Share

Bab 729

Penulis: Anak Ketiga
Tak lama kemudian, dia pun sudah sampai di depan pintu vila Keluarga Lianto.

Setelah memarkir mobil, bahkan sebelum Tobi sempat keluar dari mobil, ibunya Widia telah menyambutnya dengan hangat. Ternyata ibunya Widia telah menunggunya sedari tadi.

Dia sangat bersemangat saat mengetahui Tobi adalah Raja Naga. Meski dia tidak paham apa yang dilakukan Sekte Naga, setidaknya dia tahu Sekte Naga memiliki status yang hampir sama dengan keluarga kaya di Jatra.

Walau masih tidak sebanding dengan empat keluarga teratas, tetapi dia merasa masih jauh lebih baik ketimbang Keluarga Capaldi.

"Tobi ...."

Sebelum ibunya Widia menyelesaikan kata-katanya, Tobi mengangkat tangannya dan memberi isyarat agar dia berhenti berbicara. Dia pun mengangkat ponselnya yang berdering, "Jessi?"

"Jangan panggil aku begitu!"

Suara Jessi terdengar dari seberang sana, apalagi nadanya begitu dingin. "Tobi, dulu aku sopan kepadamu karena kamu pernah menyelamatkan nyawaku. Tapi sejak aku menikah dengan Tuan Evan, kita sudah
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 730

    "Tentu saja nggak!""Aku hanya menjelaskan saja." Ibunya Widia tiba-tiba menemukan sebuah ide dan memikirkan alasan yang bagus. Dia pun menambahkan, "Sebenarnya, aku bisa melakukan semua hal itu sebelumnya juga demi kebaikanmu.""Demi kebaikanku?" tanya Tobi yang tak kuasa menahan senyumnya."Benar. Aku menggunakan kata-kata kasar dan tindakan buruk untuk membangkitkan motivasimu. Agar kamu bisa makin kuat dan bisa memberikan masa depan yang lebih baik kepada Widia.""Tapi tak disangka, kamu adalah Raja Naga dari Sekte Naga. Sudah pasti kamu nggak membutuhkan hal-hal seperti itu, jadi sikapku sekarang tentu saja berbeda dari sebelumnya.""Oh, begitu rupanya. Terima kasih banyak, Bibi.""Sama-sama, tapi jangan panggil aku Bibi lagi. Kita semua satu keluarga. Panggil Ibu saja.""Aku rasa nggak perlu seperti itu!"Begitu menjatuhkan kata-kata itu, Tobi juga tidak peduli dengan ekspresi canggung di wajah ibunya Widia. Setelah keluar dari mobil, dia pun berjalan masuk.Ibunya Widia terhenya

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 731

    Kakek Muhar sengaja menegur keluarganya sendiri. Setelah itu, barulah dia menunjukkan sikap seperti itu.Tobi tentu akan memberi muka kepada Kakek Muhar, apalagi sebelumnya beliau juga pernah memperlakukannya dengan baik. Dia berkata, "Kakek Muhar, kamu terlalu sungkan. Lagian masalah sudah berlalu, aku juga nggak memasukkannya dalam hati.""Baguslah. Asal kamu bisa berpikir begitu, aku sudah tenang.""Tak disangka, kamu punya wawasan yang begitu luas di usia semuda ini. Pantas saja kamu bisa mencapai kesuksesan seperti itu!""Ayo, kami khusus menyiapkan hidangan enak dan anggur berkualitas khusus untukmu. Anggaplah ini sebagai permintaan maaf resmi dari Keluarga Lianto."Kakek Muhar bergegas mempersilakan Tobi duduk.Widia dan Candra juga ada di sana. Keduanya langsung menyapa Tobi. Apalagi, Candra menyambutnya dengan begitu antusias.Akhirnya keluarganya mengetahui seberapa hebat kakak iparnya dan menerimanya sepenuhnya. Terlebih lagi, status dan kekuatan kakak ipar memang sangat men

