Share

Melamar Kerja

Penulis: Sri_Eahyuni
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-16 11:00:32

Kedua teman mereka menoleh, membuat Reva merasa kikuk. Namun, ia tetap melangkah dan memutuskan membuka pintu lebih lebar karena memang ia butuh ke kamar mandi.

"Hai! Kenalin, aku Reva. Aku penghuni baru, baru kemarin datang ke sini," ujar Reva sambil mendekat ke arah mereka.

"Salam kenal, aku Via," ucap wanita berambut panjang lurus tadi.

"Aku Nadia," sahut yang berambut panjang bergelombang.

Saat Reva hendak menyalami wanita berambut pirang sebahu itu, ia agak merasa sungkan. Wanita itu terlihat judes dan dingin.

"Kenalin, ini Dira. Dia emang selalu nggak suka sama orang baru. Tapi kalau udah kenal, dia asyik kok," sahut Via yang menyadari keraguan Reva dan sikap cuek Dira.

"Hai, Dira. Salam kenal, ya. Maaf, aku mau ke kamar mandi dulu," ujar Reva buru-buru pamit.

"Ya... silakan," balas Via dan Nadia bersamaan.

Tiga puluh menit di kamar mandi, Reva akhirnya keluar. Namun, ketiga penghuni kos tadi sudah tidak a
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Ditolak Mentah-mentah

    Restoran Dua Putra"Mari ikut saya," balas Pak Satpam setelah puas memandangi Reva.Reva mengekor langkahnya, menuju sebuah ruangan di bagian belakang restoran. Ruangan itu sederhana, hanya berisi meja dan beberapa kursi. Di sana, seorang wanita muda tengah sibuk menulis sesuatu. Saat menyadari ada yang datang, ia mendongak, menatap Reva sekilas sebelum menoleh pada satpam."Pak, itu siapa?" tanyanya dengan nada datar."Kemarin kan, elu butuh orang buat bagian dapur. Nah, ini gue bawa orangnya," balas satpam yang tampaknya berusia sekitar dua puluh tujuh tahun.Wanita itu mengamati Reva sejenak, lalu mengangguk. "Oh... Ya sudah, sini masuk dulu, Mbaknya."Reva melepas sendalnya dan melangkah masuk dengan sedikit ragu. Ia duduk di kursi di hadapan wanita itu, berusaha terlihat percaya diri meskipun jantungnya berdebar kencang."Mbak, namanya siapa dan dari mana?" tanya wanita itu tanpa basa-basi."Reva, Kak. Saya

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-17
  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Reva Mazaya Al-Khalifi

    Reva mengusap keringat di telapak tangannya yang dingin. Hatinya berdebar, bukan karena gugup, tapi karena inilah satu-satunya kesempatan yang ia punya. Duduk di bangku kayu dalam restoran yang ramai, ia menatap perempuan berambut sebahu di depannya yang sedang menyipitkan mata seakan menilainya dari ujung kepala sampai kaki."Oh iya, sebelumnya nama kamu siapa? Umurnya berapa?" tanya perempuan itu akhirnya."Reva, Kak. Umurku delapan belas tahun," jawab Reva, mencoba tersenyum meski hatinya was-was."Namanya bagus, ya. Nama lengkapnya siapa? Kamu baru lulus sekolah?""Nama lengkap saya, Reva Mazaya Al-Khalifi. Iya, Kak. Saya baru lulus SMA tahun kemarin," katanya lirih.Keysa, perempuan yang sejak tadi menanyainya, tersenyum tipis. "Wah, keren banget namanya! Artinya apa?"Reva menelan ludah, agak canggung menjawab. "Reva artinya cantik, kuat, dan bijaksana. Mazaya artinya cerdas, dan Al-Khalifi artinya sukses. Orang tua saya me

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-18
  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Rindu itu Menyesakkan

    Tepat jam lima sore, Reva sudah diperbolehkan pulang. Ia berjalan kaki demi menghemat ongkos menuju kosannya. Kakinya terasa lelah, pundaknya nyeri, tetapi ia harus bertahan.Di sepanjang jalan, aroma makanan menyeruak dari berbagai warung kaki lima—martabak, sate, gorengan, cilok, hingga minuman dingin yang tampak menyegarkan.Perutnya berontak, perih karena seharian hanya terisi air putih dan sepotong roti sisa sarapan. Reva menelan ludah. Betapa ingin ia membeli sesuatu, tapi... ia sadar, uangnya harus cukup sampai gajian.Akhirnya, ia memilih membeli nasi kucing saja. Murah, meski jelas tak cukup mengenyangkan.Sebelum pulang, Reva mampir ke minimarket. Ia harus membeli kebutuhan mandi, tapi ketika melihat harga sabun yang naik, ia menggigit bibir. Akhirnya, ia mengambil sabun batang paling murah, satu liter beras, dua bungkus mi instan, dan satu bok telur."Semangat, Reva... kamu pasti bisa melewati semua ini," gumamnya lirih saat ke

