas langsung memerintahnya, "Kenapa masih bengong? Cepat pukul dia. Pukul sampai kakinya patah, lalu bawa ke kantor polisi. Bilang dia sudah mencuri hasil desain kita."Mendengar perintah itu, satpam langsung bergegas mengambil tindakan.Kamila ketakutan. Wajahnya pucat pasi, tetapi tidak ada yang bisa dia lakukanGita menatap Tobi dengan dingin. Bajingan ini pantas mendapatkannya. Siapa suruh dia tidak mau dengar. Andai dia pergi dari tadi, bukankah dia akan baik-baik saja?Mungkin karena mereka terlalu berisik, bahkan sekretarisnya wakil direktur Simon, Jordan, juga mendatangi mereka. Bagaimanapun, direktur baru akan mulai menjabat ha

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 703

    Melihat adegan itu, wajah Kamila menjadi pucat. Saking takutnya, dia sampai menutup matanya.Untungnya, Tobi yang berada di samping itu mendengus dingin, maju selangkah, kemudian hanya dengan beberapa gerakan kecil, dia telah berhasil mematahkan tangan satpam-satpam itu.Rasa sakit yang begitu menusuk itu langsung membuat mereka terjatuh ke lantai dan mengeluarkan jeritan nyaring. Satu per satu dari wajah mereka memperlihatkan ekspresi kesakitan.Meski kaki mereka tidak patah, mereka tidak bisa bangkit lagi.Semua orang terpana. Tak disangka, Tobi yang terlihat lemah itu justru menyimpan kemampuan yang luar biasa.Kamila membuka matanya dengan kaget. Dia mendapati dirinya tidak terluka sedikit pun. Untuk sesaat, dia tidak paham sebenarnya apa yang telah terjadi.Raut wajah Bagas berubah, tetapi dia masih tetap berkata dengan marah, "Bagus, Nak. Pantas kamu begitu sombong, ternyata kamu bisa seni bela diri. Sayangnya, kamu tahu kan sekarang bukan zaman dulu lagi? Tunggu saja, aku panggi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 704

    Begitu mendengar kata-kata itu, semua orang tercengang.Baik Gita, Kamila, Monika dan desainer lainnya, sorot mata mereka semuanya memperlihatkan tatapan tidak percaya.Siapa sangka, pemuda tampan ini adalah direktur baru perusahaan mereka. Bukankah biasanya pria tua dan dewasa, setidaknya berusia tiga puluhan atau empat puluhan yang akan menjabat sebagai direktur?Sejak kapan ada direktur muda seperti ini?Melihat penampilan Jordan yang mendadak berubah, jantung Bagas langsung berdebar-debar. Apalagi, saat mendengar perkataan Jordan selanjutnya, ekspresinya berubah drastis, kakinya terasa tak bertenaga dan hampir berlutut.Wajahnya seperti baru saja melahap habis ribuan lalat mati. Apalagi, membayangkan kelakuannya barusan, yang memandang rendah Tobi, bahkan ingin membereskannya.Berakhir sudah!Tak ada yang bisa menyelamatkannya lagi."Pak, Pak Tobi, aku ....""Kenapa? Kamu masih ingin mengusirku?" tanya Tobi dengan dingin."Bu ... bukan. Pak Tobi, Anda salah paham. Saya benar-benar

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 705

    "Baik!" ucap Jordan dengan sopan. Dia juga harus segera melaporkan masalah ini kepada Pak Simon."Oke, cepat pergi. Ingat, semua karyawan harus hadir dalam waktu sepuluh menit. Kalau nggak, kalian akan menanggung konsekuensinya," ucap Tobi dengan dingin."Ya!"Jordan dan Bagas segera melakukan perintahnya.Setelah keduanya berjalan pergi, barulah Gita terhenyak. Dia memandang Tobi dengan tatapan kaget. Jelas-jelas, wajahnya terlihat canggung.Apalagi, teringat dia berulang kali meremehkan Tobi, bahkan tidak memercayai kata-katanya.Ternyata dia tidak berbohong saat mengatakan dia juga bekerja di Grup Maharta. Hanya saja, dia bukan karyawan biasa, melainkan direktur baru.Gita malah terus-terusan memandang rendah dirinya. Masih dengan ekspresi canggung di wajahnya, Gita pun berkata dengan hati-hati, "Pak Tobi, aku ....""Nggak perlu dibahas lagi. Ke depannya, lakukan pekerjaanmu dengan baik saja."Gita memang tidak sopan kepadanya, bahkan omongannya terdengar kasar, tetapi wanita itu ti

