Share

Bab 15.

last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-22 10:02:15

Arland dan Alex saat ini sedang berada di kafe.

"Kalau kamu mencintai Riska lebih baik lepaskan Ayra, Jangan terlalu kejam kepadanya! Dia juga berhak bahagia." Alex menatap ke arah Arland yang duduk di hadapannya, setelah menyeruput kopi miliknya.

Arland meraih secangkir kopi di atas meja lalu menyeruputnya.

"Nggak." jawab Arland singkat meletakkan kembali gelasnya di atas meja.

"Kamu nggak mencintai Riska atau nggak mau menceraikan Ayra?"

"Nggak dua-duanya." Alex menggelengkan kepalanya pelan merasa heran mendengar ucapan Arland.

"Kalau nggak mencintai Riska, kenapa menjalin hubungan dengannya?"

Arland menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya secara perlahan. "Aku bukan kamu yang bisa menahan diri dari godaan wanita. Riska terus menerus menggodaku mana mungkin aku bisa menahan diri dari godaannya." ujar Arland lesu.

"Kalau kamu tidak pernah memberi Riska kesempatan, tidak mungkin dia menggoda mu?" sindir Alex membuat Arland melotot tajam ke arahnya.

"Santai Bos bercanda."
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Rahasia Suamiku    Bab 16.

    Setelah mengatakan itu Ayra hendak memperbaiki posisi duduknya, namun Arland justru menarik pinggangnya sehingga jatuh di atas pangkuannya. Ayra terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Arland refleks melotot tajam ke arahnya."Mas!""Ayra, apa kamu mencintai Mas?" Arland menatap dalam ke arah Ayra, salah satu tangannya melingkar di pinggang Ayra untuk menahannya agar tidak beranjak."Bagaimana aku bisa mencintai mas, kalau mas tidak pernah terbuka denganku?" Ayra memalingkan wajahnya menghindari tatapan Arland yang sedang menatap ke arahnya. Hatinya kembali terasa sakit mengingat pengkhianatan yang dilakukan oleh Arland dengan wanita lain."Tidak terbuka bagaimana, bukankah kamu sudah tahu semuanya tentang mas bahkan yang tersembunyi sekali pun?" Arland mengulurkan tangannya meraih dagu Ayra agar kembali menatap ke arahnya."Masih ada banyak hal yang Mas sembunyikan dariku?""Maksudmu?" Ayra meraih hp-nya yang tergeletak di atas meja lalu memperlihatkan foto Arland yang sedang tidur d

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-23
  • Rahasia Suamiku    Bab 17

    Arland terkejut mendengar suara Ayra memanggil namanya refleks mendorong Riska menjauh darinya. Riska tidak terima dengan apa yang dilakukan oleh Arland."Mas, kenapa aku didorong!" ujar Riska merasa kesal. Namun Arland mengabaikannya lebih memilih beranjak dari duduknya berjalan ke arah Ayra."Sayang, kenapa kamu ada di sini?" tanya Arland heran."Memergoki perselingkuhan yang dilakukan oleh Mas." jawab Ayra berusaha tetap terlihat tenang."Ini tidak seperti yang kamu lihat, mas bisa menjelaskan semuanya.""Penjelasan apa lagi yang ingin Mas berikan? Setelah aku melihat dengan mata kepalaku sendiri mas sedang berciu man dengan wanita lain."Tanpa mereka sadari Riska mengulum senyum, dia yakin sebentar lagi Arland dan Ayra pasti akan bercerai. Sehingga dirinya bisa menjadi satu-satunya wanita di hati Arland, lalu menikah dengannya."Sepertinya rencana ku akan berhasil." batin Riska tersenyum penuh kemenangan dalam hati.Ayra menoleh ke arah Riska, memicingkan matanya setelah melihat w

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • Rahasia Suamiku    Bab 18.

