Ucapan itu sontak membuat ekspresi karyawan departemen desain berubah.Apa sudah mau dimulai?Bayangkan, wakil direktur Simon adalah orang yang begitu arogan dan sangat mementingkan harga diri. Dia jauh lebih hebat dibandingkan Bagas. Bisa-bisanya Tobi menantangnya secara terang-terangan.Benar saja. Wajah Simon langsung berubah, sorot matanya menjadi gelap.Bocah ini benar-benar merasa dirinya sangat hebat. Pria ini bahkan tidak bisa mengalahkan Bagas dan buru-buru melepaskannya.Beraninya dia melawan Simon sekarang? Apa dia tidak takut konsekuensi dari menentang Simon?Namun, Simon tetap menahan ketidakpuasan itu dalam hati. Kemudian, memperlihatkan senyuman sambil berkata, "Ada alasan mengapa aku bisa datang terlambat. Barusan aku menerima telepon dari seorang teman yang notabene pemimpin tingkat atas di provinsi. Itu sebabnya, waktuku tertunda lama.""Kalau itu orang biasa, aku pasti nggak menerimanya, tapi yang ini nggak bisa. Kalau aku sempat membuatnya tersinggung, perusahaan ki
Tobi kaget saat mendengar itu, kemudian bertanya, "Si bodoh itu masih belum meninggalkan Kota Tawuna?""Hah? Apa yang kamu bicarakan?"Widia tertegun sejenak."Bukan apa-apa. Jam berapa kalian makan?" tanya Tobi."Jam setengah sebelas, di Gedung Antasari.""Cepat sekali. Baiklah, aku mengerti. Kamu pergi dulu. Setelah menyelesaikan masalah di sini, aku akan menyusul nanti," ucap Tobi kemudian menutup telepon.Widia tertegun. Apa maksud omongan Tobi barusan? Mungkinkah dia akan datang membuat keributan lagi? Apa dia sudah gila? Hal itu akan membuat Tuan Darel makin marah.Namun, andai Tobi tidak muncul, bagaimana Widia menghadapi Tuan Darel?Apalagi kakek dan ibunya sudah memperingatkan, kalau Widia tidak menurut kali ini, mereka pasti akan berselisih, bahkan mungkin akan mencelakai seluruh Keluarga Lianto.Ya sudahlah, tidak perlu dipikirkan terlalu banyak. Dia yakin setiap masalah pasti ada solusinya.Siapa tahu Tobi punya jalan keluar? Bukankah dia selalu terlihat ceroboh, tetapi pad
Begitu mendengar keputusan itu, semua orang langsung tercengang.Lantaran suara Tobi sangat tajam, sekalipun tidak terlalu keras, tetapi ucapannya bisa terdengar jelas di telinga semua orang.Semua orang bisa mendengar dengan jelas.Rafel!Bisa-bisanya orang nomor dua di departemen penjualan dipromosikan langsung menjadi wakil direktur.Selain itu, direktur baru juga mengatakan bahwa dia akan menangani bisnis seluruh perusahaan mewakili dirinya. Bukankah itu sudah hampir setara dengan menjadi direktur?Mengapa kedengarannya tidak masuk akal sekali?Gita juga tersentak. Setelah kejadian barusan, dia sempat menebak mungkin Tobi akan mengambil tindakan, tetapi dia tidak menyangka akan terjadi hal seperti itu.Keputusan ini bisa dikatakan telah menantang para eksekutif inti dari perusahaan.Monika diam-diam tersenyum pahit. Teringat dengan yang dikatakan Pak Tobi barusan, awalnya dia mengira mungkin pria itu hanya asal bicara saja. Lagi pula, pengangkatan jabatan seperti itu tidak mudah di
