Share

4.

last update Last Updated: 2024-09-27 23:19:57

"Mas, lepas! Aku mau tidur." Ayra meronta-ronta berusaha melepaskan diri dari Arland, namun usahanya sia-sia karena tenaganya tidak sebanding dengan tenaga Arland.

"Ayra diam! Kamu marah sama Mas?" Arland menatap tajam ke arah Ayra seolah sedang mengintimidasinya.

Tok ... tok ... tok! Terdengar suara pintu diketuk dari luar.

"Masuk saja Bi, pintunya nggak dikunci!"

Bi Asih membuka pintunya dari luar sambil membawa nampan. Dia sedikit terkejut melihat Ayra duduk di pangkuan Arland, namun dengan cepat menundukkan pandangannya.

"Tuan ini makanannya?"

"Bawa ke sini!"

Bi Asih berjalan ke arah Arland dan Ayra lalu menyodorkan sepiring makanan ke arah Arland. Arland yang melihatnya segera meraihnya. Setelah memberikan makanannya Bi Asih segera keluar dari sana.

"Makan!" Titah Arland menyodorkan sesendok makanan ke mulut Ayra. Namun Ayra enggan membuka mulutnya sambil menggelengkan kepalanya pelan.

"Ayra, jangan membuat Mas semakin marah kepadamu!" Arland meninggikan nada bicaranya menatap tajam ke arah Ayra. Ayra menunduk menghindari tatapan tajam Arland yang ditunjukkan ke arahnya.

"Kenapa Mas Arland terlihat begitu marah kepadaku, bukankah seharusnya aku yang marah setelah melihat noda lipstik di kemejanya?" Monolong Ayra dalam hati merasa heran dengan Arland, padahal sebelumnya suaminya itu tidak pernah marah kepadanya.

Arland mengulurkan tangannya mengapit kedua pipi Ayra lalu menekannya agar terbuka. Hal tersebut membuat Ayra terkejut namun belum sempat menyingkirkan tangan Arland dari pipinya, sesuap makanan masuk ke dalam mulutnya.

"Kunyah lalu telan!" Titah Arland menatap tajam ke arah Ayra, memintanya untuk mengunyah makanan yang ada di dalam mulutnya lalu menelannya.

Menyadari Arland menatap tajam ke arahnya, akhirnya Ayra terpaksa mengunyah makanan yang ada di dalam mulutnya. Setitik air matanya menetes begitu saja di kedua pipinya mendapat perlakuan seperti itu dari pria yang selama ini disebut suami olehnya.

"Jika kamu menjadi istri yang penurut, Mas tidak akan marah kepadamu." Arland berkata dengan suara lembut menghapus buliran-buliran bening yang membasahi kedua pipi Ayra.

Arland menyunggingkan senyum tipis menyadari tidak ada lagi pemberontakan dari Ayra, mungkin Ayra sudah merasa lelah karena ujung-ujungnya dia juga yang tersakiti.

Arland begitu antusias menyuapi Ayra, walaupun dia tahu Ayra terpaksa membuka mulutnya.

"Mas, kenyang." Ayra menggelengkan kepalanya pelan setelah makan beberapa suap.

"Sedikit lagi ya?" Ayra menggelengkan kepalanya menanggapi pertanyaan Arland.

"Minum dulu!" Arland menyodorkan segelas air minum ke arah Ayra. Ayra yang melihatnya segera meraih gelas tersebut lalu meneguk isinya.

"Awalnya aku merasa telah menjadi wanita paling bahagia karena bisa menikah dengan Mas Arland, tapi entah kenapa sekarang dia justru terasa asing bagiku?" Monolog Ayra dalam hati menatap wajah Arland.

Arland merasa heran melihat Ayra menatap ke arah wajahnya dalam waktu yang cukup lama.

