Happy Reading Semuanya!
“Jika memang aku enggak bisa hamil dan membutuhkan pengganti rahim agar bisa meneruskan perusahaan keluarga Laksamana, aku ingin Irene menjadi orang itu. Adik madu aku dan orang yang akan memberikan rahimnya untuk memberikan keturunan untuk mas Rangga,”
CTAR!
Rasanya Irene seperti tersambar petir di siang bolong, telinganya tidak salah dengar. Kenapa sekarang ia menjadi korban dari kakaknya. Rahim pengganti? Pengganti rahim? Konyol. Itu hanya ada di novel yang sering ia baca, tidak terjadi di kehidupan nyata.
Bahkan sampai sekarang lidahnya terasa kelu. Perempuan cantik bernama Irene, ingin sekali berontak pada sang kakak saat ini.
“Jangan gila Mira! Aku cinta kamu apa adanya, kita tetap bersama apapun yang terjadi. Kita bisa mengadopsi anak atau pancing anak, itu hanya akal-akalan Mami saja! Dia berusaha buat memisahkan kita sayang. Aku enggak mau!”
Irene mengangguk setuju dengan kakak iparnya kali ini, ia juga masih mencintai seseorang dan menginginkan dia sebagai suaminya. Bukan kakak iparnya.
“Mas, kalau dipikir-pikir... itu mungkin saja, Mas. Bagaimana kalau aku memang mandul seperti yang dikatakan oleh Mami? Buktinya kita menikah selama dua tahun, sampai sekarang belum memiliki momongan. Aku enggak enak sama kamu, Mas.” Suara Mira tampak sedih disana.
“Kita belum cek sayang! Jangan mendengarkan berita hoax seperti itu!! Kita cek ke rumah sakit sekarang! Ayo sekarang kita pergi dan kasih pembuktian pada Mami,” ajak Rangga dengan nada suara marah.
Mira melepas cengkraman tangan sang suami di depannya, tatapannya tidak bisa dibohongi kalau ada perasaan sakit disana.
“Mas, Kalau aku memang mandul bagaimana Mas? Yang di bilang sama Mami benar juga, kalau kamu enggak punya keturunan bagaimana dengan perusahaan ke depannya? Ini demi nama baik kamu Mas. Aku enggak mau dengar rumor tentang berita konyol Mas,” ucap Mira pelan.
Rahang Rangga tampak mengeras dan menatap kedua orang tuanya tampak bersikap angkuh, memang buah tidak jauh dari pohonnya. Rangga memang duplikat kedua orang tuanya.
Pandangannya berdalih pada Irene terlihat menunduk, adiknya menjadi korban dari mereka. Dia tidak salah apapun dan sekarang harus menjadi rahim pengganti. Ini gila bagi Rangga.
“Mira, kita enggak boleh putus asa. Itu hanya kesalahan omong kosong dokter yang sama sekali enggak pernah cek keadaan kamu sesungguhnya, dia hanya melakukan observasi dan membuat kesimpulan sendiri. Ayo kita cek ke dokter sekarang! Mas akan menyuruh rekan Mas untuk memeriksanya.”
Mira sama sekali tidak menjawab, hatinya berusaha untuk sekuat mungkin meskipun kenyataannya itu sangat sukar untuk dilakukannya. Tatapannya mendadak kosong, orang yang dipercayai sebagai rahim pengganti adalah adiknya sendiri, Irene. Ia paham lahir dan batin sang adik.
Jika Irene menjadi rahim pengganti maka ia tidak perlu berjauhan dengan suaminya sendiri dan ia tidak perlu takut kehilangan.
“Mas, aku sudah sangat yakin jika Irene yang akan menjadi rahim pengganti untuk melahirkan anak untuk kamu.”
“KAK! JANGAN GILA! MEMANG SEJAK KAPAN AKU SEPAKAT?!!” Irene murka pada sang kakak. Ia sudah dalam posisi begitu lelah dalam bekerja dan sekarang dihdapkan dengan sesuatu hal gila lainnya.
