Share

Selamat Jalan, Lusi

Tangannya dingin dan sering gemetaran, sejak tadi subuh ia tak tidur lagi, bersiap-siap untuk hadir ke rumah duka.

Meski bukan siapa-siapa, tapi sejak kemarin, Milova mulai menaruh simpati pada Lusi. Air matanya mengalir ketika tengah menyetir mobil. Ia meraih sehelai tisu dan menyekanya.

Dari tadi subuh juga ia telah berusaha menghubungi Osa, berkali-kali. Bahkan sampai detik ini ia masih mencoba. Tapi tetap saja tak ada jawaban, tetapi berdering.

"Lelaki tak bertanggung jawab" monolognya.

Milova melempar ponsel pintarnya, kekesalannya meluap. Lelaki yang tak punya hati seperti Osa tak layak bersemi di muka bumi ini, pikirnya.

Gamis dan jilbab hitam yang dipakainya semakin menambah duka tersendiri. Hari ini adalah hari yang paling berat untuk keluarga yang ditinggalkan. Dan Milova juga ikut terhanyut di dalamnya.

Sesampainya di rumah Lusi, ia melihat beberapa guru dari SMAS Tunas Bangsa telah hadir. Mereka ikut menguatkan keluarga yang ditinggalkan almarhumah. Terutama Bu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status