Share

3.

last update Last Updated: 2024-09-27 23:18:46

"Non kenapa?" Bi Asih terlihat begitu panik sekaligus khawatir.

"Kepalaku pusing banget Bi." Jawab Ayra lirih hampir saja tub uhnya merosot ke lantai, beruntung dengan sigap Bi Asih menahannya lalu memeluknya.

Lisa dan Kevin yang melihatnya segera menghampiri mereka.

"Ayra kenapa, Bi?" Tanya Lisa terlihat begitu khawatir.

"Katanya pusing kepalanya. Kalian siapa sepertinya kenal dengan non Ayra?" Bi Asih melihat ke arah Lisa dan Kevin bergantian.

"Kami temannya Ayra Bi." Jawab Lisa dan Kevin tersenyum ke arah Bi Asih.

"Oh."

"Bi, apa kami boleh ikut mengantar Ayra ke rumah sakit?" Bi Asih mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan yang diucapkan oleh Lisa.

"Non Ayra tidak dibawa ke rumah sakit, dia biasanya menggunakan dokter pribadi." Lisa hanya mengangguk mendengarnya sambil membantu memapah Ayra menuju ke mobil.

"Meskipun kamu berulang kali menyangkalnya, entah kenapa aku yakin kamu adalah Ayra sahabatku." Batin Lisa menatap mobil yang dinaikki oleh Ayra berjalan perlahan menjauh darinya.

Di tempat lain Arland berjalan masuk ke dalam restoran, dia masuk ke dalam ruang VIP dimana Riska sudah menunggunya.

Melihat kedatangan Arland, dengan mata berbinar Riska beranjak dari duduknya kemudian berjalan menghampirinya.

"Mas, akhirnya kamu datang." Riska berkata dengan suara manja mengecup singkat kedua pipi Arland.

"Hari ini kamu terlihat sangat cantik." Riska tersenyum mendengar pujian yang diucapkan oleh Arland, tanpa dia sadari semburat merah muncul di pipinya.

Arland mengulurkan tangannya meraih dagu Riska mengangkatnya sedikit, kemudian menyatukan bibir mereka saling bertukar saliva. Dia sama sekali tidak peduli dengan perasaan isterinya, padahal tadi malam dia mengatakan kalau hanya Ayra satu satunya wanita yang dicintai olehnya. Tapi siang ini Arland justru bercumbu mesra dengan wanita lain.

Riska dengan senang hati mengikuti permainan Arland kedua tangannya dikalungkan ke lehernya. Dia sama sekali tidak peduli dengan status Arland yang sudah menikah.

Setelah tautan bibir mereka terlepas, mereka mendaratkan bokongnya di atas kursi duduk berhadapan. Hanya terhalang oleh meja dengan berbagai jenis hidangan tersaji di atasnya.

"Mas, kapan kamu akan menceraikan Ayra? Aku ingin kita bisa secepatnya menikah. Mas, kan tahu papa tidak setuju aku menikah dengan pria yang masih terikat hubungan pernikahan dengan wanita lain?" Riska menatap ke arah Arland menuntut jawaban darinya.

"Kamu tenang dulu, Mas akan mencari waktu yang tepat untuk membahas perceraian dengan Ayra." Jawab Arland berusaha meyakinkan Riska.

"Jangan bilang Mas mencintai Ayra sehingga enggan untuk menceraikannya?" Tuduh Riska mengerucutkan bibirnya.

"Mana mungkin hanya kamu yang Mas cintai." Seulas senyum terbit di bibir Riska mendengar ucapan Arland. Hatinya berbunga-bunga ada perasaan bahagia yang tidak mampu diungkapkan dengan kata-kata.

"Benarkan?" Dengan mata berbinar Riska menatap ke arah Arland.

"Tentu saja, Ayra tidak ada seujung kuku pun jika dibandingkan denganmu." Senyuman merekah di bibir Riska mendengar Arland memuji dirinya.

