Leonel mengangguk dan pergi bersama pengawal paruh baya itu.Namun, sebelum pergi, dia sempat menatap Tobi dengan sorot mata penuh kebencian.Tobi mengerutkan kening. Bocah ini bukan hanya tidak patah semangat, tetapi masih memiliki gairah hidup. Apalagi, dia kini tampak begitu benci kepada Tobi.Jangan-jangan Leonel masih punya cara untuk memulihkan kejantanannya? Namun, seharusnya tidak mungkin. Tobi tahu jelas tindakannya sendiri.Kecuali Leonel mempraktikkan Kitab Bunga Matahari!Tunggu! Bukankah Kitab Bunga Matahari ada di Kota Jatra? Leonel bisa saja mendapatkannya! Bukankah ini berarti Tobi meninggalkan musuh untuk dirinya sendiri?Tobi tidak takut menghadapi Leonel, tetapi Tobi khawatir pria itu akan mencelakai orang-orang di sekitarnya.Sepertinya, dia tidak boleh membiarkan Leonel hidup lagi. Kebencian pria yang telah dikebiri tidak boleh dianggap remeh. Jika Leonel sempat mencelakai orang-orang terdekat Tobi, bukankah hanya akan berdampak buruk saja?Namun, karena sudah sepa
Ekspresi Fiona tampak murung. "Kak Tobi, aku lihat ada dua wanita lain di sampingmu, kenapa kamu nggak biarkan aku mengikutimu?""Ah ...."Tobi tercengang. Kapan ada wanita lain di sampingnya?"Kak Tobi, aku nggak peduli apa yang kamu pikirkan.""Seumur hidupku ini, aku hanya ingin menjadi milikmu. Aku nggak akan bersama dengan pria lain lagi."Fiona sepertinya telah mengambil keputusan. Dia tiba-tiba memeluk Tobi dan bahkan menempelkan bibir cerinya ke bibir Tobi.Lembut, manis, dan ada juga perasaan yang sulit dideskripsikan muncul di dalam hati.Tobi tertegun sejenak. Mengapa gadis-gadis sekarang begitu agresif? Dia harus bagaimana menghadapinya?Langsung mendorongnya?Bukankah itu akan membuatnya sedih?Namun, jika Tobi tidak mendorongnya, bukankah lebih keterlaluan lagi?Apalagi, Tobi juga menikmati perasaan itu.Yang paling penting lagi, setelah kejadian hari ini, Tobi menyadari bahwa Fiona juga menempati posisi tinggi dalam hatinya.Wajah Fiona makin tersipu. Apalagi, setelah me
"Apa?"Helia memang telah menebak kalau Tobi ingin membantu mendirikan perusahaan musik, tetapi investasi sebesar 20 triliun itu benar-benar di luar dugaannya. Secara umum, mereka juga tidak membutuhkan uang sebanyak itu.Apa Tobi begitu kaya? Baginya, 20 triliun bukanlah apa-apa?Helia benar-benar tidak bisa membayangkan hubungan seperti apa yang bisa membuat orang bisa dengan gampang menginvestasikan 20 triliun. Helia kembali memastikan. "Fiona, tadi kamu bilang berapa? 20 triliun?""Benar, 20 triliun. Apa nggak cukup?""Kalau nggak cukup juga nggak masalah. Kak Tobi bilang dia pertama-tama akan keluarin 20 triliun dulu. Kalau memang nggak cukup, dia bisa berinvestasi lagi kapan saja." Fiona tidak tahu banyak mengenai investasi.Sebenarnya, Fiona barusan juga sempat terkejut dengan angka yang disebut Tobi. Hanya saja, Tobi bilang sejumlah uang ini bukanlah apa-apa baginya. Lagi pula, uang yang dimiliki Tobi juga tidak habis dia gunakan.Bahkan, mencapai kuadriliunan!Jumlah itu tentu
Awalnya, Fiona mengira ini semua seharusnya menjadi milik Tobi. Namun, setelah dipikir-pikir, bukankah dia telah mendedikasikan dirinya kepada Tobi seumur hidupnya? Saham miliknya juga termasuk saham milik Tobi, 'kan?Sebenarnya, Tobi-lah yang buka suara tentang saham Helia. Karena Fiona tidak ingin mengelola perusahaan dan menyerahkan semua kekuasaan kepada Helia, ada bagusnya memberikan sebagian saham kepada Helia.Mengenai berapa jumlahnya, Tobi tidak memiliki aturan."Tunggu sebentar. Fiona, kamu bilang apa? Kamu ingin beri aku saham sebanyak 20 persen?" Helia tampak kaget. Berdasarkan investasi awal saja, 20 persen saham setara dengan empat triliun, 'kan?"Ya, apa Kak Helia merasa jumlahnya terlalu sedikit?""Bukan begitu. Aku rasa terlalu banyak."Helia tercengang."Nggak apa-apa. Lagian, Kak Tobi sudah setuju. Percuma saja aku ambil saham sebanyak itu.""Nggak bisa. Aku nggak menginvestasikan sepeser pun, bagaimana aku bisa mendapatkan saham sebanyak itu?" Helia juga ingin mengi
