Ekspresi Fiona tampak murung. "Kak Tobi, aku lihat ada dua wanita lain di sampingmu, kenapa kamu nggak biarkan aku mengikutimu?""Ah ...."Tobi tercengang. Kapan ada wanita lain di sampingnya?"Kak Tobi, aku nggak peduli apa yang kamu pikirkan.""Seumur hidupku ini, aku hanya ingin menjadi milikmu. Aku nggak akan bersama dengan pria lain lagi."Fiona sepertinya telah mengambil keputusan. Dia tiba-tiba memeluk Tobi dan bahkan menempelkan bibir cerinya ke bibir Tobi.Lembut, manis, dan ada juga perasaan yang sulit dideskripsikan muncul di dalam hati.Tobi tertegun sejenak. Mengapa gadis-gadis sekarang begitu agresif? Dia harus bagaimana menghadapinya?Langsung mendorongnya?Bukankah itu akan membuatnya sedih?Namun, jika Tobi tidak mendorongnya, bukankah lebih keterlaluan lagi?Apalagi, Tobi juga menikmati perasaan itu.Yang paling penting lagi, setelah kejadian hari ini, Tobi menyadari bahwa Fiona juga menempati posisi tinggi dalam hatinya.Wajah Fiona makin tersipu. Apalagi, setelah me
"Apa?"Helia memang telah menebak kalau Tobi ingin membantu mendirikan perusahaan musik, tetapi investasi sebesar 20 triliun itu benar-benar di luar dugaannya. Secara umum, mereka juga tidak membutuhkan uang sebanyak itu.Apa Tobi begitu kaya? Baginya, 20 triliun bukanlah apa-apa?Helia benar-benar tidak bisa membayangkan hubungan seperti apa yang bisa membuat orang bisa dengan gampang menginvestasikan 20 triliun. Helia kembali memastikan. "Fiona, tadi kamu bilang berapa? 20 triliun?""Benar, 20 triliun. Apa nggak cukup?""Kalau nggak cukup juga nggak masalah. Kak Tobi bilang dia pertama-tama akan keluarin 20 triliun dulu. Kalau memang nggak cukup, dia bisa berinvestasi lagi kapan saja." Fiona tidak tahu banyak mengenai investasi.Sebenarnya, Fiona barusan juga sempat terkejut dengan angka yang disebut Tobi. Hanya saja, Tobi bilang sejumlah uang ini bukanlah apa-apa baginya. Lagi pula, uang yang dimiliki Tobi juga tidak habis dia gunakan.Bahkan, mencapai kuadriliunan!Jumlah itu tentu
Awalnya, Fiona mengira ini semua seharusnya menjadi milik Tobi. Namun, setelah dipikir-pikir, bukankah dia telah mendedikasikan dirinya kepada Tobi seumur hidupnya? Saham miliknya juga termasuk saham milik Tobi, 'kan?Sebenarnya, Tobi-lah yang buka suara tentang saham Helia. Karena Fiona tidak ingin mengelola perusahaan dan menyerahkan semua kekuasaan kepada Helia, ada bagusnya memberikan sebagian saham kepada Helia.Mengenai berapa jumlahnya, Tobi tidak memiliki aturan."Tunggu sebentar. Fiona, kamu bilang apa? Kamu ingin beri aku saham sebanyak 20 persen?" Helia tampak kaget. Berdasarkan investasi awal saja, 20 persen saham setara dengan empat triliun, 'kan?"Ya, apa Kak Helia merasa jumlahnya terlalu sedikit?""Bukan begitu. Aku rasa terlalu banyak."Helia tercengang."Nggak apa-apa. Lagian, Kak Tobi sudah setuju. Percuma saja aku ambil saham sebanyak itu.""Nggak bisa. Aku nggak menginvestasikan sepeser pun, bagaimana aku bisa mendapatkan saham sebanyak itu?" Helia juga ingin mengi
Paginya, Tobi Yudistira terbangun.Merasakan sesuatu yang lembut di telapak tangannya, pria itu tidak kuasa meremasnya beberapa kali. Rasanya kenyal sekali.Ketika pria itu memalingkan wajahnya ke samping, terlihat seorang wanita cantik. Kulit wanita itu sangat halus dan lembut."Argh ...."Merasa seperti ada sesuatu yang mencubitnya, Widia Lianto langsung terbangun. Saat mendapati dirinya telanjang, dia berteriak dan mendorong pria itu menjauh.Wanita itu segera menarik selimut dengan satu tangannya dan melempar bantal dengan tangan yang satunya lagi."Dasar berengsek! Bajingan! Apa yang kamu lakukan kepadaku!""Sepertinya sudah kulakukan semuanya.""Kurang ajar! Dasar nggak tahu malu!" umpat Widia dengan geram sekaligus malu.Tobi merasa bersalah dan berkata, "Jangan bicara seperti itu. Lagian, tadi malam kamu yang berinisiatif duluan.""Ngawur, jelas-jelas ...."Widia ingin membantah, tetapi tidak jadi karena kejadian tadi malam tiba-tiba melintas di benaknya.Akibat menagih utang t