"Sayang, kenapa?" Lagi-lagi Ayra hanya menggelengkan kepalanya tanpa ada niat untuk menjawabnya. Hingga akhirnya dia melihat setitik noda lipstik di sudut bibir Arland. Tangannya bergetar terulur berusaha untuk menghapusnya, tanpa sadar setitik air matanya menetes di kedua pipinya.

"Ini benaran noda lipstik? Jadi Mas Arland telah membagi cintanya dengan wanita lain." Monolog Ayra hatinya terasa nyeri membayangkan suaminya bercumbu mesra bersama dengan wanita lain.

"Sayang, kamu kenapa?" Arland mengerutkan keningnya melihat apa yang dilakukan oleh Ayra.

"Ada sisa makanan yang menempel di sudut bibir Mas." Jawab Ayra berbohong berusaha tersenyum ke arah suaminya.

"Kenapa kamu sampai menangis seperti itu?" Arland semakin merasa heran melihat buliran-buliran bening membasahi kedua pipinya Ayra, dia mengulurkan tangannya untuk menghapusnya.

"Bukankah Mas harus kembali ke kantor? Jika Mas tidak bekerja bagaimana akan menafkahiku?" Ayra mengubah topik pembicaraan berusaha mengusir Arland secara halus. Saat ini dia butuh waktu untuk menenangkan diri.

"Apa keberadaan mas mengganggumu? Padahal mas rela menyerahkan sebuah pekerjaan di kantor kepala Mark (asisten Arland) agar bisa menjagamu."

"Aku nggak apa-apa, lebih baik Mas kembali ke kantor kasihan Mark mengerjakan semual sendiri!" Arland mendengus kesal mendengar ucapan Ayra.

"Kamu bahkan lebih peduli dengan Mark dibandingkan suamimu sendiri?" Sindir Arland. Ayra memutar bola matanya malas mendengar ucapan Arland.

"Aku lebih peduli dengan diriku sendiri."

"Apa kamu masih berpikir bahwa selama ini mas selingkuh dengan wanita lain? Bukankah kamu tahu mas selalu memprioritaskan mu dibanding dengan yang lainnya, ketika Bi Asih mengatakan kamu sedang sakit mas langsung pulang." Ayra tidak menyangkal apa yang diucapkan oleh Arland karena itu benar adanya, tapi noda lipstik di kemeja serta di sudut bibir Arland tidak bisa dianggap remeh begitu saja.

"Aku tidak menuduh Mas."

"Jadi kamu percaya kalau mas tidak selingkuh?"

"Aku merasa heran kenapa Mas selalu membahas tentang perselingkuhan?"

"Mas hanya tidak ingin kamu berpikir yang tidak-tidak." Ayra turun dari pangkuan Arland lalu merebahkan tub uhnya.

Melihat Ayra sudah merebahkan tub uhnya Arland segera mengusap-usap rambut Ayra dengan lembut. Perlahan Ayra memejamkan matanya membiarkan Arland mengusap-usap rambutnya. Tidak ada lagi pembicaraan di antara mereka, semua sibuk dengan pikirannya masing-masing.

*

"Sayang, mas pergi dulu ada janji temu dengan klien." Pamit Arland kepada Ayra setela selesai makan malam.

"Iya Mas." Jawab Ayra singkat ada perasaan lega akhirnya Mas Arland pergi.

"Kamu tidur dulu tidak perlu menunggu mas!" Arland beranjak dari duduknya mendekat ke arah Ayra, mencium keningnya dalam waktu yang cukup lama.

"Percayalah hanya kamu wanita satu-satunya yang mas cintai." Bisik Arland namun Ayra hanya diam tanpa merespon.

Arland kembali menegakkan tub uhnya membalikkan badannya, berjalan meninggalkan Ayra yang sedang menatap ke arahnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Arland mengendarai mobilnya menuju hotel Horison untuk menemui Riska. Ucapannya hanyalah bualan semata dia pergi bukan untuk bertemu dengan klien melainkan untuk bertemu dengan Riska kekasih gelapnya.

