Share

Bab 6

last update Last Updated: 2025-01-13 18:31:38

Mendengar suara pintu ditutup Ayra menoleh ke belakang. Ternyata Arland sudah berada di belakangnya.

"Mas, kenapa pintunya ditutup?" tanya Ayra heran.

"Mau mandi." jawab Arland singkat.

"Tapi aku belum keluar?" Ayra merasa heran pintunya sudah ditutup, padahal dirinya masih berada di dalam kamar mandi.

Arland berjalan mendekat ke arah Ayra, hingga akhirnya berada tepat di belakangnya.

"Kita mandi bersama." bisik Arland tepat di samping telinga Ayra lalu mengangkatnya, menaruhnya ke dalam bathtub yang sudah terisi dengan air hangat.

Ayra tampak terkejut menyadari dirinya sudah berada di bathtub, refleks melotot tajam ke arah Arland. Yang dibalas dengan senyuman misterius olehnya. Dengan santainya Arland melepaskan pakaiannya lalu masuk ke dalam bathtub ikut bergabung dengan istrinya.

Melihat Arland masuk ke dalam bathtub, Ayra segera beranjak dari duduknya. Ketika kakinya hendak melangkah keluar dari bathtub, Arland menarik pergelangan tangannya sehingga jatuh di atas pangkuannya dengan posisi membelakangi. Ayra berusaha untuk berdiri kembali namun tangan Arland melingkar di pinggangnya untuk menahannya.

"Ayra, mas perhatikan akhir-akhir ini sikapmu berubah." bisik Arland tepat di samping telinga Ayra.

"Apa ada seorang istri yang akan tetap bersikap biasa saja ketika mengetahui suaminya telah selingkuh dengan wanita lain?" monolong Ayra dalam hati.

"Bukan aku saja yang sikapnya berubah, akhir-akhir ini sikap Mas juga berubah."

"Itu karena kamu." Ayra memutar bola matanya mendengar ucapan Arland.

Arland meletakkan dagunya di bahu Ayra.

"Mas ingin kamu seperti dulu lagi." bisik Arland tepat di samping telinga Ayra. Ayra tersenyum kecut mendengarnya.

"Mas!" Ayra tersentak kaget ketika tangan Arland mulai bergerilya dari satu tempat pindah ke tempat lain.

"Aku suamimu jadi berhak atas apa yang ada padamu." ujar Arland menegaskan.

Ayra berusaha memberontak ketika Arland mulai menyentuhnya, hal tersebut membuat Arland tersulut emosi. Karena tenaganya yang tidak sebanding akhirnya Ayra hanya bisa pasrah di bawah kendali Arland. Air matanya mengucur deras di kedua pipinya serta erangan kesakitan yang keluar dari mulutnya sama sekali tidak membuat Arland merasa iba apalagi menghentikan aktivitasnya.

Air dalam bathtub bergejolak bahkan sampai tumpah ruah ke lantai akibat ulah mereka. Ayra tidak mampu mengimbangi permainan suaminya pandangannya mengabur perlahan tub uhnya merosot dengan mata terpejam.

"Ayra!" Arland tersentak kaget sekaligus panik melihat Ayra sudah tidak sadarkan diri. Dengan gerakan cepat dia mengangkat Ayra lalu meraih sehelai handuk untuk membungkusnya. Dibawahnya Ayra ke dalam kamar kemudian direbahkan di atas ranjang.

"Sayang, bangun!" Arland menepuk-nepuk pelan pipi Ayra, berharap Ayra bisa secepatnya sadar. Namun sepertinya Ayra masih enggan membuka matanya.

Melihat Ayra belum juga sadar Arland menghubungi dokter Alex (teman Arland), memintanya datang ke rumahnya untuk memeriksa Ayra.

"Alex, bagaimana keadaan Ayra?" tanya Arland menghampiri dokter Alex yang baru saja selesai memeriksa Ayra.

