'Sekarang dilihat, sepertinya aku terlalu baik.'Almer yang tidak menyangka Haris akan begitu membantunya itu bertambah semangat, "Bu Widia, masalah kompensasi sudah selesai dibahas, 'kan? Sekarang, bukankah seharusnya kamu mengundurkan diri, lalu turun ke bawah untuk menanganinya. orang-orang yang berkumpul di luar itu?""Kalau ditunda lagi, aku khawatir akan terjadi ada masalah besar."Widia menahan rasa pahit di hatinya. Saat bangkit, dia hampir kehilangan keseimbangan, "Baik, mulai hari ini, aku ....""Brak!"Namun, saat itu juga terdengar suara keras di depan pintu ruang konferensi. Ternyata pintu telah ditendang hingga terbuka oleh seseorang.Akibatnya, ucapan Widia pun terpotong.Semua orang tampak kaget. Siapa yang masuk ke ruang konferensi di saat ini dan begitu kasar?Di saat semua orang menolehkan kepalanya, mereka langsung mengenalinya. Ternyata itu Tobi, karyawan dari departemen penjualan.Widia juga refleks menoleh. Ternyata itu Tobi. 'Apa yang dia lakukan di sini? Apalag
Begitu kata-kata itu keluar dari mulut Tobi, wajah Widia mendadak merah, seakan-akan merasakan kebahagiaan yang tidak bisa dilukiskan, meski dia jelas pria itu hanya membual atau bisa dikatakan, dia sedang menipu lawan.Semua orang tampak kaget. Mereka tidak menduga Tobi akan begitu melindungi Bu Widia.Mereka juga penasaran dan bertanya-tanya, dari mana pria itu mendapat kepercayaan diri seperti itu dan begitu mendominasi?Helen diam-diam bergumam dalam hatinya, 'Sepertinya dugaanku benar. Tobi pasti memiliki hubungan dekat dengan Bu Widia.'Hanya saja, Tobi tidak memiliki kekuatan, jadi bagaimana dia bisa membantu Bu Widia?Satu-satunya yang tampak bersemangat adalah Shinta. Dia yakin asalkan Tobi berani mengucapkan kata itu, pria itu pasti punya solusinya.Tentu saja, Widia-lah yang paling bahagia di sini. Meskipun dia merasa tidak ada yang bisa dilakukan Tobi, dia telah merasa tersentuh dengan tindakan pria itu.Almer sangat marah dan berkata dengan nada dingin, "Tobi, jangan berla
"Cepat turun, jangan mencelakai Grup Lianto.""Benar. Cepat keluar dari sini."Beberapa orang yang mendukung Almer pun memarahinya.Hal ini membuat banyak orang makin berani mengusir Tobi.Melihat pemandangan itu, Almer tampak puas. Dalam hatinya, dia diam-diam tersenyum sinis, 'Tobi, ternyata kamu nggak punya bukti sama sekali, kamu hanya menakut-nakutiku di sini. Lihat bagaimana aku membereskanmu.'Hati Widia merasa khawatir. Meski dia tidak tahu apa rencana Tobi, pria itu tulus hanya ingin membantu dirinya.Dia berniat angkat bicara untuk membela Tobi.Sayangnya, Tobi malah mendahuluinya dan berkata dengan nada datar, "Bu Helen, tolong bantu aku mengingatnya, siapa-siapa yang baru saja mencoba mengusirku. Orang-orang itu kemungkinan besar bersekongkol dengan Almer."Mendengar itu, Helen tampak terdiam.'Situasinya sudah seperti sekarang ini, kamu bahkan kesulitan melindungi dirimu sendiri.''Kamu masih sempat memikirkan ini.'Semua orang juga terdiam, tetapi Tobi melanjutkan, "Kalia
