Share

5.

last update Huling Na-update: 2024-09-27 23:21:09

Mungkin karena kelelahan dengan aktivitas yang baru saja mereka lakukan. Riska langsung tertidur pulas, berbeda dengan Arland yang turun dari ranjang masuk ke dalam kamar mandi membersihkan tub uhnya yang terasa lengket.

Sepuluh menit kemudian Arland keluar dari kamar mandi dengan tub uh terbalut bathrobe. Seulas senyum tipis terbit di bibirnya melihat Riska masih terlelap dalam tidurnya. Dia segera membuka tas milik Riska mengambil laptop yang tersimpan di dalamnya.

Sambil membawa laptop di tangannya, Arland berjalan menuju kursi lalu duduk di atasnya. Dengan gerakan cepat dia membuka laptop sesekali melirik ke arah Riska, memastikan Riska tidak melihat apa yang sedang dilakukan olehnya.

Dengan cepat Arland mengirim data-data Phoenix Group ke laptop miliknya yang saat ini sedang diakses oleh Mark (asisten/orang kepercayaannya).

"Mark, aku sudah mengirim data-data Phoenix Group."

"Ya, sudah masuk Bos." Arland menarik salah satu sudut bibirnya ke atas mendengar ucapan Mark, dia mematikan laptopnya lalu memasukkannya kembali ke dalam tas.

Arland memungut pakaiannya yang tercecer di lantai lalu memakainya kembali. Dengan langkah pelan dia berjalan menuju ke pintu kemudian keluar dari sana. Arland mengendarai mobilnya menuju ke rumahnya. Ketika sampai di rumahnya, dia terkejut karena tidak ada Ayra di dalam kamarnya.

"Sayang kamu dimana? Ayra!" Teriak Arland memanggil-manggil istrinya namun tidak ada jawaban.

"Kemana Ayra?" Gumam Arland lirih menelusuri setiap sudut kamar, dia juga membuka pintu kamar mandi barang kali Ayra ada di dalamnya. Namun ternyata nihil tidak ada siapa-siapa di dalam kamar atau pun kamar mandi.

Arland mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya lalu menyugar rambutnya. Dia merogoh sakunya mengambil benda pipih yang tersimpan di dalamnya, jari tangannya bergerak lincah mencari nomor Ayra lalu menghubunginya.

Arland mendengar suara dering hp milik Ayra di dalam kamarnya. Dia mengedarkan pandangannya mencari sumber suara. Setelah ditelusuri ternyata hp Ayra berada di bawah bantal. Hingga akhirnya pandangannya tertuju pada pintu menuju balkon.

"Apa mungkin Ayra berada di balkon?" Gumam Arland berjalan ke arah pintu menuju balkon lalu membukanya. Seulas senyum tipis terbit di bibirnya melihat Ayra sedang menatap ke atas ke arah bintang yang berkelap-kelip menghiasi gelapnya malam.

Dengan langkah pelan Arland berjalan ke arah Ayra lalu memeluknya dari belakang. Mengecup kedua pipinya secara bergantian.

Ayra tersentak kaget menyadari seseorang memeluknya dari belakang bahkan mengecup kedua pipinya. Refleks berusaha melepaskan diri darinya, namun usahanya sia-sia karena Arland semakin erat memeluknya. Setelah beberapa saat kemudian Ayra akhirnya menyadari orang yang sedang memeluknya adalah Arland.

"Mas, kenapa pulang?" Arland mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan dari Ayra.

"Apa mas nggak boleh pulang?"

"Aku kira Mas akan menginap di kantor karena ini sudah tengah malam."

"Sudah tengah malam, kenapa kamu belum tidur?"

"Belum ngantuk."

Arland membalikkan tub uh Ayra agar menghadap ke arahnya. Ayra tampak heran melihat rambut Arland masih basah seperti baru saja keramas.

"Mas, habis mandi keramas tengah malam begini?"

"Iya, tadi gerah jadi mandi keramas." Jawab Arland berusaha meyakinkan Ayra.