Arland menempelkan access card di ganggang pintu kamar hotel Horison yang telah dipesan olehnya. Dia membuka pintunya secara perlahan terlihat kamar dengan sedikit cahaya penerang karena hanya lampu tidur yang dinyalakan.

Ketika dia melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar seseorang langsung memeluknya. Dari aroma parfumnya dia tahu orang yang sedang memeluknya adalah Riska.

"Mas, aku sudah menunggumu sejak tadi. Aku kira kamu tidak akan datang."

"Maaf sudah membuatmu menunggu." Arland mengusap pipi Riska dengan lembut. Riska yang merasakan usapan lembut di pipinya segera mendongak menatap wajah Arland, kedua tangannya menangkup pipi Arland.

"Aku mencintaimu." Ujar Riska menatap wajah Arland lalu mengecup bibirnya.

Awalnya hanya kecupan namun perlahan semakin dalam serta menuntut lebih. Tanpa melepaskan tautan bibirnya mereka berjalan ke arah ranjang, lalu terjerembab bersama di atasnya.

Kelopak-kelopak bunga mawar segar bertaburan di atas ranjang, semerbak harumnya menusuk indera penciuman. Layaknya tempat tidur yang dipersiapkan untuk pengantin baru.

Kamar hotel Horison tersebut menjadi saksi atas apa yang mereka lakukan malam itu. Saling mengecap kenikmatan dalam hubungan yang tidak seharusnya.

Related chapters

  • Rahasia Suamiku    5.

    Mungkin karena kelelahan dengan aktivitas yang baru saja mereka lakukan. Riska langsung tertidur pulas, berbeda dengan Arland yang turun dari ranjang masuk ke dalam kamar mandi membersihkan tub uhnya yang terasa lengket. Sepuluh menit kemudian Arland keluar dari kamar mandi dengan tub uh terbalut bathrobe. Seulas senyum tipis terbit di bibirnya melihat Riska masih terlelap dalam tidurnya. Dia segera membuka tas milik Riska mengambil laptop yang tersimpan di dalamnya. Sambil membawa laptop di tangannya, Arland berjalan menuju kursi lalu duduk di atasnya. Dengan gerakan cepat dia membuka laptop sesekali melirik ke arah Riska, memastikan Riska tidak melihat apa yang sedang dilakukan olehnya. Dengan cepat Arland mengirim data-data Phoenix Group ke laptop miliknya yang saat ini sedang diakses oleh Mark (asisten/orang kepercayaannya). "Mark, aku sudah mengirim data-data Phoenix Group." "Ya, sudah masuk Bos." Arland menarik salah satu sudut bibirnya ke atas mendengar ucapan Mark, d

    Last Updated : 2024-09-27
  • Rahasia Suamiku    Bab 6

    Mendengar suara pintu ditutup Ayra menoleh ke belakang. Ternyata Arland sudah berada di belakangnya."Mas, kenapa pintunya ditutup?" tanya Ayra heran."Mau mandi." jawab Arland singkat."Tapi aku belum keluar?" Ayra merasa heran pintunya sudah ditutup, padahal dirinya masih berada di dalam kamar mandi.Arland berjalan mendekat ke arah Ayra, hingga akhirnya berada tepat di belakangnya."Kita mandi bersama." bisik Arland tepat di samping telinga Ayra lalu mengangkatnya, menaruhnya ke dalam bathtub yang sudah terisi dengan air hangat.Ayra tampak terkejut menyadari dirinya sudah berada di bathtub, refleks melotot tajam ke arah Arland. Yang dibalas dengan senyuman misterius olehnya. Dengan santainya Arland melepaskan pakaiannya lalu masuk ke dalam bathtub ikut bergabung dengan istrinya.Melihat Arland masuk ke dalam bathtub, Ayra segera beranjak dari duduknya. Ketika kakinya hendak melangkah keluar dari bathtub, Arland menarik pergelangan tangannya sehingga jatuh di atas pangkuannya denga

    Last Updated : 2025-01-13
  • Rahasia Suamiku    Bab 7.