“Kakak mohon, jika kakak memang mandul. Kakak rela kalau kamu menjadi adik madu kakak,” Mira menatap suaminya yang hanya mengeraskan rahangnya tanda tidak setuju dengan perkatannya saat ini. “Kalau aku memang mandul dan itu sesuai dengan hipotesa dokter... aku siap dipoligami Mas, kalau kenyataannya aku bisa hamil. Kita harus bertahan untuk jangka waktu yang cukup lama,” pinta Mira.
Omong kosong apa ini! wasiat, kah? Apakah kakaknya akan mati sampai membuat perjanjian dan permintaan lucu seperti ini. Tangan Irene mengepal menahan amarah, ia membenci keadannya saat ini.
Lelaki yang menjadi suami dari Arina memandang bingung sang istri di sebelahnya itu. Poligami? Yang benar saja, bagaimana ia mengatakan pada orang yang bertanya pada dirinya nanti? Meskipun yang menjadi istri mudanya adalah adik iparnya sendiri. Berita ini akan heboh sejagat maya.
“Kakak pikir aku mau? Aku mau menjadi istri mas Rangga? Dalam agama kita enggak boleh dan enggak ada ajaran begitu, dia suami kakak dan kita enggak bisa turun ranjang atau pinjam rahim. Masalah akan semakin rumit,” ucap Irene.
“Tapi kakak mengizinkan! Kakak mengizinkan kamu menikah, untuk sekarang singkirkan tentang agama dulu. Kita sedang dalam keadaan urgent dan sekarang saatnya kamu mengerti! Kakak mohon,” pinta Mira.
Irene menangis, ia tidak ingin melakukan ini.
“Kenapa kamu begitu percaya adik kamu? Jangan dia, selamanya dia akan menjadi adik ipar Mas. Jika kamu ingin melakukan itu, kenapa kamu enggak pilih orang lain? Kita bisa memilihnya nanti saat kebenaran semuanya terungkap,” Ungkap Rangga berusaha menenangkan hati Irene.
Kepala Mira menggeleng tidak setuju, “Aku berani jamin kalau dia bisa menjadi istri kedua kamu Mas, menjadi rahim pengganti, dan bisa memberikan anak untuk kamu Mas, sesuai dengan keinginan Mami.” Irene yang mendengar penuturan dari sang kakak hanya menatap tidak percaya sang kakak.
Kegilaan apa yang baru saja ia dengar. Dirinya? Menikah dengan kakak ipar nya? Menjadi peminjam rahim? Ini lucu dan hampir membuatnya mendadak GILA. Ayolah ia saja hampir muak bertemu dengan Rangga di kantor, dan dirumah meskipun interaksi dirinya dengan Rangga terbilang sedikit. Irene tidak bisa melakukan itu. Selama 24 jam dalam seminggu ia harus melihat Rangga dalam kehidupannya.
“Kamu mau, ya?
“Siapa bilang? Siapa yang bilang aku mau? Ini gila dan selamanya anggak saja itu hanya omong kosong belaka!” murka Irene.
“Hanya kali ini saja,” pinta Mira.
“Kak! Jangan gila! Aku enggak mau! Sampai kapan pun bahkan sampai aku mati! Aku enggak mau jadi bagian dari kehidupan Mas Rangga atau pernikahan kalian!” teriak Irene.
“Irene!” teriak Firman.
“Apa! Papa juga mau aku menjadi istri pengganti atau pengganti rahim?! Kenapa kalian enggak pernah ada di pihak aku? Disini aku adalah korban dan enggak mau menjadi perusak. Papa enggak memikirkan bagaimana kedepannya? Selamanya aku bakalan di cap jelek. Persetan dengan semuanya! Bahkan sampai DNA pun aku enggak mau.”
Semua tampak terdiam mendengar perkataan dari Irene barusan, baru kali ini mereka melihat kemarahan dari Irene.
Keras kepala. Hanya itu yang bisa Mira lakukan agar sang adik luluh.