"Oh." Jawab Ayra singkat.

DEG

Ayra terkejut matanya membulat sempurna, jantungnya berpacu tidak karuan pikirannya kacau tub uhnya terasa lemas melihat kissmark di leher Arland. Perlahan buliran-buliran bening menetes begitu saja membasahi kedua pipinya.

"Jadi benar selama ini Mas Arland sudah selingkuh dengan wanita lain." Batin Ayra yakin hatinya terasa nyeri sangat nyeri, tidak menyangka suaminya selingkuh dengan wanita lain bahkan mungkin juga sudah tidur bersama. Apa yang dikatakan oleh Arland selama ini ternyata hanya bualan semata.

"Sayang, kamu kenapa?" Arland merasa heran melihat perubahan ekspresi wajah Ayra.

"Jangan menyentuhku, pergi!" Ayra mengulurkan tangannya mendorong dada Arland sehingga mundur beberapa langkah ke belakang. Dia berjalan ke arah pintu, namun belum sempat membukanya Arland sudah menarik pergelangan tangannya sehingga tub uhnya ketarik ke belakang menabrak dada Arland. Dengan gerakan cepat Arland langsung memeluknya.

"Sayang, kamu kenapa?" Tanya Arland mengecupi pucuk rambut Ayra.

Ayra merasa risih dengan apa yang dilakukan oleh Arland, apalagi mengingat Arland melakukannya tidak hanya dengan dirinya.

"Tanya pada diri Mas sendiri! Malam ini aku tidur di kamar tamu." Jawab Ayra ketus berusaha melepaskan diri dari pelukan Arland, namun tidak bisa karena tenaganya tidak sebanding.

Arland terkejut mendengar ucapan Ayra.

"Kamu tetap tidur di kamar utama tidak pindah kemana pun!" Ujar Arland tegas.

"Mas egois." Arland mengangkat Ayra membawanya ke dalam kamar, tidak peduli dengan Ayra yang terus meronta-ronta minta dilepaskan.

Dia merebahkan Ayra di atas ranjang lalu memeluknya dengan erat, membuat Ayra tidak bisa bergerak dengan leluasa.

Terdengar suara dengkuran halus menandakan bahwa Arland sudah tidur dengan pulas. Ayra berusaha melepaskan tangan Arland yang sedang memeluknya, namun dia dikejutkan dengan suara Arland.

"Ayra, tidur sudah malam!"

"Aku kira Mas Arland sudah tidur dengan pulas." Batin Ayra merasa kecewa usahanya untuk melepaskan diri dari Arland gagal.

"Aku merasa penasaran dengan wanita yang menjadi selingkuhan Mas Arland, kira-kira siapa ya? Apa dia lebih muda serta lebih cantik dan sek si dariku? Sehingga membuat Mas Arland tergila-gila dengannya." Monolog Ayra dalam hati merasa begitu penasaran dengan wanita yang menjadi selingkuhan suaminya.

Ayra tidak bisa tidur padahal sudah berulang kali mencoba memejamkan matanya. Rasa penasaran dengan wanita yang menjadi selingkuhan suaminya masih terus memenuhi otaknya. Tidak hanya itu saja dia juga ingin tahu alasan suaminya selingkuh darinya.

Menit demi menit jam demi jam akhirnya berlalu Ayra akhirnya berhasil memejamkan matanya mengantarkannya ke alam mimpi.

Menyadari sesuatu yang kenyal menempel di bibirnya memaksa Ayra untuk membuka matanya kembali. Dia tersentak kaget melihat suaminya berada di atasnya.

Melihat Ayra sudah bangun dari tidurnya, Arland segera melepaskan tautan bibirnya.

"Sayang, kamu tidur begitu pulas. Berulang kali mas membangunkan mu tapi kamu nggak bangun-bangun. Kalau tahu dengan morning kiss kamu langsung bangun, pasti Mas sudah melakukannya sejak tadi." Arland tersenyum melihat Ayra membuka matanya lalu duduk di tepi ranjang.