"Ternyata Mas Arland tidak pernah mencintai Ayra, ini kesempatan yang bagus untukku agar bisa menjadi istrinya." Monolog Riska tersenyum dalam hati.

"Kalau Mas tidak mencintai Ayra, kenapa dulu menikah dengannya?" Riska bertanya dengan hati-hati.

"Dia menjebak ku agar menikah dengannya, waktu itu dia sedang hamil tapi kekasihnya tidak mau bertanggung jawab." Riska terkejut matanya membulat sempurna, seolah kedua bola matanya hendak keluar dari tempatnya mendengar jawaban yang diucapkan oleh Arland.

"Ternyata Ayra hanya wanita mura han." Batin Riska tidak pernah menyangka.

"Jadi Ayra pernah hamil, sekarang dimana anaknya?" Riska bertanya kepada Arland, merasa heran sekaligus penasaran karena selama ini dia tidak tahu kalau Ayra sudah punya anak.

"Tidak lama setelah kami menikah Ayra keguguran. Itulah awal pertama aku mengetahui kalau Ayra hamil."

"Apakah Mas menyesal telah menikah dengan Ayra?"

"Bagaimana nggak menyesal dia menjebak ku agar menikah dengannya, lalu menyodorkan barang bekas ke arahku." Ujar Arland lesu. Seulas senyum tipis terbit di bibir Riska mendengar ucapan Arland.

"Ayra ternyata tidak sebaik yang aku kira selama ini." Batin Riska.

"Aku merasa heran kenapa Mas bisa bertahan dalam hubungan pernikahan selama ini dengan Ayra?"

"Sepertinya kamu ingin menguliti kehidupan rumah tanggaku dengan Ayra?" Arland menatap tidak suka ke arah Riska.

"Bukan begitu maksudnya." Riska tersenyum kikuk ke arah Arland.

"Ayra itu licik, dia menggunakan segala cara agar aku tidak bisa menceraikannya." Riska terkejut mendengar ucapan Arland.

"Kalau Mas tidak bisa bercerai dengan Ayra, bagaimana denganku?"

"Kamu tenang saja, aku akan melakukan segala cara agar bisa bercerai dari Ayra." Arland berusaha meyakinkan Riska.

"Setelah itu kita menikah." Sahut Riska dengan mata berbinar.

Mendengar hp-nya berbunyi Arland segera mengambilnya, mengangkat panggilan yang masuk ke hp-nya.

"Ada apa dengan Ayra?"

".........."

"Sekarang dimana Ayra?"

".........."

"Suruh minum obat dulu, aku akan segera pulang."

Arland memastikan sambungan teleponnya lalu menyimpan hp-nya ke dalam saku.

"Riska, aku pulang." Pamit Arland membuat Riska merasa kecewa.

"Ada apa Mas, kenapa pulang cepat?"

"Ayra bikin ulah, Bi Asih kerepotan mengurusnya. Tenang saja nanti malam kita ketemu lagi di hotel Horison seperti biasa." Arland beranjak dari duduknya mengedipkan salah satu matanya ke arah Riska. Riska mengulum senyum mendengar ucapan Arland.

***

Arland bergegas masuk ke dalam rumahnya, melihat Bi Asih sedang sibuk menata barang belanjaannya dia segera menghampirinya.

"Bi, Ayra mana?" Mendengar pertanyaan Arland, Bi Asih tersentak kaget refleks menoleh ke arahnya sambil mengusap dadanya.

"Eh Tuan Bibi kira siapa. Non Ayra ada di kamarnya, baru saja minum obat."

"Apakah Ayra sudah makan siang?"

"Belum, katanya masih kenyang."

"Siapkan makan siang untuknya, antarkan ke kamar!"

"Baik Tuan " Bi Asih menjalan menuju ke dapur menyiapkan makan siang untuk Ayra. Sedangkan Arland menaiki anak tangga satu persatu menuju ke kamarnya.