    Mobil yang dinaikki oleh Arland dan Ayra memasuki basement Plaza Indah Mall, pusat perbelanjaan terbesar yang berada di pusat kota. Arland lebih dulu turun dari mobil lalu mengitarinya, membuka pintu sebelah kiri mempersilahkan Ayra untuk turun dari mobil. Ayra mengedarkan pandangannya membuat Arland merasa heran. "Kenapa Sayang?" "Nggak apa-apa." "Sepertinya sudah lama kita tidak ke sini, Ayo masuk!" Arland merangkul Ayra mengajaknya masuk ke dalam Mall. Ayra mendongak menatap sejenak wajah Arland. "Ternyata bukan cuma aku yang diperlakukan seperti ini oleh Mas Arland, ada wanita lain yang mendapat perlakuan yang sama seperti ini atau bahkan lebih." monolong Ayra dalam hati, sakit rasanya sangat sakit menyadari perhatian, cinta serta kasih sayang suaminya telah terbagi dengan wanita lain. "Sayang, apa kamu baru sadar kalau suamimu sebenarnya sangat tampan." Mendengar ucapan Arland, dengan cepat Ayra memalingkan wajahnya merasa malu seperti seorang pencuri yang tertangkap basah

    Last Updated : 2025-01-14
  • Rahasia Suamiku    Bab 8.

    "Boleh, silahkan duduk saja! Kamu wanita yang di supermaket waktu itu ya?" tebak Ayra teringat dengan wanita yang ditemui olehnya di supermarket."Iya, senang bisa bertemu kembali denganmu. Panggil saja Lisa!""Maaf tadi aku lupa dengan namamu." Ayra tersenyum kikuk."Nggak apa-apa." Lisa tersenyum menjatuhkan bobot tub uhnya di kursi duduk berhadapan dengan Ayra. Dia juga mulai menikmati es krimnya seperti halnya Ayra.Lisa sesekali menatap ke arah Ayra yang sedang makan es krim, mengingatkannya pada sosok Ayra sahabatnya dulu. Mulai dari rasa es krim yang dimakannya ataupun cara memakannya."Kamu suka makan es krim?" tanya Lisa basa-basi mencairkan suasana."Sangat suka, aku pencinta makanan manis.""Pencinta makanan manis sama seperti Ayra, apakah benar mereka merupakan satu orang yang sama tapi ...?" monolog Tasya dalam hati.Suara Ayra membuyarkan lamunannya. "Kenapa malah bengong? Es krimnya dibiarkan begitu nanti meleleh loh!" ujar Ayra mengingatkan."Eh iya." Lisa tersenyum ki

    Last Updated : 2025-01-15
  • Rahasia Suamiku    Bab 9.

    Ayra memutuskan menyewa detektif untuk mencari tahu apa yang dilakukan oleh Arland selama ini di belakangnya. Mendengar hp-nya berbunyi Ayra segera meraihnya. Seulas senyum tipis terbit di bibirnya melihat nama Joni (detektif yang disewa oleh Ayra) tertera di layar hp-nya."Bu, saya melihat Pak Arland masuk ke dalam kelab." Ayra terkejut mendengar ucapan Joni hp yang sedang dipegang olehnya hampir saja terjatuh."Kelab?" Ayra memastikan bahwa dirinya tidak salah dengar."Iya.""Sejak kapan Mas Arland suka pergi ke kelab?" batin Ayra tidak menyangka suaminya pergi ke club."Di kelab mana?" Ayra bertanya dengan bibir bergetar."Paradise night.""Aku akan segera ke sana." Ayra memutuskan sambungan teleponnya."Benarkan Mas Arland pergi ke kelab? Jangan-jangan selama ini Mas Arland sering tidur bersama dengan para wanita yang ada di sana. Noda lipstik serta tanda kissmark pasti ulah wanita yang menjadi partner ranjangnya." monolong Ayra mengusap wajahnya dengan kasar."Setelah tidur denga

    Last Updated : 2025-01-16
  • Rahasia Suamiku    Bab 10.