"Dia mengalami stres sepertinya akhir-akhir ini banyak pikiran yang membuatnya merasa tertekan, kurang tidur serta tekanan darah rendah selain itu ...." Dokter Alex menjeda ucapannya menatap ke arah Arland. Hal tersebut Arland merasa semakin penasaran.

"Selain itu apa?"

"Ayra bukan robot, kamu tidak bisa terus memaksanya untuk melayani mu di tempat tidur!"

Arland menghembuskan nafas kasar mendengarnya. "Bukankah itu sudah kewajibannya, kalau bukan melayaniku untuk apa aku menikahinya?"

"Kalau kamu memang mencintainya pikiran juga mental serta fisiknya! Oh aku lupa seorang casanova sepertimu mana mungkin memikirkan hal tersebut, yang dipikirkan hanyalah kepuasan untuk dirinya sendiri." sindir dokter Alex tersenyum mengejek ke arah Arland. Arland hanya diam mendengar sindiran dokter Alex entah apa yang sedang dipikirkan olehnya.

Mereka berjalan menuju ruang tamu lalu mendaratkan bokongnya di sofa.

"Sebenarnya apa yang terjadi, kenapa Ayra sampai stres seperti itu?" tanya dokter Alex menatap ke arah Arland menunggu jawaban darinya.

"Mungkin masih kepikiran dengan noda lipstik di kemejaku, walaupun aku sudah menjelaskannya. Padahal hanya masalah sepele tapi terlalu dipikirkan olehnya, bahkan sikapnya juga berubah." Arland menghela nafas panjang. Sedangkan dokter Alex terkejut mendengarnya.

"Kenapa bisa ada noda lipstik di kemeja mu, siapa yang melakukannya?"

"Riska, dia terlalu ceroboh."

"Riska putrinya Pak Ardi pewaris Phoenix Group, kamu menjalin hubungan dengannya?" Dokter Alex menggelengkan kepalanya pelan.

"Iya."

"Aku kira setelah kamu berhasil menarik Ayra masuk ke dalam kehidupanmu, kamu akan meninggalkan kebiasaan buruk mu. Ternyata aku salah kamu masih sama seperti dulu." Arland mendengus kesal mendengar ucapan dokter Alex.

"Telingaku panas mendengar ocehan mu, cepat habiskan minumannya lalu angkat kaki dari sini!" ujar Arland mengusir dokter Alex agar pergi dari rumahnya.

"Bagaimana Ayra bisa tahan mempunyai suami sepertimu?" gumam dokter Alex lirih meraih secangkir kopi di atas meja lalu meneguk isinya. Arland menoleh sekilas mendengar gumaman dokter Alex.

"Lebih baik lepaskan Ayra daripada kamu menyakitinya terus menerus." Dokter Alex meletakkan kembali cangkir yang sudah kosong di atas meja.

"Orang yang sudah masuk ke dalam kehidupanku tidak akan aku lepaskan begitu saja, kecuali kalau aku sudah bosan dengannya."

"Terserah kamu, cepat atau lambat Ayra pasti akan mengetahui semuanya." Mendengar ucapan dokter Alex, Arland segera menoleh ke arahnya.

"Apa kamu berniat untuk memberi tahu Ayra? Kalau sampai hal itu terjadi aku akan menghabisi mu!" ancam Arland menatap tajam ke arah dokter Alex. Sedangkan dokter Alex menanggapinya dengan senyuman, sama sekali tidak takut dengan ancaman Arland.

"Santai Bro, seharusnya kamu mengucapkan terima kasih karena aku sudah memeriksa istrimu bukannya malah mengancam seperti itu! Kalau begitu aku pergi dulu mau balik ke rumah sakit." Dokter Alex beranjak dari duduknya berjalan keluar dari rumahnya Arland.

Setelah kepergian dokter Alex Arland kembali masuk ke dalam kamar, berjalan ke arah Ayra yang masih setia memejamkan matanya. Dia mendaratkan bokongnya di atas ranjang samping Ayra. Tangannya bergerak mengusap-usap rambut Ayra dengan lembut sambil menatap wajahnya sesekali mengecupi pucuk rambutnya.

