“Kamu yakin tidak ingin memakannya?” tanya Sean ketika ia melihat pertahanan Aliya mulai goyah.“Tidak akan!” jawab Aliya cepat. Namun perutnya berkata lain. Aroma mie cup itu terlalu enak untuk dilewatkan. Dan saat ini Aliya mulai gelisah karena dia sangat ingin mencicipinya dan membuktikan apa makanan itu benar-benar seenak itu.Tiba-tiba Sean berdiri dari duduknya setelah selesai menghabiskan makanannya.“Mau ke mana?” tanya Aliya penasaran.“Aku mau tidur sebentar di mobil, lumayan sebelum melanjutkan perjalanan.” Setelah itu Sean menuju ke mobil dan memejamkan matanya.Aliya yang melihatnya merasa heran sebab Sean sebelumnya terlihat sama sekali tak mengantuk dan masih banyak berbicara. Namun ia tak tahu juga, mungkin laki-laki itu menahannya tadi karena merasa tak enak padanya.Melihat kesempatan ini, Aliya yang tadinya merasa gengsi untuk memakan mie cup yang sudah diseduhkan oleh Sean akhirnya memakannya diam-diam. Dia menyingkir ke tempat yang sekiranya tak terlihat oleh Sean
Aliya akhirnya masuk ke dalam hotel setelah penghinaan yang dilakukan oleh suaminya sendiri. Lebih parahnya ketika Aliya menoleh, dia melihat Reza kembali masuk ke dalam mobilnya dan pergi begitu saja.“Dia memang sudah benar-benar berubah,” desis Aliya tak mau peduli. Niatnya yang hanya ingin menginap satu hari saja di hotel urung karena masalah baru yang menimpa rumah tangganya saat ini. Saat ini tak ada pilihan lain selain tetap berada di hotel sampai kemarahan Reza mereda. Namun entah kapan hal itu akan terjadi mengingat dua hari lagi Reza akan menikah dengan Ruby.“Aku tak akan menampakkan diri di sana besok,” kata Aliya bertekad. Dia membawa kunci kamar hotel yang sudah dipesannya. Istirahat beberapa jam mungkin akan membuat pikirannya menjadi sedikit lebih tenang.***Reza kembali ke rumahnya dengan pikiran yang sangat kacau. Kondisi tubuhnya yang kelelahan membuatnya tak bisa mengontrol emosinya ketika ia bertemu Aliya tadi. Padahal sebenarnya bukan seperti ini akhir yang ia i
Sean kembali ke rumah orang tuanya ketika dia mendapat jam istirahat. Sebenarnya dia merasa malu karena saat itu dia sudah sangat yakin untuk hidup mandiri. Namun karena kejadian tak terduga dia tak memiliki uang sepeserpun saat ini. Dia juga belum mendapatkan gaji dari pekerjaannya. Sean menekan bel rumah orang tuanya sebelum akhirnya pintu itu dibuka oleh ibunya sendiri.“Sean? Kenapa kamu menekan bel? Apa ini sudah bukan rumahmu?” tanya ibunya yang heran dengan kedatangan anaknya yang tiba-tiba.“Sean takut membuat orang rumah terkejut bu,” jawan laki-laki sambil menyengir.“Masuklah. Apa kamu tidak bekerja?”“Bekerja bu, sekarang sedang jam istirahat Sean.”“Oh, kamu mau makan?”“Boleh.” Setelah itu Sean mengikuti ibunya ke dapur dan menunggu di depan meja makan. Ibunya mengambilkan makan untuknya seperti yang selalu dilakukannya selama ini, sebelum akhirnya Sean memutuskan untuk hidup mandiri karena tak ingin merepotkan orang tuanya lagi.“Terima kasih makanannya bu,” ucap laki-l
Sean akhirnya menerima jabatan tangan Vanya setelah ia terdiam cukup lama.“Sean,” sahutnya.“Aku tahu. Dan aku juga tahu kalau akhir-akhir ini kamu dekat dengan Aliya.”“Huh? Tidak kok! Kami sama sekali tidak dekat!” sanggah Sean secepatnya.“Tidak dekat tapi kalian sudah berbagi rahasia. Apa itu masuk akal?” Vanya mendekatkan wajahnya menatap tajam ke arah Sean yang saat ini gugup.“Maaf, aku harus kembali kerja.” Sean melihat jam tangannya kemudian segera melarikan diri dari pantry. Sementara Vanya hanya bisa menatap kepergian laki-laki itu.“Hmm, mencurigakan,” gumam wanita tersebut.***Sekitar pukul lima lewat Aliya akhirnya pulang dari kantornya. Dia berjalan menuju pintu keluar sembari mengirim pesan pada Sean. Dia berniat untuk pergi ke kost laki-laki itu untuk mengembalikan hutangnya pada Joni dan meminta maaf karena kejadian malam itu.Aliya : Aku tunggu di mobil, aku akan mengantarmu sekalian untuk pulang.Pesan terkirim. Dan tak lama balasan dari Sean pun masuk.Sean : Ke
