Helena dan Alexander berdiri di tepi pantai, menghadap ke lautan yang luas dengan hamparan pasir putih di bawah kaki mereka.
Senyum merekah indah sempurna itu tergambar jelas di wajah Helena. “Wah... Aku benar-benar merasa ini seperti mimpi!” Alexander pun ikut tersenyum. “Aku juga merasakan gang sama. Tapi, bukan tentang pantai ini.” Helena menoleh, menatap Alexander dengan tatapan yang dalam. Matahari terbenam menciptakan siluet yang memukau, memperlihatkan keindahan sejati alam yang berpadu sempurna dengan momen bahagia mereka. Gaun pengantin sederhana yang dikenakan Helena berkibar lembut diterpa angin, menambah keanggunan penampilannya. Alexander memeluk Helena dari belakang. Ia memberikan kecupan lembut di punggung Helena, membuatnya tersenyum bahagia. “Kau memiliki kemajuan dalam memperlakSenja mulai menyelimuti pantai saat Alexander menggenggam tangan Helena, membawanya memasuki penginapan bergaya klasik yang terletak tak jauh dari bibir pantai. Desain yang memadukan unsur kayu dan batu membuat suasana semakin romantis, ditambah suara ombak yang berdesir pelan sebagai latar musik alami. Begitu pintu kamar terbuka, Alexander tak bisa menahan diri. “Aku tidak bisa menahan diri lebih lama lagi, Sayang,” ucap Alexander, matanya memancarkan maksud yang mendalam, selaras dengan ucapannya. Dengan napas yang terengah-engah, dia mendekap Helena dan mencium bibirnya dengan penuh hasrat. Helena terbawa arus emosi yang sama, membalas ciuman itu tanpa ragu. Alexander dengan lembut mengusap punggung Helena yang masih terbalut gaun pengantin sederhana yang telah berantakan akibat angin pantai. Je
“Jangan harap kau akan mendapatkan jawabannya, Alexander. Aku tidak akan mengatakan apapun jika pertanyaanmu tentang itu.” ucap Helena, tegas. Alexander hanya bisa menerima saja keputusan Helena. Yang paling, Helena sekarang ini sudah menjadi istrinya, bahkan kini pernikahan mereka juga sudah tercatat pada catatan negara. “Baiklah. Mau kau cinta atau tidak padaku, Sekarang ini kau sudah menjadi istriku yang sah secara negara juga. Jadi, asalkan hidup bersama dengan kompak dan bahagia, aku rasa itu tidak akan menjadi masalah, kan?” ujar Alexander. Helena hanya bisa membalas ucapan Alexander dengan sebuah senyuman. Malam itu, mereka benar-benar menghabiskan waktu dengan kegiatan yang begitu intim. Tidak kenal lelah, namun nyatanya mereka juga seperti ketagihan satu sama lain. Esok paginya, Helena dan Alexander kembali ke kediaman Beauvoir. Keluarga menyambut kedatangan mereka terutama Angel dan juga Rendy. Mereka berdua bertingkah seolah sudah satu abad tidak bertemu dengan Hele
Helena tersenyum sinis membaca artikel baru yang muncul, naik menjadi 10 besar berita heboh. ‘Hailey, putri Jessica Beauvoir bertunangan dengan Jarvis Huroos’. Helena sudah mengetahui latar belakang pria itu, memang akan sangat berbanding terbalik dengan Benjamin jika Helena jadi menikah dengan pria itu. “Sudah, ah. Untuk apa juga aku terus memikirkan sesuatu yang sangat tidak penting seperti ini?” gumam Helena. Gegas menjauhkan ponselnya, Helena sudah harus tidur karena besok ia pun masih harus bekerja. Alexander tersenyum menatap kedua anaknya yang tengah bermain dengan akur. Rendy nampak begitu menyayangi Angel, sebaliknya juga sama. “Aku benar-benar tidak menyangka kalau akan merasakan hal ini. Ternyata, menjadi seorang Ayah bukan hal yang menyebalkan.” gumam
Helena datang ke kantor di pagi harinya, seperti biasa. Pegawai yang melihat Helena menatap dengan maksud yang mendalam, sementara itu Helena menanggapinya dengan santai. ‘Mereka pasti sedang mengungkit seberapa besar perbedaan antara aku dan Hailey.’ batin Helena. Seperti tidak terpengaruh sama sekali, nyatanya memang begitu. Helena bekerja dengan sangat baik, hanya saja sesekali dia pun masih mengeluhkan tubuhnya yang terasa tidak nyaman. Toktok! Suara ketukan pintu terdengar, asistennya Helena masuk ke dalam ruangan. “Selamat pagi, Nona Helena.” sapa asisten itu dengan sopan. “Ini berkas dari divisi pemasaran yang sudah dirangkum secara jelas dan singkat seperti yang anda inginkan.” bebernya. Helena menganggukkan kepalanya. “Setelah ini, pastikan Kak Hendrick mendapatkan salinannya. Ada yang haru