Mata yang sejak tadi terpejam kini perlahan mulai terbuka. Menyadari ada seseorang yang sedang mengusap-usap rambutnya, Ayra segera menoleh ke arahnya.

DEG

Ayra terkejut setelah mengetahui orang yang sedang mengusap-usap rambutnya adalah Arland. Ingatannya terlempar pada kejadian tadi pagi di dalam kamar mandi, bahkan sampai saat ini beberapa bagian tub uhnya masih terasa sakit.

"Sayang, akhirnya kamu sadar." Arland tersenyum melihat Ayra sudah membuka matanya. Ayra yang mendengarnya justru merasa merinding, jantungnya berpacu tidak karuan. Dia merasa takut Arland akan mengulangi apa yang tadi pagi dilakukannya di dalam kamar mandi.

"Sayang, ayo bangun makan dulu! Dari pagi kamu belum makan." Arland membantu Ayra untuk duduk. Ayra hanya diam tidak ada pemberontakan darinya, namun pandangannya kosong.

Arland mengambil semangkuk bubur ayam yang ada di atas meja lalu menyendok nya mengarahkan ke mulut Ayra.

"Sayang, buka mulutnya!" Mendengar suara Arland, Ayra menurut membuka mulutnya membiarkan sesendok bubur ayam masuk ke dalam mulutnya. Seulas senyum tipis terbit di bibir Arland melihatnya. Walaupun terasa hampar Ayra dengan susah payah berusaha menelannya, tidak ingin Arland kembali marah kepadanya.

Related chapters

  • Rahasia Suamiku    Bab 7.

    Mobil yang dinaikki oleh Arland dan Ayra memasuki basement Plaza Indah Mall, pusat perbelanjaan terbesar yang berada di pusat kota. Arland lebih dulu turun dari mobil lalu mengitarinya, membuka pintu sebelah kiri mempersilahkan Ayra untuk turun dari mobil. Ayra mengedarkan pandangannya membuat Arland merasa heran. "Kenapa Sayang?" "Nggak apa-apa." "Sepertinya sudah lama kita tidak ke sini, Ayo masuk!" Arland merangkul Ayra mengajaknya masuk ke dalam Mall. Ayra mendongak menatap sejenak wajah Arland. "Ternyata bukan cuma aku yang diperlakukan seperti ini oleh Mas Arland, ada wanita lain yang mendapat perlakuan yang sama seperti ini atau bahkan lebih." monolong Ayra dalam hati, sakit rasanya sangat sakit menyadari perhatian, cinta serta kasih sayang suaminya telah terbagi dengan wanita lain. "Sayang, apa kamu baru sadar kalau suamimu sebenarnya sangat tampan." Mendengar ucapan Arland, dengan cepat Ayra memalingkan wajahnya merasa malu seperti seorang pencuri yang tertangkap basah

    Last Updated : 2025-01-14
  • Rahasia Suamiku    Bab 8.

    "Boleh, silahkan duduk saja! Kamu wanita yang di supermaket waktu itu ya?" tebak Ayra teringat dengan wanita yang ditemui olehnya di supermarket."Iya, senang bisa bertemu kembali denganmu. Panggil saja Lisa!""Maaf tadi aku lupa dengan namamu." Ayra tersenyum kikuk."Nggak apa-apa." Lisa tersenyum menjatuhkan bobot tub uhnya di kursi duduk berhadapan dengan Ayra. Dia juga mulai menikmati es krimnya seperti halnya Ayra.Lisa sesekali menatap ke arah Ayra yang sedang makan es krim, mengingatkannya pada sosok Ayra sahabatnya dulu. Mulai dari rasa es krim yang dimakannya ataupun cara memakannya."Kamu suka makan es krim?" tanya Lisa basa-basi mencairkan suasana."Sangat suka, aku pencinta makanan manis.""Pencinta makanan manis sama seperti Ayra, apakah benar mereka merupakan satu orang yang sama tapi ...?" monolog Tasya dalam hati.Suara Ayra membuyarkan lamunannya. "Kenapa malah bengong? Es krimnya dibiarkan begitu nanti meleleh loh!" ujar Ayra mengingatkan."Eh iya." Lisa tersenyum ki

    Last Updated : 2025-01-15
  • Rahasia Suamiku    Bab 9.