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 706

    Bahkan Kamila juga sering dimarahi Gita. Hanya saja, Kamila juga satu-satunya yang bisa menerima bimbingan dan perlindungan dari Gita, jadi selama ini Kamila sangat berterima kasih kepada Gita.Selain itu, posisi direktur desain di perusahaan juga tidak hanya satu. Selama kemampuan manajemennya memadai dan tingkat desainnya bagus, perusahaan pasti akan memberikan kesempatan.Lantaran pernah membuat Bagas tersinggung, Monika ditekan terus-terusan selama ini.Monika tertegun sejenak, seakan-akan tidak percaya. Dia kemudian berkata, "Pak Tobi, tentu saja aku mau. Aku yakin dengan posisi direktur desain dan percaya akan melakukan pekerjaan sebaik mungkin."Berbicara sampai di sini, Monika terlihat ragu. "Tapi ....""Tapi apa?" tanya Tobi tidak mengerti.Monika ragu-ragu, tidak tahu harus bagaimana menjelaskannya. Terakhir, dia tetap berkata, "Mungkin ada sedikit hambatan. Aku khawatir hal itu akan memengaruhi manajemen Pak Tobi di perusahaan ke depannya."Jika itu orang biasa, dia mungkin

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 707

    Ucapan itu sontak membuat ekspresi karyawan departemen desain berubah.Apa sudah mau dimulai?Bayangkan, wakil direktur Simon adalah orang yang begitu arogan dan sangat mementingkan harga diri. Dia jauh lebih hebat dibandingkan Bagas. Bisa-bisanya Tobi menantangnya secara terang-terangan.Benar saja. Wajah Simon langsung berubah, sorot matanya menjadi gelap.Bocah ini benar-benar merasa dirinya sangat hebat. Pria ini bahkan tidak bisa mengalahkan Bagas dan buru-buru melepaskannya.Beraninya dia melawan Simon sekarang? Apa dia tidak takut konsekuensi dari menentang Simon?Namun, Simon tetap menahan ketidakpuasan itu dalam hati. Kemudian, memperlihatkan senyuman sambil berkata, "Ada alasan mengapa aku bisa datang terlambat. Barusan aku menerima telepon dari seorang teman yang notabene pemimpin tingkat atas di provinsi. Itu sebabnya, waktuku tertunda lama.""Kalau itu orang biasa, aku pasti nggak menerimanya, tapi yang ini nggak bisa. Kalau aku sempat membuatnya tersinggung, perusahaan ki

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 708

    Tobi kaget saat mendengar itu, kemudian bertanya, "Si bodoh itu masih belum meninggalkan Kota Tawuna?""Hah? Apa yang kamu bicarakan?"Widia tertegun sejenak."Bukan apa-apa. Jam berapa kalian makan?" tanya Tobi."Jam setengah sebelas, di Gedung Antasari.""Cepat sekali. Baiklah, aku mengerti. Kamu pergi dulu. Setelah menyelesaikan masalah di sini, aku akan menyusul nanti," ucap Tobi kemudian menutup telepon.Widia tertegun. Apa maksud omongan Tobi barusan? Mungkinkah dia akan datang membuat keributan lagi? Apa dia sudah gila? Hal itu akan membuat Tuan Darel makin marah.Namun, andai Tobi tidak muncul, bagaimana Widia menghadapi Tuan Darel?Apalagi kakek dan ibunya sudah memperingatkan, kalau Widia tidak menurut kali ini, mereka pasti akan berselisih, bahkan mungkin akan mencelakai seluruh Keluarga Lianto.Ya sudahlah, tidak perlu dipikirkan terlalu banyak. Dia yakin setiap masalah pasti ada solusinya.Siapa tahu Tobi punya jalan keluar? Bukankah dia selalu terlihat ceroboh, tetapi pad

