Tobi kaget saat mendengar itu, kemudian bertanya, "Si bodoh itu masih belum meninggalkan Kota Tawuna?""Hah? Apa yang kamu bicarakan?"Widia tertegun sejenak."Bukan apa-apa. Jam berapa kalian makan?" tanya Tobi."Jam setengah sebelas, di Gedung Antasari.""Cepat sekali. Baiklah, aku mengerti. Kamu pergi dulu. Setelah menyelesaikan masalah di sini, aku akan menyusul nanti," ucap Tobi kemudian menutup telepon.Widia tertegun. Apa maksud omongan Tobi barusan? Mungkinkah dia akan datang membuat keributan lagi? Apa dia sudah gila? Hal itu akan membuat Tuan Darel makin marah.Namun, andai Tobi tidak muncul, bagaimana Widia menghadapi Tuan Darel?Apalagi kakek dan ibunya sudah memperingatkan, kalau Widia tidak menurut kali ini, mereka pasti akan berselisih, bahkan mungkin akan mencelakai seluruh Keluarga Lianto.Ya sudahlah, tidak perlu dipikirkan terlalu banyak. Dia yakin setiap masalah pasti ada solusinya.Siapa tahu Tobi punya jalan keluar? Bukankah dia selalu terlihat ceroboh, tetapi pad
Begitu mendengar keputusan itu, semua orang langsung tercengang.Lantaran suara Tobi sangat tajam, sekalipun tidak terlalu keras, tetapi ucapannya bisa terdengar jelas di telinga semua orang.Semua orang bisa mendengar dengan jelas.Rafel!Bisa-bisanya orang nomor dua di departemen penjualan dipromosikan langsung menjadi wakil direktur.Selain itu, direktur baru juga mengatakan bahwa dia akan menangani bisnis seluruh perusahaan mewakili dirinya. Bukankah itu sudah hampir setara dengan menjadi direktur?Mengapa kedengarannya tidak masuk akal sekali?Gita juga tersentak. Setelah kejadian barusan, dia sempat menebak mungkin Tobi akan mengambil tindakan, tetapi dia tidak menyangka akan terjadi hal seperti itu.Keputusan ini bisa dikatakan telah menantang para eksekutif inti dari perusahaan.Monika diam-diam tersenyum pahit. Teringat dengan yang dikatakan Pak Tobi barusan, awalnya dia mengira mungkin pria itu hanya asal bicara saja. Lagi pula, pengangkatan jabatan seperti itu tidak mudah di
"Baiklah, yang aku butuhkan hanyalah kepercayaan diri seperti ini.""Kalau begitu, kita sudah sepakat. Mulai sekarang, kamu sudah diangkat sebagai wakil direktur," kata Tobi dengan nada tegas."Tunggu!"Simon tidak bisa menahan emosinya lagi dan berkata langsung, "Pak Tobi, Anda baru saja datang ke perusahaan dan masih belum paham dengan situasi saat ini. Apa Anda nggak merasa keputusan Anda menunjuk wakil direktur baru itu nggak terlalu gegabah?""Bukankah seharusnya semua orang berhak memilih dan mendiskusikannya?""Nggak perlu didiskusikan!""Semua saham perusahaan ini berada di tangan bosku, jadi dia telah memberiku hak untuk mengambil keputusan," ucap Tobi langsung.Mendengar itu, wajah Simon menjadi pucat. Dia kemudian berkata dengan nada tidak puas, "Pak Tobi, apa kamu nggak takut tindakanmu yang sewenang-wenang itu akan merugikan seluruh perusahaan? Siapa lagi yang berani bekerja di bawah pimpinanmu?""Siapa yang nggak berani? Nggak masalah. Kalau ada yang nggak berani, silakan
"Benarkah?"Tobi tak kuasa menahan senyum, kemudian berkata langsung, "Bagas, sejauh yang aku tahu, sejak tahun lalu, kamu sudah berkali-kali menjual desain perusahaan kepada pesaing kita dan menghasilkan banyak uang. Apa hal ini benar?""Nggak benar!""Itu semua hanya rumor!"Ekspresi Bagas berubah drastis. Dia juga langsung membantah sambil berteriak keras, "Siapa yang berani omong kosong di luar sana? Aku pasti akan menghabisinya!"Semua orang juga menyadari perubahan nada bicara Bagas. Hal itu makin membuktikan bahwa Bagas benar-benar ketakutan."Benarkah itu semua hanya rumor?""Lantas, mengapa begitu detail?"Tobi tersenyum tipis, kemudian berkata dengan ringan, "Tanggal 8 Juni tahun kemarin, terus tahun lalu juga ada. Oh ya, masih ada yang terbaru.""Tanggal 6 bulan ini, kamu menjual desain cincin milik Monika, desain milik Gita dan beberapa desain lainnya kepada pesaing kita. Kamu juga meraup keuntungan sebanyak dua miliar."Tak disangka, semuanya begitu detail, termasuk tangga