Sedangkan Ayra mengucek-ngucek matanya, berusaha duduk menyandarkan punggungnya pada headboard di belakangnya. Kepalanya terasa pusing rasanya baru saja tidur namun Arland malah membangunkannya. Tidak tahu saja suaminya itu kalau tadi malam dia tidak bisa tidur. Baru tidur setelah menjelang pagi.

Ketika menoleh ke arah Arland, Ayra kembali melihat tanda kissmark di lehernya walaupun warnanya sudah sedikit memudar. Hatinya kembali terasa nyeri ketika bayangan Arland sedang bercumbu mesra dengan wanita lain memenuhi otaknya.

"Mas, nggak ke kantor?" Mendengar pertanyaan yang diucapkan oleh Ayra, Arland menoleh ke arahnya.

"Hari Minggu, kenapa?"

"Nggak apa-apa cuma nanya."

"Ayra, siapkan air mandi!"

"Iya Mas." Dengan malas Ayra turun dari ranjang berjalan menuju ke kamar mandi lalu masuk ke dalamnya.

"Kenapa harus aku? seharusnya minta sama Kekasihnya untuk menyiapkan air mandi." Gerutu Ayra yang sedang mengisi bathtub dengan air hangat.

BRAAAKKK

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • Rahasia Suamiku    Bab 6

    Mendengar suara pintu ditutup Ayra menoleh ke belakang. Ternyata Arland sudah berada di belakangnya."Mas, kenapa pintunya ditutup?" tanya Ayra heran."Mau mandi." jawab Arland singkat."Tapi aku belum keluar?" Ayra merasa heran pintunya sudah ditutup, padahal dirinya masih berada di dalam kamar mandi.Arland berjalan mendekat ke arah Ayra, hingga akhirnya berada tepat di belakangnya."Kita mandi bersama." bisik Arland tepat di samping telinga Ayra lalu mengangkatnya, menaruhnya ke dalam bathtub yang sudah terisi dengan air hangat.Ayra tampak terkejut menyadari dirinya sudah berada di bathtub, refleks melotot tajam ke arah Arland. Yang dibalas dengan senyuman misterius olehnya. Dengan santainya Arland melepaskan pakaiannya lalu masuk ke dalam bathtub ikut bergabung dengan istrinya.Melihat Arland masuk ke dalam bathtub, Ayra segera beranjak dari duduknya. Ketika kakinya hendak melangkah keluar dari bathtub, Arland menarik pergelangan tangannya sehingga jatuh di atas pangkuannya denga

    Huling Na-update : 2025-01-13
  • Rahasia Suamiku    Bab 7.

    Mobil yang dinaikki oleh Arland dan Ayra memasuki basement Plaza Indah Mall, pusat perbelanjaan terbesar yang berada di pusat kota. Arland lebih dulu turun dari mobil lalu mengitarinya, membuka pintu sebelah kiri mempersilahkan Ayra untuk turun dari mobil. Ayra mengedarkan pandangannya membuat Arland merasa heran. "Kenapa Sayang?" "Nggak apa-apa." "Sepertinya sudah lama kita tidak ke sini, Ayo masuk!" Arland merangkul Ayra mengajaknya masuk ke dalam Mall. Ayra mendongak menatap sejenak wajah Arland. "Ternyata bukan cuma aku yang diperlakukan seperti ini oleh Mas Arland, ada wanita lain yang mendapat perlakuan yang sama seperti ini atau bahkan lebih." monolong Ayra dalam hati, sakit rasanya sangat sakit menyadari perhatian, cinta serta kasih sayang suaminya telah terbagi dengan wanita lain. "Sayang, apa kamu baru sadar kalau suamimu sebenarnya sangat tampan." Mendengar ucapan Arland, dengan cepat Ayra memalingkan wajahnya merasa malu seperti seorang pencuri yang tertangkap basah

    Huling Na-update : 2025-01-14
  • Rahasia Suamiku    Bab 8.

