Share

Bab 402

Penulis: Anak Ketiga
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Sekarang, di sana sudah tidak ada orang lagi, jadi dia pun segera menanyakan hal itu dengan suara pelan.

"Nggak apa-apa!"

Tobi segera melangkah maju dan membuka pintu. Kondisi pria itu terlihat sangat baik, bahkan tersenyum kepadanya.

Widia yang melihat itu pun merasa lega, tetapi dia tetap bertanya, "Kamu terlihat senang sekali, pasti semua pengobatannya berhasil, 'kan?"

"Hmm, kita akan mengetahuinya dalam dua hari."

"Masih butuh dua hari lagi? Sebenarnya bisa atau nggak, sih?" Widia tampak tak berdaya. Kali ini, mereka bahkan menyeret Pak Hendro sebagai penjamin, jadi mereka tidak boleh bermain-main.

"Tenang saja, nggak akan ada masalah. Aku hanya menggodamu," kata Tobi sambil tertawa.

"Kamu! Jahat sekali!" omel Widia dengan kesal. Namun, dia kembali menambahkan, "Untung saja ada Pak Hendro yang datang menjamin kali ini, bagaimana kamu bisa mengundangnya kemari?"

"Dia bersikeras ingin melakukan kontribusi untuk kita, jadi aku pun mencari hal untuk dia lakukan," ucap Tobi dengan jujur
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 403

    "Apa maksudmu? Apa kamu punya informasi orang dalam?" tanya Widia penasaran. Akhir-akhir ini, dia kerap mendengar banyak informasi orang dalam dari Tobi. Entah dari mana pria itu mendapatkannya, tetapi informasi itu sangat akurat."Tentu saja!""Sebenarnya, kali ini aku bisa mengetahui dalang di balik semua ini adalah Almer dan Haris, ditambah lagi berhasil menemukan bukti serta saksi dengan begitu cepat, ini semua berkat bantuan seseorang.""Siapa?""Winson!""Winson itu siapa?"Widia tertegun sejenak, "Tunggu sebentar. Yang kamu bilang itu Tuan Winson yang kerjaannya hanya bermalas-malasan, berjudi, bermain wanita, berfoya-foya itu?""Hah? Reputasi Winson begitu buruk?""Kamu pikir?"Widia memutar bola matanya ke arah Tobi, lalu kembali bertanya dengan penasaran, "Kamu kenal Winson? Benarkah dia sudi membantumu?""Ya!""Saat menyelidiki Haris, dia menemukan hal itu, jadi dia memberitahuku.""Begitu rupanya. Aku tahu mengapa dia ingin membantumu. Dia ingin mempersulit Haris, tapi dia

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 404

    "Mereka semua ada di ruang konferensi," jawab Helen buru-buru.Helen bahkan lebih menghormati Tobi daripada Widia, lantaran dia terlalu akrab dengan wanita itu. Apalagi, dia sangat terkesan dengan rangkaian tindakan yang dilakukan oleh Tobi hari ini."Oke!"Tobi mengeluarkan ponselnya untuk menelepon, lalu berkata dengan tenang, "Bawa orangnya ke sini, ingat apa yang aku katakan sebelumnya."Dia sudah mengantisipasi situasi ini dan membuat beberapa persiapan kecil.Melihat Tobi menutup telepon, Widia bertanya dengan bingung, "Siapa yang kamu telepon? Kamu mau bawa siapa ke sini?""Teman. Dia sedang membawa orang-orang yang tadinya menghasut-hasut korban di luar.""Apa!""Kenapa kamu menyentuh mereka?"Widia terlihat cemas dan berkata, "Masalahnya sudah selesai, jadi kita nggak usah peduli sama mereka.""Nggak bisa, mereka telah menyinggungmu, jadi mereka harus membayar harganya.""Nggak usah, lagian aku baik-baik saja sekarang. Semua telah berlalu. Kalau kamu menangkap mereka seperti i

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 405

    Mendengar itu, Tobi sama sekali tidak marah, bahkan tertawa, "Haha. Jangan emosi. Kata-katamu juga nggak perlu seperti itu. Bukankah hanya perkara uang? Mudah dibicarakan.""Begitu baru benar!""Kalau dari awal sikap kalian seperti ini, kita nggak perlu berdebat begitu lama. Jika perdebatan ini terus berlanjut dan diunggah di internet, sepertinya citra positif yang barusan kalian bangun itu bakal sia-sia."Wajah pria itu tampak gembira dan terus mengancam.Teman reporter pria itu memang bisa diandalkan. Dia bisa memanfaatkan lawan dengan satu gerakan.Tobi masih menanggapi pria itu dengan senyum, "Ya, yang dikatakan Saudara ini masuk akal, aku setuju dengannya."Tiba-tiba ponsel Tobi berdering. Ternyata mereka telah tiba di depan ruang konferensi.Tobi segera memerintahkan anak buahnya untuk membawa mereka masuk, sekaligus menutup pintu agar mencegah orang lain masuk.Setelah menutup telepon, Tobi berkata sambil tersenyum, "Kalian tunggu sebentar, aku akan menangani masalah kecil dulu.

