"Kenapa hanya diam saja? Kamu nggak membantahnya?""Sebaiknya kenali dirimu dengan baik dan batas kemampuanmu sendiri. Kalau nggak, cepat atau lambat kamu akan bunuh diri."Zira tampak bangga. Apalagi mengingat betapa patuhnya dirinya saat menjadi asisten Fiona dulu yang membuatnya merasa makin puas hari ini.Menyaksikan Prita ditampar, Fiona marah besar dan hatinya juga terasa tidak nyaman.Namun, Fiona tidak bisa berbuat apa-apa, terlebih melihat dua pria di sebelah Zira yang tampak siap melindunginya kapan saja. Sebenarnya Fiona ingin sekali menghajar Zira, tetapi dia takut sebelum sempat turun tangan, dia mungkin terhempas kembali.Di saat itu juga, terdengar sebuah nada datar, "Entah dari rumah bordil mana wanita ini berasal, Kembang Merah? Sikapmu nggak sopan sekali."Begitu kata-kata ini keluar, semua orang tercengang.Fiona dan Prita tidak menyangka Tobi akan membantu mereka, bahkan mengolok-olok Zira seperti iniZira juga tersentak. Setelah beberapa saat, barulah dia menyadari
Semua orang yang melihat itu langsung terpaku di tempat.Apa ini masih termasuk kekuatan manusia? Menakutkan sekali, apalagi serangannya sangat kejam.Tobi bahkan tidak menoleh ke arah Zira lagi. Terlebih, saat ini dia tidak punya waktu untuk peduli dengan hal semacam ini. Setelah berpisah dengan Kristin, dia pun langsung pergi ke perusahaan.Saat ini, Zira tampak sangat kesakitan. Dia berusaha bangkit sambil memegangi wajahnya. Dia merasa kaget sekaligus marah.Separuh wajahnya telah bengkak.Fiona dan Prita juga tak kalah terkejut. Mereka bahkan tidak bisa memercayai penglihatan mereka."Apa lihat-lihat? Kalian berdua, tunggu saja. Dia nggak akan lolos dari masalah ini, begitu juga kalian berdua," ucap Zira dengan marah, bahkan matanya tampak berapi-api.Fiona dan Prita tidak menanggapinya. Mereka bergegas pergi dan bahkan sengaja pindah tempat tinggal agar tidak ditemukan oleh Zira.Lantaran mereka sadar, setelah Zira dipermalukan seperti ini, dia pasti sangat marah dan akan memikir
Inilah alasan mengapa Widia percaya kepada Haris dan beranggapan pria itu bukanlah dalang di balik masalah itu."Maaf, Pak Haris.""Apa gunanya minta maaf? Aku sengaja datang ke sini untuk melihat bagaimana kamu menyelesaikan masalah ini. Kalau hasilnya nggak memuaskan, sebaiknya kamu memberikan kompensasi yang sesuai," ucap Haris dengan dingin.Widia menggertakkan gigi dan berkata, "Jangan khawatir, aku pasti akan memberi penjelasan kepadamu."Prioritas utama Widia saat ini adalah menangani perang yang dibuat oleh Almer. Setelah menunggu begitu lama, Almer tidak akan melepaskan kesempatan seperti itu.Benar saja. Begitu rapat dimulai, Almer langsung menyerangnya Widia habis-habisan, bahkan tanpa berusaha menyembunyikannya.Dia langsung mengkritik Widia di depan umum karena selalu bertindak sendiri dan kerap mengistimewakan kepentingan relasinya sendiri sejak dia menjabat.Selama Widia telah memutuskan, sebesar apa pun masalahnya, dia harus melaksanakannya tanpa mendengarkan nasihat ap
Sebenarnya, Widia tahu ada orang yang mempermainkannya di sini. Kalau tidak, mustahil orang-orang di luar sana bisa mengincar dirinya.Widia hanya tidak tahu siapa dalang di balik semua ini. Tiba-tiba dia teringat dengan ucapan Tobi. Mungkinkah Almer sungguh melakukan ini?Jika tidak ada dalang di balik layar, Widia tidak akan berpikir demikian, tetapi jika ada yang merencanakan sesuatu, Almer di sini memiliki motif paling besar.Meski dia mengetahuinya sekarang, dia juga tidak bisa berbuat apa-apa karena hasilnya sudah terpampang jelas.Almer diam-diam merasa puas, tetapi saat dia memandang Widia, dia pura-pura memperlihatkan ekspresi ketidakberdayaan, "Bu Widia, jangan salahkan aku kejam dan sudah merusak hubungan kita. Sekarang kita hanya tersisa pilihan akhir ini.""Kamu pasti sudah menyadarinya sendiri. Para korban di luar sangat ingin menghabisimu. Kalau kamu nggak keluar, masalah ini nggak akan terselesaikan.""Makin lama ditunda, masalah ini akan makin merugikan perusahaan.""K