Lantaran mereka berdua tidak membicarakan hal itu secara detail, Winson tidak berani memberikan rekaman itu kepada Tobi pada awalnya karena dia ingin memeriksanya lebih lanjut lagi.Namun, tak disangka, tindakan Almer begitu cepat. Hanya dalam beberapa hari, dia telah membuat pergerakan sebesar itu.Lantaran hal itulah, Winson tidak hanya menyediakan rekaman, tetapi dia juga memberikan banyak informasi relevan untuk membantu orang-orangnya Tobi bertindak cepat.Mereka sedang berusaha mencari tahu siapa yang merusak produk perawatan kulit itu hingga menyebabkan masalah kulit pada sebagian kecil konsumen.Meskipun Almer nekat, dia juga tidak berani membiarkan semua orang menderita. Kompensasi seperti itu hanya akan menghancurkan Grup Lianto dan sama sekali tidak ada gunanya bagi dirinya sendiri.Selain itu, masih ada departemen layanan pelanggan yang sembarangan memberikan informasi hingga membuat semua kesalahan itu mengarah ke Widia seorang.Ditambah lagi, ada berbagai media yang diam-
Mendengar itu, Widia makin marah, "Pak Haris, kamu masih berani mengancam? Jangan lupa, semua perkataanmu akan tersebar di luar, apa kamu nggak takut dihukum?""Dihukum?""Siapa yang berani menghukumku? Maksudmu, orang-orang dari kelas bawah yang bodoh itu?""Lucu sekali!"Haris tampak menghina, "Lagi pula, aku barusan sudah menyuruh orang mematikan siaran langsung di tempat ini.""Ternyata begitu. Pantas saja kamu sombong."Tobi berkata dengan nada datar, "Tapi Pak Haris, Tuhan mengawasi segala sesuatu yang kamu lakukan, apa kamu nggak takut dibalas?""Dibalas? Siapa yang berani membalasku? Kamu?""Atau orang-orang kelas bawah di luar sana?""Lucu sekali!"Haris berkata dengan nada dingin, "Widia, aku nggak mau menghabiskan waktuku untuk bicara omong kosong kepadamu. Singkatnya, kalau kalian nggak bisa menangani masalah Kosmetik Botanika, silakan bayar kompensasinya.""Tapi kamu sudah membuatku bertambah marah sekarang, jadi kompensasinya bukan hanya 100 miliar, kamu juga harus mengem
Apa yang terjadi?Apa masalahnya benar-benar seperti ini?Namun, apa yang dikatakan Pak Almer memang benar. Tanpa perintah Bu Widia, mana mungkin karyawan penjualan kecil seperti Tobi bisa memiliki kemampuan dan keberanian seperti itu?Hanya saja, apa benar rekaman itu palsu?Dilihat dari penampilan putra sulung Keluarga Sunaldi barusan, sepertinya rekaman tidak palsu.Jika tidak, putra sulung Keluarga Sunaldi tidak mungkin pergi begitu saja.Widia bertambah emosi. Bukan seperti itu masalahnya. Dari awal sampai akhir, dia hanya si bodoh yang terseret dalam berbagai hal dan tidak memiliki kendali sama sekali.Tobi masih terlihat tenang, lalu menanggapinya dengan suara keras, "Almer, kamu benar. Dari awal, Bu Widia memang nggak bermaksud untuk mengambil tanggung jawab ini."Begitu kata-kata itu keluar dari mulut Tobi, semua orang kebingungan.Mata semua orang membelalak dan meragukan apa yang ditangkap oleh telinga mereka.Apa yang terjadi? Apa Tobi membantu Pak Almer?Jika hanya Almer s
Jika Widia benar-benar bisa bertahan dari krisis ini, kelak apa pun kebijakan yang dia ambil, dia bisa menerapkannya dengan mudah. Saat itu, barulah Widia bisa mewujudkan ambisinya.Di saat itu, kekuasaan perusahaan akan berada di tangannya dan dia bisa menyatukan seluruh orang.Tak disangka, Tobi si bajingan ini telah berpikir sejauh ini.Namun, hanya mengandalkan rekaman yang tidak menyebutkan detail lainnya, mereka kesulitan untuk membuktikan kesalahan Almer.Jadi, rekaman itu masih belum cukup, kecuali dia masih punya bukti lainnya.Bagaimanapun juga, Tobi hanyalah orang biasa. Bisa mendapatkan rekaman itu saja telah berada di luar imajinasi Widia, apa mungkin pria itu bisa menemukan bukti lainnya?Kini akhirnya Helen mengerti juga. Lantaran dia tahu Bu Widia sama sekali tidak menyadari semua ini, melainkan terkejut dan bingung.Namun, penjelasan Tobi seketika membuat Widia seolah-olah sudah mengetahui segalanya dari awal dan mampu mengatasi masalah ini.Jika krisis ini bisa terata
