Bisa-bisanya Tobi tidak dibawa ke kantor polisi hingga saat ini. Jelas-jelas bocah itu punya kekuatan. Hanya saja, beraninya Tobi melawannya hanya karena punya kekuatan kecil seperti itu. Darius pasti akan membiarkan dia melihat kemampuan yang sesungguhnya.Wanita di sebelahnya pun mengingatkannya, "Tapi Kak Darius, kamu barusan mengancamnya seperti itu, kamu nggak takut dia merekamnya?""Apa yang perlu ditakutkan? Sekalipun dia merekam, siapa yang bisa membuktikan kalau dia adalah pelayan yang aku utus? Aku juga bisa berdalih dan mengatakan itu semua sandiwaranya sendiri," ucap Darius sambil tersenyum sinis."Kak Darius memang pintar. Kamu hebat sekali.""Tentu saja. Kalau nggak, bagaimana kalian berdua bisa melayaniku dengan sukarela?" kata Darius dengan bangga. Ternyata, gadis yang berada di sampingnya itu adalah gadis yang ditampar oleh Tobi sebelumnya."Benar. Kak Darius tampan, keren, dan mendominasi. Kami sangat mencintaimu. Demi Kak Darius, aku bahkan sudah mengajukan permohona
Mata Tobi tampak menyala-nyala. Dia langsung membuat beberapa panggilan telepon berturut-turut. Dia terus menggali sejarah kelam milik Darius, kemudian mencari bukti dan video pendukung.Kali ini, dia akan membuat Darius membayar harga mahal.Darius jelas tidak mengetahui semua ini. Dia bahkan sangat bangga dengan apa yang dia perbuat. Saat makan malam, barulah dia bertanya dan mengetahui bahwa Tobi dan Widia tidak keluar.Dia berkata sambil tersenyum sinis, "Sudah lewat berapa lama, kenapa masih belum ada yang menangkapnya? Tak disangka, pendukung bocah ini cukup kuat juga."Tepat di saat itu, dia menerima sebuah pesan yang memberitahunya bahwa Widia adalah manajer umum baru Grup Toranda.Begitu rupanya. Pantas saja pihak berwenang tidak berani menangkap mereka. Ternyata mereka punya latar belakang sehebat itu.Namun, Darius hanya memiliki ijazah SD dan tidak tahu banyak mengenai Grup Toranda. Sekalipun dia memiliki gelar pendidikan tinggi, dia juga masih belum tentu memahami Grup Tor
Yang mana netizen bayaran yang sebenarnya?Tepat di saat ini, ada orang yang mengetuk pintu. Widia membuka pintu. Terlihat seorang pria berusia empat puluhan atau lima puluhan."Halo, kamu Bu Widia?""Benar. Anda dari mana?""Aku Hafis, wakil manajer umum Grup Toranda cabang Novara.""Oh, silakan masuk. Kita ngobrol di dalam saja. Apa kamu datang untuk menyampaikan sesuatu?" tanya Widia."Ini ...."Wajah Hafis tampak serbasalah. Dia berkata dengan tidak berdaya, "Bu Widia, seharusnya kamu sudah tahu masalah di internet, 'kan?""Ya." Widia mengangguk. Ekspresinya berubah muram. Selain sedih, dia lebih khawatir tentang bagaimana Tobi mengatasi semua ini.Tidak peduli seberapa hebatnya ilmu diri yang dimiliki Tobi, dia juga tidak sanggup melawan serangan opini publik. Begitu pihak berwenang turun tangan, sekalipun Tobi memiliki kemampuan yang hebat, dia mungkin akan mati juga.Lagi pula, tidak ada orang yang bisa menandingi kekuatan negara"Kalau begitu, saya akan terus terang saja. Saya
Tobi juga menyadari ada yang aneh dan buru-buru bertanya, "Ada apa? Ada masalah?"Menghadapi pertanyaan Tobi, Widia tentu saja tidak akan menyembunyikannya. Dia terpaksa menjelaskan, "Aku khawatir aku nggak bisa mengambil posisi manajer umum Grup Toranda lagi ....""Kenapa?" tanya Tobi.Widia pun menceritakan masalah yang terjadi barusan.Selesai mendengar semua ini, kilatan dingin langsung melintas di mata Tobi. Dia berkata dengan marah, "Sialan!" Orang lain mungkin tidak menyadarinya, tetapi dia sudah tahu.Widia khawatir berlebihan. Dia takut hal itu akan berdampak pada aset milik ibunya Tobi dan membuat ibunya tidak senang.Tobi sempat heran sebelumnya. Padahal, Widia masih belum resmi menjabat sebagai manajer umum, apalagi membuat pernyataan yang berkaitan, jadi mengapa tiba-tiba hal ini bisa berdampak pada Grup Toranda?Yang baru tahu hal ini hanyalah Sekretaris Clara, tetapi gadis itu tidak mungkin melakukan hal ini.Akhirnya Tobi mengerti sekarang. Sepertinya wakil manajer umum
