Untung saja, Tobi muncul di saat-saat kritis.Apalagi, tepat di saat Widia merasa sedih dan kecewa.Sebenarnya, saat Kakek Muhar menyelesaikan pembicaraannya barusan, dia juga memperhatikan ekspresi cucunya. Dia tahu ini termasuk pukulan besar bagi cucunya.Namun, dia juga tidak punya solusi yang lebih baik lagi.Dia yakin, kelak cucunya pasti akan memahami niat baiknya.Saat itu, cucunya pasti akan berterima kasih atas semua yang telah dilakukannya hari ini.Darel juga menantikannya dengan penuh harap. Wanita sempurna di hadapannya ini sudah akan menjadi miliknya malam ini. Dalam sekejap, semua tekanan yang dia alami sebelumnya sirna begitu saja.Namun, di saat itu, malah terdengar suara Tobi dari luar pintu.Apa? Ada yang tidak setuju?Pria bodoh dari mana yang berani merusak rencana baiknya?Hanya saja, kenapa suara ini terdengar tidak asing?Ekspresi Kakek Muhar langsung berubah, begitu pula dengan ayah dan ibunya Widia.Sialan! Bagaimana Tobi bisa datang ke sini?Di mana-mana sela
"Widia, apa, apa yang kamu katakan?""Kapan kamu tidur dengan pecundang ini?""Bukankah kamu selalu tidur di rumah dan nggak pernah bermalam di luar? Oh, aku paham sekarang. Kamu sengaja mengatakan semua ini demi dia, 'kan?""Bodoh sekali. Bagaimana kalau Tuan Darel salah paham?""Dibandingkan dengan Tuan Darel, yang memiliki latar belakang keluarga hebat, tampan, dan punya kemampuan luar biasa, Tobi hanyalah pecundang. Sebenarnya apa yang kamu suka dari dirinya?" omel ibunya Widia.Mendengar itu, Widia bersiap-siap untuk membalas. Dia ingin ibunya tahu bahwa dia telah tidur dengan Tobi saat pertama bertemu dengannya. Meskipun itu semua karena pengaruh obat bius, dia juga tidak tahu bagaimana rasanya.Di saat itu, Darel terhenyak kembali. Ternyata Tuan Tobi itu Raja Naga. Dia pun buru-buru berkata, "Kakek Muhar, Bibi, kalian salah paham. Aku nggak pernah berpikir untuk bersama Widia, eh salah, Nona Widia.""Tuan Darel, apa maksudmu?""Kedatangan saya hari ini lantaran Kakek Muhar terus
"Ini, ini ....""Bagaimana bisa begini?"Dalam sekejap, Kakek Muhar, Widia, dan yang lainnya langsung tersentak. Satu per satu dari mereka tidak bisa memercayai apa yang ditangkap oleh mata mereka.Ini semua benar-benar di luar bayangan mereka.Mata ayah dan ibunya Widia terbelalak, sedangkan mulut mereka ternganga. Mereka ingin mengucapkan sesuatu, tetapi tenggorokan mereka tercekat. Alhasil, tidak ada satu pun kata yang keluar dari mulut mereka.Meski Darel dipenuhi rasa enggan dan canggung, dia tidak berani protes sedikit pun. Selesai melakukan perintah Tobi, dia juga tidak pergi begitu saja. Dia hanya bisa menatap Tobi dengan pasrah."Tu ... Tuan Tobi, sekarang kamu percaya, 'kan?""Ya, aku percaya.""Kamu sudah boleh pergi!""Baik, aku segera pergi. Terima kasih Tuan Tobi."Usai mengucapkan kata-kata itu, Darel bergegas keluar dari ruang VIP itu. Tanpa menoleh sedikit pun, dia langsung bergerak cepat meninggalkan gedung itu.Nyalinya benar-benar menciut kali ini.Dia belum pernah
"Baiklah!""Masalahnya seperti ini ...."Dalam sekejap, Hugo langsung membalikkan kebenaran ceritanya. Dia mengatakan Tobi telah menindas mereka dan merebut perusahaan mereka secara paksa. Dia ingin Darel membantu Keluarga Maharta untuk mengambil kembali aset mereka.Mendengar itu, Darel langsung berkata, "Tak disangka, ada orang yang begitu sombong dan nggak masuk akal seperti itu. Dia bahkan merebut Grup Maharta dari kalian. Kalau aku bisa membantumu mengambilnya kembali, bukankah 200 miliar terlalu sedikit?""Jadi, Tuan Darel minta berapa?""Setidaknya dua triliun!" tawar Darel langsung. Setelah menghadapi masalah serius kali ini, jika dia bisa memperoleh dua triliun, bukankah itu termasuk hasil yang bagus? Dengan begitu, dia juga bisa memberi penjelasan kepada kakeknya saat pulang nanti.Kalau tidak, hanya karena dia menyinggung Raja Naga, kakeknya pasti akan memberi hukuman berat kepadanya.Apa!Dua triliun!Wajah Hugo terlihat muram. Menyuruh mereka mengeluarkan dua triliun untuk
