Share

Bab 4. Membawa Kabar

Author: Titisan tinta
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Esok harinya Reyhan benar-benar membawa Freya ke rumah ke dua orang tuanya, hal itu tentu saja membuat Freya sangat gugup, dia bahkan tidak bisa memejamkan matanya semalaman hingga kini kantung mata terlihat jelas di ke dua matanya.

"Ayo!" ajak Reyhan setibanya mereka di depan rumah.

Saat ini mereka masih duduk di mobil milik Reyhan setelah menempuh perjalanan selama satu jam dari apartemen.

"Mas Reyhan aku takut," ucap Freya lirih.

"Tidak perlu takut, saya akan menjaga kamu."

"Tapi bagaimana jika keluarga Mas Reyhan tidak setuju dengan pernikahan kita?"

"Itu tidak akan berpengaruh pada apapun, kita sudah resmi menikah dan sudah terdaftar di catatan sipil."

"Tapi Mas."

"Tidak perlu banyak berpikir, cukup berada di samping saya maka semuanya akan baik-baik saja."

Tak ada pilihan lain, kini keduanya pun berjalan masuk ke dalam rumah. Setibanya di sana mereka disambut oleh mbok Darmi, asisten rumah tangga yang sudah bekerja di rumah keluarga Reyhan selama puluhan tahun.

"Den Reyhan ayo masuk, sudah ditunggu oleh nyonya dan tuan besar di dalam," sapa mbok Darmi.

Tanpa menjawab perkataan wanita paruh baya itu Reyhan terus berjalan menuju ruang keluarga di mana ke dua orang tuanya sudah menunggu.

Mbok Darmi mengikuti majikan mudanya itu ke dalam, dia sempat menoleh ke arah wanita muda yang berjalan di samping sang majikan. Mbok Darmi sedikit bingung karena kehadiran wanita itu yang berbarengan dengan majikannya yang terkenal anti wanita, meskipun begitu mbok Darmi memilih untuk diam mengikuti keduanya hingga mereka tiba di ruang tamu di mana sepasang suami istri sedang duduk sambil membaca buku masing-masing.

"Mah, Pah," sapa Reyhan kepada ke dua orang tuanya.

"Reyhan, ayo duduk Sayang!" seru Fatmala ibu Reyhan.

Fatmala sempat melirik ke arah Freya yang datang bersama putranya dengan bingung, dia mengenal gadis itu karena Freya adalah anak dari sahabat suaminya Fredy.

"Freya, ada perlu apa datang kemari?" tanya Fatmala ramah.

Freya yang mendapatkan pertanyaan dari sang nyonya rumah hanya bisa terdiam sambil menundukkan kepala, ditatapnya laki-laki yang berdiri di sampingnya dengan wajah dingin dan tenang seolah meminta pertolongan.

"Freya datang bersama Reyhan Mah," jawab Reyhan atas pertanyaan mamanya barusan.

"Oh ya? Tidak biasanya. Apa kalian tidak sengaja bertemu di jalan?" tanya Fatmala lagi.

"Ada yang ingin Reyhan katakan pada Mama dan Papa," ucap Reyhan.

"Apa itu Rey?" Fatmala kembali bertanya.

"Reyhan dan Freya sudah resmi menikah, kami sepasang suami istri sekarang," ucap Reyhan lantang.

Jeder

Seperti ada petir di siang bolong, baik Fatmala dan suaminya sangat terkejut dengan apa yang baru saja disampaikan oleh putra sulungnya tersebut.

"Apa maksud kamu Reyhan? Jangan bermain-main!" ucap Handoko ayah Reyhan dengan wajah marah.

"Reyhan tidak bermain-main Pah, kami memang sudah menikah kemarin."

"Tapi kenapa Rey? Kenapa kalian bisa menikah?" tanya Fatmala bingung.

"Karena kami saling mencintai Mah," jawab Reyhan.

"Cinta tidak bisa dijadikan alasan untuk menikah tanpa ijin keluarga Reyhan, apa kamu sudah menganggap kami mati hah?" murka Handoko.

"Maafkan Reyhan Pah, Reyhan memang sengaja melakukannya karena tahu Papa dan Mama tidak akan memberikan ijin."

"Jika kamu tahu kami tidak akan mengijinkan maka seharusnya kamu tidak menikahinya Reyhan." Handoko kembali mengeluarkan amarahnya.