Dia membuka pintu kamarnya secara perlahan terlihat Ayra sedang berbaring di atas ranjang dengan posisi miring. Arland berjalan berjalan mendekat ke ranjang lalu mendaratkan bokongnya di atasnya.

"Sayang!" Arland mengusap rambut Ayra dengan lembut.

Ayra merasa risih sehingga menyingkirkan tangan Arland dari rambutnya. Hal tersebut membuat Arland tersulut emosi.

"Ayra, kamu ngambek hanya karena melihat noda lipstik di kemeja mas? Bukankah semalam Mas sudah menjelaskannya?"

"Aku hanya ingin sendiri, lebih baik Mas kembali ke kantor."

"Ayra, kamu mengusir suamimu sendiri?" Ayra hanya diam mendengar ucapan Arland, dia justru semakin erat memeluk guling yang ada di depannya. Dia butuh waktu untuk menenangkan dirinya sendiri pikirannya masih kacau mengingat noda lipstik di kemeja Arland, seseorang bernama Lisa tiba-tiba mengaku sebagai sahabatnya dan Reyhan entah siapa dia namun Ayra merasa familiar dengan nama itu.

Arland merasa geram melihat Ayra hanya diam tidak menjawab pertanyaan darinya apalagi menoleh ke arahnya. Dengan gerakan cepat dia menyingkirkan selimut yang menutupi tub uh Ayra. Kemudian mengangkat Ayra mendudukkannya di pangkuannya.

Related chapters

  • Rahasia Suamiku    4.

    "Mas, lepas! Aku mau tidur." Ayra meronta-ronta berusaha melepaskan diri dari Arland, namun usahanya sia-sia karena tenaganya tidak sebanding dengan tenaga Arland. "Ayra diam! Kamu marah sama Mas?" Arland menatap tajam ke arah Ayra seolah sedang mengintimidasinya. Tok ... tok ... tok! Terdengar suara pintu diketuk dari luar. "Masuk saja Bi, pintunya nggak dikunci!" Bi Asih membuka pintunya dari luar sambil membawa nampan. Dia sedikit terkejut melihat Ayra duduk di pangkuan Arland, namun dengan cepat menundukkan pandangannya. "Tuan ini makanannya?" "Bawa ke sini!" Bi Asih berjalan ke arah Arland dan Ayra lalu menyodorkan sepiring makanan ke arah Arland. Arland yang melihatnya segera meraihnya. Setelah memberikan makanannya Bi Asih segera keluar dari sana. "Makan!" Titah Arland menyodorkan sesendok makanan ke mulut Ayra. Namun Ayra enggan membuka mulutnya sambil menggelengkan kepalanya pelan. "Ayra, jangan membuat Mas semakin marah kepadamu!" Arland meninggikan nada bi

    Last Updated : 2024-09-27
  • Rahasia Suamiku    5.

    Mungkin karena kelelahan dengan aktivitas yang baru saja mereka lakukan. Riska langsung tertidur pulas, berbeda dengan Arland yang turun dari ranjang masuk ke dalam kamar mandi membersihkan tub uhnya yang terasa lengket. Sepuluh menit kemudian Arland keluar dari kamar mandi dengan tub uh terbalut bathrobe. Seulas senyum tipis terbit di bibirnya melihat Riska masih terlelap dalam tidurnya. Dia segera membuka tas milik Riska mengambil laptop yang tersimpan di dalamnya. Sambil membawa laptop di tangannya, Arland berjalan menuju kursi lalu duduk di atasnya. Dengan gerakan cepat dia membuka laptop sesekali melirik ke arah Riska, memastikan Riska tidak melihat apa yang sedang dilakukan olehnya. Dengan cepat Arland mengirim data-data Phoenix Group ke laptop miliknya yang saat ini sedang diakses oleh Mark (asisten/orang kepercayaannya). "Mark, aku sudah mengirim data-data Phoenix Group." "Ya, sudah masuk Bos." Arland menarik salah satu sudut bibirnya ke atas mendengar ucapan Mark, d