    Arland membalikkan badannya meninggalkan Riska begitu saja dengan dada naik turun menahan emosi. Riska mengepalkan kedua tangannya menatap Arland yang berjalan semakin menjauh darinya.Dia menjatuhkan bobot tub uhnya di atas kursi pandangannya kosong, tidak pernah menyangka semua akan berakhir seperti ini. Rencananya gagal total, Riska kira dengan cara seperti ini bisa membuat Arland dan Ayra bercerai. Sehingga dirinya bisa secepatnya menikah dengan Arland. Namun yang terjadi di luar ekspektasinya, Arland justru memutuskan hubungan dengannya begitu saja."Kata-kata cinta yang diucapkan oleh Mas Arland ternyata hanya bualan semata, tapi dengan bodohnya aku mempercayainya." gumam Riska setitik air matanya menetes di kedua pipinya dibiarkan begitu saja.***Ayra mengendarai mobilnya secara ugal-ugalan tanpa arah dan tujuan yang jelas pikirannya masih kacau, buliran-buliran bening yang sejak tadi mengembun di pelupuk matanya kini mengalir ke di kedua pipinya. Dia tidak pernah menyangka su

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • Rahasia Suamiku    Bab 19.

    "Sudah tahu sedang marah, masih saja nanya?" batin Ayra heran."Ayra, beri mas kesempatan sekali lagi! Jika perlu kita buat perjanjian?" Arland berharap Ayra mau memaafkan kesalahan dirinya."Buat perjanjian bagaimana maksudnya?" Ayra menoleh ke arah Arland meminta penjelasan darinya.Arland menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya secara perlahan."Perjanjian tentang pernikahan kita, salah satu poinnya yaitu jika mas mengkhianatimu lagi maka jatuh talak mas kepadamu saat itu juga. Selain itu semua harta kekayaan mas dialihkan atas namamu." Seulas senyum tipis terbit di bibir Ayra lalu menatap ke arah Arland memastikan bahwa dirinya tidak salah dengar."Benarkah?""Tentu saja." Jawab berusaha meyakinkan Ayra."Bermesraan dengan wanita di kelab juga termasuk pengkhianatan." Arland terkejut mendengar ucapan Ayra namun dengan cepat merubah kembali ekspresi wajahnya."Kalau begitu setiap kali mas pergi ke kelab kamu harus ikut!" Arland berkata dengan tegas."Lebih baik nggak us

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-26
  • Rahasia Suamiku    Bab 20.

    Seulas senyum tipis terbit di bibir Arland melihat Ayra sedang berada di dapur, dia segera menghampirinya. Setelah tepat berada di belakang Ayra, Arland segera memeluknya lalu mengecup singkat kedua pipinya.DEGAyra tersentak kaget dipeluk oleh seseorang dari belakang, namun perlahan dia menyadari kalau yang sedang memeluknya adalah Arland."Mas, sudah pulang?""Iya, ini baru sampai. Kamu sedang bikin apa?" tanya Arland mengintip ke dalam adonan yang sedang diaduk-aduk menggunakan mixer oleh Ayra."Bolu panggang." jawab Ayra menuangkan adonan yang sudah selesai diaduk ke dalam loyang."Tumben bikin bolu panggang, mau ada acara apa?" Arland merasa heran melihat Ayra membuat bolu panggang."Tadi tidak lihat resep bolu panggang di tok tok, jadi pengin mencoba untuk membuatnya."Setelah memasukan loyang berisi adonan bolu ke dalam oven, Ayra membalikkan badannya menatap ke arah Arland."Mas, mau mandi atau makan dulu?""Mandi.""Sebentar aku siapkan airnya dulu!" Ayra berjalan menuju ke

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-27
  • Rahasia Suamiku    Bab 21.

