Widia mengikuti Tobi keluar. Setelah masuk ke dalam mobil, barulah dia tersadar kembali. Kemudian bertanya dengan cemas, "Tobi, katakan sejujurnya, kamu yang memukul Darel? Luka di wajahnya itu perbuatanmu?""Benar! Bocah itu memang pantas dipukul, jadi aku pun memberinya pelajaran," jawab Tobi sambil tersenyum."Ternyata benar. Kamu mengancam ingin menghabisi nyawanya?"Memikirkan kekuatan Keluarga Capaldi, Widia langsung bergidik. Dia pun buru-buru berkata dengan panik, "Lantas, apa yang harus kita lakukan sekarang? Bagaimana kalau sembunyi di luar negeri dulu? Tak peduli seberapa hebat Keluarga Capaldi, mereka juga nggak akan bisa mengejar sampai luar negeri, 'kan?""Tunggu sebentar! Mengapa harus kabur?"Tobi tersenyum kecut dan berkata, "Kamu juga nggak percaya kepada kekuatanku?""Tentu saja aku yakin kamu punya kekuatan. Kalau nggak, mana mungkin kamu bisa membantuku berkali-kali. Hanya saja, kali ini berbeda dari sebelumnya. Keluarga Capaldi berbeda dari keluarga lain. Mereka i
“Lantaran kamu sudah datang ke sini, aku juga akan memberimu peringatan. Jangan coba-coba memprovokasiku, atau nggak, kamu akan menyesal!""Cari mati!""Sepertinya kamu masih belum tahu seberapa menakutkannya Sekte Suganda. Sekarang, aku akan perlihatkan kekuatan mengerikan dari ahli bela diri Sekte Suganda."Pria itu tampak kesal. Dia langsung mengulurkan tangan kanannya, bersiap-siap untuk menyerang wajah Tobi. Serangannya begitu ganas dan cepat sekali.Andai serangannya berhasil, wajah lawan mungkin akan hancur atau setidaknya terluka parah.Tobi masih tenang. Dia tersenyum tipis, kemudian memiringkan kepalanya sedikit untuk menghindari serangan lawan. Setelah itu, dia mengangkat tangan kanannya dan meraih pergelangan tangan lawan.Lalu, dibengkokkan secara tiba-tiba.Sebuah kekuatan gelap mendadak muncul dan seketika menghancurkan tulang siku lawan.Diikuti dengan suara retakan.Argh!Pria itu langsung mengeluarkan erangan kesakitan. Namun, detik berikutnya, dia sudah tidak peduli
Peringatan itu terdengar begitu mendominasi.Ditambah dengan tekanan Tobi yang luar biasa, pria dari Sekte Suganda itu tampak terkejut.Namun, kalau dipikir-pikir, kekuatan lawan memang menakutkan, bahkan jauh di luar imajinasinya. Hanya saja, tak peduli seberapa kuat lawan, Sekte Suganda tidak mungkin kalah.Apalagi, salah satu tetua Sekte Suganda mereka, yang merupakan ahli bela diri tingkat puncak Guru Besar.Walau membutuhkan banyak kekuatan eksternal agar berhasil menerobos, tetapi dia telah berhasil mencapai tingkat puncak Guru Besar.Di dunia ini, mungkin tidak lebih dari sepuluh orang yang bisa menyaingi beliau.Sekalipun lawan hebat, saat menghadapi tetua mereka, sudah pasti dia akan mati.Kalau tebakannya benar, kekuatan pemuda ini paling hanya berada pada tingkat awal Guru Besar. Kalau tidak, bukankah itu tidak masuk akal?Teringat akan kekuatan Sekte Suganda dan rasa sakit yang dideritanya, pria itu langsung berkata, "Bukankah kamu sudah kelewat sombong?""Sekte Suganda kam
Namun, sebagai salah satu dari delapan belas jenderal Sekte Naga, Basri seharusnya tahu identitas Raja Naga harus dirahasiakan dan tidak boleh sembarangan diungkapkan kepada orang lain. Dia tidak mungkin memberi tahu hal ini kepada Kakek Muhar.Mungkin karena menganggap hubungan mereka dekat dengan Keluarga Lianto, jadi dia menceritakan hal itu kepadanya.Melihat Tobi masih tidak berbicara, Kakek Muhar terlihat cemas dan buru-buru berkata, "Tobi, kamu masih di situ?""Ya!"Tobi agak kesal dan bertanya dengan nada datar, "Aku lagi berpikir, apa Kakek Muhar barusan sedang mengajariku?""Bu ... bukan. Tentu saja bukan!"Kakek Muhar segera menyangkal dan buru-buru berkata, "Aku terlalu bersemangat, jadinya salah bicara. Tobi, kamu sekarang sibuk? Ayo makan di rumah?"Nada suaranya terdengar memelas.Teringat akan kelakuannya yang berlebihan, apalagi sering mengucapkan kata-kata kasar kepada Tobi sebelumnya, dia sekarang sangat menyesal.Namun, setidaknya dia masih jauh lebih baik dibanding