    Sesekali Ayra menoleh ke arah Arland yang sedang mengendarai mobilnya. Apa yang dilakukan oleh Ayra membuat Arland merasa heran."Kalau ada yang mau kamu tanyakan silahkan! Nanti mas jawab. Wanita yang tadi bersama dengan mas merupakan seorang LC jangan salah paham.""Seorang LC, haruskah mereka mesra begitu ya?" batin Ayra heran. Tapi saat ini Ayra tidak ingin mempermasalahkan hal tersebut, dia tidak ingin Arland kembali marah kepadanya, rasanya belum siap untuk menghadapinya."Sejak kapan Mas punya kelab malam?" Akhirnya Ayra bertanya sesuatu yang sejak tadi mengganggu pikirannya."Sudah lama bahkan sebelum kita saling mengenal.""Kenapa Mas nggak pernah bilang? Sebagai suami istri seharusnya kita saling terbuka satu sama lain!" Arland menghela nafas panjang mendengar ucapan Ayra."Saling terbuka, kalau hal itu terjadi di antara kita. Kita nggak akan mungkin bisa bersama." Arland berkata dalam hati."Mas, kenapa aku nggak ingat pertemuan pertama kita?" tanya Ayra setelah beberapa sa

    Last Updated : 2025-01-17
  • Rahasia Suamiku    Bab 11.

    Setitik air matanya menetes di kedua pipinya ketika sedikit demi sedikit wine masuk ke dalam mulutnya. Rasanya sangat pahit ini pertama kalinya Ayra minum wine. Dia tidak pernah menyangka minuman beralkohol itu akhirnya masuk ke dalam mulutnya.Ayra merasa geram melihat Pak Edi hanya diam tanpa ada niat sedikit pun untuk menolongnya. Kedua tangan Ayra mengepal kuat, wine yang terkumpul di dalam mulutnya dia semburkan ke wajah Arland.Arland terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Ayra refleks mundur beberapa langkah ke belakang sambil mengusap wajahnya. Ayra yang melihatnya segera beranjak dari duduknya berjalan dengan cepat menuju ke arah pintu. Namun belum sempat membuka pintunya, Pak Edi mendorong Ayra ke arah Arland. Dengan sigap Arland menangkap Ayra lalu mendorongnya ke sofa.Dengan gerakan cepat Arland meraih kedua tangan Ayra, menguncinya di atas kepalanya."Aku sudah bersikap lembut kepadamu, tapi ternyata kamu lebih suka aku sikap kasar." Ujar Arland dengan seringai iblis me

    Last Updated : 2025-01-18
  • Rahasia Suamiku    Bab 12.

    Riska meraih hp-nya kemudian memotret dirinya bersama dengan Arland di atas ranjang. Dia mengamati foto hasil jepretannya di layar hp-nya dengan seringai di wajahnya."Bagaimana kalau foto ini aku kirim ke Ayra?" batin Riska mengamati foto yang ada di layar hp-nya lalu menoleh ke arah Arland yang sudah tidur dengan pulas."Beraninya kamu bermain-main denganku, lihat saja bagaimana aku akan membalas mu." ujar Riska lirih jari lentiknya menyentuh ikon kirim gambar di layar hp-nya. Hanya dalam hitungan detik foto tersebut telah terkirim ke hp Ayra."Permainan baru dimulai." batin Riska meletakkan kembali hp-nya di atas nakas. Dia mengulurkan tangannya memeluk Arland dengan erat, kepalanya di letakkan di atas dadanya.Keesokan harinya Arland terbangun dari tidurnya setelah mendengar hp-nya berbunyi. Dalam keadaan masih setengah sadar dia mengulurkan tangannya meraih hp-nya yang terus berbunyi."Siapa yang nelpon pagi-pagi begini? Ganggu orang tidur saja." gerutu Arland merasa kesal."Mark

    Last Updated : 2025-01-19

Latest chapter

  • Rahasia Suamiku    Bab 45.