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 709

    Begitu mendengar keputusan itu, semua orang langsung tercengang.Lantaran suara Tobi sangat tajam, sekalipun tidak terlalu keras, tetapi ucapannya bisa terdengar jelas di telinga semua orang.Semua orang bisa mendengar dengan jelas.Rafel!Bisa-bisanya orang nomor dua di departemen penjualan dipromosikan langsung menjadi wakil direktur.Selain itu, direktur baru juga mengatakan bahwa dia akan menangani bisnis seluruh perusahaan mewakili dirinya. Bukankah itu sudah hampir setara dengan menjadi direktur?Mengapa kedengarannya tidak masuk akal sekali?Gita juga tersentak. Setelah kejadian barusan, dia sempat menebak mungkin Tobi akan mengambil tindakan, tetapi dia tidak menyangka akan terjadi hal seperti itu.Keputusan ini bisa dikatakan telah menantang para eksekutif inti dari perusahaan.Monika diam-diam tersenyum pahit. Teringat dengan yang dikatakan Pak Tobi barusan, awalnya dia mengira mungkin pria itu hanya asal bicara saja. Lagi pula, pengangkatan jabatan seperti itu tidak mudah di

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1438

    Guru Besar tingkat akhir membunuh orang dalam seperseratus detik, apalagi menangkap mereka dan membuat orang itu kehilangan kesadaran sepenuhnya.Ini hal yang tidak mungkin terjadi.Tidak peduli seberapa tinggi levelnya, Yaldora merasa Guru Besar tingkat akhir tidak mungkin bisa melakukannya. Apalagi, yang harus dihadapi adalah Rubah Iblis Berwajah Seribu yang tak terkalahkan.Namun, Tobi tampak tenang dan berkata dengan nada datar, "Aku bisa!""Haha. Tuan Tobi mengira aku masih anak-anak dan bisa dibodohi?" Salma tampak kesal. Menurutnya, itu hal yang tidak mungkin terjadi.Sekalipun, Tobi baru saja memasuki Alam Tanah Abadi.Ternyata dia sudah mengetahui kekuatan yang dimiliki Tobi saat ini. Karena itulah, setelah berkata begitu banyak, dia tidak mendekati Tobi lagi, bahkan sedikit menjauhkan dirinya dari pria itu.Isander tercengang. Sebagai keturunan Keluarga Yudistira, meski hanya kerabat jauh, dia juga dianggap sebagai keberadaan yang penting. Tentu saja dia pernah mendengar tent

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1437

    Namun, Tobi jelas tidak akan terpengaruh sama sekali. Sama halnya dengan Laurin, Yaldora, dan lainnya. Mereka semua telah mempraktikkan teknik tinggi, jadi kekuatan mental mereka sangat luar biasa.Meski kekuatan Yaldora belum mencapai Alam Tanah Abadi, dia selalu berlatih keterampilan jiwa. Lantaran Paviliun Seroya adalah sekte yang memiliki kultivator Alam Tanah Abadi, jadi mereka tentu tahu cara melakukan terobosan."Atas dasar apa! Katakan alasanmu!" kata Tobi dengan nada datar. Salma bukan anak kecil. Dia berani mengatakan hal seperti ini pasti karena dia punya kartu truf."Tuan memang pintar, tapi sebenarnya juga bukan apa-apa. Hanya saja, nyawa semua orang di pesawat, termasuk Tuan Tobi dan wanita di sampingmu, sekarang berada di tanganku."Salma tersenyum tipis, tetapi ada kilatan dingin dan niat jahat muncul dalam matanya.Begitu kata-kata ini keluar, ekspresi semua orang langsung berubah.Jika bukan karena tindakan awal wanita ini, semua orang mungkin akan mencemooh perkataan