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 406

    Sembari bertanya, tangannya memainkan belati berdarah itu.Pria itu dan yang lainnya benar-benar ketakutan hingga seluruh tubuh gemetar. Mereka membuka mulut hendak berbicara, tetapi tenggorokannya seakan tercekat dan tidak mampu mengeluarkan sepatah kata pun.Melihat mereka terdiam, Tobi mengerutkan kening.Saat ini, suhu ruangan itu mendadak turun beberapa derajat. Mereka bisa merasakan aura dingin menakutkan yang keluar dari tubuh Tobi.Mereka tidak tahan lagi, kedua kaki terkulai lemas dan langsung berlutut.Namun, Tobi tersenyum lagi dan buru-buru berkata, "Duh, apa yang kalian lakukan? Bukannya kita sedang membahas masalah kompensasi, mengapa kalian malah berlutut di hadapanku?"Suara orang-orang itu tampak tergagap-gagap, "Ka, kami harus berlutut! Ka, kami akan menuruti perkataanmu.""Jangan. Kalian adalah korban, jadi sudah seharusnya kami memberikan kompensasi, hanya saja kami nggak tahu berapa banyak kompensasi yang kalian minta?" tanya Tobi dengan serius."Nggak, nggak perlu

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 407

    Helen juga kaget. Sebenarnya apa yang telah terjadi?Padahal dirinya barusan juga mencoba menakut-nakuti orang-orang ini dengan berbagai cara, tetapi orang-orang ini sangat keras kepala dan tidak mau menyerah. Entah taktik seperti apa yang digunakan Pak Tobi?Demi masalah itu, Helen bahkan sengaja menyelidikinya. Dia ingin memastikan apa orang-orang itu ikhlas menerimanya atau dipaksa oleh Tobi?Siapa yang berani mengatakan kalau itu semua karena dipaksa? Mereka hanya menjawab bahwa mereka tidak diancam ataupun dipaksa, hanya saja tiba-tiba tersadar kalau tindakan mereka tidak benar.Yang mereka lakukan ini termasuk pemerasan. Hal itu bisa membuat mereka masuk penjara.Helen tersenyum pahit, sepertinya Pak Tobi menemukan solusinya.Widia langsung masuk ke ruang konferensi. Begitu melihat noda darah yang tengah dibersihkan oleh anak buahnya Tobi, wajahnya berubah drastis, lalu buru-buru bertanya, "Tobi, apa yang kamu lakukan?"Dia tampak ketakutan. Dia memang suka Tobi membantunya dan d

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 408

    Baik itu masalah produk kosmetik ataupun staf layanan pelanggan yang bertanggung jawab atas umpan balik, itu semua termasuk masalah internal.Jika Widia mengeluarkan Mona dari manajemen saat ini, dia pasti tidak keberatan sama sekali, apalagi Widia akan membiarkan Mona kembali fokus pada keahliannya. Dia juga pasti akan menerimanya dengan senang hati.Widia ingin Helen menggantikan posisi Mona. Jika produk perawatan kulit yang disebut Tobi benar-benar berkhasiat, bisnis kosmetik perusahaan pasti akan berkembang pesat.Jika demikian, bisnis kosmetik akan melibatkan semua aspek manajemen dan membutuhkan orang yang bisa dipercaya dan berkemampuan untuk mengambil alih.Setelah Helen dimutasi, posisi direktur departemen penjualan akan menjadi kosong. Dengan begitu, dia bisa langsung mempromosikan Tobi untuk menjadi direktur departemen penjualan.Jika sebelumnya, hal ini mungkin akan sangat sulit terwujud.Lantaran tidak ada lagi Almer si biang kerok yang suka mengacau, ditambah dengan kiner