"Freya sayang, apa benar apa yang di katakan Reyhan? Kalian tidak sedang bercanda kan?" Fatmala mengalihkan pertanyaan pada wanita muda yang sejak tadi memilih diam tersebut.

"Tante maafkan Freya," ucap Freya lirih hampir tak terdengar sama sekali.

"Tapi kenapa kalian tiba-tiba menikah? Sejak kapan kalian menjalin hubungan asmara?"

"Jangan mendesak Freya Mah, Reyhan yang memaksa Freya untuk menikah dengan Reyhan," pinta Reyhan terhadap wanita yang sudah melahirkannya tersebut.

"Tapi kenapa Rey? Kenapa kalian menikah tanpa restu kami terlebih dahulu? Sejak kapan kalian berhubungan?"

"Reyhan sudah lama menyukai Freya Mah, dan saat ini Freya sedang hamil anak Reyhan."

"Apa?"

Fatmala sangat terkejut dengan ucapan terakhir putranya hingga dia mendadak lemas dan hampir tak sadarkan diri, beruntung Handoko segera menangkap istrinya tersebut hingga Fatmala tidak jatuh di lantai.

"Mamah, Mamah baik-baik saja?" tanya Handoko.

Fatmala memegangi kepalanya yang terasa pusing dan segera dibawa oleh suaminya untuk bersandar di sofa ruang tamu tersebut.

"Kamu harus menjelaskan semuanya pada Mamah dan Papah Reyhan, kita akan bahas lagi setelah mama kamu sehat dan sampai semuanya jelas kamu tidak di perbolehkan meninggalkan rumah ini!" titah Handoko.

Reyhan hanya diam sebagai tanda setuju, sedangkan Freya tampak semakin gusar saat melihat keadaan ibu mertuanya tersebut, dia sangat merasa bersalah karena sudah menjadi penyebab dari keadaan yang rumit ini.

Handoko kemudian membawa istrinya ke dalam kamar begitu pun Reyhan yang mengajak Freya untuk masuk ke kamarnya.

"Mas Reyhan bagaimana ini? Bagaimana kalau papa dan mama Mas Reyhan marah?" tanya Freya setibanya mereka di kamar Reyhan yang ada di rumah tersebut.

"Kamu duduk dulu Frey," ucap Reyhan yang langsung diikuti oleh Freya.

"Jadi gimana Mas? Apa yang harus kita lakukan?" tanya Freya lagi.

"Kamu tidak harus melakukan apapun, biar saya yang menjelaskan semuanya pada mama dan papa."

"Tapi semua ini terjadi karena aku Mas, andai saja Mas Reyhan tidak menikahi aku, andai Mas Reyhan tidak bertanggung jawab atas kandunganku saat ini."

"Sudah Freya, jangan terlalu banyak berpikir. Sekarang kamu istirahat, untuk urusan mama dan papa biar menjadi urusan saya."

Pada akhirnya Freya tidak bisa lagi berkata-kata, semuanya sudah terjadi dan dia hanya bisa menuruti kemauan Reyhan. Meskipun begitu jauh di lubuk hatinya ada sedikit penyesalan karena sudah menerima ajakan Reyhan untuk menikah, dia bahkan ada keinginan untuk meminta cerai dan pergi dari kehidupan Reyhan dan keluarga untuk selama-lamanya.

Malam itu baik Reyhan maupun Freya terpaksa harus tidur di rumah tersebut dalam satu kamar, untuk ke dua kalinya mereka akan tidur dalam satu kasur yang sama dan itu membuat Freya merasa sangat gugup.

Tepat pukul sepuluh malam mbok Darmi mengetuk kamar mereka dan meminta Reyhan untuk menemui Handoko di ruang kerjanya.

"Saya pergi dulu ke ruang kerja papa, jika kamu sudah mengantuk kamu tidur saja duluan," ucap Reyhan sebelum meninggalkan Freya di kamar sendirian.

Reyhan mengetuk pintu ruang kerja papahnya dan masuk setelah mendapatkan persetujuan.

"Apa yang sebenarnya terjadi Reyhan? Kenapa kamu tiba-tiba menikahi Freya?" tanya Handoko tanpa basa basi.

"Reyhan yang memaksa Freya untuk menikah dengan Reyhan Pah karena saat ini Freya sedang mengandung, apapun yang Papa katakan tidak akan merubah apapun karena saat ini Reyhan dan Freya sudah resmi menjadi suami istri."