'Sekarang dilihat, sepertinya aku terlalu baik.'Almer yang tidak menyangka Haris akan begitu membantunya itu bertambah semangat, "Bu Widia, masalah kompensasi sudah selesai dibahas, 'kan? Sekarang, bukankah seharusnya kamu mengundurkan diri, lalu turun ke bawah untuk menanganinya. orang-orang yang berkumpul di luar itu?""Kalau ditunda lagi, aku khawatir akan terjadi ada masalah besar."Widia menahan rasa pahit di hatinya. Saat bangkit, dia hampir kehilangan keseimbangan, "Baik, mulai hari ini, aku ....""Brak!"Namun, saat itu juga terdengar suara keras di depan pintu ruang konferensi. Ternyata pintu telah ditendang hingga terbuka oleh seseorang.Akibatnya, ucapan Widia pun terpotong.Semua orang tampak kaget. Siapa yang masuk ke ruang konferensi di saat ini dan begitu kasar?Di saat semua orang menolehkan kepalanya, mereka langsung mengenalinya. Ternyata itu Tobi, karyawan dari departemen penjualan.Widia juga refleks menoleh. Ternyata itu Tobi. 'Apa yang dia lakukan di sini? Apalag
Begitu kata-kata itu keluar dari mulut Tobi, wajah Widia mendadak merah, seakan-akan merasakan kebahagiaan yang tidak bisa dilukiskan, meski dia jelas pria itu hanya membual atau bisa dikatakan, dia sedang menipu lawan.Semua orang tampak kaget. Mereka tidak menduga Tobi akan begitu melindungi Bu Widia.Mereka juga penasaran dan bertanya-tanya, dari mana pria itu mendapat kepercayaan diri seperti itu dan begitu mendominasi?Helen diam-diam bergumam dalam hatinya, 'Sepertinya dugaanku benar. Tobi pasti memiliki hubungan dekat dengan Bu Widia.'Hanya saja, Tobi tidak memiliki kekuatan, jadi bagaimana dia bisa membantu Bu Widia?Satu-satunya yang tampak bersemangat adalah Shinta. Dia yakin asalkan Tobi berani mengucapkan kata itu, pria itu pasti punya solusinya.Tentu saja, Widia-lah yang paling bahagia di sini. Meskipun dia merasa tidak ada yang bisa dilakukan Tobi, dia telah merasa tersentuh dengan tindakan pria itu.Almer sangat marah dan berkata dengan nada dingin, "Tobi, jangan berla
"Cepat turun, jangan mencelakai Grup Lianto.""Benar. Cepat keluar dari sini."Beberapa orang yang mendukung Almer pun memarahinya.Hal ini membuat banyak orang makin berani mengusir Tobi.Melihat pemandangan itu, Almer tampak puas. Dalam hatinya, dia diam-diam tersenyum sinis, 'Tobi, ternyata kamu nggak punya bukti sama sekali, kamu hanya menakut-nakutiku di sini. Lihat bagaimana aku membereskanmu.'Hati Widia merasa khawatir. Meski dia tidak tahu apa rencana Tobi, pria itu tulus hanya ingin membantu dirinya.Dia berniat angkat bicara untuk membela Tobi.Sayangnya, Tobi malah mendahuluinya dan berkata dengan nada datar, "Bu Helen, tolong bantu aku mengingatnya, siapa-siapa yang baru saja mencoba mengusirku. Orang-orang itu kemungkinan besar bersekongkol dengan Almer."Mendengar itu, Helen tampak terdiam.'Situasinya sudah seperti sekarang ini, kamu bahkan kesulitan melindungi dirimu sendiri.''Kamu masih sempat memikirkan ini.'Semua orang juga terdiam, tetapi Tobi melanjutkan, "Kalia
Lantaran mereka berdua tidak membicarakan hal itu secara detail, Winson tidak berani memberikan rekaman itu kepada Tobi pada awalnya karena dia ingin memeriksanya lebih lanjut lagi.Namun, tak disangka, tindakan Almer begitu cepat. Hanya dalam beberapa hari, dia telah membuat pergerakan sebesar itu.Lantaran hal itulah, Winson tidak hanya menyediakan rekaman, tetapi dia juga memberikan banyak informasi relevan untuk membantu orang-orangnya Tobi bertindak cepat.Mereka sedang berusaha mencari tahu siapa yang merusak produk perawatan kulit itu hingga menyebabkan masalah kulit pada sebagian kecil konsumen.Meskipun Almer nekat, dia juga tidak berani membiarkan semua orang menderita. Kompensasi seperti itu hanya akan menghancurkan Grup Lianto dan sama sekali tidak ada gunanya bagi dirinya sendiri.Selain itu, masih ada departemen layanan pelanggan yang sembarangan memberikan informasi hingga membuat semua kesalahan itu mengarah ke Widia seorang.Ditambah lagi, ada berbagai media yang diam-
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K