Share

Bab 708

Tobi kaget saat mendengar itu, kemudian bertanya, "Si bodoh itu masih belum meninggalkan Kota Tawuna?"

"Hah? Apa yang kamu bicarakan?"

Widia tertegun sejenak.

"Bukan apa-apa. Jam berapa kalian makan?" tanya Tobi.

"Jam setengah sebelas, di Gedung Antasari."

"Cepat sekali. Baiklah, aku mengerti. Kamu pergi dulu. Setelah menyelesaikan masalah di sini, aku akan menyusul nanti," ucap Tobi kemudian menutup telepon.

Widia tertegun. Apa maksud omongan Tobi barusan? Mungkinkah dia akan datang membuat keributan lagi? Apa dia sudah gila? Hal itu akan membuat Tuan Darel makin marah.

Namun, andai Tobi tidak muncul, bagaimana Widia menghadapi Tuan Darel?

Apalagi kakek dan ibunya sudah memperingatkan, kalau Widia tidak menurut kali ini, mereka pasti akan berselisih, bahkan mungkin akan mencelakai seluruh Keluarga Lianto.

Ya sudahlah, tidak perlu dipikirkan terlalu banyak. Dia yakin setiap masalah pasti ada solusinya.

Siapa tahu Tobi punya jalan keluar? Bukankah dia selalu terlihat ceroboh, tetapi pad
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status