    Last Updated : 2024-09-27
  • Rahasia Suamiku    Bab 6

    Mendengar suara pintu ditutup Ayra menoleh ke belakang. Ternyata Arland sudah berada di belakangnya."Mas, kenapa pintunya ditutup?" tanya Ayra heran."Mau mandi." jawab Arland singkat."Tapi aku belum keluar?" Ayra merasa heran pintunya sudah ditutup, padahal dirinya masih berada di dalam kamar mandi.Arland berjalan mendekat ke arah Ayra, hingga akhirnya berada tepat di belakangnya."Kita mandi bersama." bisik Arland tepat di samping telinga Ayra lalu mengangkatnya, menaruhnya ke dalam bathtub yang sudah terisi dengan air hangat.Ayra tampak terkejut menyadari dirinya sudah berada di bathtub, refleks melotot tajam ke arah Arland. Yang dibalas dengan senyuman misterius olehnya. Dengan santainya Arland melepaskan pakaiannya lalu masuk ke dalam bathtub ikut bergabung dengan istrinya.Melihat Arland masuk ke dalam bathtub, Ayra segera beranjak dari duduknya. Ketika kakinya hendak melangkah keluar dari bathtub, Arland menarik pergelangan tangannya sehingga jatuh di atas pangkuannya denga

    Last Updated : 2025-01-13
  • Rahasia Suamiku    Bab 7.

    Mobil yang dinaikki oleh Arland dan Ayra memasuki basement Plaza Indah Mall, pusat perbelanjaan terbesar yang berada di pusat kota. Arland lebih dulu turun dari mobil lalu mengitarinya, membuka pintu sebelah kiri mempersilahkan Ayra untuk turun dari mobil. Ayra mengedarkan pandangannya membuat Arland merasa heran. "Kenapa Sayang?" "Nggak apa-apa." "Sepertinya sudah lama kita tidak ke sini, Ayo masuk!" Arland merangkul Ayra mengajaknya masuk ke dalam Mall. Ayra mendongak menatap sejenak wajah Arland. "Ternyata bukan cuma aku yang diperlakukan seperti ini oleh Mas Arland, ada wanita lain yang mendapat perlakuan yang sama seperti ini atau bahkan lebih." monolong Ayra dalam hati, sakit rasanya sangat sakit menyadari perhatian, cinta serta kasih sayang suaminya telah terbagi dengan wanita lain. "Sayang, apa kamu baru sadar kalau suamimu sebenarnya sangat tampan." Mendengar ucapan Arland, dengan cepat Ayra memalingkan wajahnya merasa malu seperti seorang pencuri yang tertangkap basah

    Last Updated : 2025-01-14
  • Rahasia Suamiku    Bab 8.

    "Boleh, silahkan duduk saja! Kamu wanita yang di supermaket waktu itu ya?" tebak Ayra teringat dengan wanita yang ditemui olehnya di supermarket."Iya, senang bisa bertemu kembali denganmu. Panggil saja Lisa!""Maaf tadi aku lupa dengan namamu." Ayra tersenyum kikuk."Nggak apa-apa." Lisa tersenyum menjatuhkan bobot tub uhnya di kursi duduk berhadapan dengan Ayra. Dia juga mulai menikmati es krimnya seperti halnya Ayra.Lisa sesekali menatap ke arah Ayra yang sedang makan es krim, mengingatkannya pada sosok Ayra sahabatnya dulu. Mulai dari rasa es krim yang dimakannya ataupun cara memakannya."Kamu suka makan es krim?" tanya Lisa basa-basi mencairkan suasana."Sangat suka, aku pencinta makanan manis.""Pencinta makanan manis sama seperti Ayra, apakah benar mereka merupakan satu orang yang sama tapi ...?" monolog Tasya dalam hati.Suara Ayra membuyarkan lamunannya. "Kenapa malah bengong? Es krimnya dibiarkan begitu nanti meleleh loh!" ujar Ayra mengingatkan."Eh iya." Lisa tersenyum ki

    Last Updated : 2025-01-15
  • Rahasia Suamiku    Bab 9.