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 409

    "Oke, bagus sekali!" Setelah menerima balasan positif, suasana hati Tobi langsung membaik."Tapi kamu belum memberitahuku, bagaimana baru disebut perusahaan mencapai kemajuan besar?""Huh! Kalau dihitung berdasarkan nilai pasar perusahaan, setidaknya harus berlipat ganda.""Apalagi, itu harus dalam waktu satu tahun!" ucap Widia sambil mendengus dingin.Kamu masih berani punya pikiran kotor seperti itu, bahkan berbicara omong kosong? Kalau begitu, aku akan memberimu tugas yang nggak mungkin bisa kamu selesaikan,' oceh Widia dalam hati.Menurut Widia, walaupun Tobi bisa menghadirkan produk perawatan kulit baru, tetapi selama produk itu tidak terlalu populer, nilai pasar perusahaan tidak mungkin berlipat ganda.Jangankan satu tahun, bahkan dalam beberapa tahun pun tidak mungkin.Lagi pula, nilai pasar perusahaan saat ini adalah empat triliun. Untuk mencapai delapan triliun, perusahaan membutuhkan waktu bertahun-tahun, kecuali mereka IPO.Awalnya Widia mengira Tobi akan merasa kesulitan da

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 410

    "Bajingan! Apa yang kamu bicarakan!""Aku sama sekali nggak mengerang."Kata-kata ini sungguh membuat Widia malu."Kamu nggak sadar saat itu, jadi bagaimana kamu bisa tahu?"Saking malunya, Widia langsung memarahinya, "Sembarangan!""Oke, aku nggak akan mengungkitnya lagi!""Tapi aku sudah bekerja keras kali ini dan banyak membantumu, nggak bisakah kamu memberiku hadiah?" tanya Tobi penuh harap."Apa lagi yang kamu inginkan? Bukankah aku sudah memberimu promosi?" ucap Widia kesal."Itu nggak termasuk. Kamu tahu 'kan aku sama sekali nggak peduli dengan promosi, yang paling aku inginkan adalah kamu."Kata-kata ini seketika membuat hati Widia bergetar. Dia pun bertanya, "Lantas, apa yang kamu inginkan? Aku ingatkan, jangan keterlaluan.""Nggak, kok. Hanya sebuah pelukan, boleh?""Pelukan?"Widia menatap Tobi dengan tajam. Dia tahu pria itu ingin memanfaatkannya."Jangan marah, dong. Aku hanya ingin pelukan cinta darimu agar aku lebih bersemangat.""Kamu mungkin nggak tahu kalau aku telah

Bab terbaru

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1422

    Kemunculan Laurin langsung menarik perhatian banyak orang, terutama sekelompok anak muda, dua pria dan satu wanita. Pandangan kedua pria itu seakan tidak lepas dari Laurin sedetik pun.Tak lama kemudian, Yaldora dan Lastri juga muncul. Meski paras Lastri masih kalah dari Yaldora, dia juga termasuk wanita cantik. Saat keduanya muncul, juga mencuri perhatian banyak orang.Terutama dua pemuda yang mengenakan pakaian bermerek dan terlihat sombong itu.Saat melihat Tobi, Yaldora sepertinya tidak terkejut sama sekali. Rupanya, dia juga menyadari keberadaan Tobi barusan. Wanita itu pun mengangguk kepada Tobi.Tobi tertegun sejenak. Kemudian, balas mengangguk kepadanya.Namun, pemandangan itu membuat kedua pria tersebut cemburu, terutama pria bernama Isander. Pemuda yang satunya lagi bernama Kinan. Sedangkan, wanita di samping itu adalah adik perempuannya Kinan. Namanya Miya.Sebenarnya, Kinan selalu mengikuti Isander. Sedangkan adiknya, Miya, menyukai Isander. Kinan juga ingin adiknya bersama

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1421

    Laurin tidak berani terlalu lancang karena takut perkataannya akan mencelakai dirinya sendiri. Dia tidak lagi berbicara sampai Tobi mengantarnya pulang dengan selamat.Dia tidak masuk ke dalam rumah. Meski dia bilang meninggalkan sebuah kamar untuk dirinya, dia tidak pernah tinggal di rumah itu sama sekali.Lantaran dia tahu Tuan Muda tidak ingin orang lain mengusik dunia milik berduanya dengan Kakak Ipar.Laurin memanggil Tobi dengan sebutan Tuan Muda, tetapi tidak memanggil Widia dengan sebutan Nyonya. Meski sebutan itu tidak terlalu tepat dan aneh, dia tidak peduli. Lantaran dia hanya punya satu Nyonya, yaitu Naura.Tobi kembali ke rumah. Dia sempat melakukan komunikasi yang lebih mendalam dengan Widia. Keesokan paginya, dia telah muncul di bandara.Widia juga datang. Meski pekerjaannya sangat sibuk, dia merasa perjalanan Tobi ke Jatra kali ini tidak biasa, jadi dia pun sengaja datang untuk mengantarnya.Begitu tiba di bandara dan menyadari semua ini, Laurin segera bersembunyi. Sete