"Ini adalah kartu hitam Lawana, di dalamnya ada 2 triliun. Kamu bisa belanja di toko milik Serikat Dagang Lawana di Kota Tawuna ini.""Oh ya, karena baru sampai di sini, mungkin Anda masih belum punya tempat tinggal. Ini kunci vila di Distrik Terra 1. Mohon diterima."Mata Tobi seakan bisa melihat semua dengan jelas, lalu dia bertanya, "Murah hati sekali. Katakan, apa yang terjadi?""Raja Naga memang bijaksana. Putriku, Jessi, sekujur tubuhnya sering menggigil dalam enam bulan terakhir ini. Kami sudah mengunjungi banyak dokter terkenal, tapi nggak ada yang bisa menyembuhkannya," ujar Damar."Nggak apa-apa. Hanya masalah kecil. Kalau ada waktu, besok aku akan mengobatinya.""Syukurlah! Terima kasih, Raja Naga!" kata Damar. Dia telah mencari tahu masalah ini begitu lama dan akhirnya menemukan sebuah rahasia besar.Ternyata Raja Naga yang masih muda itu adalah Dewa Medis yang telah dia cari-cari selama ini. Dia benar-benar Dewa Medis yang misterius.Tidak bisa dipercaya. Siapa yang mengir
"Tobi, sejak menerima telepon dari dokter tua itu, aku sudah menunggumu. Akhirnya, hari ini kamu datang juga. Kenapa kamu berdiri di depan pintu?"Setelah Kakek Muhar tahu Tobi datang, dia telah menunggunya sejak tadi. Karena yang ditunggu-tunggu tidak muncul, kakek itu pun berjalan keluar untuk menemuinya.Ketika Tobi melihatnya, dia langsung tersenyum dan menyapanya, "Kakek Muhar!"Begitu Kakek Muhar melihat cucunya berada di samping Tobi, dia langsung bertanya dengan penasaran, "Kalian saling kenal?"Widia tiba-tiba merasa canggung."Kami bertemu tadi pagi," ujar Tobi sambil mengatasi kecanggungan itu."Kebetulan sekali. Kalian memang berjodoh. Oh ya, hari ini juga hari yang baik untuk menikah. Setelah makan siang, kalian pergi ke kantor sipil untuk membuat akta nikah saja," seru Kakek Muhar sambil tertawa. Senior Dewa Medis memiliki keterampilan medis yang hebat, muridnya pasti juga sama.Tobi tertegun sejenak. Pria itu baru menyadari wanita cantik ini adalah Widia Lianto, tunangan
Widia berkata dengan marah, "Jangan harap! Meski di dunia ini nggak ada pria lagi, aku juga nggak akan menyukaimu!"Di luar sana ada begitu banyak pria yang jauh lebih baik dari Tobi, tetapi Widia juga tidak tertarik. Jadi, bagaimana dia bisa jatuh cinta kepadanya?"Widia!"Tiba-tiba seorang wanita cantik yang berpakaian seksi maju ke depan.Celana pendek dan kaus ketat yang dia kenakan itu tampak memperlihatkan pusarnya, bahkan pinggang ramping dan kaki panjangnya itu terekspos semuanya. Ditambah dengan kulit putihnya itu, dia makin menarik perhatian orang.Dengan santai, dia melirik Tobi yang berada di sampingnya itu.Meski hanya mengenakan pakaian biasa, wajah Tobi lumayan tampan. Namun, bagaimana orang desa ini bisa dijodohkan kepada Widia? Bagai pungguk merindukan bulan.Hanya tahu berangan-angan saja."Kamu sudah datang," sapa Widia.Kemudian, dia berkata kepada Tobi, "Ini teman baikku, Tania Suwitno."Tobi mengulurkan tangannya dan berkata sambil tersenyum, "Halo!"Namun, Tania
Semua orang tertegun sejenak. Mereka tidak menyangka Tobi berani naik ke atas panggung. Seketika para penonton langsung mentertawakannya."Haha. Lucu sekali. Orang desa sepertimu masih berani membual.""..."Tobi tidak berniat meladeni mereka, dia langsung mengambil sebuah pedang dan mendesak lawannya, "Cepat mulai."Joni agak bingung. Setelah naik, dia bertanya, "Kamu nggak pakai alat pelindung?""Nggak perlu."Mendengar ucapan itu, Joni seketika marah. Dia tersenyum dingin sambil berkata, "Ya, jangan salahkan aku kalau kamu terluka nanti." Joni bahkan berpikir untuk mengambil kesempatan ini untuk melumpuhkan tangan dan kakinya.Tobi mengerutkan kening dan berseru, "Banyak omong kali."Bukan hanya Joni yang merasa marah, tetapi semua orang juga tidak bisa berkata-kata.Melihat postur Tobi memegang pedang, dia kelihatan seperti orang awam. Kenapa dia malah pamer seperti ini, bukankah dia cari mati?Widia juga merasa gugup. Meskipun dia tidak menyukai Tobi dan ingin mengusirnya, dia jug