Saat mendengar perkataan Darel, anak buah yang membantu memesan tiket itu menjadi kebingungan.Biasanya, ke mana pun Tuan Darel pergi, dia akan selalu mengambil penerbangan kelas satu.Kebiasaan seperti ini telah dipertahankannya selama bertahun-tahun.Pernah sekali, lantaran Tuan Darel buru-buru mau berangkat, anak buahnya tidak mendapatkan kursi kelas satu dan terpaksa memesan kursi kelas ekonomi. Alhasil, Tuan Darel langsung memukulnya habis-habisan hingga kaki si anak buah patah dan pincang.Sejak itu, tidak peduli metode apa pun yang digunakan, tidak peduli biayanya lebih mahal berkali-kali lipat, mereka tetap harus memesan kursi kelas satu.Mengapa Tuan Darel malah berubah hari ini?Lantaran Darel sudah berkata demikian, anak buahnya tentu melakukan sesuai perintahnya. Untungnya, masih ada penerbangan paling awal, tetapi Darel harus berangkat ke bandara sekarang juga.Tak disangka, Darel malah memuji anak buahnya dan segera naik taksi ke bandara. Ahli bela diri yang mereka bawa s
Melihat ekspresi mereka, Tobi merasa tak berdaya. Dia kemudian berkata dengan nada datar, "Mengapa kalian begitu yakin Keluarga Capaldi nggak tahu masalah ini?""Mengapa bukan sebaliknya? Kakek Basri sudah mengetahui masalah ini, tapi Keluarga Capaldi nggak akan datang balas dendam?""Sombong!"Ibunya Widia langsung memarahinya, "Tobi, meski Kakek Basri hebat, dia juga nggak mungkin tahu masalah yang baru saja terjadi. Sebaliknya kamu masih bisa membual di saat-saat kritis seperti ini?""Jangan pikir kamu bisa menyeret kami ke dalam perselisihan ini. Pokoknya, kami akan menjelaskan semuanya. Dari awal hingga akhir, kami tetap memihak Tuan Darel.""Kamu hanya perlu bersiap-siap mengakhiri nyawamu saja."Tobi menggelengkan kepalanya dan berkata dengan datar, "Terserah kalian percaya atau nggak, yang penting, Keluarga Capaldi nggak akan berani melakukan hal seperti itu.""Masih berlagak sombong."Kakek Muhar memarahinya, "Baik, kita tunggu saja. Aku mau lihat bagaimana mereka membereskanm
Widia mengikuti Tobi keluar. Setelah masuk ke dalam mobil, barulah dia tersadar kembali. Kemudian bertanya dengan cemas, "Tobi, katakan sejujurnya, kamu yang memukul Darel? Luka di wajahnya itu perbuatanmu?""Benar! Bocah itu memang pantas dipukul, jadi aku pun memberinya pelajaran," jawab Tobi sambil tersenyum."Ternyata benar. Kamu mengancam ingin menghabisi nyawanya?"Memikirkan kekuatan Keluarga Capaldi, Widia langsung bergidik. Dia pun buru-buru berkata dengan panik, "Lantas, apa yang harus kita lakukan sekarang? Bagaimana kalau sembunyi di luar negeri dulu? Tak peduli seberapa hebat Keluarga Capaldi, mereka juga nggak akan bisa mengejar sampai luar negeri, 'kan?""Tunggu sebentar! Mengapa harus kabur?"Tobi tersenyum kecut dan berkata, "Kamu juga nggak percaya kepada kekuatanku?""Tentu saja aku yakin kamu punya kekuatan. Kalau nggak, mana mungkin kamu bisa membantuku berkali-kali. Hanya saja, kali ini berbeda dari sebelumnya. Keluarga Capaldi berbeda dari keluarga lain. Mereka i
“Lantaran kamu sudah datang ke sini, aku juga akan memberimu peringatan. Jangan coba-coba memprovokasiku, atau nggak, kamu akan menyesal!""Cari mati!""Sepertinya kamu masih belum tahu seberapa menakutkannya Sekte Suganda. Sekarang, aku akan perlihatkan kekuatan mengerikan dari ahli bela diri Sekte Suganda."Pria itu tampak kesal. Dia langsung mengulurkan tangan kanannya, bersiap-siap untuk menyerang wajah Tobi. Serangannya begitu ganas dan cepat sekali.Andai serangannya berhasil, wajah lawan mungkin akan hancur atau setidaknya terluka parah.Tobi masih tenang. Dia tersenyum tipis, kemudian memiringkan kepalanya sedikit untuk menghindari serangan lawan. Setelah itu, dia mengangkat tangan kanannya dan meraih pergelangan tangan lawan.Lalu, dibengkokkan secara tiba-tiba.Sebuah kekuatan gelap mendadak muncul dan seketika menghancurkan tulang siku lawan.Diikuti dengan suara retakan.Argh!Pria itu langsung mengeluarkan erangan kesakitan. Namun, detik berikutnya, dia sudah tidak peduli