    Arland dan Ayra baru saja selesai sarapan. "Sayang, nanti ada rapat sepertinya mas pulangnya malam. Kamu tidur dulu saja nggak perlu menunggu Mas pulang!" Arland beranjak dari duduknya berjalan mendekat ke arah Ayra. "Iya Mas." Ayra meraih tangan Arland lalu mencium punggung tangannya. Detik berikutnya Arland mendaratkan kecupan singkat di keningnya. "Pulang malam, apakah ini kesempatan untukku pergi ke ruang bawah tanah?" batin Ayra teringat dengan ucapan Mark. "Sayang, kenapa malah melamun?" Arland mengerutkan keningnya merasa heran melihat Ayra seperti sedang memikirkan sesuatu. Suara Arland menyadarkan Ayra dari lamunannya, seketika menoleh ke arahnya. "Nggak apa-apa, aku pasti akan merasa kesepian karena mas pulangnya malam." Ayra berkata dengan raut wajah tampak sedih, berusaha meyakinkan Arland. "Mas janji setelah rapat selesai akan langsung pulang." Ayra mengantarkan Arland sampai ke depan pintu. Dia tersenyum sambil melambaikan tangan ke arah Arland yang baru saja mas

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-28
  • Rahasia Suamiku    Bab 22.

    Kakinya terasa lemas perlahan tub uh Riska merosot terduduk di samping papahnya yang baru saja menghembuskan nafas terakhirnya."Pah, bangun Pah!" raung Riska sambil menggoyang-goyang tub uh papahnya. Namun pak Ardi hanya diam dengan mata telah terpejam sempurna."Jangan tinggalkan Riska, Riska janji tidak akan mengulanginya lagi! Papah, ayo bangun!" Riska meraung-raung berharap Papahnya akan terbangun dari tidur panjangnya. Namun Pak Ardi hanya diam dengan mata terpejam sempurna. Sekeras apapun Riska berteriak sama sekali tidak bisa membangunkan Pak Ardi dari tidur panjangnya. Semua sudah terlambat kini tinggallah penyesalan.***Seolah semesta mendukung rencana Ayra, Bi Asih berpamitan pulang karena anaknya sedang dirawat di rumah sakit."Non, Bibi izin pulang dulu. Anak bibi sedang dirawat di rumah sakit." pamit Bi Asih kepada Ayra setelah mendapat telepon bahwa anaknya sedang dirawat di rumah sakit."Iya Bi, semoga anak Bibi cepat sembuh! Ini ada sedikit uang untuk membeli buah bu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-29
  • Rahasia Suamiku    Bab 23

    "Kenapa aku nggak kepikiran untuk mengecek cctv?" batin Arland setelah memutuskan sambungan teleponnya.Arland mulai mengecek cctv melalui hp-nya. Dia melihat ketika Bi Asih berpamitan pulang kepada Ayra."Jadi Bi Asih sedang pulang? Ayra sama sekali nggak bilang kepadaku." gumam Arland tanpa mengalihkan pandangannya dari layar hp-nya.DEGArland terkejut mengetahui cctv di belakang rumah serta di depan gudang mati."Apa yang sebenarnya terjadi?" batin Arland merasa heran.Hingga akhirnya pandangan Arland menangkap sosok Ayra keluar melalui pintu belakang, setelah itu dia tidak melihatnya lagi."Jadi Ayra pergi ke ...." Arland beranjak dari duduknya dengan langkah cepat berjalan menuju gudang."Benar dugaanku Ayra pasti berada di ruang bawah tanah." batin Arland setelah melihat pintu menuju ruang bawah tanah terbuka.Mendengar suara kaki melangkah semakin mendekat ke arahnya, Arland menoleh ke belakang. Terlihat Mark berjalan dengan cepat ke arahnya."Mark, sepertinya Ayra berada di r

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30

Bab terbaru

  • Rahasia Suamiku    Bab 82.