"Lalu mau kamu kemanakan Bella tunanganmu hah?" bentak Handoko kemudian.

Tanpa disadari oleh ke duanya ada sosok wanita yang berdiri mematung di dekat pintu.

"Tunangan? Yah. Tuhan! Mas Reyhan sudah memiliki tunangan, jadi bagaimana dengan pernikahan kami?" tanya wanita itu membatin yang tidak lain adalah Freya.

Related chapters

  • Rahasia di Balik Pernikahanku    Bab 5. Mari Bercerai

    "Pertunangan Reyhan dan Bella bisa dibatalkan Pah," ucap Reyhan yang mana membuat papanya semakin marah."Batalkan kamu bilang? Semudah itu kamu membatalkan pertunangan? Ingat Reyhan pertunangan kamu dan Bella itu bukan pertunangan biasa, pertunangan kalian juga mencakup hubungan bisnis ke dua keluarga besar kita, mau di kemanakan muka Papah kalau kamu tiba-tiba membatalkan pertunangan begitu saja. Apalagi kamu tiba-tiba membawa wanita lain sebagai istri kamu. Dan apa tadi kamu bilang, Freya sedang hamil? Bisa-bisanya kamu menghamili anak orang sebelum menikah.""Reyhan minta maaf Pah, tapi Reyhan tidak akan mengubah keputusan Reyhan, dalam waktu dekat Reyhan akan mengatakan semuanya pada Bella dan keluarganya.""Keterlaluan kamu Reyhan, jika kamu terus seperti ini lebih baik kamu angkat kaki dari rumah ini!" usir Handoko.Tanpa menjawab ucapan papanya Reyhan segera keluar dari ruangan tersebut, ketika dia baru saja membuka pintu tiba-tiba dia melihat Freya yang sedang berdiri di depa

  • Rahasia di Balik Pernikahanku    Bab 6. Mari Bertemu

    "Mari kita bercerai," ucap Freya mengulang perkataannya.Reyhan menatap ke arah wanita yang duduk di kursi sebelahnya, tidak ada tanggapan apa pun dari laki-laki itu atas ucapan yang di lontarkan sang istri terhadap dirinya. Sedangkan di sisi lain Freya masih mencoba memantapkan hatinya agar tidak goyah yang tetap pada pendiriannya untuk bercerai karena tidak ingin menjadi beban untuk Reyhan lebih lama lagi."Ayo keluar!" seru Reyhan setibanya mereka di parkiran apartemen.Freya mengikuti perintah Reyhan dan mereka keluar dari mobil hitam tersebut. Wanita yang rambut di kuncir kuda itu mengikuti langkah Reyhan menuju lift hingga keduanya sampai di unit apartemen milik Reyhan. Sepasang suami istri itu masih saling menutup mulut hingga masuk ke dalam unit apartemen tempat mereka kini tinggal tersebut."Mas Reyhan ayo kita bercerai," ajak Freya lagi setibanya mereka di dalam apartemen sebab Reyhan belum juga memberikan tanggapan apapun atas permintaannya."Lekas mandi dan berganti pakaia

  • Rahasia di Balik Pernikahanku    Bab 7. Papa Mertua

    Raihan mematikan panggilan telepon dan meletakkan kembali handphone miliknya ke dalam saku, laki-laki yang saat ini mengenakan setelan jas berwarna hitam itu kini mulai melajukan kendaraannya menuju kantornya sendiri. Butuh waktu perjalanan kurang lebih satu jam dari kantor utama keluarga Buana ke kantor yang sudah Reyhan rintis sejak masih duduk di bangku kuliah tersebut, setibanya di sana Reyhan langsung disambut oleh sekretarisnya sebab hari ini dia memiliki jadwal yang cukup padat."Apa kamu sudah siapkan semua berkas yang saya minta?" tanya Reyhan pada sekretarisnya."Sudah Pak, sebenar lagi saya akan kirimkan semua berkasnya ke meja Bapak," jawab sekretaris Reyhan."Bagus, hari ini jangan ganggu saya sampai jam makan siang dan saat makan siang nanti kita akan bertemu dengan salah satu investor dari Malaysia. Jangan lupa siapkan semua yang di butuhkan untuk rapat kita siang nanti!" seru Reyhan."Siap Pak."Setelah mengatakan itu Reyhan segera masuk ke dalam ruangannya, setibanya

