Share

Takut

Milova begitu takut. Keringat dingin keluar dari keningnya. Di luar ruang rawat inap, di sebuah kursi tunggu, ia terdiam. Hatinya tak henti berdoa, berharap Tuhan mengabulkannya.

Keringat dingin di keningnya ikut mewakili betapa risaunya hati Milova. Ia menyesal telah mengatakan semuanya kepada Lusi. Tak berhenti ia menyalahkan dirinya sendiri.

Dua jam sudah ia duduk di kursi tunggu tersebut. Kedua orang tua Lusi juga sedang menunggu dengan penuh harap. Sempat ditanya tentang apa yang sebenarnya terjadi, tapi Milova tak berani jujur. Ia berdalih Lusi tiba-tiba saja sesak napas.

Dokter yang keluar-masuk ruangan tersebut semakin menambah kekhawatiran. Tapi sebisa mungkin, Milova mencoba tetap tenang.

"Gimana keadaannya?" Husna yang tiba-tiba muncul terlihat khawatir dan napasnya terdengar ngos-ngosan.

Husna yang menghubungi Milova karena ada beberapa dokumen observasi kelas yang harus ditanda tangani olehnya, terkejut mendengar kabar bahwa Lusi kritis di rumah sakit. Membuatny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status