    Ayra memutuskan menyewa detektif untuk mencari tahu apa yang dilakukan oleh Arland selama ini di belakangnya. Mendengar hp-nya berbunyi Ayra segera meraihnya. Seulas senyum tipis terbit di bibirnya melihat nama Joni (detektif yang disewa oleh Ayra) tertera di layar hp-nya."Bu, saya melihat Pak Arland masuk ke dalam kelab." Ayra terkejut mendengar ucapan Joni hp yang sedang dipegang olehnya hampir saja terjatuh."Kelab?" Ayra memastikan bahwa dirinya tidak salah dengar."Iya.""Sejak kapan Mas Arland suka pergi ke kelab?" batin Ayra tidak menyangka suaminya pergi ke club."Di kelab mana?" Ayra bertanya dengan bibir bergetar."Paradise night.""Aku akan segera ke sana." Ayra memutuskan sambungan teleponnya."Benarkan Mas Arland pergi ke kelab? Jangan-jangan selama ini Mas Arland sering tidur bersama dengan para wanita yang ada di sana. Noda lipstik serta tanda kissmark pasti ulah wanita yang menjadi partner ranjangnya." monolong Ayra mengusap wajahnya dengan kasar."Setelah tidur denga

    Last Updated : 2025-01-16
  • Rahasia Suamiku    Bab 10.

    Sesekali Ayra menoleh ke arah Arland yang sedang mengendarai mobilnya. Apa yang dilakukan oleh Ayra membuat Arland merasa heran."Kalau ada yang mau kamu tanyakan silahkan! Nanti mas jawab. Wanita yang tadi bersama dengan mas merupakan seorang LC jangan salah paham.""Seorang LC, haruskah mereka mesra begitu ya?" batin Ayra heran. Tapi saat ini Ayra tidak ingin mempermasalahkan hal tersebut, dia tidak ingin Arland kembali marah kepadanya, rasanya belum siap untuk menghadapinya."Sejak kapan Mas punya kelab malam?" Akhirnya Ayra bertanya sesuatu yang sejak tadi mengganggu pikirannya."Sudah lama bahkan sebelum kita saling mengenal.""Kenapa Mas nggak pernah bilang? Sebagai suami istri seharusnya kita saling terbuka satu sama lain!" Arland menghela nafas panjang mendengar ucapan Ayra."Saling terbuka, kalau hal itu terjadi di antara kita. Kita nggak akan mungkin bisa bersama." Arland berkata dalam hati."Mas, kenapa aku nggak ingat pertemuan pertama kita?" tanya Ayra setelah beberapa sa

    Last Updated : 2025-01-17
  • Rahasia Suamiku    Bab 11.

    Setitik air matanya menetes di kedua pipinya ketika sedikit demi sedikit wine masuk ke dalam mulutnya. Rasanya sangat pahit ini pertama kalinya Ayra minum wine. Dia tidak pernah menyangka minuman beralkohol itu akhirnya masuk ke dalam mulutnya.Ayra merasa geram melihat Pak Edi hanya diam tanpa ada niat sedikit pun untuk menolongnya. Kedua tangan Ayra mengepal kuat, wine yang terkumpul di dalam mulutnya dia semburkan ke wajah Arland.Arland terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Ayra refleks mundur beberapa langkah ke belakang sambil mengusap wajahnya. Ayra yang melihatnya segera beranjak dari duduknya berjalan dengan cepat menuju ke arah pintu. Namun belum sempat membuka pintunya, Pak Edi mendorong Ayra ke arah Arland. Dengan sigap Arland menangkap Ayra lalu mendorongnya ke sofa.Dengan gerakan cepat Arland meraih kedua tangan Ayra, menguncinya di atas kepalanya."Aku sudah bersikap lembut kepadamu, tapi ternyata kamu lebih suka aku sikap kasar." Ujar Arland dengan seringai iblis me

    Last Updated : 2025-01-18
  • Rahasia Suamiku    Bab 12.