    Reyhan yang mendengar Ayra mengadu kesakitan segera menoleh ke arahnya dengan raut wajah tampak khawatir, lalu berjalan mendekat."Ayra, kamu kenapa?" tanyanya khawatir."Nggak tahu Mas, tiba-tiba perutku terasa sakit." jawab Ayra sesekali meringis kesakitan, membuat Reyhan semakin merasa khawatir."Apa mau periksa dulu ke dokter?""Nggak perlu Mas, cuma sakit perut doang.""Kamu yakin nggak mau periksa?" Ayra yang ditanya hanya mengangguk sebagai jawabannya sambil menahan rasa sakit di perutnya."Ok, nanti kalau perutnya semakin terasa sakit bilang sama mas!""Iya Mas." jawab Ayra lirih.Mereka segera naik ke motor meninggalkan area pasar malam. Ketika motor yang mereka naiki mulai berjalan tanpa sengaja Ayra menoleh ke arah beberapa orang yang sedang nongkrong di pinggir jalan. Dia terkejut ketika pandangannya tertuju pada sosok yang sangat dikenal olehnya."Kenapa ada di sini, bukankah dia telah ...." batinnya.***Ketika sedang membantu ibunya di butik melayani para pembeli, Ayra

  • Rahasia Suamiku    Bab 44.

    Reyhan sudah mengirimkan surat lamaran kerja ke beberapa perusahaan, namun belum ada perusahaan yang memanggilnya untuk interview. Dia saat ini sedang berada di balkon kamarnya. Pandangannya menerawang jauh ke sana. Reyhan kira setelah bebas dari Arland bisa menjalani kehidupan yang bahagia bersama dengan Ayra.Kebahagiaan seolah hanya angan semata. Jangankan untuk membahagiakan Ayra, tempat tinggal dan makan saja masih menumpang dengan mertuanya. Tapi mau bagaimana lagi dirinya belum mendapatkan pekerjaan.Reyhan tersentak kaget ketika merasakan tepukan di bahunya. Seketika dia menoleh ke samping, ternyata Ayra yang baru saja menepuk bahunya."Bikin kaget saja." Reyhan mengusap-usap dadanya."Sebenarnya apa yang sedang Mas pikirkan? Aku perhatikan dari tadi Mas banyak melamun." tanya Ayra merasa heran melihat suaminya lebih banyak diam tidak seperti biasanya."Itu hanya perasaanmu saja kali." jawab Reyhan berusaha tersenyum ke arah istrinya."Kalau Mas ada masalah cerita sama aku, se

  • Rahasia Suamiku    Bab 43.

    Seorang wanita berjalan menghampiri Ayra yang sedang duduk bersama dengan Kevin dan Lisa di depan ruang rawat Reyhan."Ayra!"Mendengar suara seseorang memanggil namanya Ayra segera mengedarkan pandangannya mencari sumber suara, hingga akhirnya pandangannya tertuju pada seorang wanita paruh baya yang sedang berjalan ke arahnya."Ibu." gumam Ayra dengan mata berbinar ternyata wanita yang sedang berjalan ke arahnya merupakan ibunya.Sebelumnya Lisa sudah menelepon Ibunya Ayra, mengatakan kepada beliau bahwa Ayra masih hidup.Ayra segera beranjak dari duduknya berjalan mendekat ke arah ibunya lalu memeluknya dengan erat. Ibu dan anak saling melepas kerinduan setelah dua tahun tidak bertemu. Rasa haru dan bahagia bercampur aduk menjadi satu, tanpa sadar cairan bening menetes dari sudut mata mereka."Ayra, bagaimana keadaanmu Nak?" Bu Rina (ibunya Ayra) bertanya di sela-sela isak tangisnya, semakin erat memeluk putrinya."Ayra baik-baik saja Bu."Kevin dan Lisa saling melempar senyum satu

  • Rahasia Suamiku    Bab 42.