    Perpisahan yang Menyayat HatiDi ruang jenazah, Ayra melangkah pelan mendekati brankar tempat suaminya terbujur kaku. Dengan tangan gemetar, ia membuka kain putih yang menutupi wajah Revan sedikit demi sedikit. Hatinya mencelos saat melihat wajah suaminya yang penuh luka memar. Bekas darah yang mulai mengering semakin menegaskan betapa keras penderitaan yang dialaminya sebelum menghembuskan napas terakhir."Mas Revan..." gumamnya, bersamaan dengan buliran air mata yang jatuh tanpa bisa dibendung. Tangannya yang bergetar mengusap lembut wajah suaminya, seolah ingin menghapus jejak luka yang tersisa.Air matanya mengalir semakin deras. Tubuhnya melemah, lalu perlahan merosot ke lantai yang dingin. Dunia seolah berubah gelap. Ia tidak pernah membayangkan bahwa pertemuan mereka setelah satu bulan justru terjadi dalam keadaan seperti ini—Revan kembali, tetapi tanpa nyawa."Mas, secepat inikah kamu pergi meninggalkan aku dan Zavier? Bukankah kamu bilang ingin membahagiakan kami?" isaknya, s

  • Rahasia Suamiku    Bab 81.

    Pak Revan terdiam mendengar pertanyaan Kyai Syamsudin. Otaknya sibuk mencari jawaban yang tepat."Saya sudah meminta izin kepada istri dan anak saya. Untuk sementara, usaha saya akan diurus oleh Doni, jadi kebutuhan mereka tetap tercukupi," jawabnya mantap.Kyai Syamsudin mengangguk-angguk, memahami penjelasan Pak Revan.Dalam pertemuan itu, Pak Revan menceritakan masa lalunya. Penyesalan menggelayut dalam hatinya, terutama saat nama Reyhan kembali muncul dalam pikirannya, mengingatkan pada dosa-dosa yang pernah ia lakukan. Kyai Syamsudin menyarankannya untuk bertaubat dengan taubat nasuha.Pak Revan mengikuti saran itu. Dalam hati, ia bertekad untuk menjadi pribadi yang lebih baik.Hari demi hari, ia belajar ilmu agama dari dasar—Tauhid, Fiqih, hingga membaca qiraati sebagai langkah awal sebelum mempelajari Al-Qur'an. Lidahnya terasa kaku saat melafalkan huruf-huruf hijaiyah, tapi ia tak menyerah. Ia sadar, belajar ilmu agama ternyata lebih sulit dibanding mempelajari bisnis.Terkada

  • Rahasia Suamiku    Bab 80.

    Kepergian Pak Revan"Sayang, Mas harus pergi ke luar kota selama satu bulan."Pak Revan baru saja pulang dari kantor ketika ia menyampaikan kabar itu. Ayra yang tengah duduk di sofa langsung terkejut mendengarnya."Kapan Mas pergi?" tanyanya hati-hati.Pak Revan menatap istrinya sekilas, lalu menyunggingkan senyum tipis. "Sepertinya kamu ingin Mas cepat-cepat pergi?"Ayra terbelalak, tidak menyangka suaminya berpikir seperti itu. Dengan cepat ia menggeleng. "Bukan begitu, Mas. Aku hanya bertanya.""Besok pagi," jawab Pak Revan akhirnya. "Kamu nggak apa-apa 'kan ditinggal di rumah sama Zavier?"Ayra mengangguk pelan. "Nggak apa-apa, Mas."Entah kenapa, jawaban istrinya justru membuat Pak Revan kecewa. Ia berharap Ayra akan mencoba menahannya pergi—setidaknya menunjukkan sedikit rasa enggan. Namun, wanita itu justru menerimanya dengan begitu tenang."Aku saja yang terlalu berharap," batinnya pahit. "Dulu dia bahkan tega meninggalkanku.""Mas!" panggilan Ayra membuyarkan lamunannya.Pak

  • Rahasia Suamiku    Bab 79.