Ketika mendengar itu, Tobi tertegun sejenak. Apa orang-orang itu sudah gila? Padahal, jarang sekali ditemukan orang melakukan aksi protes di Negara Harlanda.Kasus kali ini sepertinya berbeda dari biasanya.Kebenarannya harus diselidiki secara menyeluruh!Sekalipun Tobi tidak punya bukti, dia juga akan menyelidiki semuanya dengan jelas.Sekelompok orang bodoh itu bukannya membantu Darius, tetapi malah mencelakai idola mereka sendiri.Tidak peduli seberapa hebatnya Darius, dia juga tidak mungkin bisa melawan kekuatan seperti itu.Kenyataannya memang demikian. Tak butuh waktu lama, hal ini sudah tersebar ke telinga para pemimpin. Semuanya langsung marah dan mengutus orang untuk mengambil tindakan.Kebenaran harus diselidiki dengan jelas. Mereka yang bersalah sudah pasti akan dihukum seberat-beratnya.Setelah mendengar perkataan Clara, Widia menjadi cemas. Dia kemudian berkata, "Tobi, bagaimana ini? Bagaimana kalau kamu menghindar dulu dan biarkan aku yang menanganinya?"Walau para pengge
Tidak heran juga, apalagi setelah terjadi keributan yang begitu besar. Satu per satu dari konten kreator yang ada di sana sibuk mengunggah video. Sebaliknya, yang lainnya langsung meneruskan unggahan itu.Saat ini, banyak stasiun televisi, surat kabar, dan berbagai media yang ikut datang meramaikan.Makin banyak orang mengetahui tentang video sebelumnya. Makin banyak pula orang memarahi Tobi karena kesombongan dan perilakunya yang begitu mendominasi.Begitu melihat itu, semua penggemar Darius makin senang. Mereka sangat bangga dengan tindakan mereka yang teguh dalam melindungi idola kesayangan.Para petinggi Harlanda paling takut jika situasi bertambah parah. Apalagi, dengan pergerakan sebesar itu, apa mereka masih tidak akan menghukum pelaku kejahatan itu?Benar saja. Tak lama kemudian, pemimpin polisi juga datang. Pak Bahran langsung berteriak dengan menggunakan pengeras suara, "Semuanya, jangan khawatir. Kami akan menyelidiki kebenarannya dengan ketat dan nggak akan melepaskan orang
Salah satu remaja di antara kerumunan langsung angkat bicara, "Sialan! Kalau dia memarahiku, aku masih terima. Tapi beraninya dia memarahi Kak Darius? Aku pasti akan melawanmu sampai akhir."Pak Bahran terlihat panik. Keringat dingin mengucur di dahinya. Hanya berdasarkan pasukan polisi yang dibawanya, mereka tidak akan sanggup meredakan situasi ini. Segalanya akan menjadi kacau.Tobi hanya mendengus dingin. Suaranya yang menggelegar itu membuat semua orang tertegun sejenak. "Kalian nggak percaya, 'kan? Kalau begitu, aku akan tunjukkan bukti malam ini agar kalian semua bisa melihat semuanya dengan jelas."Semua orang berhenti sejenak, tetapi tak lama kemudian, ada yang berseru, "Bukti apa yang kamu punya? Menurutku, kamu hanya ingin menunda waktu dan melarikan diri.""Melarikan diri? Hanya karena sekelompok orang bodoh seperti kalian? Apa aku perlu melarikan diri?"Nada bicara Tobi tampak menghina. Suaranya begitu keras dan terdengar jelas ke telinga semua orang.Mendengar itu, semua o
Kembali ke kamar, Widia langsung bertanya dengan khawatir, "Tobi, apa kamu benar-benar sudah menyiapkan semua bukti?""Tentu saja!" ucap Tobi dengan tegas. Jika bukan karena mempersiapkan masalah yang berkaitan Widia, semuanya pasti sudah selesai ditangani dari tadi.Kali ini, mereka mungkin akan gencar mempromosikan bisnis kosmetik milik Grup Lianto. Meski Tobi sangat murah hati, dia juga tidak akan membuat orang seperti Yesa terlalu bangga.Apalagi, berdasarkan karakter Yesa, dia bukan hanya tidak bersyukur saat menerima keuntungan, tetapi dia malah akan berbalik mengejek Widia dan Tobi.Jika tidak, Tobi bahkan tidak akan perhitungan dan membiarkan Yesa mengambil keuntungan.Mengungkit tentang Yesa, meski ini hari pertamanya menjabat, semuanya tidak berjalan dengan mulus. Apalagi, anak buahnya sama sekali tidak memiliki kesan yang baik terhadapnya.Yang paling penting lagi, begitu menjabat, dia langsung sok mengajari karyawannya, seolah-olah dia sangat profesional.Selain itu, Yesa y