    "Boleh, silahkan duduk saja! Kamu wanita yang di supermaket waktu itu ya?" tebak Ayra teringat dengan wanita yang ditemui olehnya di supermarket."Iya, senang bisa bertemu kembali denganmu. Panggil saja Lisa!""Maaf tadi aku lupa dengan namamu." Ayra tersenyum kikuk."Nggak apa-apa." Lisa tersenyum menjatuhkan bobot tub uhnya di kursi duduk berhadapan dengan Ayra. Dia juga mulai menikmati es krimnya seperti halnya Ayra.Lisa sesekali menatap ke arah Ayra yang sedang makan es krim, mengingatkannya pada sosok Ayra sahabatnya dulu. Mulai dari rasa es krim yang dimakannya ataupun cara memakannya."Kamu suka makan es krim?" tanya Lisa basa-basi mencairkan suasana."Sangat suka, aku pencinta makanan manis.""Pencinta makanan manis sama seperti Ayra, apakah benar mereka merupakan satu orang yang sama tapi ...?" monolog Tasya dalam hati.Suara Ayra membuyarkan lamunannya. "Kenapa malah bengong? Es krimnya dibiarkan begitu nanti meleleh loh!" ujar Ayra mengingatkan."Eh iya." Lisa tersenyum ki

    Huling Na-update : 2025-01-15
  • Rahasia Suamiku    Bab 9.

    Ayra memutuskan menyewa detektif untuk mencari tahu apa yang dilakukan oleh Arland selama ini di belakangnya. Mendengar hp-nya berbunyi Ayra segera meraihnya. Seulas senyum tipis terbit di bibirnya melihat nama Joni (detektif yang disewa oleh Ayra) tertera di layar hp-nya."Bu, saya melihat Pak Arland masuk ke dalam kelab." Ayra terkejut mendengar ucapan Joni hp yang sedang dipegang olehnya hampir saja terjatuh."Kelab?" Ayra memastikan bahwa dirinya tidak salah dengar."Iya.""Sejak kapan Mas Arland suka pergi ke kelab?" batin Ayra tidak menyangka suaminya pergi ke club."Di kelab mana?" Ayra bertanya dengan bibir bergetar."Paradise night.""Aku akan segera ke sana." Ayra memutuskan sambungan teleponnya."Benarkan Mas Arland pergi ke kelab? Jangan-jangan selama ini Mas Arland sering tidur bersama dengan para wanita yang ada di sana. Noda lipstik serta tanda kissmark pasti ulah wanita yang menjadi partner ranjangnya." monolong Ayra mengusap wajahnya dengan kasar."Setelah tidur denga

    Huling Na-update : 2025-01-16
  • Rahasia Suamiku    Bab 10.

    Sesekali Ayra menoleh ke arah Arland yang sedang mengendarai mobilnya. Apa yang dilakukan oleh Ayra membuat Arland merasa heran."Kalau ada yang mau kamu tanyakan silahkan! Nanti mas jawab. Wanita yang tadi bersama dengan mas merupakan seorang LC jangan salah paham.""Seorang LC, haruskah mereka mesra begitu ya?" batin Ayra heran. Tapi saat ini Ayra tidak ingin mempermasalahkan hal tersebut, dia tidak ingin Arland kembali marah kepadanya, rasanya belum siap untuk menghadapinya."Sejak kapan Mas punya kelab malam?" Akhirnya Ayra bertanya sesuatu yang sejak tadi mengganggu pikirannya."Sudah lama bahkan sebelum kita saling mengenal.""Kenapa Mas nggak pernah bilang? Sebagai suami istri seharusnya kita saling terbuka satu sama lain!" Arland menghela nafas panjang mendengar ucapan Ayra."Saling terbuka, kalau hal itu terjadi di antara kita. Kita nggak akan mungkin bisa bersama." Arland berkata dalam hati."Mas, kenapa aku nggak ingat pertemuan pertama kita?" tanya Ayra setelah beberapa sa

    Huling Na-update : 2025-01-17
  • Rahasia Suamiku    Bab 11.