  • Rahasia di Balik Pernikahanku    Bab 1. Tanggung Jawab

    "Saya akan tanggung jawab sama kamu," ucap Reyhan. "Tanggung jawab apa maksud Mas Reyhan?" tanya gadis yang saat ini sedang terbaring di ranjang rumah sakit. "Saya akan tanggung jawab atas anak yang ada di perut kamu Frey." Gadis bernama Freya itu pun terdiam, dia tidak pernah menyangka perkataan itu akan datang dari laki-laki yang kini duduk di sebelah ranjangnya, laki-laki yang selalu kaku dan jarang tersenyum. Bagaimana mungkin Reyhan mengatakan tentang tanggung jawab yang tidak seharusnya dia tanggung, "Nggak perlu Mas, aku bisa menghadapi semuanya sendiri," ucap Freya. Tidak, dia tidak ingin melibatkan orang yang tidak bersalah, dia tidak ingin menyeret orang lain ke dalam masalahnya, dan dia tidak ingin orang lain yang bertanggung jawab atas kesalahannya. "Apa kamu tega membiarkan anak itu lahir tanpa seorang ayah?" tanya Reyhan. "Aku akan mencari jalan keluarnya Mas." "Jalan keluar seperti apa yang kamu maksud? Atau kamu berniat untuk menggugurkan anak yang ada di dalam

  • Rahasia di Balik Pernikahanku    Bab 2. Menikah

    Sepanjang malam Freya tidak bisa tidur, hatinya gelisah untuk menghadapi hari esok."Aku harus pergi dari sini," ucap Freya.Wanita dengan rambut hitam lebat itu keluar dari apartemen Reyhan dengan mengendap-endap, berharap tidak akan ada yang melihatnya. Setibanya di luar apartemen Freya langsung berlari, dia tidak membawa apapun selain pakaian yang melekat pada tubuhnya hingga dengan terpaksa dia harus berjalan kaki."Aku harus pergi dari sini, aku tidak mau menikah dengannya," ucap Freya sambil terus berjalan.Tiba-tiba langit mendung dan rintik hujan mulai turun membasahi bumi, Freya berlari mencari tempat berteduh, dia menemukan sebuah bangunan kosong yang sepertinya merupakan bekas warung makan.Freya memasuki bangunan tersebut dan berteduh sambil menunggu hujan reda, namun beberapa waktu kemudian dia mendengar suara langkah kaki mendekat dan dua sosok laki-laki muncul tak lama setelahnya.Dua laki-laki itu tampak terkejut di awal namun sedetik kemudian mereka menyeringai."Wah,

  • Rahasia di Balik Pernikahanku    Bab 3. Telepon dari Rumah

    "Nggak apa-apa mas, tidak jadi."Reyhan menyatukan ke dua alisnya kebingungan, namun karena pekerjaan yang banyak membuatnya memutuskan untuk bertanya nanti dan melanjutkan pekerjaannya membaca laporan.Freya pun pamit masuk ke dalam kamarnya, setelah kegundahan sepanjang malam kemarin ditambah dengan makan banyak membuatnya mengantuk."Hoam."Tak butuh waktu lama Freya pun tertidur pulas dan terbangun dengan sebuah tangan yang melingkari tubuhnya."Mas, Mas Reyhan."Freya terkejut saat melihat siapa yang sedang terbaring di sebelahnya, tatapan matanya beralih pada tangan yang melingkari perutnya, tangan berotot yang membuatnya tidak bisa beranjak dari tempat tidur.Gadis dengan baju tidur berbahan satin itu sedikit menggeliat, entah bagaimana caranya Reyhan sudah tidur di sebelahnya sedangkan dia sangat yakin bahwa sore tadi dia tidur sendiri karena merasa kelelahan. Meskipun begitu Freya yang kini masih terbaring seolah terhipnotis oleh wajah teduh di hadapannya, wajah Reyhan yang s