“Dek dengar kakak dulu! Kamu harus mau... kamu harus mau menjadi adik madu Kakak dan peminjam rahim untuk melahirkan anak mas rangga. Aku sebagai kakak kamu memohon kamu untuk menjadi adik madu,”
“Kak! Irene enggak mau! Bahkan sampai mati pun Irene enggak mau! Ada 250 juta lebih perempuan di dunia. Kenapa harus aku? Kenapa? Aku enggak mau! Kita belum cek ke dokter! Pokoknya aku enggak mau!” rengek Irene
Mira menatap sang adik dengan tatapan memohon, hanya perempuan muda yang menjadi adiknya itu di dalam pikirannya untuk mengabulkan segala keinginannya. Mira percaya dengan Irene bisa memberikan anak untuk suami yang paling ia cintai, dirinya sangat yakin.
“Kakak mohon, maaf dan terima kasih Irene.”
To be continued...
Happy Reading Semuanya!Lehernya terasa sangat berat, kemudian terasa kaku juga dan pandangannya seakan berputar. Irene pusing mendengarkan takdir untuknya saat ini, setelah kemarin sore ribut di rumahnya dan keputusan gila sang kakak. Irene tidak bisa tidur dengan nyenyak dan makan dengan layak karena berita ini.Orang di sekitarnya membuatnya stress bukan kepalang. Dua keluarga bahkan merelakan waktu mereka untuk mengecek kondisi rahim dari sang kakak dan kemungkinan buruk lainnya.“Apakah menurut kakak aku sepakat? Sudah aku bilang kalau aku enggak setuju dengan ide gila kakak. Sekalipun itu terjadi...”“Kamu bisa tutup mulut kamu?” potong Mira.“Ya enggak lah! Kenapa aku harus tutup mulut kalau posisinya disini aku adalah korban? Lagian memangnya mas Rangga enggak bosan lihat aku setiap hari di kehidupan Mas selama 24 jam? Di rumah, di kantor, ruang baca kantor, kafe, restoran. Memang mas enggak bosan? Ayolah bukankah mas sejak awal ada di pihak saya? Menolak hal konyol ini?!”“
Happy Reading Semuanya!Bad day saling bersinggungan dengan kesialan dalam hidupnya, ia masih tidak bisa menerima takdirnya. Bukan dambaannya menikah dan menjadi rahim pengganti dari kakak iparnya, ia tidak mau dan mendadak membenci dirinya sendiri karena tidak bisa begitu tegas.Irene tampak termenung di taman belakang rumahnya. Keadaan rumahnya sangat kacau sekarang ini, karena masalah yang terus berdatangan di rumahnya. Meskipun jam sudah menunjukkan pukul 21.00 malam, ia tidak ada niatan untuk masuk ke dalam rumah atau apapun itu. Kepalanya masih terasa panas.“Apa kamu mau tidur di luar? Udara malam semakin dingin,”Tidak ada jawaban.“Irene,” panggil lelaki yang kini berhadapan dengannya.“Bisa tinggalkan saya sendirian!” suara itu tampak dingin.“Kamu perlu bicara dengan saya,”“Enggak ada yang perlu di bicarakan, pergi!” usir Irene.Rangga tidak menghiraukan sang adik ipar saat ini, tentu saja ini menjadi hal yang buruk dan penuh kesialan yang dihadapi oleh Irene. Hampir 90 pe
Happy Reading Semuanya! “Irene Karina Mardiana, ayo menikah dengan saya dengan dalih mengabulkan permintaan Kakak kamu. Sungguh sebenarnya saya mencintai kamu sebelum saya bertemu dengan kakak kamu, saya akan mencintai dan menyayangi kamu setulus hati saya.” Apakah ini termasuk kedalan proposal lamaran pernikahan? Irene sama sekali tidak ingin memiliki kontrak pernikahan dengan orang yang tidak dicintainya, apalagi ada maksud selubung seperti saat ini. Irene hanya ingin mencintai Risky dan tidak ada yang lain. “Mas jangan gila! Saya saja sudah muak bertemu dengan Mas di kantor dan di rumah, sekarang apa? Saya harus bertemu dengan mas di dalam kehidupan rumah tangga juga? Bagaimana dengan orang yang tahu kita menikah?” Tatapan mata Irene tidak lepas dari Rangga di hadapannya. Bahkan sampai saat ini Irene merasakan kesulitan bernapas. Air matanya sudah kering karena terlalu banyak ia keluarkan sejak tadi. “Yang kena judge kedepannya adalah saya bukan Mas! Saya terlalu lemah buat