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-19
  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Dijodohkan

    "Isi besok aja deh kalau dah gajian," gumam Reva lirih.Ia meletakkan hpnya di atas meja dan segera merebahkan tubuh di kasur. Badannya terasa sangat lelah dan pegal-pegal semua karena ini pertama kalinya ia bekerja."Mending makan nasi dulu, baru setelah itu bobok. Siapa tahu bisa ketemu Mas Nathan dalam mimpi," gumam Reva. Tak dapat di pungkiri dia juga merindukan sosok Nathan, apalagi kemesuman Nathan yang bikin dirinya geli namun membuat candu.***Di Desa Mangga, tepatnya di pos ronda, Nathan tampak gelisah. Sudah sejak kemarin malam hingga sekarang, Reva tidak juga mengangkat teleponnya. Bahkan, pesan yang ia kirim sudah terbaca, tetapi tak kunjung dibalas. Saat mencoba menghubungi lagi, nomor Reva ternyata sudah tidak aktif."Apa mungkin ponsel Reva ada di tangan orang lain?" gumam Nathan cemas.Agung, yang duduk di sampingnya, tiba-tiba menoleh. "Apa, Nat? Reva suka sama orang lain?" tanyanya iseng."Ah, nga

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-20
  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Haruskah Pasrah?

    "Ada apa, Sur??" suara Siti melengking dari dalam kamar. Ia masih memegang gincunya, bersiap memoles bibir sebelum keluar menemui tamu yang katanya mau datang pagi ini."Kak Nathan, Bu! Dia pingsan!" Suri terduduk di lantai, kedua tangannya mengguncang tubuh kakaknya yang terkulai lemas di atas sofa. Wajah Nathan pucat pasi, bibirnya kering, napasnya pun tersengal lemah."Astaga!!!" Siti spontan melempar gincunya ke lantai. Benda itu berguling sebelum patah di ujungnya, tapi Siti sama sekali tak peduli. Matanya langsung membesar melihat anak sulungnya tergeletak begitu saja."Ya Allah, ya Gusti! Calon pengantin kok malah kayak gini, Le! Nathan, bangun, Le, bangun!" tangan Siti menepuk pipi Nathan, suaranya bergetar panik.Dari luar, terdengar suara langkah cepat."Ada apa sih, Bu??" Nandra muncul di ambang pintu, diikuti oleh bapaknya, yang baru saja hendak berangkat ke kebun. Keduanya masih mengenakan baju lengan panjang dengan caping tergantung di punggung.Begitu melihat Nathan yan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-20
  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Pengantin yang Terbaring Lemas

    Malam harinya, Siti dan Suri akhirnya menyusul Nathan ke puskesmas. Suasana ruang rawat terasa sepi, hanya terdengar dengungan kipas angin yang berputar pelan. Begitu mereka tiba, mereka langsung disambut oleh Kinez dan kedua orang tuanya yang sudah bersiap untuk pulang."Lho, calon besan sama calon mantu kok malah buru-buru mau pulang?" Siti mencoba berbasa-basi meski perasaannya sedang tidak tenang."Kami sudah di sini sejak siang, Yu. Kasihan Rida sendirian di rumah," jawab Yati."Oh, gitu ya. Ya sudah, nggak apa-apa. Terima kasih sudah jenguk Nathan," ujar Siti dengan senyum tipis.Kinez dan ibunya berpamitan. Siti menghela napas begitu mereka pergi, lalu menatap putranya yang masih terbaring di ranjang. Wajah Nathan tampak lebih segar dibandingkan siang tadi, tapi tatapan matanya penuh dengan kemarahan yang tertahan."Bagaimana keadaanmu, Nat?" tanya Siti pelan."Baik." Jawabannya singkat, dingin. Ia melengos, menatap langit-langit ruangan dengan pandangan kosong.Siti mendesah p

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-21
  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Pengumuman yang Mengejutkan

