Share

Terpaksa Berbohong

Ashyana terbangun pagi ini karena mendengar suara ribut - ribut tepat di depan kamarnya. Ia yang memang baru bangun dan kaget, refleks menuju sumber keributan itu. Tambah kaget lagi melihat orang yang sedang beradu argumen tepat di depan pintu.

"Ayo kita pulang Na, pasti kamu dicari Ibu." Lucy, sang sahabat langsung menarik tangannya tapi gagal karena dihadang bosyguard Madam Soraya.

Ashyana yang baru saja bangun tidur tentu linglung melihat orang - orang disekitarnya.

"Dia sudah menjadi istri kakakmu sayang," ucap Madam Soraya dengan suara selembut sutra. Agaknya baru pertama kali ini Ashyana mendengarnya selama ia tinggal disini.

"Bohong! kalau pun mereka menikah kenapa Lucy tidak diundang?! ini pasti akal - akalan Mami. Aku tau pasti Mami mau berbuat macam - macam pada Ashyana!" ucap Lucy, dengan wajah memerah. Baru kali ini Ashyana melihat sang sahabat begitu termakan amarahnya. Biasanya wanita cantik nan anggun itu hanya akan menjalankan trik liciknya ketika marah.

"Lucy, kamu kemarinkan liburan ke Bangkok sayang, lagipula pernikahan mereka terjadi secara mendadak, bukan begitu Ashyana sayang?" ucap Madam Soraya dengan senyum manisnya. Oh jangan lupakan usapan lembut di pucuk kepalanya. Namun, Ashyana sangat tahu bahwa ini hanyalah kode untuknya.

"Ehh iya Lucy, bukannya dari dulu ini yang kamu harapkan? katanya kamu ingin aku menikah dengan kakakmu itukan?" ucap Ashyana dengan kikuk. Sudah belasan tahun ia mengenal Lucy dan tidak luput satupun ia sembunyikn dari sahabatnya itu, tapi kini Ashyana benar - benar harus berbohong.

Lucy menatap Ashyana dengan tatapan tidak percayanya. "Kamu bahkan belum pernah mengenal kakakku sebelumnya Na!" geram nona muda Iskandar itu. "Jadi, gimana mungkin kalian tiba - tiba menikah begini?!" mata Lucy sampai mendelik ketika mengatakan itu.

"Emm aku kan-"

"Enggak aku belum ngenalin kalian Na." ucap Lucy dengan datar ketika tahu arah ucapan Ashyana.

"Enggak bukan gitu, aku-"

"Kita perlu bicara berdua, Mami jangn ikut campur dulu!" ancam Lucy yang langsung menyeret Ashyana keluar dari rumah. Beberapa bodyguard yang menghadang terlihat agak menciut saat mendapat tatapan tajam dari Lucy.

"Mi!" hanya satu kata itu mampu membuat Madam Soraya meloloskan Ashyana untuk dibawa keluar dari rumah ini.

****

Di sebuah kedai es krim langganan mereka nongkrong dengan ditemani Malvin alias pacar Lucy, mereka mulai mengobrol. Dimulai dari Malvin yang menanyakan kabar Ashyana karena sudah lama tidak bertemu.

"Bagaimana kabarmu Na? sudah lama rasanya kita tidak bertemu." ucap Malvin dengan nada ramah seperti biasanya.

"Makanya jangan terlalu sibuk dengan pekerjaanmu itu Tuan." sarkas Lucy yang membuat Malvin cengngesan dan menggelayut manja di pundak pacarnya.

"Hehe uangnya kan juga untuk kamu sayang." ucap Malvin dengan manja.

Ashyana hanya bisa memutar bola matanya jengah. Sudah khatam ia dengan segala model kebucinan Lucy dan Malvin yang selalu tidak tahu tempat itu.

"Aish, minggrilah aku mau mengintrogasi nona muda ini." Lucy langsung menyingkirkan kepala Malvin dari pundaknya dan menatap seriua Ashyana.

"Jadi-"

Ashyana mengenyitkan dahinya tidak paham. "Jadi? Jadi apa?"

"Aish kau ini bodohnya masih saja menjamur. Jadi bisa jelaskan apa yang sebenarnya terjadi NYONYA MUDA ISKANDAR?" jelas sekali penekanan Lucy di akhir kalimatnya yang membuat Ashyana mendengus sebal.