Dibandingkan dengan yang lainnya, Almer tampak gelisah, apalagi melihat pria itu dibawa masuk, ekspresinya makin suram.Pria yang dibawa masuk itu memang bukan ancaman besar bagi dirinya, tetapi bukankah itu membuktikan Tobi telah mengetahui kebenarannya?Tania diam-diam merasa getir. Tobi bukan hanya kuat, tetapi kemampuannya juga sangat luar biasa. Dia bahkan bisa membalikkan situasinya dalam sekejap.Namun, kenapa hati pria itu hanya terpaut pada Widia? Kenapa dia tidak bisa menyukai Tania, yang selalu berada di samping Widia?Selain latar belakang keluarga, bagaimana Tania tidak bisa dibandingkan dengan Widia?Itu semua salahnya Widia. Kenapa dia bersikeras mengikat Tobi di sisinya padahal dia jelas-jelas tidak menyukai pria itu? Sungguh tidak tahu malu.Ketika saksi itu dibawa keluar, pandangan semua orang tertuju kepadanya. Hanya saja, mereka tidak mengenal pria ini.Mona mengerutkan kening, seolah-olah mengenali pria itu. Kenapa dia ada sini?Ini bukanlah akhir yang diinginkan M
Alam kultivasi yang sangat luar biasa!Begitu memasuki alam kultivasi ini, baik itu kekuatan fisik atau kekuatan mentalnya, jauh lebih kuat dari sebelumnya. Bahkan, dia bisa memobilisasi energi langit dan bumi sesuka hatinya.Seakan-akan semua energi yang ada tercipta untuknya. Tobi langsung menggenggam dengan tangan kanannya. Tiba-tiba ada kilat dan guntur yang muncul di telapak tangannya. Tampak sangat menakutkan, tetapi tidak ada kekuatan yang bocor sama sekali."Se ... sepertinya telah mencapai tingkat menengah dari hukum langit dan bumi." Vamil terkejut. Padahal, Tobi baru saja memahami hukum langit dan bumi, tetapi kekuatannya kini bahkan tidak jauh berbeda dari dirinya yang telah mencapai tingkat puncak.Raja Naga Tua dan yang lainnya juga merasakan tekanan yang mengerikan. Mereka bahkan hampir berlutut.Setelah itu, Tobi segera menyimpan kembali kekuatannya dan bergegas mendekati Widia. Kekuatan spiritualnya langsung memasuki tubuh Widia untuk memeriksa kondisinya. Tak lama kem
Begitu mendengar suara menyakitkan Tobi, Vamil merasa sangat pilu, tersiksa, dan juga sangat menyesal.Namun tepat di saat ini, dia merasakan perubahan pada tubuh Tobi. Wajahnya penuh dengan keterkejutan"Ini?""Keturunan naga?"Tobi juga merasakan hal yang aneh pada dirinya. Energi yang menakutkan mulai keluar dari tubuhnya. Bahkan tubuhnya yang biasanya melebihi kerasnya baja pun merasakan sakit yang parah.Hal ini membuatnya tanpa sadar membaringkan Widia kembali. Lantaran dia takut kekuatan fisiknya akan melukai Widia. Kemudian, Tobi berdiri agak jauh untuk menyalurkan energi yang dia miliki.Meski napas Widia terus melemah, Tobi tidak akan menyerah hingga saat-saat terakhir.Sembari menyerap energi keturunan naga, Tobi juga terus-terusan memperhatikan kondisi Widia. Dia bisa merasakan napas wanita itu makin lama makin pelan.Vamil menyaksikan semua ini dengan kaget. Padahal, dia mengangkat masalah keturunan naga hanya untuk mengelabui lawan. Siapa sangka, ternyata hal itu benar-be