"Baiklah, yang aku butuhkan hanyalah kepercayaan diri seperti ini.""Kalau begitu, kita sudah sepakat. Mulai sekarang, kamu sudah diangkat sebagai wakil direktur," kata Tobi dengan nada tegas."Tunggu!"Simon tidak bisa menahan emosinya lagi dan berkata langsung, "Pak Tobi, Anda baru saja datang ke perusahaan dan masih belum paham dengan situasi saat ini. Apa Anda nggak merasa keputusan Anda menunjuk wakil direktur baru itu nggak terlalu gegabah?""Bukankah seharusnya semua orang berhak memilih dan mendiskusikannya?""Nggak perlu didiskusikan!""Semua saham perusahaan ini berada di tangan bosku, jadi dia telah memberiku hak untuk mengambil keputusan," ucap Tobi langsung.Mendengar itu, wajah Simon menjadi pucat. Dia kemudian berkata dengan nada tidak puas, "Pak Tobi, apa kamu nggak takut tindakanmu yang sewenang-wenang itu akan merugikan seluruh perusahaan? Siapa lagi yang berani bekerja di bawah pimpinanmu?""Siapa yang nggak berani? Nggak masalah. Kalau ada yang nggak berani, silakan
"Benarkah?"Tobi tak kuasa menahan senyum, kemudian berkata langsung, "Bagas, sejauh yang aku tahu, sejak tahun lalu, kamu sudah berkali-kali menjual desain perusahaan kepada pesaing kita dan menghasilkan banyak uang. Apa hal ini benar?""Nggak benar!""Itu semua hanya rumor!"Ekspresi Bagas berubah drastis. Dia juga langsung membantah sambil berteriak keras, "Siapa yang berani omong kosong di luar sana? Aku pasti akan menghabisinya!"Semua orang juga menyadari perubahan nada bicara Bagas. Hal itu makin membuktikan bahwa Bagas benar-benar ketakutan."Benarkah itu semua hanya rumor?""Lantas, mengapa begitu detail?"Tobi tersenyum tipis, kemudian berkata dengan ringan, "Tanggal 8 Juni tahun kemarin, terus tahun lalu juga ada. Oh ya, masih ada yang terbaru.""Tanggal 6 bulan ini, kamu menjual desain cincin milik Monika, desain milik Gita dan beberapa desain lainnya kepada pesaing kita. Kamu juga meraup keuntungan sebanyak dua miliar."Tak disangka, semuanya begitu detail, termasuk tangga
Namun, tidak menutup kemungkinan, Tobi hanya mengetahui masalah di departemen desain saja. Lagi pula, saat dia tiba tadi, dia langsung mendatangi departemen desain. Takutnya ada orang di departemen desain yang diam-diam membocorkan masalah ini kepadanya.Benar, pasti begitu.Memikirkan hal ini, Bagas merasa jauh lebih percaya diri.Menghadapi Bagas yang terus-terusan memohon belas kasihan, Tobi masih tenang dan berkata dengan nada datar, "Andai hanya masalah kecil dalam perusahaan, aku mungkin nggak akan mempermasalahkannya, tapi kamu masih melakukan hal yang membuatku jijik.""Apa ... apa? Sa ... saya nggak kenal Anda sebelumnya, bagaimana saya bisa menyinggung Anda?" ucap Bagas dengan panik."Staf wanita!"Tobi berkata dengan nada datar, "Kamu menggunakan statusmu sebagai bos departemen desain dan memaksa staf wanita untuk melayanimu. Kamu telah membuat hidup mereka hancur. Meski mereka sudah meninggalkan perusahaan, kesalahan yang kamu buat itu pasti ada konsekuensinya."Setelah men
Tiara tidak berani mengambil risiko. Lihat sendiri, bagaimana akhir dari Pak Simon dan Bagas yang menyembunyikan aib mereka itu? Kini, mereka telah hancur total.Apalagi masalahnya sendiri. Tanpa perlu tanya kepada orang lain, sepertinya Rafel sudah mengetahuinya.Demi dipromosikan, siapa tahu Rafel yang melaporkan masalah ini kepada Tobi.Adegan ini membuat semua orang tertegun sekaligus terkejut.Sebelumnya, tidak ada satu pun dari mereka yang percaya Tobi bisa melakukan semua ini, tetapi sekarang fakta telah terpampang jelas di hadapan mereka. Direktur baru ini bagaikan dewa yang turun dari ke bumi.Gita terpana. Taktik yang digunakan oleh Tobi benar-benar di luar imajinasinya Sulit dipercaya sekali.Monika dan yang lainnya juga tercengang. Bagi mereka, ini semua mustahil bisa terjadi, tetapi bisa-bisanya terselesaikan dengan begitu cepat.Wakil direktur Simon, direktur departemen desain Bagas dan direktur departemen penjualan termasuk tiga atasan yang paling suka menekan bawahan me
