Share

Dijemput Daren

Naya melangkah pergi, mengikuti Dokter Fahmi dibelakangnya. Dokter tampan begitu kata para pasien memanggil dirinya, ya, wajahnya memang cukup tampan, hidung mancung. Tapi terkenal playboy. Tapi cukup baik dan ramah pada perawat seperti Naya. Naya memasuki ruangan para pasien dan memulai melakukan pemeriksaan satu per satu.

Sehabis dari ruangan pasien metrka kembali ke ruangan. Untuk beberapa saat aku termangu duduk kembali. Bingung memahami perasaannya sendiri, mungkinkah Naya mulai memiliki perasaan pada suaminya itu. Ah sudahlah akhirnya Naya ke Musshola rumah sakit yang disediakan khusus untuk para pekerja di sini, menjalankan ibadah Salat Dzuhur.

"Naya, mau kemana setelah pulang kerja?"

"Rebahan," jawab Naya langsung.

"Wih, enak."

Naya teratawa lirih. Seraya melipat mukena yang baru saja ia pakai.

"Ngapain hidup dibuat susah, Nay. Santai saja. Yakinlah Allah tak akan meninggalkanmu.

Untuk beberapa saat Naya terdiam.

"Kau mungkin benar, aku terlalu perasa dan mudah insecure.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status