    Ayra melepaskan diri dari pelukan Lisa, lalu menghapus buliran-buliran bening yang membasahi kedua pipinya. Dia memperbaiki posisi duduknya."Kak, boleh aku minta tolong nggak?" tanya Ayra menoleh ke arah Kevin yang duduk di kursi pengemudi."Minta tolong apa? Katakan!" ujar Kevin tegas fokus mengemudi tanpa menoleh ke arah Ayra."Minta tolong untuk menyelamatkan Mas Reyhan, selama ini Mas Arland menyekapnya di ruang bawah tanah." Kevin tampak terkejut mendengar ucapan Ayra. Sedangkan Lisa tidak begitu terkejut karena Ayra sudah menceritakan kepadanya terlebih dahulu."Jadi selama ini Reyhan masih hidup?""Iya Kak, Mas Arland menyekapnya di ruang bawah tanah yang ada gudang rumahnya.""Berikan alamat rumah Arland, aku akan mengurusnya."Ayra memberitahu Kevin alamat rumah Arland.Flashback end"Sejak kapan kamu pindah ke sini?" Ayra mendaratkan bokongnya di atas sofa."Sekitar lima bulan yang lalu karena Mas Kevin pindah tugas ke kota ini." Ayra manggut-manggut mendengarnya.***Arlan

  • Rahasia Suamiku    Bab 41

    "Mbak, apa lihat istriku? Wanita yang tadi duduk di sini." tanya Arland kepada pelayan restoran yang kebetulan lewat di dekatnya."Nggak Pak.""Ayra, dimana kamu?" batin Arland mengacak rambutnya frustasi.Arland akhirnya teringat ketika Ayra berpamitan mau pergi ke toilet. "Apa Ayra pergi ke toilet, tapi kenapa belum juga Kembali?"Akhirnya Arland memutuskan untuk mencari Ayra ke toilet, dia merasa khawatir sesuatu buruk terjadi pada istrinya. Karena sampai detik ini istrinya belum juga kembali. Setelah sampai di depan toilet wanita, dia segera bertanya kepada seseorang yang bertugas sebagai penjaga toilet."Mbak, apakah istriku masih berada di dalam toilet?" tanya Arland kepada penjaga toilet."Sebentar, saya cek dulu."Beberapa saat kemudian penjaga toilet sudah selesai melakukan pengecekan, dia kembali menghampiri Arland. "Setelah saya cek, semua toilet sudah kosong. Sepertinya istri Bapak sudah keluar."DEGArland terkejut mendengar ucapan penjaga toilet."Jadi Ayra sudah keluar

  • Rahasia Suamiku    Bab 40

    "Bukankah Mas memintaku untuk tidak banyak tingkah, aku hanya berusaha menjadi istri seperti yang Mas inginkan." jawab Ayra sambil menunduk, berusaha menghindari tatapan tajam Arland yang ditunjukkan ke arahnya.Arland menghembuskan nafas kasar, mengulurkan tangannya meraih dagu Ayra agar menatap ke arahnya. "Suamimu ada di depanmu, bukan di bawahmu!"Pandangan mereka saling bertemu selama beberapa saat. Hingga akhirnya Ayra mengingatkan Arland tentang sup jagungnya."Mas, sup jagungnya nanti dingin." Arland mengerutkan keningnya mendengar ucapan Ayra, emosi dalam dirinya perlahan mereda."Kamu lapar, makan sana!" Arland melepaskan tangannya dari dagu Ayra. Membiarkan Ayra berjalan ke arah sofa, dia mengikutinya dari belakang.Ayra menjatuhkan bobot tub uhnya di atas sofa, diikuti oleh Arland setelahnya."Mas, ini sup jagungnya." Ayra menyerahkan semangkuk sup jagung kepada Arland."Kamu nggak suka?""Bukankah sup jagung ini untuk Mas?" Ayra bertanya dengan hati-hati."Untukmu." jawab