    Setitik air matanya menetes di kedua pipinya ketika sedikit demi sedikit wine masuk ke dalam mulutnya. Rasanya sangat pahit ini pertama kalinya Ayra minum wine. Dia tidak pernah menyangka minuman beralkohol itu akhirnya masuk ke dalam mulutnya.Ayra merasa geram melihat Pak Edi hanya diam tanpa ada niat sedikit pun untuk menolongnya. Kedua tangan Ayra mengepal kuat, wine yang terkumpul di dalam mulutnya dia semburkan ke wajah Arland.Arland terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Ayra refleks mundur beberapa langkah ke belakang sambil mengusap wajahnya. Ayra yang melihatnya segera beranjak dari duduknya berjalan dengan cepat menuju ke arah pintu. Namun belum sempat membuka pintunya, Pak Edi mendorong Ayra ke arah Arland. Dengan sigap Arland menangkap Ayra lalu mendorongnya ke sofa.Dengan gerakan cepat Arland meraih kedua tangan Ayra, menguncinya di atas kepalanya."Aku sudah bersikap lembut kepadamu, tapi ternyata kamu lebih suka aku sikap kasar." Ujar Arland dengan seringai iblis me

    Huling Na-update : 2025-01-18
  • Rahasia Suamiku    Bab 12.

    Riska meraih hp-nya kemudian memotret dirinya bersama dengan Arland di atas ranjang. Dia mengamati foto hasil jepretannya di layar hp-nya dengan seringai di wajahnya."Bagaimana kalau foto ini aku kirim ke Ayra?" batin Riska mengamati foto yang ada di layar hp-nya lalu menoleh ke arah Arland yang sudah tidur dengan pulas."Beraninya kamu bermain-main denganku, lihat saja bagaimana aku akan membalas mu." ujar Riska lirih jari lentiknya menyentuh ikon kirim gambar di layar hp-nya. Hanya dalam hitungan detik foto tersebut telah terkirim ke hp Ayra."Permainan baru dimulai." batin Riska meletakkan kembali hp-nya di atas nakas. Dia mengulurkan tangannya memeluk Arland dengan erat, kepalanya di letakkan di atas dadanya.Keesokan harinya Arland terbangun dari tidurnya setelah mendengar hp-nya berbunyi. Dalam keadaan masih setengah sadar dia mengulurkan tangannya meraih hp-nya yang terus berbunyi."Siapa yang nelpon pagi-pagi begini? Ganggu orang tidur saja." gerutu Arland merasa kesal."Mark

    Huling Na-update : 2025-01-19
  • Rahasia Suamiku    Bab 13.

    "Tunangan?" Ayra menatap ke arah Arland meminta penjelasan darinya. "Iya, sebenarnya kita sudah tunangan dan berencana untuk menikah, tapi kamu mengalami kecelakaan sehingga pernikahannya ditunda." Arland berusaha meyakinkan Ayra sambil mengusap rambutnya dengan lembut. "Jadi kita sudah berencana untuk menikah?" tanya Ayra memastikan. "Iya, setelah kamu pulih kita menikah. Cepat sembuh Sayang!" Arland mengusap-usap rambut Ayra dengan lembut. Seulas senyum tipis terbit di bibir Ayra menatap ke arah Arland membuat pandangan mereka saling bertemu. Satu minggu setelah Ayra sadar serta kondisinya sudah membaik, Arland menikahinya. Mereka mengucapkan janji suci di hadapan Tuhannya, berjanji untuk saling mencintai menyayangi melindungi menjaga membimbing satu sama lain. Kebahagiaan terpancar dari wajah mereka berdua saling menatap penuh cinta. Ayra merasakan getaran di hatinya ketika Arland mendaratkan kecupan di keningnya. Ada perasaan bahagia dan terharu semua campur aduk menjadi sa

    Huling Na-update : 2025-01-20

Pinakabagong kabanata

  • Rahasia Suamiku    Bab 82.