Lagi pula, daya ingat Tobi sangatlah tajam. Dia bisa dengan mudah menyebut nama setiap orang dan membuat pengaturan untuk mereka masing-masing.Sekilas, pengumuman ini terlihat sederhana, tetapi tampaknya Tobi mengetahui nama dan kemampuan semua orang dengan baik. Dia sama sekali tidak terlihat seperti direktur baru yang baru saja bergabung dengan perusahaan.Dia tahu semua nama karyawannya, begitu juga posisi mereka. Dari awal sampai akhir, dia bahkan tidak perlu mengeluarkan catatan.Ini bukanlah hal yang bisa dilakukan oleh orang biasa. Tidak dipungkiri, direktur baru ini sangat menakutkan dan begitu hebat. Apalagi, dia benar-benar bekerja keras dalam mengelola perusahaan.Itu sebabnya, mereka yang memiliki kasus juga memutuskan untuk segera mengakui secara jujur."Pengumuman hari ini berakhir sampai di sini. Barang siapa yang berbakat dan kinerjanya bagus, dia pasti akan mendapat kesempatan bagus.""Bagiku, kemampuan selalu menjadi hal terpenting. Orang yang berkemampuan-lah yang b
Dia juga harus membiarkan Negara Amderika mereka dipuji.Selain itu, makin menakjubkan hasilnya, tentunya masalah ini akan makin menarik perhatian banyak orang. Dengan begitu, maka akan berdampak lebih besar pada prestise Negara Harlanda.Jadi, Luniver pun menampakkan dirinya dan tertawa, "Haha, dasar sekumpulan sampah. Nggak seru sama sekali. Hirawan, biarlah aku, Luniver, pemimpin Takhta Suci Barat di Amderika, bertarung denganmu."Tubuh Luniver melayang di udara. Dia juga memperlihatkan dua belas sayap, yang seketika mengejutkan semua orang.Apalagi, dia barusan bilang apa. Orang Amderika?Di saat bersamaan, semua penonton yang berasal dari Negara Amderika langsung menjadi bersemangat.Komentar yang masuk juga makin banyak.Hirawan juga tertegun sejenak. Kemudian, dia segera memahami pemikiran Luniver. Dia merasa tertekan, tetapi tidak ada yang bisa dia lakukan. Lagi pula, dia masih harus menuruti perkataan Luniver.Bahkan, bisa dikatakan dia juga antek-anteknya Luniver.Dia hanya b
"Tobi, aku mengerti niatmu, tapi ...." Raja Naga Tua masih ingin membujuk.Namun, Tobi langsung menyela, "Guru, kamu nggak mengerti. Aku akan segera pergi ke bandara. Kalian harus tunggu aku datang ke sana. Ingat, jangan sampai ada korban lagi."Usai berbicara, Tobi langsung menutup telepon. Alih-alih banyak bicara, lebih baik dia langsung menangani masalah penting. Di saat bersamaan, dia juga segera membuat pengaturan dan meminta tiket penerbangan paling awal ke Jatra.Meski pesawat akan lepas landas dalam waktu setengah jam, ataupun harus membeli tiket orang lain dengan harga mahal, Tobi juga tidak keberatan.Meski hari sudah malam, siapa yang bisa memastikan bahwa Hirawan tidak akan melakukan pergerakan apa pun? Jika dia tidak berhenti, entah berapa banyak master Harlanda yang akan menjadi korban.Saat ini, Tobi juga memperhatikan kata-kata Hirawan di siaran langsung. Ada niat membunuh yang dingin di matanya. Dia akan membuat lawan merasakan apa namanya keputusasaan.Setelah berhasi