    Ayra memutuskan menyewa detektif untuk mencari tahu apa yang dilakukan oleh Arland selama ini di belakangnya. Mendengar hp-nya berbunyi Ayra segera meraihnya. Seulas senyum tipis terbit di bibirnya melihat nama Joni (detektif yang disewa oleh Ayra) tertera di layar hp-nya."Bu, saya melihat Pak Arland masuk ke dalam kelab." Ayra terkejut mendengar ucapan Joni hp yang sedang dipegang olehnya hampir saja terjatuh."Kelab?" Ayra memastikan bahwa dirinya tidak salah dengar."Iya.""Sejak kapan Mas Arland suka pergi ke kelab?" batin Ayra tidak menyangka suaminya pergi ke club."Di kelab mana?" Ayra bertanya dengan bibir bergetar."Paradise night.""Aku akan segera ke sana." Ayra memutuskan sambungan teleponnya."Benarkan Mas Arland pergi ke kelab? Jangan-jangan selama ini Mas Arland sering tidur bersama dengan para wanita yang ada di sana. Noda lipstik serta tanda kissmark pasti ulah wanita yang menjadi partner ranjangnya." monolong Ayra mengusap wajahnya dengan kasar."Setelah tidur denga

    Last Updated : 2025-01-16
  • Rahasia Suamiku    Bab 10.

    Sesekali Ayra menoleh ke arah Arland yang sedang mengendarai mobilnya. Apa yang dilakukan oleh Ayra membuat Arland merasa heran."Kalau ada yang mau kamu tanyakan silahkan! Nanti mas jawab. Wanita yang tadi bersama dengan mas merupakan seorang LC jangan salah paham.""Seorang LC, haruskah mereka mesra begitu ya?" batin Ayra heran. Tapi saat ini Ayra tidak ingin mempermasalahkan hal tersebut, dia tidak ingin Arland kembali marah kepadanya, rasanya belum siap untuk menghadapinya."Sejak kapan Mas punya kelab malam?" Akhirnya Ayra bertanya sesuatu yang sejak tadi mengganggu pikirannya."Sudah lama bahkan sebelum kita saling mengenal.""Kenapa Mas nggak pernah bilang? Sebagai suami istri seharusnya kita saling terbuka satu sama lain!" Arland menghela nafas panjang mendengar ucapan Ayra."Saling terbuka, kalau hal itu terjadi di antara kita. Kita nggak akan mungkin bisa bersama." Arland berkata dalam hati."Mas, kenapa aku nggak ingat pertemuan pertama kita?" tanya Ayra setelah beberapa sa

    Last Updated : 2025-01-17
  • Rahasia Suamiku    Bab 11.

    Setitik air matanya menetes di kedua pipinya ketika sedikit demi sedikit wine masuk ke dalam mulutnya. Rasanya sangat pahit ini pertama kalinya Ayra minum wine. Dia tidak pernah menyangka minuman beralkohol itu akhirnya masuk ke dalam mulutnya.Ayra merasa geram melihat Pak Edi hanya diam tanpa ada niat sedikit pun untuk menolongnya. Kedua tangan Ayra mengepal kuat, wine yang terkumpul di dalam mulutnya dia semburkan ke wajah Arland.Arland terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Ayra refleks mundur beberapa langkah ke belakang sambil mengusap wajahnya. Ayra yang melihatnya segera beranjak dari duduknya berjalan dengan cepat menuju ke arah pintu. Namun belum sempat membuka pintunya, Pak Edi mendorong Ayra ke arah Arland. Dengan sigap Arland menangkap Ayra lalu mendorongnya ke sofa.Dengan gerakan cepat Arland meraih kedua tangan Ayra, menguncinya di atas kepalanya."Aku sudah bersikap lembut kepadamu, tapi ternyata kamu lebih suka aku sikap kasar." Ujar Arland dengan seringai iblis me

    Last Updated : 2025-01-18

Latest chapter

  • Rahasia Suamiku    Bab 45.