    Perpisahan yang Menyayat HatiDi ruang jenazah, Ayra melangkah pelan mendekati brankar tempat suaminya terbujur kaku. Dengan tangan gemetar, ia membuka kain putih yang menutupi wajah Revan sedikit demi sedikit. Hatinya mencelos saat melihat wajah suaminya yang penuh luka memar. Bekas darah yang mulai mengering semakin menegaskan betapa keras penderitaan yang dialaminya sebelum menghembuskan napas terakhir."Mas Revan..." gumamnya, bersamaan dengan buliran air mata yang jatuh tanpa bisa dibendung. Tangannya yang bergetar mengusap lembut wajah suaminya, seolah ingin menghapus jejak luka yang tersisa.Air matanya mengalir semakin deras. Tubuhnya melemah, lalu perlahan merosot ke lantai yang dingin. Dunia seolah berubah gelap. Ia tidak pernah membayangkan bahwa pertemuan mereka setelah satu bulan justru terjadi dalam keadaan seperti ini—Revan kembali, tetapi tanpa nyawa."Mas, secepat inikah kamu pergi meninggalkan aku dan Zavier? Bukankah kamu bilang ingin membahagiakan kami?" isaknya, s

  • Rahasia Suamiku    Bab 81.

    Pak Revan terdiam mendengar pertanyaan Kyai Syamsudin. Otaknya sibuk mencari jawaban yang tepat."Saya sudah meminta izin kepada istri dan anak saya. Untuk sementara, usaha saya akan diurus oleh Doni, jadi kebutuhan mereka tetap tercukupi," jawabnya mantap.Kyai Syamsudin mengangguk-angguk, memahami penjelasan Pak Revan.Dalam pertemuan itu, Pak Revan menceritakan masa lalunya. Penyesalan menggelayut dalam hatinya, terutama saat nama Reyhan kembali muncul dalam pikirannya, mengingatkan pada dosa-dosa yang pernah ia lakukan. Kyai Syamsudin menyarankannya untuk bertaubat dengan taubat nasuha.Pak Revan mengikuti saran itu. Dalam hati, ia bertekad untuk menjadi pribadi yang lebih baik.Hari demi hari, ia belajar ilmu agama dari dasar—Tauhid, Fiqih, hingga membaca qiraati sebagai langkah awal sebelum mempelajari Al-Qur'an. Lidahnya terasa kaku saat melafalkan huruf-huruf hijaiyah, tapi ia tak menyerah. Ia sadar, belajar ilmu agama ternyata lebih sulit dibanding mempelajari bisnis.Terkada

  • Rahasia Suamiku    Bab 80.

    Kepergian Pak Revan"Sayang, Mas harus pergi ke luar kota selama satu bulan."Pak Revan baru saja pulang dari kantor ketika ia menyampaikan kabar itu. Ayra yang tengah duduk di sofa langsung terkejut mendengarnya."Kapan Mas pergi?" tanyanya hati-hati.Pak Revan menatap istrinya sekilas, lalu menyunggingkan senyum tipis. "Sepertinya kamu ingin Mas cepat-cepat pergi?"Ayra terbelalak, tidak menyangka suaminya berpikir seperti itu. Dengan cepat ia menggeleng. "Bukan begitu, Mas. Aku hanya bertanya.""Besok pagi," jawab Pak Revan akhirnya. "Kamu nggak apa-apa 'kan ditinggal di rumah sama Zavier?"Ayra mengangguk pelan. "Nggak apa-apa, Mas."Entah kenapa, jawaban istrinya justru membuat Pak Revan kecewa. Ia berharap Ayra akan mencoba menahannya pergi—setidaknya menunjukkan sedikit rasa enggan. Namun, wanita itu justru menerimanya dengan begitu tenang."Aku saja yang terlalu berharap," batinnya pahit. "Dulu dia bahkan tega meninggalkanku.""Mas!" panggilan Ayra membuyarkan lamunannya.Pak

  • Rahasia Suamiku    Bab 79.