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1436

    Apalagi didengar dari perkataannya barusan, dia pasti sudah mengenali dirinya."Benar."Begitu selesai berbicara, Salma melambaikan tangan kanannya perlahan. Pisau kecil itu seketika meluncur dan membuat sayatan di leher Miya. Gadis itu langsung mengembuskan napas terakhirnya.Wajah Yaldora memucat, tetapi pada akhirnya dia terdiam juga. Dia tidak punya alasan untuk membela Miya. Lagi pula, Miya bukanlah orang baik.Melihat Salma menghabisi nyawa dua orang berturut-turut, Isander panik setengah mati. Apalagi, dia barusan telah menyinggung Tobi dan sekarang wanita itu jelas-jelas menatapnya.Wajah Isander bertambah pucat. Dia berbalik dan berlutut di depan Salma sambil memohon ampun. "Jangan, jangan bunuh aku. Kumohon, aku bisa melakukan apa pun yang kamu inginkan!"Kemudian, dia bersujud kepada Tobi berulang kali dan memohon. "Aku sudah bersalah. Aku mengakui kesalahanku. Tolong beri aku kesempatan lagi."Tobi mengerutkan kening dan berkata dengan tenang, "Yang mau membunuhmu itu bukan

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1435

    Melihat Rubah Iblis Berwajah Seribu tiba-tiba berdiri, Tobi tidak terkejut sama sekali. Bahkan, wajahnya memasang senyum penuh arti.Ternyata dia sudah menyadari keberadaan Salma dari awal. Lantaran sepasang mata Salma terus memandangnya. Jadi, membuktikan bahwa wanita itu memang menargetkannya.Hanya saja, dia tidak tahu siapa yang mengutusnya ke sini.Salma berjalan mendekati Kinan selangkah demi selangkah sambil memasang ekspresi licik. Dia mengangkat dagu pria itu dengan tangan kanannya, membiarkan Kinan memandangnya dengan saksama, lalu memperlihatkan senyum menawannya, "Apa aku cantik?""Cantik!" jawab Kinan dengan ekspresi bengong."Kamu menginginkanku?""Ya!""Kalau begitu, bunuh dirilah. Setelah itu, aku akan beri yang kamu inginkan." Selesai berbicara, sebuah pisau kecil muncul di tangannya. Dia meletakkan pisau itu di tangan Kinan.Semua orang terkejut.Pramugari dan yang lainnya juga tertegun. Pertama, bagaimana penumpang ini bisa membawa pisau? Kedua, kenapa dia meminta Ki

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1434

    Sembari berbicara, dia menunjuk ke arah Isander. Yang kepalanya terkulai dan tidak bisa diangkat sama sekali.Wajah Kinan dan adiknya berubah drastis. Mereka baru saja menyaksikan keganasan pria ini. Apalagi, niat membunuh yang terpancar dari tubuh pria lain telah membuat mereka ketakutan.Khususnya, Miya. Dia buru-buru menjelaskan, "Ya, kamilah yang membuat rencana untuk menjebakmu!""Kak Isander menyukai wanita di sampingmu. Jadi, kami berakting di sini untuk merusak reputasimu. Sekaligus memamerkan kekuatan dan ketampanannya di depan mereka. Dengan begitu, mereka pasti akan terpikat dan bersedia untuk menjadi wanitanya Kak Isander."Miya tidak tanggung-tanggung. Dia langsung menceritakan semua rencana mereka.Wajah Isander berubah pucat pasi. Dia ingin mencekik Miya sekarang juga. Sekalipun dipaksa mengatakan yang sebenarnya, dia juga tidak perlu menjelaskan begitu detail seperti itu, 'kan?Apalagi, kata-katanya begitu tidak enak didengar.Miya barusan bilang 'mereka'?Isander berha

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1433

    Begitu kata-kata ini dilontarkan, semua orang kembali terkejut dan juga ketakutan.Tobi ini benar-benar sudah gila.Raut wajah Vara berubah muram. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Kalau dia pergi begitu saja, bukankah akan sangat memalukan?Namun, jika dia tidak pergi, bocah ini mungkin akan memukulnya. Saat itu, akan lebih memalukan lagi.Apalagi saat ini, dua pramugari lainnya juga muncul di sana. Mereka bahkan melihat adegan yang membuatnya malu.Lastri, yang duduk di samping Yaldora juga memperhatikan adegan ini. Dia marah sekali. Dia langsung protes dengan suara kecil, "Nona, kamu lihat itu? Dia mengandalkan kekuatan tingkat Guru Besar-nya untuk menindas orang-orang ini dan bertindak arogan seperti itu.""Dia nggak tahu malu sekali. Nona, apa kamu nggak mau memberinya pelajaran?"Ekspresi Yaldora berubah. Dia berkata dengan nada dingin, "Arogan apanya? Memangnya harus membiarkan orang lain menjebaknya dan nggak melawan?""Apa dia sedang melawan? Kalau ingin melawan, seharusnya di