Happy Reading Semuanya! Pergi adalah salah satu cara untuk melupakan masalah yang ada di rumah. Hati Irene sudah terlalu kacau dan sudah saatnya ia pergi melepas penat sementara waktu, sekarang yang ia butuhkan yaitu melampiaskan perasaan marahnya dengan menghabiskan waktu diluar bersama dengan teman-temannya meskipun ia hanya datang ke acara pernikahan teman sekolahnya sewaktu di SMA dulu. Bibir Irene tersenyum manis memandang rekannya yang tampak heboh. “Ayo! Sekarang sudah acara pelemparan bunga!” ajak Sisi Kepala Irene hanya mengangguk dan menyusul rekannya yang sudah ada di barisan paling depan bersama yang lain menunggu bunga tersebut di lempar. Irene tidak ingin mendapatkan bunga tersebut. "Kalau dilihat lagi, sepertinya lo ada yang aneh. Mata lo... sembab? Lo enggak apa-apa, kan?" tanya Zara Lagi-lagi bibir Irene hanya tersenyum memandang rekan dekatnya itu. "Gue baik-baik saja, biasalah capek sama urusan kantor. Biasa divisi kantor suka menyebalkan, lo tahu sendiri b
Happy Reading Semuanya! 'Kamu berharga banget buat aku, makanya aku memiliki prinsip untuk membahagiakan kamu apapun yang terjadi dan kita bisa menepati janji kita untuk saling bersama sampai maut memisahkan kita.' Bohong kalau tatapan itu tidak bisa ia percaya. Tatapan penuh cinta tulus dari Risky masih tercetak dengan sangat jelas di dalam pikiran Irene yang kini hanya melamun memikirkan kejadian saat ini. Bagaimana ia mengatakannya pada Risky kalau dirinya akan menikah dengan orang lain? Irene tidak mampu mengatakannya. Lagian kenapa sih kakaknya kekeh sekali untuk ia menikah dengan suaminya sendiri, ini sangat menyebalkan untuknya. Terdengar tawa sumbang dari Irene yang kini hanya menghabiskan waktunya di taman belakang sebagai harapan terakhirnya. “Haha... apa yang gue lakuin ke laki-laki baik kaya Risky? Dia orang baik ketemu perempuan buruk rupa, pembohong kaya gue. Astaga!” keluh Irene sembari mengacak rambutnya kasar. “Ndok, kamu benar mau menikah dengan Mas Rangga?” t
Happy Reading semuanya! "Irene!" Irene menutup telinganya dan memilih melanjutkan perjalanan menuju kamarnya, ia tidak ingin menghabiskan waktu sia-sianya dengan sang kakak. Ini mempengaruhi kehidupannya dan ia tidak ingin itu terjadi. "Mas dan Kakak sudah membeli film itu mahal agar kamu bisa menontonya terus menerus," ungkap Mira membuat Irene menghentikkan langkah kakinya saat ini. "Itu salah kalian sendiri! Lagian buat apa kalian buang-buang uang pakai beli film segala, kalian bisa mendownloadnya di internet. Sekarang teknologi canggih dan kalian hanya perlu melakukan itu tanpa harus membuang-buang uang!" Mira menatap sang adik yang menatap penuh kebencian pada dirinya, ia sama sekali tidak bisa mengelak tatapan itu. Semua karenanya dan ia tidak mempunyai solusi lain yang bisa Mira lakukan. “Irene, menonton film dari internet itu ilegal. Mas sama Kakak kamu beli aslinya! Sayang jika kamu enggak mau nonton filmnya,” sela Rangga. Irene menatap tajam kakak iparnya, ia memben
