Share

Bab 18. Sudsh berhasrat

Mas Salman tertawa renyah penuh ejekkan padaku. "Iya'kan, sayang," ucapnya mengedipkan matanya genit.

Semua orang tertawa bahagia. Sedang jantungku ku begitu berdebar sekaligus malu. Aku hanya berharap jika mereka semua menganggap Mas Salman hanya bergurau.

"Anaaa," kata Ibu memanggiku. "Apa itu benar?" tanya Ibu dengan mulut yang terbuka karena tertawa bahagia.

"Ha'aaah?" Aku menelan saliva, karena bingung dan malu. "Ng-Enggak, Bu."

"Ya sudah, Al. Apa mungkin sebaiknya kalian istirahat di kamar?" sahut Ayah seperti sudah mengerti dengan keadaan kami.

Mas Salman tersenyum lebar. "Iya, Ayah. Masih banyak yang harus Al bicarakan dengan Ana. Tadi terpotong dengan adanya Santi. Huuuh ...." Mas Salman menghembuskan napasnya seperti tengah kecapean dan ingin istirahat. "Ana, ayok!"

Aku melirik pada Ayah dan ibu mertuaku. Aku pun pasrah saat mereka mengangguk. Mas Salman menarik tanganku menuju ke kamarnya di rumah Ibu.

Aku sedikit terkejut karena Mas Salman mengunci pintu. "Mas, kena
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status