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 732

    Kata-kata itu seketika membuat pipi Widia merona.Melihat adegan yang begitu harmonis, Widia merasa sangat bahagia. Apalagi, saat kakeknya meletakkan tangannya di tangan Tobi, entah kenapa, dia mendadak merasa kikuk.Sekarang, dia malah digoda oleh ibunya lagi.Semuanya terlihat sangat senang, tetapi Candra berkata dengan nada canggung, "Kakek, Ayah, Ibu, kalian sekarang menganggap Kak Tobi hebat dan sangat kuat. Kalian terus-menerus menyanjungnya.""Tapi, kalau ke depannya ada tuan muda yang lebih hebat muncul, kalian nggak boleh mengusir Kak Tobi lagi.""Dasar bajingan! Omong kosong apa yang kamu bicarakan?"Kakek Muhar tampak marah dan ingin menampar Candra, terutama saat melihat tatapan Tobi. Beliau buru-buru berkata, "Lantaran aku sudah mengakui Tobi sebagai cucu menantuku, aku nggak akan berubah pikiran lagi.""Jangankan orang biasa, sekalipun tuan muda dari Keluarga Yudistira di Jatra datang, kami juga nggak akan merusak kebahagiaan Widia dan Tobi.""Benar, bocah nakal sepertimu

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 733

    "Benar. Tobi, jangan merendah lagi. Kudengar, nggak ada seorang pun di Kota Tawuna yang nggak takut kepadamu. Bahkan keluarga terkaya, Keluarga Yusnuwa, Keluarga Sunaldi dari empat keluarga besar, semuanya takut kepadamu," ucap ibunya Widia dengan antusias.Dia sangat bersemangat ketika memikirkan hal ini.Kali ini, dia telah menjadi orang yang berkuasa dan bisa berlagak di Kota Tawuna sesuka hatinya.Saat dia keluar nanti, siapa lagi yang berani memandang rendah dirinya? Dia mau semuanya hormat kepadanya dan menyanjungnya.Memikirkan hal ini, ibunya Widia tak kuasa menahan senyumnya."Oh ya, Tobi, kamu hebat sekali, tapi aku penasaran. Sebagai Raja Naga dari Sekte Naga, apa status dan kekuatanmu bisa dibandingkan dengan tuan muda dari empat keluarga hebat di Jatra?" tanya Herman ingin tahu.Menurut penilaian mereka, Tobi memang kuat, tetapi dibandingkan dengan empat keluarga hebat di Jatra, dia mungkin masih kalah jauh.Bagaimanapun juga, empat keluarga besar itu termasuk keberadaan p

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 734

    "Hah ....""Kamar yang mana?" Widia juga tidak tahu ruangan mana yang disiapkan oleh keluarganya."Kamar yang mana lagi? Tentu saja, di kamarmu.""Kalian sudah menikah begitu lama, kalau nggak tidur di kamar yang sama, apa kalian mau tidur terpisah? Bukankah itu aneh sekali?" ucap ibunya Widia.Padahal sebelumnya mereka juga tidak tidur sekamar, tetapi juga tidak ada yang menganggap mereka aneh.Entah karena pengaruh mabuk atau tidak, tak disangka, Kakek Muhar juga mendukung mereka berdua tidur bersama. "Widia, bukankah selama ini kamu ingin bersama Tobi? Sekarang, kami semua sudah merestuimu, apa kamu nggak mau bersamanya lagi?""Bukan begitu!""Aku hanya takut, setelah aku membawanya masuk, kelak kalian akan memarahiku," kata Widia tak berdaya."Mengapa kami memarahimu? Kami malah berharap bisa menggendong cucu secepat mungkin," goda ibunya Widia.Kakek Muhar mungkin mabuk, tetapi dia juga sangat menantikan hal ini. Dia sudah tidak sabar ingin menggendong cicitnya.Widia hanya bisa m