    Kembalinya Masa LaluBeberapa hari telah berlalu. Pak Revan yang mengetahui bahwa istrinya telah suci akhirnya menyunggingkan senyum tipis. Ada kebahagiaan yang menjalar di hatinya—waktunya telah tiba untuk melanjutkan malam pernikahan mereka yang sempat tertunda."Sayang," panggilnya lembut.Ayra menoleh, matanya menatap suaminya dengan ragu. "Ada apa, Mas?""Bolehkah malam ini Mas meminta hak sebagai suami?" tanya Revan, suaranya terdengar dalam, penuh makna.Ayra terdiam. Hatinya bergetar, bukan karena rindu, melainkan karena bayangan masa lalu yang tiba-tiba muncul. Ingatan akan malam itu, ketika pria di hadapannya ini pernah menyakitinya, masih begitu jelas. Meskipun tahun telah berlalu, luka itu belum sepenuhnya sembuh.Menolak? Ayra tak berani. Dia tahu kewajibannya sebagai istri. Lagipula, bukankah menolak ajakan suami tanpa alasan yang sah adalah dosa? Namun, hatinya masih didera ketakutan.Pak Revan menyadari keraguan di mata istrinya. Dengan lembut, dia meraih dagu Ayra, me

  • Rahasia Suamiku    Bab 78.

    Ketakutan yang sejak tadi menghantuinya perlahan mereda ketika Ayra mendengar suara Zavier memanggilnya."Ibu!" seru Zavier, berlari ke arahnya.Seulas senyum tipis terbit di bibir Ayra saat melihat putranya mendekat. "Zavier, kamu sudah pulang?" tanyanya lembut."Sudah, Bu. Tadi di sekolah Zavier diajari lagu 'Kasih Ibu'."Ayra tersenyum. "Coba nyanyikan untuk Ibu, Ibu ingin dengar."Tanpa ragu, Zavier mulai menyanyikan lagu itu dengan suara polosnya. Ayra mendengarkan dengan seksama, hatinya menghangat. Setitik air mata jatuh di pipinya, namun segera ia hapus sebelum putranya menyadarinya."Anak Ibu sekarang sudah pintar nyanyi," pujinya sambil mengusap lembut rambut Zavier.Merasa bangga, Zavier menatap ibunya dengan mata berbinar dan tersenyum lebar."Ayo, ganti pakaian dulu, habis itu makan!" ajak Ayra."Mau sama Ibu!" pinta Zavier manja."Iya, sama Ibu."Ayra menggandeng tangan putranya, membawanya ke kamar untuk mengganti pakaian. Setelah itu, ia segera menyiapkan makan siang u

  • Rahasia Suamiku    Bab 77.

    Pagi itu, Ayra sibuk di dapur menyiapkan sarapan. Seperti kebiasaannya dulu saat bersama Reyhan, rutinitas ini memberinya ketenangan. Namun, kesadarannya tersentak ketika tiba-tiba seseorang memeluknya dari belakang, lalu mengecup lembut kedua pipinya.Tanpa menoleh, Ayra sudah tahu siapa pelakunya."Mas, lepas... susah gerak," pintanya, sedikit memaksa, mencoba melepaskan diri dari pelukan suaminya.Pak Revan akhirnya melepaskan Ayra, lalu melipat kedua tangannya di dada. "Aku heran, apa nggak takut tanganmu lecet gara-gara masak?" tanyanya dengan nada menggoda, tapi ada sindiran di sana."Kalau Mas nggak mau makan, nggak apa-apa. Aku masak buat diri sendiri dan Zavier."Dahi Pak Revan berkerut mendengar jawaban istrinya. "Sayang, kamu mengabaikan suamimu?"Ayra menatapnya sekilas, lalu kembali sibuk dengan masakannya. "Terserah Mas mau mikir apa," ucapnya, sebelum membawa masakannya ke meja makan, meninggalkan suaminya yang hanya bisa mendengus kesal.Pak Revan menyusulnya, duduk be