Happy Reading Semuanya! “Saya akan bawa kamu ke dunia yang baru Irene ,” Irene terdiam membiarkan air matanya terus mengalir, ia merasa terpojok dan tidak bisa memberikan alasan lainnya bahkan penolakan seperti dalam batinnya atau perkataan sebelumnya. Irene tidak tahu apakah lelaki itu bisa dipercaya atau tidak sekarang ini. “Mas pikir saya percaya?! Mas, Kak Arini, Mama, lalu Papa, dan kedua orang tua Mas seret saya ke pernikahan saja sudah seperti di bawa ke neraka. Kenapa saya harus melakukan ini? Saya hampir gila karena kelakuan kalian, memangnya enggak bisa ya buat saya bernapas sedikit?" tanya Irene. Tangan Rangga mencengkram erat tangan Irene dan membuat Irene menatap mata sang kakak ipar yang menatapnya marah. Jujur Rangga juga merasa kelelahan menghadapi Irene yang seperti ini. “Tidak bisa kah kamu bersikap dewasa? Siapa yang ingin keadaan menjadi seperti ini? Coba kamu pikirkan di posisi saya, menurut kamu apa yang harus saya lakukan kecuali menyetujui semuanya. Kat
Happy Reading Semuanya! Hal yang membuatnya bahagia belakangan ini adalah bisa melihat kekasihnya setiap hari dan setiap waktu tanpa harus takut berjauhan seperti sebelumnya, meskipun ia sedikit takut jika ia kembali di oper atau di pindah tugaskan. "Ris, bukannya hubungan lo sama Irene sebenarnya aneh? Lo sudah pacaran sama dia, tapi lo belum pernah ekhem—begitu. Terus juga lo begitu tahan sama yang begitu... lo paham sama maksud perkataan gue, kan? Gimana bisa lo kuat banget?” Risky menatap rekannya yang sedang berjaga di depannya itu. “Karena gue menghargai perasaan dia dan gue menghormati dia sebagai perempuan. Gue mau menjalin hubungan yang sehat sama Irene, melakukan itu sama saja gue mengotori dia dan loe tahu kalau style gue bukan kaya begitu. Gue dan Irene saling menikmati satu sama lain dengan cara kita, lagian gue memang ada niatan buat melamar dia dalam waktu dekat.” Ibnu menepuk pundak temannya itu. “Sukses Bro, memang lo doang cowok gentle di sini. Menjadi abdi neg
Happy Reading Semuanya! Dress warna pink dan rambut yang sudah di tata dengan rapih membuat Irene terlihat sangat cantik. Bibirnya tersenyum memandang lelaki di belakangnya tampak sibuk menggendong anak bayi berusia delapan bulan, mereka benar-benar bahagia. Mulai dari tumbuh kembang anak mereka berdua sampai MPASI untuk anak mereka berdua yang semakin pandai. "Sayang sudah belum?" tanya Rangga "Okay! Sebentar Mas, " Irene menggendong anak laki-lakinya dan menggandeng tangan sang suami yang kini tersenyum manis dan mengecup keningnya lembut. "Mama, ayo pergi!" ajak Irene Rangga tampak bahagia saat ini dan menatap hadiah yang diberikannya untuk Risky sebagai kado pernikahan, ia tidak menyangka jika perubahan hati Risky begitu cepat berubah dan mampu menarik seorang dokter cantik yang membantu Irene melahirkan. "Aku enggak sangka kalau mas Risky akan mendapatkan pasangan yang lebih baik," ungkap Irene. "Ya... dia pantas mendapatkannya." Tatapan matanya mengarah pada sang suami