    Hari telah berganti, Nandra diminta sang Ibu untuk mengantarkan kebaya ke rumah Kinez karena kemarin-kemarin ia tak sempat mengantarkannya lantaran sibuk mengurus Nathan yang sakit."Nggak mau ahh, Bu, minta Suri aja sana," tolak Nandra saat sang Ibu memerintahkan dirinya."Suri lagi sibuk bungkusin parselan buat besok, Nan. Sebentar doang lagian kamu nggak jalan kaki kok, bawa sepeda motor aja malasnya minta ampun!!" Siti berkata dengan tegas membuat Nandra tak bisa menolak lagi.Dengan malas Nandra memasukkan hpnya ke dalam saku celana dan menerima bungkusan plastik yang di sodorkan sang Ibu.Tak lama kemudian Nandra sudah sampai di rumah Yati, rumahnya terbuka dan banyak orang yang rewang juga di rumah Kinez."Budhe Ti, lihat lek Yati nggak??" tanya Nandra pada salah satu tetangga yang rewang."Tadi kayaknya masuk ke kamar Kinez, coba kamu sam

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-22
  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Tuduhan yang Menyakitkan

    Reva hanya tersenyum tipis tanpa menanggapi. Ia sadar, dirinya baru bekerja tiga hari, jadi tak ada alasan untuk berharap lebih.Pak Jimmy melanjutkan, "Sekarang, saya akan membagikan hadiah sesuai dengan kinerja kalian. Saya dan Bu Julie sangat teliti dalam memeriksa laporan harian dan CCTV, jadi hadiah yang kalian terima mungkin berbeda-beda. Semua amplop dan bingkisan sudah diberi nama masing-masing. Saya berharap kalian tidak membandingkan satu sama lain agar tidak menimbulkan kecemburuan sosial."Semua karyawan mengangguk mengerti."Baik, kita mulai dari yang ada di sebelah kiri saya."Satu per satu nama dipanggil. Keysa dan Nita termasuk yang pertama menerima bingkisan dan amplop. Meski ukurannya berbeda—bingkisan Keysa lebih besar—keduanya tetap tersenyum puas. Para karyawan lain juga tampak bahagia setelah menerima hadiah mereka.Namun, ketika pembagian selesai, satu hal yang membuat Reva sadar: tidak ada hadiah untuknya.

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-23

Bab terbaru

  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Perdebatan Sengit

    Reva segera membawa pesanan Aaris, namun saat sampai di ujung tangga ia berpapasan dengan Nita."Heh!! Mau kemana?? Berani elo naik ke atas, kerjaan elo tuh bagian bawah, yang kotor-kotor itulah pekerjaan elo. Karyawan yang boleh naik ke atas itu cuma karyawan kepercayaan. Contohnya seperti gue!!" ujar Nita dengan sinis.Reva sama sekali tak mau memperdulikan ucapan Nita ia tak mau memasukkan ke dalam hati atas ucapan tak mengenakkan itu."Aku di suruh pak bos buat nganterin pesanannya," balas Reva dengan singkat. Ia segera naik ke atas tangga tanpa peduli Nita yang menatapnya tak suka.Saat reva sampai di pertengahan tangga ia menoleh ke arah Nita yang ternyata masih menatapnya dengan tatapan semakin garang. Ia terus naik hingga ke ujung tangga dan Nita masih memandangnya dengan tajam. Ia tak peduli hingga sosok Nita hilang dari pandangan matanya.Tok!!!Tok!!!Tok!!!!"P

  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Menghadapi Sosok Dingin

    Lelaki itu tak sedikit pun tersenyum atau menoleh ke arah Reva. Tatapannya hanya tertuju pada sosok lelaki paruh baya yang tengah tersenyum kepadanya."Pa, restorannya kok masih sepi? Belum pada datang, ya?" tanya Aaris tanpa basa-basi, matanya menelusuri meja-meja kosong di ruangan yang masih lengang itu."Belum pada datang, mungkin sebentar lagi sampai. Bisa jadi kejebak macet di jalan," jawab Pak Jimmy, mencoba menebak-nebak.Aaris mengangguk kecil. "Oh, bisa jadi sih. Burhan mana, Pa?" tanyanya lagi, masih tak melirik ke arah Reva yang berdiri tak jauh dari mereka."Lagi di atas, bersihin ruangan atas," balas Pak Jimmy sambil menepuk bahu putranya ringan.Sejak tadi Aaris sama sekali tidak menunjukkan minat atau rasa ingin tahu terhadap kehadiran Reva. Ia berdiri membelakangi gadis itu, menatap ke arah jalanan di luar kaca restoran.Reva, yang sejak awal merasa canggung berada di antara dua pria itu, akhirnya memutuskan untuk berpamitan. Ia menarik napas pelan, lalu menyusun kalim