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 735

    Tubuh Widia makin lemas, bahkan bajunya sudah berantakan. Dia benar-benar tenggelam di dalam permainan itu, menikmati sensasi unik yang belum dia rasakan sebelumnya.Meski Tobi tidak mabuk, alkohol jelas telah meningkatkan nafsunya. Dia makin bersemangat, tidak terkendali, dan melakukan semua yang dia inginkan.Namun, di saat itu, pintu kamar tiba-tiba terbuka. Terdengar suara ibunya Widia yang memanggilnya, "Widia!"Setelah selesai memanggilnya, ibunya Widia langsung tercengang. Bukankah Tobi sudah mabuk? Mereka sudah melakukannya begitu cepat? Dia buru-buru berbisik pelan, "Kalian lanjut."Kemudian, dia segera menutup pintu. Setelah itu, dia diam-diam mengumpat, 'Apa yang telah kulakukan?'Benar-benar gila.Bagaimana kalau perbuatannya barusan akan merusak suasana hati mereka? Bukankah dia akan menyesal nantinya?Ternyata begitu melihat keduanya masuk ke kamar, ibunya Widia berencana untuk membantu putrinya. Jika tidak, putrinya itu pasti malu, apalagi Tobi sudah mabuk.Kemungkinan b

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 736

    Widia merasa ada kalanya Tobi terlalu berlebihan. Kenapa dia mesti berpura-pura menjadi Raja Naga dari Sekte Naga? Apa dia tidak tahu Raja Naga itu keberadaan yang menakutkan dan hebat?"Pura-pura apanya?" tanya Tobi tidak mengerti.Widia memelototi Tobi dan berkata, "Masih pura-pura lagi. Kamu mengira kamu itu Raja Naga sungguhan? Kalau aku nggak mengelabui Kakek dan yang lainnya, mana mungkin mereka bisa menganggapmu sebagai Raja Naga?"Namun, Tobi memang pintar berpura-puraAwalnya, dia sempat khawatir akan terbongkar. Dia hendak mengingatkan Tobi untuk berpura-pura menjadi Raja Naga dari Sekte Naga.Tak disangka, Tobi justru bisa menutupi segalanya dengan rapi, seolah-olah dialah Raja Naga Sekte Naga yang sebenarnya.Jika Widia tidak mengetahui kebenaran itu, mungkin dia juga akan tertipu.Namun, ada bagusnya juga, apalagi sikap orang tua dan kakeknya langsung berubah drastis. Hanya saja, dia masih khawatir suatu hari nanti kebenaran ini pasti akan terungkap. Saat itu, mungkin situ

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 737

    Tidak salah lagi. Saat itu, Tobi bilang dirinya adalah Raja NagaSaat memikirkan hal ini, jantung Widia berdebar.Meski Tobi bukan Raja Naga, dia masih bisa mengelabui Kakek dan orang tuanya. Dia bisa bilang Tobi menggunakan identitasnya sebagai Raja Naga dan membantu mereka dalam menyelesaikan masalah-masalah sebelumnya, 'kan?Termasuk kali ini juga, mengintimidasi Keluarga Capaldi.Lagi pula, sejak awal, Tobi sudah membual dan mengatakan dia bisa dengan mudah menangani Keluarga Capaldi. Bisa dikatakan, ini sepenuhnya sesuai dengan karakternya.Setelah memikirkan semua ini, Widia memberi tahu Kakek Muhar dan orang tuanya bahwa Tobi sebenarnya adalah Raja Naga dari Sekte Naga yang baru menjabat itu.Begitu mendengar penjelasan itu, Kakek Muhar dan yang lainnya tercengang, seakan-akan tidak percaya sama sekali. Namun, setelah Widia perlahan menjelaskan kebenarannya. Tak disangka, semuanya begitu cocok.Lagi pula, dari awal, Tobi-lah yang mengatasi semua masalah itu.Setelah mencerna sej

Bab terbaru

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1670

    Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1669

    Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1668

    Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1667

    Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1666

    Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1665

    Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1664

    "Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1663

    Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1662

    "Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status