Happy reading semuanya! Irene menyaksikan semuanya. Suami tampannya yang penuh di berita televisi dan surat kabar, serta sang kakak yang di kabarkan harus memasuki rumah sakit jiwa sampai sang ayah mendapatkan hukuman penjara seumur hidup. Irene melihat semua itu tanpa tahu harus bersikap seperti apa. Pandangannya berdalih pada Risky yang menatapnya lembut dan bayi dipangkuannya, lelaki itu menjadi tidak banyak bicara. “Aku akan menyerahkan diri karena aku turut serta membantu kakak kamu dalam kejahatan ini,” ucap Risky. Kepala Irene menggeleng, “Enggak, mas Risky enggak perlu melakukan itu. Mas disini menjagaku, mas turut andil dalam menjaga aku. Mas Rangga juga pasti akan melakukan hal yang sama, mas harus menjalani kehidupan yang baru. Dan harus berbahagia juga,” Irene memalingkan pandangannya pada Shofie yang sejak tadi hanya memasang wajah bingung. Risky sendiri hanya menghela napas pelan melihat apa yang dilakukan oleh Irene saat ini. Perempuan itu selalu saja menjodohkanny
Happy Reading semuanya!Heru menyaksikan semua dimana anak sulungnya yang ia banggakan melakukan rencana besar dan kini Irene yang menghilang. Heru tidak tahu istri dari Rangga itu di bawa kemana dan meninggalkan kesedihan pilu untuk Rangga yang tanpa henti mencari keberadaan Irene.Ini adalah salahnya. Jika ia tidak mendidik Mira dengan egois maka tidak akan menjadi seperti ini, keluarganya berantakan dan orang tercintanya kini sudah menjadi milik orang lain. Heru tidak ada harapan lagi.Langkahnya berjalan menuju kantor kepolisian di depannya itu, sudah tidak ada barang lagi yang ia bawa. Sudah saatnya ia mengakui semuanya, kejahatannya hanya untuk membela anak sulungnya.“Hallo pak, selamat siang. Apa ada yang bisa kami bantu?” tanya lelaki yang ia ketahui dulu berteman dengan anak bungsunya. Hubungan yang sulit di jelaskan.“Kamu teman Risky?” tanya Heru“Benar, beliau atasan saya. Kebetulan mas Risky sudah di pindah tugas ke Lebanon karena sesuatu yang sulit untuk di jelaskan, ad
Happy Reading Semuanya!Setidaknya Rangga lega saat mengetahui kalau istrinya baik-baik saja setelah seminggu menghilang tanpa jejak, ia tahu jika mantan kekasih istrinya yang membawa Irene dan menceritakan semua rencana jahat Mira yang ingin membuat hidupnya semakin berantakan. Rangga akan bersama dengan anaknya serta Irene sebentar lagi sampai urusan nya selesai, sudah sepantasnya jika Mira harus dipenjara atau mendapatkan karena yang sesuai dengan perilaku yang dilakukan.Rangga tetap berpura-pura menjadi seseorang yang merasa linglung untuk membuat Mira merasa jika ia menang."Sudah mengaku saja, ini semua ulah kamu!!" marah RanggaBibir Mira tampak mengerucut, “Mas, enggak baik menuduh orang lain begitu. Memangnya Mas ada bukti kalau aku yang melakukannya? Irene menghilang karena dia bosan dengan Mas,” Rangga mengepalkan tangannya mendengar perkataan dari perempuan di depannya itu. Sumpah demi a
Happy Reading Semuanya!Tatapan matanya terlihat kosong, kepalanya berdenyut kencang. Bagaimana bisa ia memiliki masalah yang begitu banyak dan pelik tanpa henti, ia tidak mengerti dosa apa yang telah dilakukannya. Ini murni kesalahannya, andai ia tidak selemah itu mungkin tidak akan terjadi seperti ini dan membuat semua orang disekitarnya menjadi terluka dan dirinya tidak bisa bertemu dengan Rangga.Irene benar-benar jatuh cinta pada Rangga dan mungkin saat ini suaminya masih mencarinya."Kamu melamun lagi? Apa kamu masih menyalahkan diri kamu sendiri karena melahirkan bayi sekecil itu? Jika itu yang kamu pikirkan sepertinya tidak perlu. Ini adalah takdir yang tidak bisa kamu hindari dan tidak bisa kamu salahkan," Irene memperhatikan dokter yang merawat dirinya dan anaknya tampak terduduk di sebelahnya sembari menggenggam erat tangannya.“Bukan itu, tapi aku tidak mau menyalahka
