Salah satu remaja di antara kerumunan langsung angkat bicara, "Sialan! Kalau dia memarahiku, aku masih terima. Tapi beraninya dia memarahi Kak Darius? Aku pasti akan melawanmu sampai akhir."Pak Bahran terlihat panik. Keringat dingin mengucur di dahinya. Hanya berdasarkan pasukan polisi yang dibawanya, mereka tidak akan sanggup meredakan situasi ini. Segalanya akan menjadi kacau.Tobi hanya mendengus dingin. Suaranya yang menggelegar itu membuat semua orang tertegun sejenak. "Kalian nggak percaya, 'kan? Kalau begitu, aku akan tunjukkan bukti malam ini agar kalian semua bisa melihat semuanya dengan jelas."Semua orang berhenti sejenak, tetapi tak lama kemudian, ada yang berseru, "Bukti apa yang kamu punya? Menurutku, kamu hanya ingin menunda waktu dan melarikan diri.""Melarikan diri? Hanya karena sekelompok orang bodoh seperti kalian? Apa aku perlu melarikan diri?"Nada bicara Tobi tampak menghina. Suaranya begitu keras dan terdengar jelas ke telinga semua orang.Mendengar itu, semua o
Kembali ke kamar, Widia langsung bertanya dengan khawatir, "Tobi, apa kamu benar-benar sudah menyiapkan semua bukti?""Tentu saja!" ucap Tobi dengan tegas. Jika bukan karena mempersiapkan masalah yang berkaitan Widia, semuanya pasti sudah selesai ditangani dari tadi.Kali ini, mereka mungkin akan gencar mempromosikan bisnis kosmetik milik Grup Lianto. Meski Tobi sangat murah hati, dia juga tidak akan membuat orang seperti Yesa terlalu bangga.Apalagi, berdasarkan karakter Yesa, dia bukan hanya tidak bersyukur saat menerima keuntungan, tetapi dia malah akan berbalik mengejek Widia dan Tobi.Jika tidak, Tobi bahkan tidak akan perhitungan dan membiarkan Yesa mengambil keuntungan.Mengungkit tentang Yesa, meski ini hari pertamanya menjabat, semuanya tidak berjalan dengan mulus. Apalagi, anak buahnya sama sekali tidak memiliki kesan yang baik terhadapnya.Yang paling penting lagi, begitu menjabat, dia langsung sok mengajari karyawannya, seolah-olah dia sangat profesional.Selain itu, Yesa y
"Apa lagi? Dia pasti hanya menunda waktu dan ingin melarikan diri. Kalau nggak percaya, tunggu dan lihat saja. Menurutku, mereka nggak mungkin bisa mengumumkan buktinya jam sembilan malam nanti."Sebenarnya, jam delapan malam pada dasarnya adalah jam tayang utama. Menurutnya, jam sembilan malam sudah agak terlambat. Jika lewat dari jam itu, sudah pasti tidak ada bukti lagi.Begitu mendengar perkataan Darius, mereka semua juga merasa masuk akal.Terutama, wanita yang mengikutinya itu. Dia terus memuji kehebatan Darius.Kak Darius memang hebat dalam segala hal, meski perlu menggunakan narkoba."Darius, kamu lihat. Mereka sudah muncul di platform Tiktok dan mengatakan mereka akan mengunggah buktinya," kata manajer buru-buru."Terus, mereka sudah unggah?" tanya Darius."Belum!""Benar, 'kan? Siapa yang nggak bisa menipu orang? Kamu lihat sendiri, bukankah platform resminya juga nggak mengatakan apa-apa?""Benar juga."Ternyata, setelah selesai menandatangani perjanjian, Tobi telah mendafta
Tepat jam sepuluh, Tobi langsung mengunggah video menggunakan akun Widia.Video itu berisi rekaman keseluruhan kejadian, dimulai dari mereka menunggu lift hingga Tobi memukul orang, termasuk para pengawal.Begitu video lengkap keluar, semua orang mulai berdebat. Sayangnya, karena tidak ada suara, semuanya tidak bisa mendengar pembicaraan mereka.Namun, dalam video itu terlihat jelas bahwa Darius-lah yang mencari Widia lebih dulu. Setelah itu, barulah memicu rangkaian kejadian berikutnya. Hal ini menunjukkan bahwa bukan Widia yang berinisiatif menggoda Darius.Meski begitu, hal ini juga tidak mengubah fakta Tobi yang telah memukul orang. Bagaimanapun, memukul orang adalah tindakan yang salah.Saat melihat video lengkapnya, manajer tampak terkejut. Dia bergegas melaporkan hal itu kepada Darius. Sebab, dia ingat dengan jelas telah mengeluarkan uang untuk melenyapkan semua rekaman CCTV hotel.Darius juga terkejut. Hanya saja, saat mengetahui isi video, dia langsung mendengus dingin. "Bukan