Namun, tidak menutup kemungkinan, Tobi hanya mengetahui masalah di departemen desain saja. Lagi pula, saat dia tiba tadi, dia langsung mendatangi departemen desain. Takutnya ada orang di departemen desain yang diam-diam membocorkan masalah ini kepadanya.Benar, pasti begitu.Memikirkan hal ini, Bagas merasa jauh lebih percaya diri.Menghadapi Bagas yang terus-terusan memohon belas kasihan, Tobi masih tenang dan berkata dengan nada datar, "Andai hanya masalah kecil dalam perusahaan, aku mungkin nggak akan mempermasalahkannya, tapi kamu masih melakukan hal yang membuatku jijik.""Apa ... apa? Sa ... saya nggak kenal Anda sebelumnya, bagaimana saya bisa menyinggung Anda?" ucap Bagas dengan panik."Staf wanita!"Tobi berkata dengan nada datar, "Kamu menggunakan statusmu sebagai bos departemen desain dan memaksa staf wanita untuk melayanimu. Kamu telah membuat hidup mereka hancur. Meski mereka sudah meninggalkan perusahaan, kesalahan yang kamu buat itu pasti ada konsekuensinya."Setelah men
Tiara tidak berani mengambil risiko. Lihat sendiri, bagaimana akhir dari Pak Simon dan Bagas yang menyembunyikan aib mereka itu? Kini, mereka telah hancur total.Apalagi masalahnya sendiri. Tanpa perlu tanya kepada orang lain, sepertinya Rafel sudah mengetahuinya.Demi dipromosikan, siapa tahu Rafel yang melaporkan masalah ini kepada Tobi.Adegan ini membuat semua orang tertegun sekaligus terkejut.Sebelumnya, tidak ada satu pun dari mereka yang percaya Tobi bisa melakukan semua ini, tetapi sekarang fakta telah terpampang jelas di hadapan mereka. Direktur baru ini bagaikan dewa yang turun dari ke bumi.Gita terpana. Taktik yang digunakan oleh Tobi benar-benar di luar imajinasinya Sulit dipercaya sekali.Monika dan yang lainnya juga tercengang. Bagi mereka, ini semua mustahil bisa terjadi, tetapi bisa-bisanya terselesaikan dengan begitu cepat.Wakil direktur Simon, direktur departemen desain Bagas dan direktur departemen penjualan termasuk tiga atasan yang paling suka menekan bawahan me
Lagi pula, daya ingat Tobi sangatlah tajam. Dia bisa dengan mudah menyebut nama setiap orang dan membuat pengaturan untuk mereka masing-masing.Sekilas, pengumuman ini terlihat sederhana, tetapi tampaknya Tobi mengetahui nama dan kemampuan semua orang dengan baik. Dia sama sekali tidak terlihat seperti direktur baru yang baru saja bergabung dengan perusahaan.Dia tahu semua nama karyawannya, begitu juga posisi mereka. Dari awal sampai akhir, dia bahkan tidak perlu mengeluarkan catatan.Ini bukanlah hal yang bisa dilakukan oleh orang biasa. Tidak dipungkiri, direktur baru ini sangat menakutkan dan begitu hebat. Apalagi, dia benar-benar bekerja keras dalam mengelola perusahaan.Itu sebabnya, mereka yang memiliki kasus juga memutuskan untuk segera mengakui secara jujur."Pengumuman hari ini berakhir sampai di sini. Barang siapa yang berbakat dan kinerjanya bagus, dia pasti akan mendapat kesempatan bagus.""Bagiku, kemampuan selalu menjadi hal terpenting. Orang yang berkemampuan-lah yang b
Lantaran terus ditekan keluarganya, Widia terpaksa pergi ke Gedung Antasari. Sesampainya di sana, dia pun masuk ke ruang VIP yang sudah disepakati sebelumnya. Tak lupa dia juga telah mengirimkan nomor ruang VIP kepada Tobi.Karena Tobi sudah berpesan kepada Widia sebelumnya. Begitu sampai di sana, segera beri tahu alamatnya secepat mungkin.Melihat cucunya datang, barulah Kakek Muhar menghela napas lega. Dia pun buru-buru menyambutnya, "Widia, kamu sudah datang."Ayah dan ibunya Widia juga sangat senang. Selain mereka bertiga, di dalam masih ada Darel. Tampaknya ada sesuatu yang aneh di wajah pria itu, seolah-olah baru saja dipukul.Hanya karena luka-luka itu ditangani tepat waktu, jadi masih belum bisa dipastikan sepenuhnya.Melihat Widia datang, wajah Darel langsung berseri-seri. Walau kemunculan Tobi telah merusak rencananya untuk menyingkirkan Keluarga Saswito dan juga mendapatkan Lindy.Sebaliknya, dia justru mendapatkan kecantikan tiada tara seperti Widia, yang jelas merupakan se