Di saat bersamaan, ahli bela diri yang sebelumnya menyerang Tobi telah kembali ke Sekte Suganda. Tak disangka, bahkan Evan pun tidak mampu mengobati cedera di tangan dan kakinya itu.Padahal, Evan bukan hanya pandai membuat racun, tetapi dia juga memiliki keterampilan medis yang sangat baik.Untungnya, kakinya masih punya harapan untuk pulih. Hanya saja, dia mungkin akan membutuhkan waktu yang lebih lama."Apa yang terjadi?" tanya Evan dengan marah.Pria itu segera menceritakan apa yang telah menimpa dirinya hingga bisa membuatnya cedera begitu parah, bahkan sengaja membumbui kata-kata Tobi dengan hal-hal yang tidak masuk akal."Benarkah?""Beraninya dia meremehkan Sekte Suganda yang telah berusia ribuan tahun. Dia juga bilang akan menghancurkan seluruh Sekte Suganda dalam hitungan menit?" kata Evan dengan geram."Benar, dia bilang begitu! Dia juga meminta Anda untuk segera melepaskan Nyonya Muda. Kalau nggak, dia akan membuat Anda mati mengenaskan.""Dia berani bilang begitu!""Sialan
Hal ini sudah menunjukkan seberapa dalam perasaan Jessi kepada Tobi.'Baiklah, makin kamu bersikap seperti ini, aku makin ingin menghancurkannya. Setelah berhasil berkultivasi, aku akan memberitahumu kebenaran dari semua ini dan membiarkanmu tersiksa sampai mati'Jadi, Evan berusaha menekan kebencian di dalam hatinya. Bagaimanapun, kultivasinya kini masih membutuhkan energi dalam tubuh Jessi. Dia pun berkata, "Baiklah, pegang kata-katamu itu. Kamu yakin akan menuruti perintahku dan membantuku berkultivasi?""Ya, aku janji akan menuruti semua perintahmu," jawab Jessi dengan putus asa. Asalkan bisa menyelamatkan Kak Tobi, dia merasa pengorbanannya sepadan."Baiklah. Kalau begitu, aku akan melepaskan nyawanya kali ini."Evan berpura-pura menyetujui permintaan Jessi, tetapi tak berselang lama, dia telah menelepon ayahnya dan menceritakan kejadian itu.Kemungkinan besar, lawan adalah ahli bela diri yang baru memasuki alam Guru Besar. Berdasarkan Kekuatan Transformasi tingkat puncak yang dim
Tak lama kemudian, dia pun sudah sampai di depan pintu vila Keluarga Lianto.Setelah memarkir mobil, bahkan sebelum Tobi sempat keluar dari mobil, ibunya Widia telah menyambutnya dengan hangat. Ternyata ibunya Widia telah menunggunya sedari tadi.Dia sangat bersemangat saat mengetahui Tobi adalah Raja Naga. Meski dia tidak paham apa yang dilakukan Sekte Naga, setidaknya dia tahu Sekte Naga memiliki status yang hampir sama dengan keluarga kaya di Jatra.Walau masih tidak sebanding dengan empat keluarga teratas, tetapi dia merasa masih jauh lebih baik ketimbang Keluarga Capaldi."Tobi ...."Sebelum ibunya Widia menyelesaikan kata-katanya, Tobi mengangkat tangannya dan memberi isyarat agar dia berhenti berbicara. Dia pun mengangkat ponselnya yang berdering, "Jessi?""Jangan panggil aku begitu!"Suara Jessi terdengar dari seberang sana, apalagi nadanya begitu dingin. "Tobi, dulu aku sopan kepadamu karena kamu pernah menyelamatkan nyawaku. Tapi sejak aku menikah dengan Tuan Evan, kita sudah
"Tentu saja nggak!""Aku hanya menjelaskan saja." Ibunya Widia tiba-tiba menemukan sebuah ide dan memikirkan alasan yang bagus. Dia pun menambahkan, "Sebenarnya, aku bisa melakukan semua hal itu sebelumnya juga demi kebaikanmu.""Demi kebaikanku?" tanya Tobi yang tak kuasa menahan senyumnya."Benar. Aku menggunakan kata-kata kasar dan tindakan buruk untuk membangkitkan motivasimu. Agar kamu bisa makin kuat dan bisa memberikan masa depan yang lebih baik kepada Widia.""Tapi tak disangka, kamu adalah Raja Naga dari Sekte Naga. Sudah pasti kamu nggak membutuhkan hal-hal seperti itu, jadi sikapku sekarang tentu saja berbeda dari sebelumnya.""Oh, begitu rupanya. Terima kasih banyak, Bibi.""Sama-sama, tapi jangan panggil aku Bibi lagi. Kita semua satu keluarga. Panggil Ibu saja.""Aku rasa nggak perlu seperti itu!"Begitu menjatuhkan kata-kata itu, Tobi juga tidak peduli dengan ekspresi canggung di wajah ibunya Widia. Setelah keluar dari mobil, dia pun berjalan masuk.Ibunya Widia terhenya
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K