Latest chapter

  • Rahasia di Balik Pernikahanku    Bab 7. Papa Mertua

    Raihan mematikan panggilan telepon dan meletakkan kembali handphone miliknya ke dalam saku, laki-laki yang saat ini mengenakan setelan jas berwarna hitam itu kini mulai melajukan kendaraannya menuju kantornya sendiri. Butuh waktu perjalanan kurang lebih satu jam dari kantor utama keluarga Buana ke kantor yang sudah Reyhan rintis sejak masih duduk di bangku kuliah tersebut, setibanya di sana Reyhan langsung disambut oleh sekretarisnya sebab hari ini dia memiliki jadwal yang cukup padat."Apa kamu sudah siapkan semua berkas yang saya minta?" tanya Reyhan pada sekretarisnya."Sudah Pak, sebenar lagi saya akan kirimkan semua berkasnya ke meja Bapak," jawab sekretaris Reyhan."Bagus, hari ini jangan ganggu saya sampai jam makan siang dan saat makan siang nanti kita akan bertemu dengan salah satu investor dari Malaysia. Jangan lupa siapkan semua yang di butuhkan untuk rapat kita siang nanti!" seru Reyhan."Siap Pak."Setelah mengatakan itu Reyhan segera masuk ke dalam ruangannya, setibanya

  • Rahasia di Balik Pernikahanku    Bab 6. Mari Bertemu

    "Mari kita bercerai," ucap Freya mengulang perkataannya.Reyhan menatap ke arah wanita yang duduk di kursi sebelahnya, tidak ada tanggapan apa pun dari laki-laki itu atas ucapan yang di lontarkan sang istri terhadap dirinya. Sedangkan di sisi lain Freya masih mencoba memantapkan hatinya agar tidak goyah yang tetap pada pendiriannya untuk bercerai karena tidak ingin menjadi beban untuk Reyhan lebih lama lagi."Ayo keluar!" seru Reyhan setibanya mereka di parkiran apartemen.Freya mengikuti perintah Reyhan dan mereka keluar dari mobil hitam tersebut. Wanita yang rambut di kuncir kuda itu mengikuti langkah Reyhan menuju lift hingga keduanya sampai di unit apartemen milik Reyhan. Sepasang suami istri itu masih saling menutup mulut hingga masuk ke dalam unit apartemen tempat mereka kini tinggal tersebut."Mas Reyhan ayo kita bercerai," ajak Freya lagi setibanya mereka di dalam apartemen sebab Reyhan belum juga memberikan tanggapan apapun atas permintaannya."Lekas mandi dan berganti pakaia

  • Rahasia di Balik Pernikahanku    Bab 5. Mari Bercerai

    "Pertunangan Reyhan dan Bella bisa dibatalkan Pah," ucap Reyhan yang mana membuat papanya semakin marah."Batalkan kamu bilang? Semudah itu kamu membatalkan pertunangan? Ingat Reyhan pertunangan kamu dan Bella itu bukan pertunangan biasa, pertunangan kalian juga mencakup hubungan bisnis ke dua keluarga besar kita, mau di kemanakan muka Papah kalau kamu tiba-tiba membatalkan pertunangan begitu saja. Apalagi kamu tiba-tiba membawa wanita lain sebagai istri kamu. Dan apa tadi kamu bilang, Freya sedang hamil? Bisa-bisanya kamu menghamili anak orang sebelum menikah.""Reyhan minta maaf Pah, tapi Reyhan tidak akan mengubah keputusan Reyhan, dalam waktu dekat Reyhan akan mengatakan semuanya pada Bella dan keluarganya.""Keterlaluan kamu Reyhan, jika kamu terus seperti ini lebih baik kamu angkat kaki dari rumah ini!" usir Handoko.Tanpa menjawab ucapan papanya Reyhan segera keluar dari ruangan tersebut, ketika dia baru saja membuka pintu tiba-tiba dia melihat Freya yang sedang berdiri di depa

  • Rahasia di Balik Pernikahanku    Bab 4. Membawa Kabar

    Esok harinya Reyhan benar-benar membawa Freya ke rumah ke dua orang tuanya, hal itu tentu saja membuat Freya sangat gugup, dia bahkan tidak bisa memejamkan matanya semalaman hingga kini kantung mata terlihat jelas di ke dua matanya."Ayo!" ajak Reyhan setibanya mereka di depan rumah.Saat ini mereka masih duduk di mobil milik Reyhan setelah menempuh perjalanan selama satu jam dari apartemen."Mas Reyhan aku takut," ucap Freya lirih."Tidak perlu takut, saya akan menjaga kamu.""Tapi bagaimana jika keluarga Mas Reyhan tidak setuju dengan pernikahan kita?""Itu tidak akan berpengaruh pada apapun, kita sudah resmi menikah dan sudah terdaftar di catatan sipil.""Tapi Mas.""Tidak perlu banyak berpikir, cukup berada di samping saya maka semuanya akan baik-baik saja."Tak ada pilihan lain, kini keduanya pun berjalan masuk ke dalam rumah. Setibanya di sana mereka disambut oleh mbok Darmi, asisten rumah tangga yang sudah bekerja di rumah keluarga Reyhan selama puluhan tahun."Den Reyhan ayo m

