Bahkan Kamila juga sering dimarahi Gita. Hanya saja, Kamila juga satu-satunya yang bisa menerima bimbingan dan perlindungan dari Gita, jadi selama ini Kamila sangat berterima kasih kepada Gita.Selain itu, posisi direktur desain di perusahaan juga tidak hanya satu. Selama kemampuan manajemennya memadai dan tingkat desainnya bagus, perusahaan pasti akan memberikan kesempatan.Lantaran pernah membuat Bagas tersinggung, Monika ditekan terus-terusan selama ini.Monika tertegun sejenak, seakan-akan tidak percaya. Dia kemudian berkata, "Pak Tobi, tentu saja aku mau. Aku yakin dengan posisi direktur desain dan percaya akan melakukan pekerjaan sebaik mungkin."Berbicara sampai di sini, Monika terlihat ragu. "Tapi ....""Tapi apa?" tanya Tobi tidak mengerti.Monika ragu-ragu, tidak tahu harus bagaimana menjelaskannya. Terakhir, dia tetap berkata, "Mungkin ada sedikit hambatan. Aku khawatir hal itu akan memengaruhi manajemen Pak Tobi di perusahaan ke depannya."Jika itu orang biasa, dia mungkin
Ucapan itu sontak membuat ekspresi karyawan departemen desain berubah.Apa sudah mau dimulai?Bayangkan, wakil direktur Simon adalah orang yang begitu arogan dan sangat mementingkan harga diri. Dia jauh lebih hebat dibandingkan Bagas. Bisa-bisanya Tobi menantangnya secara terang-terangan.Benar saja. Wajah Simon langsung berubah, sorot matanya menjadi gelap.Bocah ini benar-benar merasa dirinya sangat hebat. Pria ini bahkan tidak bisa mengalahkan Bagas dan buru-buru melepaskannya.Beraninya dia melawan Simon sekarang? Apa dia tidak takut konsekuensi dari menentang Simon?Namun, Simon tetap menahan ketidakpuasan itu dalam hati. Kemudian, memperlihatkan senyuman sambil berkata, "Ada alasan mengapa aku bisa datang terlambat. Barusan aku menerima telepon dari seorang teman yang notabene pemimpin tingkat atas di provinsi. Itu sebabnya, waktuku tertunda lama.""Kalau itu orang biasa, aku pasti nggak menerimanya, tapi yang ini nggak bisa. Kalau aku sempat membuatnya tersinggung, perusahaan ki
Tobi kaget saat mendengar itu, kemudian bertanya, "Si bodoh itu masih belum meninggalkan Kota Tawuna?""Hah? Apa yang kamu bicarakan?"Widia tertegun sejenak."Bukan apa-apa. Jam berapa kalian makan?" tanya Tobi."Jam setengah sebelas, di Gedung Antasari.""Cepat sekali. Baiklah, aku mengerti. Kamu pergi dulu. Setelah menyelesaikan masalah di sini, aku akan menyusul nanti," ucap Tobi kemudian menutup telepon.Widia tertegun. Apa maksud omongan Tobi barusan? Mungkinkah dia akan datang membuat keributan lagi? Apa dia sudah gila? Hal itu akan membuat Tuan Darel makin marah.Namun, andai Tobi tidak muncul, bagaimana Widia menghadapi Tuan Darel?Apalagi kakek dan ibunya sudah memperingatkan, kalau Widia tidak menurut kali ini, mereka pasti akan berselisih, bahkan mungkin akan mencelakai seluruh Keluarga Lianto.Ya sudahlah, tidak perlu dipikirkan terlalu banyak. Dia yakin setiap masalah pasti ada solusinya.Siapa tahu Tobi punya jalan keluar? Bukankah dia selalu terlihat ceroboh, tetapi pad
Begitu mendengar keputusan itu, semua orang langsung tercengang.Lantaran suara Tobi sangat tajam, sekalipun tidak terlalu keras, tetapi ucapannya bisa terdengar jelas di telinga semua orang.Semua orang bisa mendengar dengan jelas.Rafel!Bisa-bisanya orang nomor dua di departemen penjualan dipromosikan langsung menjadi wakil direktur.Selain itu, direktur baru juga mengatakan bahwa dia akan menangani bisnis seluruh perusahaan mewakili dirinya. Bukankah itu sudah hampir setara dengan menjadi direktur?Mengapa kedengarannya tidak masuk akal sekali?Gita juga tersentak. Setelah kejadian barusan, dia sempat menebak mungkin Tobi akan mengambil tindakan, tetapi dia tidak menyangka akan terjadi hal seperti itu.Keputusan ini bisa dikatakan telah menantang para eksekutif inti dari perusahaan.Monika diam-diam tersenyum pahit. Teringat dengan yang dikatakan Pak Tobi barusan, awalnya dia mengira mungkin pria itu hanya asal bicara saja. Lagi pula, pengangkatan jabatan seperti itu tidak mudah di