    Riska meraih hp-nya kemudian memotret dirinya bersama dengan Arland di atas ranjang. Dia mengamati foto hasil jepretannya di layar hp-nya dengan seringai di wajahnya."Bagaimana kalau foto ini aku kirim ke Ayra?" batin Riska mengamati foto yang ada di layar hp-nya lalu menoleh ke arah Arland yang sudah tidur dengan pulas."Beraninya kamu bermain-main denganku, lihat saja bagaimana aku akan membalas mu." ujar Riska lirih jari lentiknya menyentuh ikon kirim gambar di layar hp-nya. Hanya dalam hitungan detik foto tersebut telah terkirim ke hp Ayra."Permainan baru dimulai." batin Riska meletakkan kembali hp-nya di atas nakas. Dia mengulurkan tangannya memeluk Arland dengan erat, kepalanya di letakkan di atas dadanya.Keesokan harinya Arland terbangun dari tidurnya setelah mendengar hp-nya berbunyi. Dalam keadaan masih setengah sadar dia mengulurkan tangannya meraih hp-nya yang terus berbunyi."Siapa yang nelpon pagi-pagi begini? Ganggu orang tidur saja." gerutu Arland merasa kesal."Mark

    Last Updated : 2025-01-19
  • Rahasia Suamiku    Bab 13.

    "Tunangan?" Ayra menatap ke arah Arland meminta penjelasan darinya. "Iya, sebenarnya kita sudah tunangan dan berencana untuk menikah, tapi kamu mengalami kecelakaan sehingga pernikahannya ditunda." Arland berusaha meyakinkan Ayra sambil mengusap rambutnya dengan lembut. "Jadi kita sudah berencana untuk menikah?" tanya Ayra memastikan. "Iya, setelah kamu pulih kita menikah. Cepat sembuh Sayang!" Arland mengusap-usap rambut Ayra dengan lembut. Seulas senyum tipis terbit di bibir Ayra menatap ke arah Arland membuat pandangan mereka saling bertemu. Satu minggu setelah Ayra sadar serta kondisinya sudah membaik, Arland menikahinya. Mereka mengucapkan janji suci di hadapan Tuhannya, berjanji untuk saling mencintai menyayangi melindungi menjaga membimbing satu sama lain. Kebahagiaan terpancar dari wajah mereka berdua saling menatap penuh cinta. Ayra merasakan getaran di hatinya ketika Arland mendaratkan kecupan di keningnya. Ada perasaan bahagia dan terharu semua campur aduk menjadi sa

    Last Updated : 2025-01-20
  • Rahasia Suamiku    Bab 14.

    "Ayra, sebentar saja! Mas capai pagi-pagi sudah marah-marah." Perlahan Arland memejamkan matanya."Siapa juga yang suruh marah-marah di pagi hari?" monolog Ayra merasa heran dengan sikap Arland."Sayang, usap-usap rambutnya!" Arland meletakkan tangan Ayra di atas rambutnya."Hah!" Ayra terkejut mendengar ucapan Arland, padahal baru saja marah-marah sekarang justru tingkahnya seperti anak kecil."Ayra!""Iya Mas." Ayra menggerakkan tangannya mengusap-usap rambut Arland dengan lembut walaupun terpaksa.Tanpa Ayra ketahui Arland menyunggingkan senyum tipis merasakan usapan lembut di rambutnya. Perlahan tertidur pulas kembali berkelana ke alam mimpi yang tadi sempat terusik.Dengan hati-hati Ayra memindahkan kepala Arland ke atas sofa. Ayra menghela nafas lega setelah berhasil memindahkannya."Mas, aku mandi dulu!" pamit Ayra menatap wajah Arland, walaupun dia tahu Arland tidak mendengarnya.Ayra berjalan menuju ke kamar mandi meninggalkan Arland seorang diri di atas sofa.Arland terkejut

    Last Updated : 2025-01-21

Latest chapter

  • Rahasia Suamiku    Bab 45.