    Reyhan yang mendengar Ayra mengadu kesakitan segera menoleh ke arahnya dengan raut wajah tampak khawatir, lalu berjalan mendekat."Ayra, kamu kenapa?" tanyanya khawatir."Nggak tahu Mas, tiba-tiba perutku terasa sakit." jawab Ayra sesekali meringis kesakitan, membuat Reyhan semakin merasa khawatir."Apa mau periksa dulu ke dokter?""Nggak perlu Mas, cuma sakit perut doang.""Kamu yakin nggak mau periksa?" Ayra yang ditanya hanya mengangguk sebagai jawabannya sambil menahan rasa sakit di perutnya."Ok, nanti kalau perutnya semakin terasa sakit bilang sama mas!""Iya Mas." jawab Ayra lirih.Mereka segera naik ke motor meninggalkan area pasar malam. Ketika motor yang mereka naiki mulai berjalan tanpa sengaja Ayra menoleh ke arah beberapa orang yang sedang nongkrong di pinggir jalan. Dia terkejut ketika pandangannya tertuju pada sosok yang sangat dikenal olehnya."Kenapa ada di sini, bukankah dia telah ...." batinnya.***Ketika sedang membantu ibunya di butik melayani para pembeli, Ayra

  • Rahasia Suamiku    Bab 44.

    Reyhan sudah mengirimkan surat lamaran kerja ke beberapa perusahaan, namun belum ada perusahaan yang memanggilnya untuk interview. Dia saat ini sedang berada di balkon kamarnya. Pandangannya menerawang jauh ke sana. Reyhan kira setelah bebas dari Arland bisa menjalani kehidupan yang bahagia bersama dengan Ayra.Kebahagiaan seolah hanya angan semata. Jangankan untuk membahagiakan Ayra, tempat tinggal dan makan saja masih menumpang dengan mertuanya. Tapi mau bagaimana lagi dirinya belum mendapatkan pekerjaan.Reyhan tersentak kaget ketika merasakan tepukan di bahunya. Seketika dia menoleh ke samping, ternyata Ayra yang baru saja menepuk bahunya."Bikin kaget saja." Reyhan mengusap-usap dadanya."Sebenarnya apa yang sedang Mas pikirkan? Aku perhatikan dari tadi Mas banyak melamun." tanya Ayra merasa heran melihat suaminya lebih banyak diam tidak seperti biasanya."Itu hanya perasaanmu saja kali." jawab Reyhan berusaha tersenyum ke arah istrinya."Kalau Mas ada masalah cerita sama aku, se

  • Rahasia Suamiku    Bab 43.

    Seorang wanita berjalan menghampiri Ayra yang sedang duduk bersama dengan Kevin dan Lisa di depan ruang rawat Reyhan."Ayra!"Mendengar suara seseorang memanggil namanya Ayra segera mengedarkan pandangannya mencari sumber suara, hingga akhirnya pandangannya tertuju pada seorang wanita paruh baya yang sedang berjalan ke arahnya."Ibu." gumam Ayra dengan mata berbinar ternyata wanita yang sedang berjalan ke arahnya merupakan ibunya.Sebelumnya Lisa sudah menelepon Ibunya Ayra, mengatakan kepada beliau bahwa Ayra masih hidup.Ayra segera beranjak dari duduknya berjalan mendekat ke arah ibunya lalu memeluknya dengan erat. Ibu dan anak saling melepas kerinduan setelah dua tahun tidak bertemu. Rasa haru dan bahagia bercampur aduk menjadi satu, tanpa sadar cairan bening menetes dari sudut mata mereka."Ayra, bagaimana keadaanmu Nak?" Bu Rina (ibunya Ayra) bertanya di sela-sela isak tangisnya, semakin erat memeluk putrinya."Ayra baik-baik saja Bu."Kevin dan Lisa saling melempar senyum satu

  • Rahasia Suamiku    Bab 42.