  • Rahasia di Balik Pernikahanku    Bab 3. Telepon dari Rumah

    "Nggak apa-apa mas, tidak jadi."Reyhan menyatukan ke dua alisnya kebingungan, namun karena pekerjaan yang banyak membuatnya memutuskan untuk bertanya nanti dan melanjutkan pekerjaannya membaca laporan.Freya pun pamit masuk ke dalam kamarnya, setelah kegundahan sepanjang malam kemarin ditambah dengan makan banyak membuatnya mengantuk."Hoam."Tak butuh waktu lama Freya pun tertidur pulas dan terbangun dengan sebuah tangan yang melingkari tubuhnya."Mas, Mas Reyhan."Freya terkejut saat melihat siapa yang sedang terbaring di sebelahnya, tatapan matanya beralih pada tangan yang melingkari perutnya, tangan berotot yang membuatnya tidak bisa beranjak dari tempat tidur.Gadis dengan baju tidur berbahan satin itu sedikit menggeliat, entah bagaimana caranya Reyhan sudah tidur di sebelahnya sedangkan dia sangat yakin bahwa sore tadi dia tidur sendiri karena merasa kelelahan. Meskipun begitu Freya yang kini masih terbaring seolah terhipnotis oleh wajah teduh di hadapannya, wajah Reyhan yang s

  • Rahasia di Balik Pernikahanku    Bab 2. Menikah

    Sepanjang malam Freya tidak bisa tidur, hatinya gelisah untuk menghadapi hari esok."Aku harus pergi dari sini," ucap Freya.Wanita dengan rambut hitam lebat itu keluar dari apartemen Reyhan dengan mengendap-endap, berharap tidak akan ada yang melihatnya. Setibanya di luar apartemen Freya langsung berlari, dia tidak membawa apapun selain pakaian yang melekat pada tubuhnya hingga dengan terpaksa dia harus berjalan kaki."Aku harus pergi dari sini, aku tidak mau menikah dengannya," ucap Freya sambil terus berjalan.Tiba-tiba langit mendung dan rintik hujan mulai turun membasahi bumi, Freya berlari mencari tempat berteduh, dia menemukan sebuah bangunan kosong yang sepertinya merupakan bekas warung makan.Freya memasuki bangunan tersebut dan berteduh sambil menunggu hujan reda, namun beberapa waktu kemudian dia mendengar suara langkah kaki mendekat dan dua sosok laki-laki muncul tak lama setelahnya.Dua laki-laki itu tampak terkejut di awal namun sedetik kemudian mereka menyeringai."Wah,

  • Rahasia di Balik Pernikahanku    Bab 1. Tanggung Jawab

    "Saya akan tanggung jawab sama kamu," ucap Reyhan. "Tanggung jawab apa maksud Mas Reyhan?" tanya gadis yang saat ini sedang terbaring di ranjang rumah sakit. "Saya akan tanggung jawab atas anak yang ada di perut kamu Frey." Gadis bernama Freya itu pun terdiam, dia tidak pernah menyangka perkataan itu akan datang dari laki-laki yang kini duduk di sebelah ranjangnya, laki-laki yang selalu kaku dan jarang tersenyum. Bagaimana mungkin Reyhan mengatakan tentang tanggung jawab yang tidak seharusnya dia tanggung, "Nggak perlu Mas, aku bisa menghadapi semuanya sendiri," ucap Freya. Tidak, dia tidak ingin melibatkan orang yang tidak bersalah, dia tidak ingin menyeret orang lain ke dalam masalahnya, dan dia tidak ingin orang lain yang bertanggung jawab atas kesalahannya. "Apa kamu tega membiarkan anak itu lahir tanpa seorang ayah?" tanya Reyhan. "Aku akan mencari jalan keluarnya Mas." "Jalan keluar seperti apa yang kamu maksud? Atau kamu berniat untuk menggugurkan anak yang ada di dalam

DMCA.com Protection Status