    Reyhan yang mendengar Ayra mengadu kesakitan segera menoleh ke arahnya dengan raut wajah tampak khawatir, lalu berjalan mendekat."Ayra, kamu kenapa?" tanyanya khawatir."Nggak tahu Mas, tiba-tiba perutku terasa sakit." jawab Ayra sesekali meringis kesakitan, membuat Reyhan semakin merasa khawatir."Apa mau periksa dulu ke dokter?""Nggak perlu Mas, cuma sakit perut doang.""Kamu yakin nggak mau periksa?" Ayra yang ditanya hanya mengangguk sebagai jawabannya sambil menahan rasa sakit di perutnya."Ok, nanti kalau perutnya semakin terasa sakit bilang sama mas!""Iya Mas." jawab Ayra lirih.Mereka segera naik ke motor meninggalkan area pasar malam. Ketika motor yang mereka naiki mulai berjalan tanpa sengaja Ayra menoleh ke arah beberapa orang yang sedang nongkrong di pinggir jalan. Dia terkejut ketika pandangannya tertuju pada sosok yang sangat dikenal olehnya."Kenapa ada di sini, bukankah dia telah ...." batinnya.***Ketika sedang membantu ibunya di butik melayani para pembeli, Ayra

  • Rahasia Suamiku    Bab 44.

    Reyhan sudah mengirimkan surat lamaran kerja ke beberapa perusahaan, namun belum ada perusahaan yang memanggilnya untuk interview. Dia saat ini sedang berada di balkon kamarnya. Pandangannya menerawang jauh ke sana. Reyhan kira setelah bebas dari Arland bisa menjalani kehidupan yang bahagia bersama dengan Ayra.Kebahagiaan seolah hanya angan semata. Jangankan untuk membahagiakan Ayra, tempat tinggal dan makan saja masih menumpang dengan mertuanya. Tapi mau bagaimana lagi dirinya belum mendapatkan pekerjaan.Reyhan tersentak kaget ketika merasakan tepukan di bahunya. Seketika dia menoleh ke samping, ternyata Ayra yang baru saja menepuk bahunya."Bikin kaget saja." Reyhan mengusap-usap dadanya."Sebenarnya apa yang sedang Mas pikirkan? Aku perhatikan dari tadi Mas banyak melamun." tanya Ayra merasa heran melihat suaminya lebih banyak diam tidak seperti biasanya."Itu hanya perasaanmu saja kali." jawab Reyhan berusaha tersenyum ke arah istrinya."Kalau Mas ada masalah cerita sama aku, se

  • Rahasia Suamiku    Bab 43.

    Seorang wanita berjalan menghampiri Ayra yang sedang duduk bersama dengan Kevin dan Lisa di depan ruang rawat Reyhan."Ayra!"Mendengar suara seseorang memanggil namanya Ayra segera mengedarkan pandangannya mencari sumber suara, hingga akhirnya pandangannya tertuju pada seorang wanita paruh baya yang sedang berjalan ke arahnya."Ibu." gumam Ayra dengan mata berbinar ternyata wanita yang sedang berjalan ke arahnya merupakan ibunya.Sebelumnya Lisa sudah menelepon Ibunya Ayra, mengatakan kepada beliau bahwa Ayra masih hidup.Ayra segera beranjak dari duduknya berjalan mendekat ke arah ibunya lalu memeluknya dengan erat. Ibu dan anak saling melepas kerinduan setelah dua tahun tidak bertemu. Rasa haru dan bahagia bercampur aduk menjadi satu, tanpa sadar cairan bening menetes dari sudut mata mereka."Ayra, bagaimana keadaanmu Nak?" Bu Rina (ibunya Ayra) bertanya di sela-sela isak tangisnya, semakin erat memeluk putrinya."Ayra baik-baik saja Bu."Kevin dan Lisa saling melempar senyum satu

  • Rahasia Suamiku    Bab 42.