    Kembalinya Masa LaluBeberapa hari telah berlalu. Pak Revan yang mengetahui bahwa istrinya telah suci akhirnya menyunggingkan senyum tipis. Ada kebahagiaan yang menjalar di hatinya—waktunya telah tiba untuk melanjutkan malam pernikahan mereka yang sempat tertunda."Sayang," panggilnya lembut.Ayra menoleh, matanya menatap suaminya dengan ragu. "Ada apa, Mas?""Bolehkah malam ini Mas meminta hak sebagai suami?" tanya Revan, suaranya terdengar dalam, penuh makna.Ayra terdiam. Hatinya bergetar, bukan karena rindu, melainkan karena bayangan masa lalu yang tiba-tiba muncul. Ingatan akan malam itu, ketika pria di hadapannya ini pernah menyakitinya, masih begitu jelas. Meskipun tahun telah berlalu, luka itu belum sepenuhnya sembuh.Menolak? Ayra tak berani. Dia tahu kewajibannya sebagai istri. Lagipula, bukankah menolak ajakan suami tanpa alasan yang sah adalah dosa? Namun, hatinya masih didera ketakutan.Pak Revan menyadari keraguan di mata istrinya. Dengan lembut, dia meraih dagu Ayra, me

  • Rahasia Suamiku    Bab 78.

    Ketakutan yang sejak tadi menghantuinya perlahan mereda ketika Ayra mendengar suara Zavier memanggilnya."Ibu!" seru Zavier, berlari ke arahnya.Seulas senyum tipis terbit di bibir Ayra saat melihat putranya mendekat. "Zavier, kamu sudah pulang?" tanyanya lembut."Sudah, Bu. Tadi di sekolah Zavier diajari lagu 'Kasih Ibu'."Ayra tersenyum. "Coba nyanyikan untuk Ibu, Ibu ingin dengar."Tanpa ragu, Zavier mulai menyanyikan lagu itu dengan suara polosnya. Ayra mendengarkan dengan seksama, hatinya menghangat. Setitik air mata jatuh di pipinya, namun segera ia hapus sebelum putranya menyadarinya."Anak Ibu sekarang sudah pintar nyanyi," pujinya sambil mengusap lembut rambut Zavier.Merasa bangga, Zavier menatap ibunya dengan mata berbinar dan tersenyum lebar."Ayo, ganti pakaian dulu, habis itu makan!" ajak Ayra."Mau sama Ibu!" pinta Zavier manja."Iya, sama Ibu."Ayra menggandeng tangan putranya, membawanya ke kamar untuk mengganti pakaian. Setelah itu, ia segera menyiapkan makan siang u

  • Rahasia Suamiku    Bab 77.

    Pagi itu, Ayra sibuk di dapur menyiapkan sarapan. Seperti kebiasaannya dulu saat bersama Reyhan, rutinitas ini memberinya ketenangan. Namun, kesadarannya tersentak ketika tiba-tiba seseorang memeluknya dari belakang, lalu mengecup lembut kedua pipinya.Tanpa menoleh, Ayra sudah tahu siapa pelakunya."Mas, lepas... susah gerak," pintanya, sedikit memaksa, mencoba melepaskan diri dari pelukan suaminya.Pak Revan akhirnya melepaskan Ayra, lalu melipat kedua tangannya di dada. "Aku heran, apa nggak takut tanganmu lecet gara-gara masak?" tanyanya dengan nada menggoda, tapi ada sindiran di sana."Kalau Mas nggak mau makan, nggak apa-apa. Aku masak buat diri sendiri dan Zavier."Dahi Pak Revan berkerut mendengar jawaban istrinya. "Sayang, kamu mengabaikan suamimu?"Ayra menatapnya sekilas, lalu kembali sibuk dengan masakannya. "Terserah Mas mau mikir apa," ucapnya, sebelum membawa masakannya ke meja makan, meninggalkan suaminya yang hanya bisa mendengus kesal.Pak Revan menyusulnya, duduk be