Jika tidak, mungkin dia memerlukan waktu setidaknya beberapa bulan untuk pulih.Hirawan juga memiliki pemikiran yang sama. Saat melihat Luniver juga melarikan diri, dia segera bergabung dengannya dan pergi dengan cepat.Begitu Indira melihat mereka tidak punya peluang lagi, sekalipun rudal diluncurkan, mungkin hasilnya akan sia-sia saja. Dia terpaksa menyerah sepenuhnya. Dia hanya bisa menunggu sampai mereka dan Raja Naga Tua mengunjungi Gunung Simeru secara langsung.Meski Tobi membuat serangan yang menakutkan di akhir pertarungan, dia telah menggunakan teknik terlarang untuk mengerahkan energi pedang yang jauh melebihi kekuatan biasanya.Dampak dari serangan pedang ini juga sangat jelas. Tobi bisa dengan jelas merasakan kekosongan dan kerapuhan tubuhnya. Dia kini tidak bisa berdiri tegak.Bahkan, terhuyung sejenak. Dia menyadari bahwa wajah Widia tampak pucat pasi. Sekujur tubuhnya penuh dengan lumuran darah. Tampaknya, wanita itu dalam kondisi kritis.Wajah Tobi memucat. Dia segera
Setelah mengingatkannya, tanpa ragu sedikit pun, Hirawan langsung berbalik dan meninggalkan tempat itu dengan gesit.Saat ini, dia tidak peduli dengan hidup matinya Luniver lagi. Sekalipun pesuruhnya, Hirawan juga mengabaikannya begitu saja.Saat Luniver mendengar perkataan Hirawan, wajahnya berubah drastis. Dia mengumpat dengan marah, "Sialan!" Kemudian, segera berbalik dan bersiap melarikan diri dari tempat itu.Lagi pula, Vamil sudah mau mati. Prabu juga sudah mati. Hirawan dari Negara Melandia bersedia menjadi antek-anteknya. Semuanya berakhir dengan sempurna.Saat kekuatannya pulih, dia masih bisa kembali untuk mengambil nyawa dua orang ini.Di sisi lain, Indira kembali memandang Radiya dengan cemas. Maksud tatapannya sangat jelas. Sekarang telah mencapai momen paling kritis. Jika mereka tidak segera mengambil tindakan, maka tidak akan ada peluang lagi.Namun, Radiya masih terdiam. Pria itu hanya menatap layar dan tidak mengucapkan kata apa pun.Dia masih menunggu.Menunggu kode d
Yang paling malang adalah orang yang mengadang Tobi barusan. Pria yang mengkhianati Vamil itu bahkan tidak punya waktu untuk menghindar sama sekali. Dia menjerit dan langsung bergerak mundur.Jika tidak mundur dengan cepat, mungkin dia sudah kehilangan separuh nyawanya.Sialan! Kekuatan sekelompok orang ini sangat menakutkan. Terutama Tobi. Sepertinya kekuatan bocah ini lebih kuat dari dirinya sekarang.Menghadapi kedua kekuatan ini, Prabu juga merasakan teror. Dia mengerang beberapa kali dan mundur terus menerus. Tubuhnya jelas terluka parah.Sialan!Tak disangka, begitu kedua orang ini bergabung, kekuatan mereka akan begitu mengerikan. Bahkan, membuat lukanya bertambah parah. Jika bukan karena dia punya pil penyembuh, setidaknya dia butuh beberapa bulan untuk memulihkan dirinya.Sebenarnya Luniver bisa membantu Prabu, tetapi dia sengaja mundur. Saat melihat luka yang dialami Prabu makin parah, ada niat membunuh yang muncul di matanya.Jika memungkinkan, dia pasti akan menyingkirkan P
Mendengar itu, Tobi mengangguk. Pria itu langsung memeluk Widia sambil bergumam, "Baiklah. Hari ini, kita sebagai suami istri berjanji akan menjadi pasangan sehidup semati di sini!"Widia sangat senang mendengar perkataan itu. Sejak mereka bercerai, kata 'suami istri' baru pertama kalinya keluar dari mulut Tobi.Apalagi, mereka masih belum menikah kembali."Sungguh pasangan yang mesra. Sayangnya, kalian ditakdirkan mati hari ini," ucap Luniver dengan nada mengejek.Amderika, yang dipimpin oleh Barat, telah menggunakan segala cara untuk menekan Negara Harlanda dalam segala aspek teknologi militer. Sebagai pelindung Amderika tentu saja tidak mengizinkan seni bela diri Negara Harlanda terus menghasilkan kultivator yang menakutkan dan berkuasa.Jadi, kedua orang ini harus mati hari ini."Benar. Apa pun yang terjadi, kalian akan mati hari ini. Sekarang, biarlah aku mengakhiri nyawa kalian." Prabu tampak penuh emosiBagaimana dia bisa melepaskan dua bocah ini begitu saja?"Kalau begitu, bert