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1420

    Tobi berkata dengan jujur, "Apa kamu ingin membuat hati nuraniku merasa nggak tenang?""Bu ... bukan begitu!""Kalau begitu, sudah benar. Kalau kita memang berjodoh, pasti akan ada kesempatan." Selesai berbicara, Tobi memandang Shinta yang telah melepaskan rangkulan tangannya dan berdiri.Mendengar itu, Shinta tidak berani terus memaksakan keinginannya dan hanya berkata tak berdaya, "Baiklah. Aku dengar perkataan Kak Tobi saja."Setelah itu, Tobi buru-buru keluar dari kamar Shinta. Baru saja meninggalkan lobi hotel, siapa sangka ada mobil sport Ferrari yang berhenti di luar sana. Yang duduk di dalam mobil adalah seorang wanita cantik.Banyak pria yang terus memusatkan perhatian pada wanita itu. Karena gadis ini begitu cantik dan menawan. Mereka tidak bisa mengalihkan pandangan darinya. Andai mereka memiliki wanita seperti itu, mereka akan rela menanggung konsekuensi apa pun.Saat gadis itu melihat Tobi keluar, dia langsung berteriak, "Tuan Muda!"Tobi terkejut. Bukankah itu Laurin? Dia

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1419

    Mendengar itu, Shinta diam-diam merasa sedih. Kak Tobi benar-benar orang yang baik. Dia pun berkata, "Terima kasih, Kak Tobi. Selain minta maaf, aku juga ingin berterima kasih untuk bantuanmu hari ini.""Kalau bukan berkat kamu, meski keluarga kami nggak akan berakhir, hidupku pasti sudah hancur."Membayangkan situasi barusan, jika bukan karena Kak Tobi, dia pasti harus mengikuti Steven dan menjadi wanitanya. Mengikuti orang seperti Steven, sudah pasti hidupnya akan hancur."Hmm, kita berteman. Sudah seharusnya kita saling membantu. Lagian, bukankah kamu juga membantuku sekarang?""Aku membantumu?" Shinta tidak paham."Kamu membantuku menangani Grup Bustan.""Itu namanya bukan membantumu. Kak Tobi-lah yang memberiku kesempatan. Membahas masalah ini, aku juga ingin mengucapkan terima kasih lagi kepada Kak Tobi," ucap Shinta dengan antusias."Oke, aku sudah menerima ucapan terima kasihmu. Kelak, jangan bahas masalah ini lagi," ucap Tobi tidak berdaya. Dia ingin segera mengakhiri obrolan

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1418

    Padahal, Tobi telah menyusun rencana barusan, tetapi dia malah sulit untuk melakukannya. Sebenarnya, kelakuan ayahnya Shinta barusan sangat tidak sopan dan juga membuat orang merasa jijik.Namun, juga masih belum kelewat batas. Dia murni hanya ingin mencari aman dan menghindari masalah besar.Yang paling penting, Tobi bisa menyadari bahwa Shinta sangat menghormati ayahnya. Pasti karena ayahnya memperlakukannya dengan baik. Jika Tobi mengatakan ingin putus di saat ini juga, takutnya Shinta akan merasa tidak nyaman.Lupakan saja. Biarlah Shinta sendiri yang menjelaskan kepada ayahnya tentang mereka putus nantinya.Jika demikian, segalanya akan jauh lebih leluasa.Lagi pula, Tobi tidak punya waktu untuk datang ke sini dan berpura-pura menjadi pacar lagi.Lantaran masalah Steven telah terselesaikan, mereka sekeluarga pun makan dengan gembira. Apalagi, hidangan yang dipesan Tobi semuanya lezat-lezat. Tidak heran, harganya juga tidak biasa. Karena semuanya dibuat menggunakan bahan premium da