Prita juga tampak antusias.Kelak, tidak ada lagi yang bisa menindas Fiona. Mereka tidak perlu khawatir lagi.Lantaran uang sudah ditransfer, mereka tentu sudah bisa mulai menyiapkan segalanya. Selanjutnya, mereka juga harus memikirkan nama perusahaan yang bagus.Helia berpikir sejenak dan tiba-tiba berkata, "Aku terpikirkan satu. Bagaimana kalau namanya Perusahaan Musik Firtouz!""Firtouz?"Fiona bertanya dengan penasaran, "Kenapa dinamakan Firtouz? Apa ada makna di baliknya?"Mendengar itu, Helia tersenyum dan menjelaskan, "Ya. Nama Firtouz punya makna berjaya dan sukses!"Fiona tertegun. Setelah dipikir sejenak, ada keterkejutan dalam sorot matanya. Nama ini bagus."Aku tahu mengapa Kak Helia memberi nama ini."Kali ini, Prita juga bereaksi dan berkata dengan penuh semangat, "Firtouz itu gabungan nama Kak Fiona dan Tuan Tobi. Dia sengaja menggabungkan nama kalian berdua.""Apalagi, nama itu juga punya makna yang bagus."Fiona terlihat bahagia. Dia jelas menyukai nama ini, lalu berka
"Ya. Kerja sampai begitu malam, sudah lapar, 'kan?" tanya Tobi."Nggak lapar kok!"Namun, begitu Widia selesai berbicara, perutnya langsung berbunyi. Hal itu tentu membuat wajahnya memerah."Masih bilang nggak lapar. Ayo, aku ajak kamu pergi makan kudapan.""Sudah terlalu malam. Jangan keluar lagi. Pesan antar makanan saja." Widia tahu di sekitar sini tidak ada yang berjualan, kecuali harus berjalan lebih jauh atau mengemudi.Dia merasa itu akan terlalu merepotkan, apalagi dia takut mereka pulang larut dan akan memengaruhi pekerjaannya besok.Tobi mengerutkan kening. Dia kemudian menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kamu boleh pesan makanan dari luar, tapi jangan terlalu sering. Kalau kamu takut merepotkan, tunggu sebentar."Selesai berbicara, Tobi langsung berjalan keluar.Dia ingat ada sebuah toko yang tidak jauh dari sana. Seharusnya mereka ada jual mi dan semacamnya.Berdasarkan kecepatannya, dia telah sampai di toko itu dalam hitungan detik. Kemudian, segera membeli bahan-bahan y
"Kenapa? Nggak enak?" Ekspresi aneh Widia membuat Tobi tertegun sejenak. Jangan-jangan keterampilan memasaknya telah menurun?Namun, tidak sampai harus membuatnya menangis, 'kan?"Bukan!""Enak! Enak sekali!" jawab Widia dengan cepat.Tobi tidak tahu harus bagaimana menanggapinya. Dia kemudian berkata tak berdaya, "Kalau enak, pelan-pelan makan. Aku kira rasanya nggak enak makanya kamu sampai nangis."Mendengar itu, Widia tidak kuasa menahan tawa dan berkata, "Jangan buat aku tertawa. Aku hampir tersedak."Senyuman Widia begitu memesona. Mendadak membuat seluruh ruangan menjadi indah, bagaikan bunga-bunga yang bermekaran. Seketika membuat Tobi termenung."Apa yang kamu lamunkan?""Aku lagi lihat kamu.""Bohong."Wajah Widia memerah. Dia kembali melahap mi dan bertanya, "Kamu sering masak mi?""Nggak terlalu sering. Aku masih bisa yang lainnya.""Kamu masih bisa yang lain?""Ya, aku tahu banyak hal. Aku bisa balapan mobil, kaligrafi, dan meramal peruntungan.""Sungguh? Kok kamu tahu beg
Apalagi juga seorang artis!Meski situasi spesifiknya belum begitu jelas, pokoknya, Tamara tidak akan melepaskan artis bernama Fiona itu.Dia tidak peduli sekalipun Fiona itu artis papan atas. Di hadapan Keluarga Bustan yang memiliki aset ratusan triliun, artis seperti Fiona bukanlah apa-apa.Nyonya Tamara mengeluarkan ponselnya. Dia segera menelepon dan menyampaikan rencananya. Setelah itu, dia pun berkata, "Marva, cepat pergi periksa. Kalau besok pagi kamu masih belum temukan tempat tinggal gadis itu, kamu nggak dibutuhkan di sini lagi.""Masih ada satu pelaku lagi. Aku akan kirimkan videonya agar kamu bisa memeriksanya. Tapi, prioritaskan tempat tinggal Fiona dulu!"Asalkan Fiona ditemukan, orang yang melukai putranya pasti akan muncul dengan sendirinya.Mendengar perintah itu, ekspresi Marva berubah drastis. Sejak Keluarga Bustan dibersihkan, dia tidak pernah diutus untuk menyelidiki orang lagi. Jadi, kali ini dia tentu harus segera melakukannya.Marva adalah bos dari Geng Macan Hi
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K