Menghadapi situasi seperti ini, semua orang tentu emosi.Para penonton tidak bisa menahan diri lagi dan langsung mengumpat dengan marah, "Sialan! Mataku sudah buta. Bisa-bisanya aku mendukung artis sampah seperti ini.""Sialan! Wanita itu begitu nggak tahu malu. Kalau aku ada di tempat kejadian, aku pasti akan menghajarnya habis-habisan.""Aku bersalah, Sobat. Itu semua salahku sebelumnya. Bisa-bisanya aku memarahimu.""Bagaimana bisa ada orang seperti itu? Darius ini terlalu menjijikkan.""Sudah kubilang, pasti ada yang aneh di balik semua ini. Benar, 'kan?""Siapa tadi yang bilang artis sampah seperti ini akan dijadikan sebagai panutan? Aku rasa orang itu sudah gila.""Maaf, Bu Widia. Aku sudah bersalah!""Bu Widia, kami sudah salah paham. Kami minta maaf kepadamu." Semua orang tidak tahu nama Tobi. Yang mereka tahu hanya nama Widia."..."Dalam sekejap, situasi berbalik sepenuhnya. Banyak orang meminta maaf atas kesalahpahaman mereka sebelumnya.Kata 'maaf' seketika membanjiri kolom
Meski masih ada komentar-komentar yang memihak Darius, kebanyakan penonton lebih mendukung Tobi dan Widia. Hanya saja, masih ada penggemar berat yang bekerja keras, bahkan berbicara mewakili Darius.Situasi mulai menjadi kacau, membentuk kontroversi besar. Namun, justru karena ini juga, kasus ini makin memanas.Melihat semua itu, manajer buru-buru melapor kepada Darius lagi. Darius sama sekali tidak peduli dengan semua itu. Dia hanya mendengus dingin dan berkata, "Kenapa lagi?""Ka .... kamu lihat sendiri."Manajer terlihat pasrah dan langsung menyerahkan ponsel kepada Darius.Darius mengambilnya dan menontonnya. Begitu melihat isi videonya, terutama mengenai apa yang dia katakan dan apa yang dia lakukan terlihat jelas. Wajahnya langsung memucat, kaget, sekaligus marah."Sialan! Kok bisa, kok bisa ada rekaman ini? Apalagi, suaranya begitu jelas?"Melihat kritik yang melimpah, Darius panik dan langsung memerintahkan, "Cepat, cepat gunakan netizen bayaran. Kita harus segera mengubah opin
"Hah? Tapi setelah mengantar kalian ke kamar, aku juga langsung mendatangi pihak hotel," ucap Clara masih tidak percaya.Tobi tertegun sejenak. Tidak disangka, ternyata gadis ini juga peduli dengan mereka. Tobi pun tersenyum dan berkata, "Saat kita masuk ke dalam lift tadi, aku sudah mengutus orang untuk mengambil tindakan. Lagi pula, hal itu juga ditangani dengan cara khusus. Bahkan, orang-orang di hotel juga nggak tahu."Mendengar itu, Clara tercengang. Ternyata, Tobi menggunakan cara khusus. "Tapi, video terakhir itu sepertinya direkam olehmu, tapi aku ....""Kamu nggak melihatku merekamnya?"Tobi tersenyum dan berkata, "Aku punya kamera tersembunyi dan perekam suara dalam tubuhku. Keduanya bisa merekam semuanya dengan jelas. Tergantung aku membutuhkannya atau nggak.""Baiklah. Seharusnya kamu nggak punya pertanyaan lagi, 'kan?""Nggak, nggak ada lagi. Eh, sebentar. Mengenai kelanjutan video itu ...." Clara sangat penasaran dengan kelanjutan video itu."Kamu akan tahu apa yang terja
Tidak terasa, waktu berlalu dengan cepat. Pada jam dua, yang juga enam jam sebelum waktu publikasi, manajer Darius muncul dan mengetuk pintu.Tobi membuka pintu. Begitu melihat wajah orang itu, Tobi bahkan tidak repot-repot mengucapkan sepatah kata pun dan langsung menutup pintu kembali."Tunggu sebentar!""Tuan Tobi, semuanya hanya kesalahpahaman sebelumnya. Kita bisa bicarakan baik-baik," ucap manajer Darius dengan wajah memelas. Sebelumnya, Darius malah meremehkan Tobi dan mengira pria itu tidak punya apa-apa.Namun sore ini, Darius tidak tahan lagi. Dia merasa ada krisis besar yang tengah menunggunya. Dia segera meminta manajernya untuk mendatangi Tobi dan mencari tahu kebenarannya."Apa yang mau kamu bicarakan?" tanya Tobi dengan dingin."Tuan Tobi, Darius memang sudah melakukan kesalahan sebelumnya. Dia telah membuat Anda dan pacar Anda tersinggung. Kami minta maaf kepada Anda di sini.""Hanya itu saja?""Hmm, mengenai lanjutan dari video kemarin. Aku ingin tahu informasi seperti