  • Rahasia Suamiku    Bab 76

    KEPERGIAN"Ay, sudah selesai berkemas?" tanya Pak Revan dengan nada jenuh. Ia mondar-mandir di ruang tamu, tampak gelisah menunggu."Belum, Mas," jawab Ayra tanpa menoleh, masih sibuk memasukkan beberapa helai pakaian ke dalam koper.Pak Revan mendengus kesal. "Lama banget! Nggak usah bawa pakaian segala, Mas sudah siapkan semuanya buat kamu di rumah!""Aku cuma bawa beberapa potong saja, Mas. Pakaian ini nyaman dipakai," sahut Ayra, tetap melipat pakaian dengan tenang."Terserah," balas Pak Revan ketus."Kalau Mas capek menunggu, pulang dulu saja. Aku bisa menyusul naik mobil sendiri," ujar Ayra ringan.Pak Revan langsung terkesiap. Ia segera masuk ke kamar, menghampiri Ayra dengan sorot mata tajam."Kamu mau kabur?" tanyanya, mendekat dengan langkah lebar.Ayra terkejut melihat perubahan sikap suaminya yang tiba-tiba. Ia refleks menoleh dan menatap wajah Pak Revan. Dari sorot matanya, jelas terlihat kemarahan yang tertahan."Apa ada yang salah dengan ucapanku?" batin Ayra heran."Ka

  • Rahasia Suamiku    Bab 75.

    Pak Revan dan Ayra memasuki lift, diikuti beberapa orang di belakang mereka. Salah satunya adalah Riska.Riska terhenyak ketika matanya tanpa sengaja bertemu dengan tatapan Ayra. Ia sama sekali tidak menyangka akan bertemu Ayra di tempat ini. Seketika, ia ingin berbalik dan keluar, tapi pintu lift sudah tertutup.Tidak ada pilihan lain, Riska tetap di dalam. Ia menunduk, jari-jarinya saling meremas, dadanya terasa sesak. Semua dosa masa lalu yang pernah ia lakukan kepada Ayra seakan menghantam kesadarannya sekaligus. Ada dorongan untuk meminta maaf, tapi keberanian tak jua terkumpul. Bahkan menatap Ayra saja ia tak sanggup.Tiba-tiba, suara lembut namun tegas menyapanya."Kamu Riska, kan? Apa kabar? Sudah lama kita tidak bertemu."Riska tersentak. Suara itu... suara Ayra. Perlahan, ia menoleh sekilas, kemudian buru-buru menunduk lagi."I-Iya... aku baik," jawabnya, suaranya bergetar.Jantungnya berdegup semakin kencang. Tuhan, semoga lift ini segera berhenti...Rasa bersalah memang ta

  • Rahasia Suamiku    Bab 74.

    Pagi itu, Pak Revan mengajak Ayra ke restoran untuk sarapan bersama Zavier, yang sudah menunggu mereka di sana."Ibu...!" seru Zavier dengan mata berbinar saat melihat Ayra berjalan mendekat."Iya, Sayang." Ayra tersenyum, lalu duduk di kursi bersama Pak Revan, berhadapan dengan putra mereka.Tanpa diduga, Zavier langsung melontarkan pertanyaan yang membuat Ayra hampir tersedak."Bu, kata Mbak Lala tadi malam Ibu dan Ayah bikin adik buat Zavier. Mana adiknya? Kok nggak diajak ke sini?" tanyanya polos.Mbak Lala yang baru saja menuangkan teh untuk dirinya sendiri langsung menepuk jidatnya. Semalam, ia hanya mencoba membujuk Zavier yang merengek ingin masuk ke kamar ibunya. Karena tidak ingin mengganggu malam pernikahan Pak Revan dan Ayra, ia asal saja mengatakan bahwa mereka sedang "membuat adik" untuknya. Namun, ia sama sekali tak menyangka bocah itu akan menanyakannya lagi keesokan paginya."Maaf, Bu… Tadi malam Zavier terus merengek, jadi saya—""Nggak apa-apa, Mbak," potong Ayra, b

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status