    Ayra melepaskan diri dari pelukan Lisa, lalu menghapus buliran-buliran bening yang membasahi kedua pipinya. Dia memperbaiki posisi duduknya."Kak, boleh aku minta tolong nggak?" tanya Ayra menoleh ke arah Kevin yang duduk di kursi pengemudi."Minta tolong apa? Katakan!" ujar Kevin tegas fokus mengemudi tanpa menoleh ke arah Ayra."Minta tolong untuk menyelamatkan Mas Reyhan, selama ini Mas Arland menyekapnya di ruang bawah tanah." Kevin tampak terkejut mendengar ucapan Ayra. Sedangkan Lisa tidak begitu terkejut karena Ayra sudah menceritakan kepadanya terlebih dahulu."Jadi selama ini Reyhan masih hidup?""Iya Kak, Mas Arland menyekapnya di ruang bawah tanah yang ada gudang rumahnya.""Berikan alamat rumah Arland, aku akan mengurusnya."Ayra memberitahu Kevin alamat rumah Arland.Flashback end"Sejak kapan kamu pindah ke sini?" Ayra mendaratkan bokongnya di atas sofa."Sekitar lima bulan yang lalu karena Mas Kevin pindah tugas ke kota ini." Ayra manggut-manggut mendengarnya.***Arlan

  • Rahasia Suamiku    Bab 41

    "Mbak, apa lihat istriku? Wanita yang tadi duduk di sini." tanya Arland kepada pelayan restoran yang kebetulan lewat di dekatnya."Nggak Pak.""Ayra, dimana kamu?" batin Arland mengacak rambutnya frustasi.Arland akhirnya teringat ketika Ayra berpamitan mau pergi ke toilet. "Apa Ayra pergi ke toilet, tapi kenapa belum juga Kembali?"Akhirnya Arland memutuskan untuk mencari Ayra ke toilet, dia merasa khawatir sesuatu buruk terjadi pada istrinya. Karena sampai detik ini istrinya belum juga kembali. Setelah sampai di depan toilet wanita, dia segera bertanya kepada seseorang yang bertugas sebagai penjaga toilet."Mbak, apakah istriku masih berada di dalam toilet?" tanya Arland kepada penjaga toilet."Sebentar, saya cek dulu."Beberapa saat kemudian penjaga toilet sudah selesai melakukan pengecekan, dia kembali menghampiri Arland. "Setelah saya cek, semua toilet sudah kosong. Sepertinya istri Bapak sudah keluar."DEGArland terkejut mendengar ucapan penjaga toilet."Jadi Ayra sudah keluar

  • Rahasia Suamiku    Bab 40

    "Bukankah Mas memintaku untuk tidak banyak tingkah, aku hanya berusaha menjadi istri seperti yang Mas inginkan." jawab Ayra sambil menunduk, berusaha menghindari tatapan tajam Arland yang ditunjukkan ke arahnya.Arland menghembuskan nafas kasar, mengulurkan tangannya meraih dagu Ayra agar menatap ke arahnya. "Suamimu ada di depanmu, bukan di bawahmu!"Pandangan mereka saling bertemu selama beberapa saat. Hingga akhirnya Ayra mengingatkan Arland tentang sup jagungnya."Mas, sup jagungnya nanti dingin." Arland mengerutkan keningnya mendengar ucapan Ayra, emosi dalam dirinya perlahan mereda."Kamu lapar, makan sana!" Arland melepaskan tangannya dari dagu Ayra. Membiarkan Ayra berjalan ke arah sofa, dia mengikutinya dari belakang.Ayra menjatuhkan bobot tub uhnya di atas sofa, diikuti oleh Arland setelahnya."Mas, ini sup jagungnya." Ayra menyerahkan semangkuk sup jagung kepada Arland."Kamu nggak suka?""Bukankah sup jagung ini untuk Mas?" Ayra bertanya dengan hati-hati."Untukmu." jawab