"Baiklah, yang aku butuhkan hanyalah kepercayaan diri seperti ini.""Kalau begitu, kita sudah sepakat. Mulai sekarang, kamu sudah diangkat sebagai wakil direktur," kata Tobi dengan nada tegas."Tunggu!"Simon tidak bisa menahan emosinya lagi dan berkata langsung, "Pak Tobi, Anda baru saja datang ke perusahaan dan masih belum paham dengan situasi saat ini. Apa Anda nggak merasa keputusan Anda menunjuk wakil direktur baru itu nggak terlalu gegabah?""Bukankah seharusnya semua orang berhak memilih dan mendiskusikannya?""Nggak perlu didiskusikan!""Semua saham perusahaan ini berada di tangan bosku, jadi dia telah memberiku hak untuk mengambil keputusan," ucap Tobi langsung.Mendengar itu, wajah Simon menjadi pucat. Dia kemudian berkata dengan nada tidak puas, "Pak Tobi, apa kamu nggak takut tindakanmu yang sewenang-wenang itu akan merugikan seluruh perusahaan? Siapa lagi yang berani bekerja di bawah pimpinanmu?""Siapa yang nggak berani? Nggak masalah. Kalau ada yang nggak berani, silakan
"Benarkah?"Tobi tak kuasa menahan senyum, kemudian berkata langsung, "Bagas, sejauh yang aku tahu, sejak tahun lalu, kamu sudah berkali-kali menjual desain perusahaan kepada pesaing kita dan menghasilkan banyak uang. Apa hal ini benar?""Nggak benar!""Itu semua hanya rumor!"Ekspresi Bagas berubah drastis. Dia juga langsung membantah sambil berteriak keras, "Siapa yang berani omong kosong di luar sana? Aku pasti akan menghabisinya!"Semua orang juga menyadari perubahan nada bicara Bagas. Hal itu makin membuktikan bahwa Bagas benar-benar ketakutan."Benarkah itu semua hanya rumor?""Lantas, mengapa begitu detail?"Tobi tersenyum tipis, kemudian berkata dengan ringan, "Tanggal 8 Juni tahun kemarin, terus tahun lalu juga ada. Oh ya, masih ada yang terbaru.""Tanggal 6 bulan ini, kamu menjual desain cincin milik Monika, desain milik Gita dan beberapa desain lainnya kepada pesaing kita. Kamu juga meraup keuntungan sebanyak dua miliar."Tak disangka, semuanya begitu detail, termasuk tangga
Namun, tidak menutup kemungkinan, Tobi hanya mengetahui masalah di departemen desain saja. Lagi pula, saat dia tiba tadi, dia langsung mendatangi departemen desain. Takutnya ada orang di departemen desain yang diam-diam membocorkan masalah ini kepadanya.Benar, pasti begitu.Memikirkan hal ini, Bagas merasa jauh lebih percaya diri.Menghadapi Bagas yang terus-terusan memohon belas kasihan, Tobi masih tenang dan berkata dengan nada datar, "Andai hanya masalah kecil dalam perusahaan, aku mungkin nggak akan mempermasalahkannya, tapi kamu masih melakukan hal yang membuatku jijik.""Apa ... apa? Sa ... saya nggak kenal Anda sebelumnya, bagaimana saya bisa menyinggung Anda?" ucap Bagas dengan panik."Staf wanita!"Tobi berkata dengan nada datar, "Kamu menggunakan statusmu sebagai bos departemen desain dan memaksa staf wanita untuk melayanimu. Kamu telah membuat hidup mereka hancur. Meski mereka sudah meninggalkan perusahaan, kesalahan yang kamu buat itu pasti ada konsekuensinya."Setelah men
Tiara tidak berani mengambil risiko. Lihat sendiri, bagaimana akhir dari Pak Simon dan Bagas yang menyembunyikan aib mereka itu? Kini, mereka telah hancur total.Apalagi masalahnya sendiri. Tanpa perlu tanya kepada orang lain, sepertinya Rafel sudah mengetahuinya.Demi dipromosikan, siapa tahu Rafel yang melaporkan masalah ini kepada Tobi.Adegan ini membuat semua orang tertegun sekaligus terkejut.Sebelumnya, tidak ada satu pun dari mereka yang percaya Tobi bisa melakukan semua ini, tetapi sekarang fakta telah terpampang jelas di hadapan mereka. Direktur baru ini bagaikan dewa yang turun dari ke bumi.Gita terpana. Taktik yang digunakan oleh Tobi benar-benar di luar imajinasinya Sulit dipercaya sekali.Monika dan yang lainnya juga tercengang. Bagi mereka, ini semua mustahil bisa terjadi, tetapi bisa-bisanya terselesaikan dengan begitu cepat.Wakil direktur Simon, direktur departemen desain Bagas dan direktur departemen penjualan termasuk tiga atasan yang paling suka menekan bawahan me