    Ayra melepaskan diri dari pelukan Lisa, lalu menghapus buliran-buliran bening yang membasahi kedua pipinya. Dia memperbaiki posisi duduknya."Kak, boleh aku minta tolong nggak?" tanya Ayra menoleh ke arah Kevin yang duduk di kursi pengemudi."Minta tolong apa? Katakan!" ujar Kevin tegas fokus mengemudi tanpa menoleh ke arah Ayra."Minta tolong untuk menyelamatkan Mas Reyhan, selama ini Mas Arland menyekapnya di ruang bawah tanah." Kevin tampak terkejut mendengar ucapan Ayra. Sedangkan Lisa tidak begitu terkejut karena Ayra sudah menceritakan kepadanya terlebih dahulu."Jadi selama ini Reyhan masih hidup?""Iya Kak, Mas Arland menyekapnya di ruang bawah tanah yang ada gudang rumahnya.""Berikan alamat rumah Arland, aku akan mengurusnya."Ayra memberitahu Kevin alamat rumah Arland.Flashback end"Sejak kapan kamu pindah ke sini?" Ayra mendaratkan bokongnya di atas sofa."Sekitar lima bulan yang lalu karena Mas Kevin pindah tugas ke kota ini." Ayra manggut-manggut mendengarnya.***Arlan

  • Rahasia Suamiku    Bab 41

    "Mbak, apa lihat istriku? Wanita yang tadi duduk di sini." tanya Arland kepada pelayan restoran yang kebetulan lewat di dekatnya."Nggak Pak.""Ayra, dimana kamu?" batin Arland mengacak rambutnya frustasi.Arland akhirnya teringat ketika Ayra berpamitan mau pergi ke toilet. "Apa Ayra pergi ke toilet, tapi kenapa belum juga Kembali?"Akhirnya Arland memutuskan untuk mencari Ayra ke toilet, dia merasa khawatir sesuatu buruk terjadi pada istrinya. Karena sampai detik ini istrinya belum juga kembali. Setelah sampai di depan toilet wanita, dia segera bertanya kepada seseorang yang bertugas sebagai penjaga toilet."Mbak, apakah istriku masih berada di dalam toilet?" tanya Arland kepada penjaga toilet."Sebentar, saya cek dulu."Beberapa saat kemudian penjaga toilet sudah selesai melakukan pengecekan, dia kembali menghampiri Arland. "Setelah saya cek, semua toilet sudah kosong. Sepertinya istri Bapak sudah keluar."DEGArland terkejut mendengar ucapan penjaga toilet."Jadi Ayra sudah keluar

  • Rahasia Suamiku    Bab 40

    "Bukankah Mas memintaku untuk tidak banyak tingkah, aku hanya berusaha menjadi istri seperti yang Mas inginkan." jawab Ayra sambil menunduk, berusaha menghindari tatapan tajam Arland yang ditunjukkan ke arahnya.Arland menghembuskan nafas kasar, mengulurkan tangannya meraih dagu Ayra agar menatap ke arahnya. "Suamimu ada di depanmu, bukan di bawahmu!"Pandangan mereka saling bertemu selama beberapa saat. Hingga akhirnya Ayra mengingatkan Arland tentang sup jagungnya."Mas, sup jagungnya nanti dingin." Arland mengerutkan keningnya mendengar ucapan Ayra, emosi dalam dirinya perlahan mereda."Kamu lapar, makan sana!" Arland melepaskan tangannya dari dagu Ayra. Membiarkan Ayra berjalan ke arah sofa, dia mengikutinya dari belakang.Ayra menjatuhkan bobot tub uhnya di atas sofa, diikuti oleh Arland setelahnya."Mas, ini sup jagungnya." Ayra menyerahkan semangkuk sup jagung kepada Arland."Kamu nggak suka?""Bukankah sup jagung ini untuk Mas?" Ayra bertanya dengan hati-hati."Untukmu." jawab