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1417

    Hah!Kata-kata Tobi langsung mengejutkan Bos Zafran. Wajahnya tampak syok. "Anda ...."Namun, dia berusaha menenangkan diri dan buru-buru berkata, "Baik! Aku akan segera melakukannya!"Kemudian, dia segera bangkit dan berjalan keluar.Dia tidak menyangka Raja Naga dari Sekte Naga akan memiliki identitas hebat lainnya. Ternyata dia itu tuan muda dari Keluarga Yudistira di Jatra.Dia hanya tahu Tobi adalah Raja Naga dari Sekte Naga. Namun, dia sama sekali tidak tahu Raja Naga ternyata putra dari Keluarga Yudistira di Jatra.Hanya ada satu keluarga Yudistira di Jatra. Mereka punya sejarah bertahun-tahun dan juga termasuk salah satu dari empat keluarga teratas terkuat di Jatra.Setelah Bos Zafran meninggalkan ruangan itu, ayahnya Shinta dan yang lainnya diam-diam merasa terkejut. Tuan Muda Keluarga Yudistira?Identitas menakutkan seperti apa lagi ini.Meski dia tidak tahu seberapa hebat Keluarga Yudistira di Jatra, hanya mendengar namanya saja sudah sangat menakutkan. Apalagi, setelah meli

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1416

    Sebenarnya, ini semua sengaja disebarkan oleh Andreas.Sesuai permintaan Tobi, Tuan Besar Ezra telah memberitahukan segalanya kepada Andreas. Beliau juga mengatakan Tobi tidak ingin orang lain tahu mengenai identitas Raja Naga-nya dan kekuatan tingkat Guru Besar-nya.Dia ingin menguji kesetiaan semua anggota Keluarga Yudistira.Jika demikian, Andreas mengira dia bisa memanfaatkannya. Dia akan menyebarkan masalah ini, seolah-olah Tuan Besar Ezra-lah yang mengkhianati Tobi. Sekaligus mencemarkan nama baik Tobi.Selanjutnya, Andreas akan menyingkirkan ayahnya. Lalu, membuat semua orang berpikir Tuan Besar Ezra meninggal karena sakit. Setelah itu, dia baru bisa mengambil alih posisi kepala Keluarga Yudistira.Setelah Andreas berhasil menjadi kepala Keluarga Yudistira, dia baru akan menyingkirkan Tobi. Saat itu, tidak ada lagi yang bisa mengancamnya. Mengenai empat keluarga besar, dia tidak keberatan menyerahkan posisi itu kepada Keluarga Byantara.Lagi pula, keluarga mereka sekarang juga t

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1415

    Ayahnya Shinta dan yang lainnya syok bukan main.Bahkan, Shinta sendiri juga terkejut. Dia tahu Kak Tobi sangat hebat, tetapi dia tidak menyangka akan begitu hebat.Melihat beberapa orang ini, mereka jelas adalah pemimpin kota. Terutama Kamran, yang merupakan tokoh berkuasa di Kota Doma. Dia masih begitu sopan kepada anak buahnya Kak Tobi.Lantaran mereka begitu sopan, Bos Zafran tentu tidak lagi menunjukkan emosi apa pun. Dia samar-samar menebak bahwa orang-orang ini mungkin datang karena memandang wajah Raja Naga.Jadi, Bos Zafran segera berkata, "Baiklah. Karena kesalahpahaman sudah terselesaikan, lupakan saja apa yang baru saja terjadi. Oh ya, tadi aku juga sedikit impulsif dan kurang sopan, jadi aku minta maaf kepada semua orang di sini.""Jangan segan begitu. Kami-lah yang nggak melakukannya dengan baik!" kata Kamran dan yang lainnya dengan cepat. Hati mereka baru merasa lega.Sikap seperti ini baru benar. Kelak, mereka masih harus saling kerja sama."Jadi, bagaimana dengan masal

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1414

    Setelah Bos Zafran mengakhiri pembicaraan mereka, dia segera berkata, "Raja Naga, bagaimana dengan Steven? Perlukah aku menanganinya?""Ya!""Termasuk Keluarga Ravindra. Aku serahkan semuanya kepadamu.""Hukum mereka yang sepantasnya menerima hukuman. Terima aset yang mereka berikan, lalu berikan kepada orang yang membutuhkannya. Bagi mereka yang nggak melakukan kejahatan, kamu nggak perlu menghukumnya!"Tobi berkata dengan nada datar, "Tapi kalau orang yang bermasalah, kita nggak boleh menoleransinya begitu saja!""Raja Naga bijaksana. Aku mengerti."Bos Zafran mengangguk.Awalnya, Steven mengira dirinya masih bisa tertolong. Namun, saat mendengar kalimat selanjutnya, wajahnya langsung berubah pucat.Bisa dikatakan, Raja Naga masih tidak berkenan melepaskan mereka.Ayahnya Shinta dan yang lainnya diam-diam merasa kagum. Jelas sekali, satu kalimat dari Tobi bisa menentukan masa depan Keluarga Ravindra.Tepat di saat ini, pintu terbuka. Yang datang adalah Kamran dan yang lainnya. Mereka

DMCA.com Protection Status