Kecuali ada orang yang melarang mereka memberitahunya.Mungkinkah Luniver dan yang lainnya telah kembali? Master Vamil dan Raja Naga Tua takut Tobi tidak mampu mengalahkan mereka dan tidak ingin dirinya mati di tangan lawan, jadi mereka sengaja menyembunyikan hal itu.Tidak dimungkiri, tebakan Tobi memang benar.Tobi membuka pintu ruang VIP. Dia segera mengeluarkan ponselnya dan ingin menanyakan masalah itu.Widia buru-buru berkata, "Tobi, kamu lihat ini. Terjadi masalah besar!""Hirawan sudah datang ke Harlanda. Entah Luniver bersamanya atau nggak."Saat Tobi keluar barusan, Widia mengeluarkan ponselnya sambil menunggu. Tak disangka, dia akan menemukan berita itu.Tobi bergegas mengeluarkan ponselnya dan melihat sekilas. Ada kilatan dingin yang muncul di matanya. Tak disangka, dia dan Widia baru saja meninggalkan Jatra belum lama, tetapi musuh sudah muncul.Namun, Tobi harus segera memberi tahu Master Vamil dan lainnya lebih dulu agar menghindari pengorbanan yang tidak diperlukan.Jad
Di saat Damar bersiap meninggalkan ruang VIP, Tobi tiba-tiba berkata, "Tunggu sebentar!"Damar langsung menghentikan langkahnya dan bertanya, "Apa Raja Naga masih punya instruksi lain?""Apa kamu masih ingat janjiku sebelumnya? Kalau kamu menangani masalah ini dengan baik, aku akan beri kamu imbalan besar. Kamu sudah melakukan pekerjaanmu dengan baik kali ini," ucap Tobi dengan tegas."Raja Naga terlalu sungkan. Ini semua sudah seharusnya aku lakukan." Damar sangat antusias. Dia mulai menerka-nerka, apa imbalan besar yang akan diberikan Raja Naga padanya?Tobi berkata dengan nada datar, "Cari sebuah ruang VIP dan jangan biarkan siapa pun mengganggumu.""Baik!"Mendengar itu, Damar sangat bersemangat. Dia bergegas pergi untuk membuat pengaturan.Lagi pula, restoran ini milik Keluarga Yusnuwa. Jadi, dia segera mengaturnya dan tidak akan ada orang yang mengganggunya."Aku keluar sebentar. Setelah lima menit, aku akan kembali." Tobi segera berpesan pada Widia."Ya, pergilah." Widia mengang
Namun saat mengetahui tentang siaran langsung global, dia segera memikirkan cara sempurna untuk menemukan ibu kandungnya Widia."Ya. Untunglah ada kamu yang menemaniku selama ini!"Widia mengangguk. Sekarang dia sudah tahu betapa menakutkan kemampuan yang dimiliki Tobi. Jika Tobi pun tidak bisa menemukan ibu kandungnya, mungkin tidak ada yang bisa dia lakukan lagi.Damar mengantar keduanya ke ruang VIP restoran, lalu bangkit dan pergi.Dia tidak ingin menjadi 'obat nyamuk' dan mengganggu kencan mereka berdua.Tobi juga memusatkan perhatiannya pada masalah Widia. Dia takut hal ini akan berdampak besar pada Widia, jadi dia juga tidak memedulikan hal lainnya lagi.Apalagi, kejadian ini terjadi terlalu cepat dan tiba-tiba.Saat ini, di area terlarang Jatra, akhirnya Harita berdiri di atas arena pertarungan dan ingin melawan Hirawan. Dia melakukan semua ini bukan untuk hal lain, tetapi demi martabat Negara Harlanda.Perlu diakui, setelah berhasil membuat terobosan, kekuatan Harita memang sa
Melihat keduanya pergi, Yesa buru-buru bangkit. Dia tampak marah besar. Dia tak henti-hentinya mengumpati Widia dan Tobi.Kata-katanya begitu tidak enak didengar. Selanjutnya, saat memikirkan hidup mereka yang akan sulit ke depannya, dia juga kembali memarahi Herman.Dia bilang Herman tidak berguna dan membuatnya menjalani hidup yang menyedihkan. Herman tidak bisa memberinya kehidupan mewah, bahkan Grup Lianto pun jatuh di tangan orang luar.Yesa juga bilang, apa yang harus dia lakukan ke depannya? Jika tidak memberinya ratusan miliar atau membiarkannya menjadi orang terpandang di Kota Tawuna, bagaimana dia bisa hidup?Dia sudah kehilangan harga diri. Dia meminta Herman untuk memikirkan cara agar mendapatkan kembali Grup Lianto. Setidaknya, perusahaan itu sekarang bernilai triliunan atau bahkan mencapai puluhan triliun.Jika tidak, Yesa akan bercerai dengan pria tidak berguna sepertinya.Makin berbicara, dia makin emosi. Pada akhirnya, dia pingsan karena terlalu emosi dan sedih.Herman