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1432

    "Kamu yakin? Apa kamu tahu siapa aku?""Bukankah kamu barusan sudah bilang? Tuan muda Keluarga Yudistira dari Jatra, 'kan?""Benar. Kamu sudah tahu identitasku, tapi masih berani lancang seperti itu? Kamu nggak takut mati mengenaskan?" tanya Isander dengan nada geram.Padahal, dia keluar untuk memamerkan kehebatannya. Namun, siapa sangka, harga dirinya malah diinjak-injak berulang kali. Hal ini tentu membuatnya makin benci kepada Tobi.Namun, bocah ini agak aneh. Miya mengira dia menyerang secara diam-diam, tetapi dia tahu lawan sangat terampil. Setidaknya, gerakannya sangat cepat.Saat bocah itu menyerangnya barusan, kecepatannya sangatlah gesit."Kenapa harus takut?"Ekspresi wajah Tobi tampak datar. "Apa Keluarga Yudistira begitu hebat?""Omong kosong! Tentu saja Keluarga Yudistira hebat."Kinan tidak tahan lagi dan langsung menjawab dengan suara keras, "Keluarga Yudistira adalah salah satu dari empat keluarga paling kuat di Jatra, bahkan di seluruh Harlanda. Hebat, 'kan?""Didengar

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1431

    Meski perkataan Isander barusan terdengar begitu indah, dia jelas tidak sehebat itu. Namun, di hadapan wanita, dia tentu harus memamerkan kehebatannya. Dengan begitu, mereka akan tergila-gila kepadanya,Berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, Isander merasa menghadapi Tobi bukanlah hal sulit."Oke. Kalau begitu, ayo bertarung."Tobi berkata dengan nada datar, "Tapi aku nggak butuh pengakuan darimu. Setelah kamu kalah nanti, berlututlah di depanku, bersujud tiga kali dan katakan kalau kamu bersalah."Begitu mendengar itu, wajah Isander langsung berubah dingin. "Nggak masalah, tapi kalau kamu kalah, aku akan lumpuhkan kedua kakimu!""Nggak masalah. Ayo, maju," kata Tobi."Apa kamu nggak berdiri?" Isander melihat Tobi masih duduk di sana, tanpa mau bergerak sedikit pun. Apa bocah ini mengira kemampuannya sama seperti Kinan?"Menghadapi pria sepertimu, aku nggak perlu berdiri.""Bagus, bagus sekali. Kamu yang cari masalah sendiri."Isander merasa tertantang. Dia menggunakan teknik mental ya

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1430

    "Bagus!"Lastri tidak tahan lagi dan bergumam kecil. Hanya saja, dia takut Yaldora tidak senang, jadi dia tidak berani berteriak.Yaldora menggelengkan kepalanya tak berdaya dan berkata dengan datar, "Lastri, kamu salah!""Nona, kenapa aku salah? Bukankah kamu paling benci laki-laki? Kenapa orang sepertinya ....""Sudahlah. Kamu nggak perlu bicara lagi. Nanti kamu akan tahu sendiri."Yaldora diam-diam menggelengkan kepalanya. Dia tidak percaya pria hebat seperti Tobi tidak bisa menangani masalah sepele ini.Memang benar demikian. Tobi tidak sabar lagi dan mengerutkan kening. "Baiklah. Apa sudah selesai diskusinya?"Mendengar itu, semua orang tertegun.Padahal, bocah ini sudah tertangkap basah melakukan hal yang tidak senonoh. Dilihat dari nada bicaranya yang begitu sombong, sepertinya dia masih belum bertobat.Benar saja. Kinan langsung mengamuk. "Bocah, kamu masih berani sombong di sini? Apa kamu memandang sebelah mata semua orang di sini?""Jangan banyak omong lagi. Kamu mau balas de

DMCA.com Protection Status