  • Rahasia Suamiku    Bab 39

    Ayra membuka matanya secara perlahan, ketika berusaha untuk duduk seluruh tub_uhnya terasa sangat sakit."Kenapa seluruh tub uhku terasa sangat sakit?" gumam Ayra sesekali meringis kesakitan.Bayangan ketika Arland menyentuhnya dengan kasar kembali terlintas di otaknya. Dengan hati-hati Ayra berusaha untuk duduk, menyandarkan punggungnya pada headboard di belakangnya."Sayang, kamu sudah bangun?" Ayra tersentak kaget mendengar suara Arland. Dia takut jika Arland akan menyentuhnya lagi dengan kasar seperti beberapa waktu yang lalu.Ayra hanya diam sambil menunduk meremas selimutnya dengan kuat, tanpa sedikitpun menoleh ke arah Arland yang sedang berjalan menghampirinya.Jantungnya berpacu tidak karuan menyadari Arland menjatuhkan bobot tub uhnya di sampingnya. Namun sedikitpun Ayra tidak menoleh ke arahnya."Sayang, kamu kenapa?" tanya Arland merasa heran melihat tingkah Ayra.Tanpa menjawab pertanyaan Arland, Ayra turun dari ranjang dengan hati-hati sesekali meringis kesakitan. Semua

  • Rahasia Suamiku    Bab 38.

    "Nggak apa-apa, nggak perlu merasa bersalah! Selama ini mas yang salah tidak bisa melindungi_mu. Apa Arland sering menyakitimu?" Reyhan teringat ketika Ayra diseret keluar dari ruang bawah tanah beberapa waktu yang lalu."Nggak, selama ini Mas Arland baik kepadaku."Ayra terpaksa berbohong tidak ingin Reyhan merasa khawatir dengannya. Reyhan merasa lega mendengar ucapan Ayra, namun di sisi lain dia merasa cemburu ada seorang pria yang memperlakukan istrinya dengan baik selain dirinya.Ayra merogoh sakunya mengambil beberapa kunci yang disimpan di dalamnya."Mas, maaf aku tidak tahu kalau selama ini Mas disekap di sini.""Ayra, itu kunci apa?" Reyhan merasa heran melihat Ayra mengeluarkan beberapa kunci dari dalam sakunya."Aku nggak tahu kunci apa saja, semoga salah satu darinya bisa digunakan untuk membuka gembok jeruji besi ini.""Ayra, apa kamu ingin mengeluarkan mas dari sini?""Iya, jika salah satu kuncinya bisa digunakan untuk membuka gemboknya."Ayra meraih gembok jeruji besi t

  • Rahasia Suamiku    Bab 37

    "Kenapa Mas Arland ingin sekali punya anak?" batin Ayra heran."Bagaimana?" Pertanyaan Arland membuyarkan lamunan Ayra."Mas, mau anak laki-laki atau perempuan?" Arland mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan Ayra."Kamu beneran mau memberikan mas seorang anak, hanya demi bisa mendapatkan hp?""Ya sudah kalau Mas nggak jadi menginginkan seorang anak, kesempatan tidak datang dua kali." Ayra memalingkan pandangannya ke arah lain."Mas tahu apa yang ada di pikiranmu, kamu mau mengadopsi anak dari panti asuhan. Ayra, ingat! Mas hanya menginginkan anak yang lahir dari rahimmu. Anak kita berdua bukan anak orang lain, apalagi anak yang diadopsi dari panti asuhan." Ayra tercengang mendengar ucapan Arland, dia tidak menyangka Arland bisa tahu jalan pikirannya."Kenapa Mas Arland bisa tahu apa yang sedang aku pikirkan, jangan-jangan dia cenayang?" Batin Ayra heran."Mas sok tahu, padahal aku sedang tidak berpikir seperti itu loh." Ayra menoleh sekilas ke arah Arland."Masa?" Arland tersenyum

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status