Satria menyeret tubuh Ruby menjauh dari jendela. Dia lalu melemparnya ke atas tempat tidurnya dan mengintimidasinya. Membuat Ruby ketakutan dan perlahan mundur sampai tubunya sudah berada di ujung.“Aku akan membunuhmu jika kamu berteriak,” ancam Satria yang bukanlah isapan jempol. Ruby tahu sendiri laki-laki itu sudah bolak-balik masuk penjara karena kejahatan yang dilakukannya termasuk membunuh orang.“Apa yang kamu inginkan?” tanya Ruby masih dengan rasa takut yang menguasainya.“Aku bilang aku akan memberimu hadiah pernikahanmu.” Satria membuka ikat pinggangnya dan mencambukknya di atas tempat tidur tepat di sebelah Ruby, dan membuat wanita itu hampir memekik.“Berteriak sekali lagi atau aku akan mencekikmu dengan ini.”Ruby sontak mengatupkan mulutnya lagi. Sementara Satria sudah mulai mendekatinya dan menyentuh pipi Ruby dan turun ke bahu wanita itu.“Bukankah seharusnya kamu meninggalkan kenang-kenangan sebelum laki-laki itu memilikimu? Bagaimanapun juga kamu pernah menjadi mil
Ruby duduk di ruang tamu sementara Reza mengambilkan minum cokelat hangat untuknya. Setelah memberikan minumannya Reza duduk di sofa lain untuk menanyakan kejadian lebih jelasnya pada wanita itu.“Bagaimana bisa orang jahat itu ada di dekat rumahmu?” tanya Reza penasaran.“Aku tidak tahu,” jawab Ruby singkat. Dia harus berhati-hati agar Reza tak curiga dengannya.“Kalau begitu sekarang istirahatlah di kamar tamu. Besok kita bisa melaporkan hal itu ke kantor polisi agar rumahmu aman lagi.”Ruby mengangguk mengiyakannya. Meski dia harus mencari alasan lagi besok agar Reza tak benar-benar melaporkan hal itu ke polisi. Meski polisi akan menangkap Satria, namun rahasia besarnya akan dipertaruhkan.Setelah menghabiskan minumannya, Ruby masuk ke dalam kamar tamu yang sudah disiapkan oleh Reza. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi besok jika Aliya sampai melihatnya ada di rumahnya malam ini. Namun yang jelas Ruby masih bisa sedikit tenang karena ibu Reza pasti akan membelanya besok.Sementar
Akhirnya tiba hari H pernikahan Reza dan Ruby. Pernikahan dilangsungkan cukup sederhana, karena ini adalah pernikahan kedua yang direncanakan dengan sangat mendadak. Meski tak banyak mengundang tamu, namun berita mengenai pernikahan itu menyebar cukup cepat. Banyak yang tidak menyangka karena selama ini pernikahan Reza dan Aliya tampak baik-baik saja. Mereka semakin terkejut ketika mendengar jika Aliya lah yang mencarikan sosok istri kedua untuk suaminya saat ini.Awalnya Reza berpendapat jika pernikahan itu harus tertutup dan tak boleh ada orang luar yang tahu. Karena ia pikir mungkin pernikahannya dengan Ruby tak akan lama jika tujuan mereka hanyalah ingin memiliki anak kandung darinya dan juga Ruby. Namun ibu Reza menolak, dia ingin orang-orang mengenal Ruby sebagai menantunya juga. Dia ingin membanggakannya karena baginya Aliya sudah tak menjadi menantu idamannya lagi.Aliya menerima keputusan itu. Dia bahkan membantu semua persiapan acara. Dan saat ini dia sedang membantu Ruby ke
Yulia menatap tajam anaknya dari tempatnya duduk. Dengan gesture tubuhnya, ia meminta Reza untuk duduk dan melanjutkan semuanya seolah tak terjadi apa-apa saat ini. Dan saat itu pula Sean melihat keadaan itu. Dia merasa kasihan pada Aliya, wanita itu memiliki mertua yang tak lagi menginginkannya. Reza kembali duduk. Dia melanjutkan acara seperti apa yang diinginkan oleh ibunya.Sementara itu Joni yang mengejar Aliya akhirnya mendapatkan wanita itu.“Hei! Kenapa kamu kabur?” tanya Joni tak mengerti. Padahal dia hanya ingin dompetnya kembali. Itu saja.Aliya akhirnya berhenti dan menghadapi Joni. Ia sendiri juga heran mengapa dia harus kabur sejauh ini. Padahal dia hanya ingin menghindar agar mertuanya tak tahu masalahnnya dengan Joni.“Oke, maaf. Kita bicara di sini. Aku akan mengembalikannya besok setelah aku masuk kerja. Aku akan menitipkannya pada Sean.”“Kamu tidak berbohong kan?”“Tentu saja tidak. Aku masih menyimpan dompetmu baik-baik.”“Baiklah kalau begitu. Oh ya, untuk uangny