  • Rahasia Suamiku    Bab 39

    Ayra membuka matanya secara perlahan, ketika berusaha untuk duduk seluruh tub_uhnya terasa sangat sakit."Kenapa seluruh tub uhku terasa sangat sakit?" gumam Ayra sesekali meringis kesakitan.Bayangan ketika Arland menyentuhnya dengan kasar kembali terlintas di otaknya. Dengan hati-hati Ayra berusaha untuk duduk, menyandarkan punggungnya pada headboard di belakangnya."Sayang, kamu sudah bangun?" Ayra tersentak kaget mendengar suara Arland. Dia takut jika Arland akan menyentuhnya lagi dengan kasar seperti beberapa waktu yang lalu.Ayra hanya diam sambil menunduk meremas selimutnya dengan kuat, tanpa sedikitpun menoleh ke arah Arland yang sedang berjalan menghampirinya.Jantungnya berpacu tidak karuan menyadari Arland menjatuhkan bobot tub uhnya di sampingnya. Namun sedikitpun Ayra tidak menoleh ke arahnya."Sayang, kamu kenapa?" tanya Arland merasa heran melihat tingkah Ayra.Tanpa menjawab pertanyaan Arland, Ayra turun dari ranjang dengan hati-hati sesekali meringis kesakitan. Semua

  • Rahasia Suamiku    Bab 38.

    "Nggak apa-apa, nggak perlu merasa bersalah! Selama ini mas yang salah tidak bisa melindungi_mu. Apa Arland sering menyakitimu?" Reyhan teringat ketika Ayra diseret keluar dari ruang bawah tanah beberapa waktu yang lalu."Nggak, selama ini Mas Arland baik kepadaku."Ayra terpaksa berbohong tidak ingin Reyhan merasa khawatir dengannya. Reyhan merasa lega mendengar ucapan Ayra, namun di sisi lain dia merasa cemburu ada seorang pria yang memperlakukan istrinya dengan baik selain dirinya.Ayra merogoh sakunya mengambil beberapa kunci yang disimpan di dalamnya."Mas, maaf aku tidak tahu kalau selama ini Mas disekap di sini.""Ayra, itu kunci apa?" Reyhan merasa heran melihat Ayra mengeluarkan beberapa kunci dari dalam sakunya."Aku nggak tahu kunci apa saja, semoga salah satu darinya bisa digunakan untuk membuka gembok jeruji besi ini.""Ayra, apa kamu ingin mengeluarkan mas dari sini?""Iya, jika salah satu kuncinya bisa digunakan untuk membuka gemboknya."Ayra meraih gembok jeruji besi t

  • Rahasia Suamiku    Bab 37

    "Kenapa Mas Arland ingin sekali punya anak?" batin Ayra heran."Bagaimana?" Pertanyaan Arland membuyarkan lamunan Ayra."Mas, mau anak laki-laki atau perempuan?" Arland mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan Ayra."Kamu beneran mau memberikan mas seorang anak, hanya demi bisa mendapatkan hp?""Ya sudah kalau Mas nggak jadi menginginkan seorang anak, kesempatan tidak datang dua kali." Ayra memalingkan pandangannya ke arah lain."Mas tahu apa yang ada di pikiranmu, kamu mau mengadopsi anak dari panti asuhan. Ayra, ingat! Mas hanya menginginkan anak yang lahir dari rahimmu. Anak kita berdua bukan anak orang lain, apalagi anak yang diadopsi dari panti asuhan." Ayra tercengang mendengar ucapan Arland, dia tidak menyangka Arland bisa tahu jalan pikirannya."Kenapa Mas Arland bisa tahu apa yang sedang aku pikirkan, jangan-jangan dia cenayang?" Batin Ayra heran."Mas sok tahu, padahal aku sedang tidak berpikir seperti itu loh." Ayra menoleh sekilas ke arah Arland."Masa?" Arland tersenyum

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status