“Jangan meneriaki namaku, Kakek!” tegas Helena. Sikap Helena yang sangat berani kepada sang kakek itu membuat Hendrick dan juga Helios tersenyum puas. Keberanian, keteguhan, dan kecerdikan yang dimiliki Helena benar-benar sangat mirip seperti ibu kandung mereka. “Bukan cuma wajah Heceline saja yang mirip dengan ibu, sepertinya semuanya juga sangat mirip,” gumam Helios pelan. Hendrick masih tersenyum dan menyempatkan untuk menganggukkan kepala karena dia setuju dengan apa yang diucapkan Helios. “Kau itu bocah baru kemarin sore, lagakmu sudah seperti orang yang hidup ratusan tahun di dalam keluarga Beauvoir. Ingat, kau bahkan Baru 3 tahun berkecimpung di keluarga Beauvoir, jadi jangan sok tahu!” tugas sang kakek, matanya semakin menyalak marah seolah ucapannya itu tak boleh dibantah oleh Helena. Sayang sekali, Helena yang sekarang tidak akan pernah menerima penindasan terhadap dirinya. Terlalu sadar diri bahwa selama ini dia memiliki banyak kemampuan, hanya saja ora
Benjamin memilih untuk menjauh, sadar bahwa dia tak lagi memiliki kesempatan walupun hatinya terluka. Marah, kecewa, bahkan juga dendam terhadap Alexander semakin besar. Padahal, dia hanya ingin memiliki wanita yang membuatnya jatuh cinta bahkan saat pertama kali bertemu. Tapi, semuanya sangat sulit karena Alexander tiba-tiba saja muncul dan mengacaukan segalanya. “Dia sudah pergi,” ucap Alexander, menjauhkan dirinya dari Helena. Helena pun membalikkan tubuhnya, ada perasaan bersalah yang menghantuinya. “Jangan melihatnya seperti itu, Helena. Sungguh, aku benar-benar bukan pria yang akan membiarkan wanitanya memikirkan pria lain, paham?” jaringan Alexander, nadanya berbisik. Helena kembali membalikkan tubuhnya, memutuskan untuk masuk ke dalam mobil. Mereka berdua meninggalkan gedung kantor. Di dalam perjalanan, Alexander merasa kesal sendiri melihat Helena
“Sudah waktunya untuk kita blak-blakan, Sayang...” ucap Alexander, sukses membuat Helena tertegun. Helios dan Hendrick menatap dingin kepada Alexander. “Dia benar-benar hebat mencari muka di hadapan Hecel,” gumam Hendrick, Helios pun mengangguk setuju. “Ngomong-ngomong, besok malam kita semua akan datang ke pesta tahun baru, kan? Aku yakin benar Bibi Jessica dan Hailey pasti akan datang.” ujar Hendrick. “Wah, Sepertinya seru juga, ya...” ujar Alexander. Tuan Beauvoir membuang napasnya. Sekarang, tanggung jawabnya adalah melindungi keluarganya. Paling penting untuknya adalah keselamatan mereka semua hingga Tuan Beauvoir hanya akan memperlihatkan ketenangan, namun dia akan bergerak secara diam-diam. *** Hailey berjalan memasuki gedung Diamond Glory dengan tangan terge
“Kau biasanya lebih condong terlihat seksi dibanding cantik, istriku...” Mendengar jawaban Alexander, Helena pun hanya bisa menggelengkan kepalanya, keheranan. Acara berlanjut, Helena dan Alexander pun mengikuti jalannya acara. Di tengah keramaian pesta dansa, Helena memukau semua tamu dengan gerakannya yang anggun dan menawan. Setiap langkahnya bersama Alexander di lantai dansa tampak sempurna dan harmonis. Dengan gerakan yang terampil, Alexander beberapa kali mencuri kesempatan untuk mengecup lembut pipi Helena, setiap kali gerakan mereka memungkinkan, yang semakin membuat sorot mata tamu terpana pada mereka berdua.“Apa dia kekasih barunya Nona Heceline Beauvoir? Pria itu nampak asing, tapi dia memiliki pesona yang luar biasa.”“Aku jadi penasaran tentang bagaimana perasaan mantan tunangan Nona Heceline Beauvoir, ya?”“Sepertinya, rumor jika dia senang berganti pria memang benar.”“Entahlah, sampai dengan detik ini tidak ada satupun bukti yang menguatkan rumor itu.” “Yah, tap