Jangankan Tobi baru saja mendapat pencerahan, sekalipun dia telah memahami hukum langit dan bumi, tanpa berlatih selama beberapa tahun, bagaimana kekuatannya bisa dibandingkan dengan para senior lainnya?Lantaran barusan tidak punya kesempatan, jadi Hirawan langsung pamer sekarang. Dia berkata dengan dingin, "Bocah, karena kamu begitu ingin mati, aku akan mengabulkan keinginanmu!"Meski tidak bisa mengalahkan Vamil, mana mungkin dia tidak bisa mengalahkan bocah kecil ini?Sekalipun kekuatannya kini hanya tersisa 20 persen, menyingkirkan seorang bocah adalah hal yang mudah baginya. Dia langsung meluncur ke depan dan Pedang Kekuatan Iblis di tangannya langsung menghantam dengan keras.Ekspresi Tobi berubah gelap. Dia mengumpulkan kekuatan besar dalam tubuhnya. Kemudian, mengeluarkan Pedang Diraya dari Cincin Spasial, lalu mengayunkannya dengan keras.Energi pedang itu bagaikan aliran sungai yang mengalir deras. Apalagi, serangan itu seakan-akan lautan yang marah dan ombak yang bergejolak
Begitu selesai berbicara, kekuatan menakjubkan langsung melanda dirinya.Wajah Tobi berubah. Dia segera mengayunkan pedangnya dengan kuat. Energi sejati yang kuat di tubuhnya mengalir ke pedangnya. Dalam sekejap, cahaya pedang bersinar terang.Benturan kedua kekuatan itu menghasilkan energi yang luar biasa.Bam ....Dua kekuatan yang berbenturan itu membuat cahaya pedang menyebar ke segala arah. Tobi tidak tahan lagi dan langsung mengerang. Dia juga mundur beberapa langkah. Meski orang ini tidak sekuat Vamil dan tiga lainnya, dia masih lebih unggul dari Tobi.Yang paling penting lagi, orang ini mencegah Vamil dan Tobi meninggalkan tempat itu.Wajah Vamil berubah muram. Dia tidak menyangka pengkhianat ini akan muncul. Terlebih lagi, orang ini menyembunyikan auranya dengan sempurna. Bahkan, Vamil sendiri pun tidak menyadarinya sama sekali.Kemungkinan besar, orang ini satu komplotan dengan Prabu. Keduanya menyembunyikan aura dengan metode yang sama.Dalam waktu singkat itu, Luniver, Hira
Saat serangan pertama, Hirawan berdiri di belakang Luniver. Jika tidak, luka yang dia derita mungkin akan lebih serius.Orang yang paling tidak beruntung adalah Prabu. Dia baru saja keluar dari tempat persembunyian dan kebetulan berdiri di posisi paling depan. Meski Luniver berada di sampingnya, setidaknya posisinya masih sedikit ke belakang.Prabu tidak peduli begitu banyak. Dia terus mengerahkan kekuatannya. Seakan-akan tidak gentar menghadapi musuh, dia juga terus mengeluarkan serangan.Hanya dengan satu pukulan, area beberapa mil ditekan secara hebat. Pukulan kuat itu sepertinya melenyapkan segala sesuatu di sekitarnya dan memancarkan cahaya keemasan.Energi itu seakan-akan matahari dan terus melaju ke depan secara gila-gilaanKini, tubuh Luniver sepenuhnya diselimuti kegelapan. Kedua belas sayapnya berubah menjadi hitam. Dia mengangkat tangan kanannya dan seluruh ruang langsung bergetar.Kemudian, sebuah telapak tangan terangkat. Seketika, kegelapan memadat.Tiba-tiba, memberikan