Happy Reading Semuanya!Seharusnya saat ini Rangga yang melihat bayi yang ada di inkubator itu, bukan dirinya. Risky hanya orang lain yang mengikuti rencana busuk dari kakak Irene, bibirnya tersenyum tipis saat melihat bayi yang ada di inkubator itu bergerak. Bayi mungil yang kemungkinan besar kata dokter akan meninggal di dalam kandungan.Langkahnya berjalan kembali menuju ruang rawat Irene, perempuan yang menjadi ibu muda itu masih terlelap dalam tidurnya setelah di berikan obat bius untuk melahirkan.“Irene, bayi kamu sudah lahir dan mereka sangat menggemaskan. Meskipun lahir prematur akan di usahakan mereka tetap hidup, jadi ayo bangun karena kamu harus menyusui mereka dan melihat betapa cantik dan tampannya mereka.”Tidak ada respon dar
Happy Reading Semuanya!Semua sesuai yang dianjurkan oleh ibu mertuanya sudah ia lakukan, kini Rangga menjadi kembali hidup. Ia sudah rapi dan harum seperti citranya selama ini, bahkan kini bibirnya bisa tersenyum dengan lebar sembari berjalan menuju ruangan di mana istrinya berada.Perlahan senyum dari Rangga tampak pudar saat ruangan itu hanya menampilkan sang mertua tengah menangis dengan tangan gemetar seperti mencoba menghubungi seseorang, sekarang yang lebih mengejutkannya lagi adalah kalau ia tidak melihat keberadaan dari sang istri. Padahal beberapa waktu lalu bahkan tidak sampai 2 jam ia masih melihat Irene tidur dengan lelap di sana dan kini ia tidak melihatnya lagi.“Ma... Irene di mana?”tanya Rangga .“Maaf Rangga ,”
Happy Reading Semuanya!“Rangga , kamu istirahat saja terlebih dahulu. Kamu pulang makan, mandi, lalu tidur biar mama yang menjaga Irene. Sudah 4 hari kamu enggak makan dan istirahat dengan layak, kamu hanya menatap Irene setiap hari.” Mana bisa ia meninggalkan Irene. Kepala Rangga menggeleng mendengar perkataan dari ibu mertuanya itu, ia tidak ingin merepotkan perempuan paruh baya di sebelahnya. Biar dirinya saja yang mengalami kelelahan itu dan jangan orang lain.“Enggak apa-apa Ma, Rangga mau ada di sini. Rangga khawatir kalau terjadi sesuatu dengan Irene,” ungkap Rangga dengan nada khawatir.“Tapi setidaknya kamu makan yang banyak Rangga ,”ucap Ira.“Bagaimana bisa Rangga&n
Happy Reading Semuanya!Sisi dan Zara tampak terdiam memikirkan sesuatu, kepala Mereka mendadak pening dan mereka masih sangat terkejut mendengar kabar Kalau Irene mendadak jatuh koma seperti saat ini. Padahal sebelumnya mereka bertemu Irene masih dalam keadaan baik-baik saja dan tidak terjadi sesuatu.“Kenapa? Muka kalian kelihatan banyak beban sekali? Apakah terjadi sesuatu?”tanya Erika.Zara menatap Erika yang ada di hadapannya itu dan rekan lainnya,“Nggak bisa ya kalau kita berdamai lagi kayak dulu? Gue rindu sama Irene dan merasa bersalah karena kita memusuhi dia dan meninggalkan dia sendirian,”ungkap Zara pelan.“Bukan Irene itu merusak rumah tangga kakaknya sendiri? Dia hanyalah orang jahat jadi untuk apa kita berdamai dengan orang ya