"Aku dijodohkan dengan kakakmu, dan soal acara yang dipercepat itu murni karena aku dan Kak Kenan memang ingin segera menikah. Kan usia kakakmu juga tidak muda lagi. Jadi buat apa ditundakan?" Ingin rasanya Ashyana memukul bibirnya sendiri karena asal bicara seperti ini. Entah bagaimana nasibnya nanti jika Kenan mengetahui ucapannya barusan. Tapi itu semua tidak penting, yang penting sekarang Lucy percaya dengan ucapannya.

"Please bedakan menikah diperceat sama mendadak Na, gila aja kamu nikah sama kakakku tapi aku sendiri nggak dikasih tau padahal aku sahabatmu dan adik kandung Kak Kenan. Gimana aku nggak curiga coba kalau ada apa - apa antara kamu sama Mami!" Lucy mencabikkan bibirnya.

"Kamu hamil duluan Na?" Malvin langsung menciut begitu mendapat pelototan dari kedua gadis di depannya. "Aku kan cuma nanya!" ucap Malvin ssewot.

"Dipikir dulu kalau nanya! yakali belum pernah ketemu udah hamil." ucap Lucy dengan sewot juga.

"Santi - santai, aku nggak hamil duluan dan emang ini keputusan bersama juga. Intinya aku sekarang udah nikah sma kakakmu dan nggak ada yang perlu dikhawatirin karena emang nggak ada, oke?"

Lucy menghembuskan nafas beratnya. "Oke kalau gitu pertanyaan terakhir, pernikahan kalian terdaftar di negarakan?" Tanya Lucy yang membuat Ashyana gelagapan awalnya tapi akhirnya ia menganggukkan kepalanya.

"Oke, mari kita pastikan."

"Hah! pastikan gimana?" Ashyana panik sendiri karena jujur ia saja tidak tahu pernikahannya didaftarkan apa tidak. Tapi kalau mau mendapatkan anak yang sah harusnya Kenan dan Madam Soraya mendaftarkannya kan?

"Loh namamu dan Kakak nggak ada disini, kamu bohong Na?" Ashyana mendadak gugup ketika disodori ponsel Lucy dimana disitu ada situs untuk mengakses catatan sipil tentang pernikahan.

Malvin yang melihat wajah pucat Ashyana mencoba untuk mengelus pundak Lucy karena pacarnya itu sudah terlalu mengintimidasi sahabatnya. "Mungkin jaringannya lagi nggak nyangkut, coba diulang." ucap Malvin mengambil alih ponsel Lucy dan merestart pencarian.

"Eng kayaknya emang belum didaftarin sama Kak Kenan deh." Melihat Lucy yang melotot, Ashyana buru - buru menambahkan. "Kemarinkan buru - buru nikahnya, jadi berkasnya belum lengkap, iya berkasnya belum lengkap." ucap Ashyana mencoba memberi pengertian untuk sahabatnya itu.

Meski matanya masih memicing curiga, Lucy hanya manggut - manggut. Hingga tatapan Lucy menjadi berbinar dan melambaikan tangannya membuat Ashyana dan Malvin menengok kearah tatapan Lucy.

"Kenapa di kedai es krim?" gerutuan Kenan jelas terdengar tepat dibelakang Ashyana setelah gadis itu membalikkan badannya kembali.

"Ini tempat kesukaan istri Kakak tau." ucap Lucy mencabikkan bibirnya.

Ashyana tidak berani menatap wajah Kenan apalagi membuka mulutnya. Ia hanya terus merapalkan doa agar segera kembali ke rumah.

"Apa - apaan kamu bawa istri kakak hanya dengan baju tidur seperti ini?!" Geraman mampu Ashyana dengar hingga sebuah jas menyampir dibahunya membuatnya kaget. "Ayo pulang, kita harus bersiap." Dengan lembut Kenan membawa tangan Ashyana kedalam genggamannya dan membantu gadis itu berdiri.

Jangan ditanya bagaimana Ashyana yang kinu menjadi kikuk sendiri.

"Bersiap kemana?!" pekikan Lucy membuat Kenan menatap malas adiknya.

"Honeymoon." jawaban singkat Kenan itu membuat Lucy memekik senang sementara Ashyana memutar bola matanya malas.

Hingga kepergian Kenan Ashyana, Lucy masih saja mengembangkan senyumannya. Hingga Malvin mengajukan pertanyaan yang membuat ekspresi pacarnya itu berubah drastis.

"Kamu percaya ucapan Yana tadi?" tanya Malvin.

"Mana mungkin, tapi mereka cocok dan akan aku pastikan mereka akan menjadi budak cinta satu sama lain." seringaian pacarnya itu membuat Malvin bergidik.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status