  • Rahasia Suamiku    Bab 76

    KEPERGIAN"Ay, sudah selesai berkemas?" tanya Pak Revan dengan nada jenuh. Ia mondar-mandir di ruang tamu, tampak gelisah menunggu."Belum, Mas," jawab Ayra tanpa menoleh, masih sibuk memasukkan beberapa helai pakaian ke dalam koper.Pak Revan mendengus kesal. "Lama banget! Nggak usah bawa pakaian segala, Mas sudah siapkan semuanya buat kamu di rumah!""Aku cuma bawa beberapa potong saja, Mas. Pakaian ini nyaman dipakai," sahut Ayra, tetap melipat pakaian dengan tenang."Terserah," balas Pak Revan ketus."Kalau Mas capek menunggu, pulang dulu saja. Aku bisa menyusul naik mobil sendiri," ujar Ayra ringan.Pak Revan langsung terkesiap. Ia segera masuk ke kamar, menghampiri Ayra dengan sorot mata tajam."Kamu mau kabur?" tanyanya, mendekat dengan langkah lebar.Ayra terkejut melihat perubahan sikap suaminya yang tiba-tiba. Ia refleks menoleh dan menatap wajah Pak Revan. Dari sorot matanya, jelas terlihat kemarahan yang tertahan."Apa ada yang salah dengan ucapanku?" batin Ayra heran."Ka

  • Rahasia Suamiku    Bab 75.

    Pak Revan dan Ayra memasuki lift, diikuti beberapa orang di belakang mereka. Salah satunya adalah Riska.Riska terhenyak ketika matanya tanpa sengaja bertemu dengan tatapan Ayra. Ia sama sekali tidak menyangka akan bertemu Ayra di tempat ini. Seketika, ia ingin berbalik dan keluar, tapi pintu lift sudah tertutup.Tidak ada pilihan lain, Riska tetap di dalam. Ia menunduk, jari-jarinya saling meremas, dadanya terasa sesak. Semua dosa masa lalu yang pernah ia lakukan kepada Ayra seakan menghantam kesadarannya sekaligus. Ada dorongan untuk meminta maaf, tapi keberanian tak jua terkumpul. Bahkan menatap Ayra saja ia tak sanggup.Tiba-tiba, suara lembut namun tegas menyapanya."Kamu Riska, kan? Apa kabar? Sudah lama kita tidak bertemu."Riska tersentak. Suara itu... suara Ayra. Perlahan, ia menoleh sekilas, kemudian buru-buru menunduk lagi."I-Iya... aku baik," jawabnya, suaranya bergetar.Jantungnya berdegup semakin kencang. Tuhan, semoga lift ini segera berhenti...Rasa bersalah memang ta

  • Rahasia Suamiku    Bab 74.

    Pagi itu, Pak Revan mengajak Ayra ke restoran untuk sarapan bersama Zavier, yang sudah menunggu mereka di sana."Ibu...!" seru Zavier dengan mata berbinar saat melihat Ayra berjalan mendekat."Iya, Sayang." Ayra tersenyum, lalu duduk di kursi bersama Pak Revan, berhadapan dengan putra mereka.Tanpa diduga, Zavier langsung melontarkan pertanyaan yang membuat Ayra hampir tersedak."Bu, kata Mbak Lala tadi malam Ibu dan Ayah bikin adik buat Zavier. Mana adiknya? Kok nggak diajak ke sini?" tanyanya polos.Mbak Lala yang baru saja menuangkan teh untuk dirinya sendiri langsung menepuk jidatnya. Semalam, ia hanya mencoba membujuk Zavier yang merengek ingin masuk ke kamar ibunya. Karena tidak ingin mengganggu malam pernikahan Pak Revan dan Ayra, ia asal saja mengatakan bahwa mereka sedang "membuat adik" untuknya. Namun, ia sama sekali tak menyangka bocah itu akan menanyakannya lagi keesokan paginya."Maaf, Bu… Tadi malam Zavier terus merengek, jadi saya—""Nggak apa-apa, Mbak," potong Ayra, b

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status