Wajah Widia berubah muram. Ekspresinya juga terlihat kusut. Namun, dia akhirnya mengangguk dan berkata, "Kuserahkan masalah ini padamu."Mendengar itu, Yesa langsung panik.Kali ini yang hilang bukan hanya kejayaan dan kekayaan, tetapi dia juga tidak punya harapan untuk menjadi nyonya kaya yang dikagumi semua orang. Bahkan, dia mungkin juga akan masuk penjara.Tidak bisa.Dia masih ingin meningkatkan prestisenya dan menjadi wanita bangsawan.Dia panik, lalu berlutut di depan mereka berdua sambil menangis. "Widia, ini salahku. Aku minta maaf padamu. Aku mengakui kesalahanku.""Apa yang kamu lakukan. Cepat berdiri dulu."Widia terkejut dan segera menjauh. Tidak peduli apa pun masalahnya, dia juga telah menganggap mereka sebagai orang tuanya selama ini.Menyadari hal itu, Yesa merasa masih ada harapan. Tangisnya makin menjadi-jadi. Dia juga memperlihatkan tampang memelas sambil berkata, "Nggak. Aku nggak akan berdiri, kecuali kamu memaafkanku.""Aku menyesali perbuatanku. Mengingat Keluar
Begitu mendengar putrinya mencurigai mereka berdua bukanlah orang tuanya, Yesa tampak terkejut. Mungkinkah Tobi telah mengatakan yang sebenarnya kepada Widia? Seharusnya tidak mungkin, 'kan?Berdasarkan sifat Tobi, pria itu tidak mungkin mengatakan pada Widia bahwa dirinya dicampakkan oleh ibu kandungnya sendiri. Namun, setelah mendengar kata-kata selanjutnya, sepertinya itu karena Widia merasa Yesa tidak memperlakukannya dengan baik selama ini. Oleh karena itu, Widia bisa menyalahkan dirinya.Meski Yesa merasa tidak senang, dia segera berkata, "Widia, kami memang nggak memperlakukanmu dengan baik sebelumnya, tapi bagaimanapun juga, kami adalah orang tuamu.""Orang tuaku?" Widia berkata dengan dingin, "Kamu kira aku nggak tahu apa-apa? Tobi sudah memberitahuku segalanya!"Setelah mendengar itu, wajah Yesa berubah drastis. Dia tidak menyangka Tobi akan mengatakan yang sebenarnya kepada Widia. Dia pun buru-buru berkata, "Ka ... kamu sudah tahu semuanya?""Jangan salahkan aku. Kami takut
Seiring berjalannya waktu, Negara Harlanda kini makin kuat dalam segala aspek. Termasuk teknologi, militer, dan lain sebagainya, meski menghadapi blokade gila-gilaan mereka.Mereka bahkan tidak peduli dengan kredibilitas negara, memberikan sanksi yang tidak masuk akal dan juga melanggar berbagai aturan seenaknya.Meski begitu, mereka tetap tidak bisa menghentikan perkembangan Negara Harlanda.Namun, saat ini Luniver tampak mengerutkan kening. Lantaran mereka mendapat kabar bahwa Tobi masih berada di Gunung Simeru dan belum turun. Jadi, mereka memikirkan cara untuk memaksa Negara Harlanda dan juga Tobi.Bagaimanapun, Negara Harlanda seharusnyanya tahu bahwa target mereka adalah Tobi. Selain itu, bocah itu sudah mulai memahami hukum langit dan bumi. Jika tidak menghabisinya sekarang, entah ancaman seperti apa yang akan mereka hadapi kelak.Walau Tobi masih tidak bisa menandinginya saat ini.Namun, dia baru saja menerima kabar. Katanya Tobi telah diam-diam meninggalkan Gunung Simeru. Tamp