  • Rahasia Suamiku    Bab 39

    Ayra membuka matanya secara perlahan, ketika berusaha untuk duduk seluruh tub_uhnya terasa sangat sakit."Kenapa seluruh tub uhku terasa sangat sakit?" gumam Ayra sesekali meringis kesakitan.Bayangan ketika Arland menyentuhnya dengan kasar kembali terlintas di otaknya. Dengan hati-hati Ayra berusaha untuk duduk, menyandarkan punggungnya pada headboard di belakangnya."Sayang, kamu sudah bangun?" Ayra tersentak kaget mendengar suara Arland. Dia takut jika Arland akan menyentuhnya lagi dengan kasar seperti beberapa waktu yang lalu.Ayra hanya diam sambil menunduk meremas selimutnya dengan kuat, tanpa sedikitpun menoleh ke arah Arland yang sedang berjalan menghampirinya.Jantungnya berpacu tidak karuan menyadari Arland menjatuhkan bobot tub uhnya di sampingnya. Namun sedikitpun Ayra tidak menoleh ke arahnya."Sayang, kamu kenapa?" tanya Arland merasa heran melihat tingkah Ayra.Tanpa menjawab pertanyaan Arland, Ayra turun dari ranjang dengan hati-hati sesekali meringis kesakitan. Semua

  • Rahasia Suamiku    Bab 38.

    "Nggak apa-apa, nggak perlu merasa bersalah! Selama ini mas yang salah tidak bisa melindungi_mu. Apa Arland sering menyakitimu?" Reyhan teringat ketika Ayra diseret keluar dari ruang bawah tanah beberapa waktu yang lalu."Nggak, selama ini Mas Arland baik kepadaku."Ayra terpaksa berbohong tidak ingin Reyhan merasa khawatir dengannya. Reyhan merasa lega mendengar ucapan Ayra, namun di sisi lain dia merasa cemburu ada seorang pria yang memperlakukan istrinya dengan baik selain dirinya.Ayra merogoh sakunya mengambil beberapa kunci yang disimpan di dalamnya."Mas, maaf aku tidak tahu kalau selama ini Mas disekap di sini.""Ayra, itu kunci apa?" Reyhan merasa heran melihat Ayra mengeluarkan beberapa kunci dari dalam sakunya."Aku nggak tahu kunci apa saja, semoga salah satu darinya bisa digunakan untuk membuka gembok jeruji besi ini.""Ayra, apa kamu ingin mengeluarkan mas dari sini?""Iya, jika salah satu kuncinya bisa digunakan untuk membuka gemboknya."Ayra meraih gembok jeruji besi t

  • Rahasia Suamiku    Bab 37

    "Kenapa Mas Arland ingin sekali punya anak?" batin Ayra heran."Bagaimana?" Pertanyaan Arland membuyarkan lamunan Ayra."Mas, mau anak laki-laki atau perempuan?" Arland mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan Ayra."Kamu beneran mau memberikan mas seorang anak, hanya demi bisa mendapatkan hp?""Ya sudah kalau Mas nggak jadi menginginkan seorang anak, kesempatan tidak datang dua kali." Ayra memalingkan pandangannya ke arah lain."Mas tahu apa yang ada di pikiranmu, kamu mau mengadopsi anak dari panti asuhan. Ayra, ingat! Mas hanya menginginkan anak yang lahir dari rahimmu. Anak kita berdua bukan anak orang lain, apalagi anak yang diadopsi dari panti asuhan." Ayra tercengang mendengar ucapan Arland, dia tidak menyangka Arland bisa tahu jalan pikirannya."Kenapa Mas Arland bisa tahu apa yang sedang aku pikirkan, jangan-jangan dia cenayang?" Batin Ayra heran."Mas sok tahu, padahal aku sedang tidak berpikir seperti itu loh." Ayra menoleh sekilas ke arah Arland."Masa?" Arland tersenyum

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status