  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Tawaran Nikah Muda

    Tatapan Nathan menyapu seluruh wajahnya, penuh kelembutan. Ia lalu merangkul pundak Reva, membawanya duduk di tepi kasur. Tangannya tak lepas, tetap menggenggam erat seakan Reva bisa hilang jika ia longgarkan sedikit saja. Reva memejamkan mata saat Nathan kembali mendekat. Kali ini ciumannya lebih dalam, namun tetap penuh perasaan. Tak terburu-buru. Tak liar. Hanya cinta yang berbicara di sana. Beberapa kali Nathan mengusap rambut Reva, membelai punggungnya agar gadis itu tetap merasa nyaman dalam pelukannya. Ia tahu, Reva butuh waktu untuk merasa aman sepenuhnya. Perlahan, jemari Nathan menyusup ke sela-sela jemari Reva. Ia menggenggamnya erat sembari menarik Reva kembali dalam pelukannya. “Jangan pernah tinggalin aku, ya, Dek,” bisik Nathan di antara helaan napasnya. Matanya menatap penuh harap. Reva mengangguk pelan, bibirnya tak sanggup mengeluarkan sepatah kata pun. Nathan menatap lekat wajahnya. “Entah

  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Eman Nggak di Lirik

    Tatapan Nathan menyapu seluruh wajahnya, penuh kelembutan. Ia lalu merangkul pundak Reva, membawanya duduk di tepi kasur. Tangannya tak lepas, tetap menggenggam erat seakan Reva bisa hilang jika ia longgarkan sedikit saja.Reva memejamkan mata saat Nathan kembali mendekat. Kali ini ciumannya lebih dalam, namun tetap penuh perasaan. Tak terburu-buru. Tak liar. Hanya cinta yang berbicara di sana.Beberapa kali Nathan mengusap rambut Reva, membelai punggungnya agar gadis itu tetap merasa nyaman dalam pelukannya. Ia tahu, Reva butuh waktu untuk merasa aman sepenuhnya.Perlahan, jemari Nathan menyusup ke sela-sela jemari Reva. Ia menggenggamnya erat sembari menarik Reva kembali dalam pelukannya.“Jangan pernah tinggalin aku, ya, Dek,” bisik Nathan di antara helaan napasnya. Matanya menatap penuh harap. Reva mengangguk pelan, bibirnya tak sanggup mengeluarkan sepatah kata pun.Nathan menatap lekat wajahnya. “Entah apa jadinya kalau kamu benar-b

  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Angin tak Boleh Mendengar

    “Kita duduk di sini saja. Di sana itu khusus untuk orang-orang kaya, biasanya ruangan privat, jadi memang disediakan bagi yang mau membayar mahal. Kalau di sini untuk kalangan menengah ke bawah, kita bebas, apalagi kita juga bisa menikmati alunan musik,” ujar Nathan. “Kamu kenapa, Dek? Kok banyak diam? Apa kamu nggak suka tempat ini? Kalau kamu nggak suka, kita bisa cari tempat lain," tawar Nathan sebab ia melihat sang kekasih yang hanya diam bahkan seperti tak nyaman.Seketika Reva tersadar dari lamunannya dan mengalihkan fokusnya pada lelaki di hadapannya kembali.“Enggak kok, Mas. Aku suka tempatnya,” balas Reva sambil tersenyum. “Aku diam bukan karena nggak suka, tapi aku kagum banget sama tempat ini. Mungkin kamu udah terbiasa ya datang ke tempat kayak gini. Kalau aku, ini baru pertama kali. Jadi aku kelihatan katrok, ya?”Nathan tertawa kecil. Tak lama kemudian pelayan datang menghampiri mereka. Nathan memesan makanan dan menawari Reva untuk memilih menu yang diinginkannya. Nam

  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Tekad Reva

    "Silakan adukan sama tantemu, aku nggak takut! Jangan mentang-mentang kamu keponakan Bu Sarah, terus bisa berbuat seenaknya. Aku di sini bayar, bukan numpang, jadi aku nggak bakal takut! Lagi pula, aku bukan kerja jadi wanita panggilan. Aku kerja di restoran bakso Dua Putra, yang di seberang mal itu!" ujar Reva dengan tegas, menyebutkan tempat kerjanya. Meysa tertawa meremehkan. "Elo pikir gue percaya? Cewek kampung kayak elo, cuma lulusan SMA, bisa kerja di restoran mewah? Paling-paling juga cuma jadi tukang bersih-bersih atau cuci piring." "Iya! Memang kenapa kalau aku cuma jadi tukang bersih-bersih? Yang penting kerjaanku halal! Nggak kayak kamu, bisanya cuma halo Mama, halo Papa—minta ini itu. Meski aku anak orang nggak punya, setidaknya aku masih punya harga diri. Dan bisa nikmatin segala sesuatu dari hasil keringat sendiri tuh rasanya spesial banget! Jadi daripada ngurusin hidup orang lain yang nggak penting, mending kamu pakai waktumu buat hal yang bermanfaat. Biar kamu bi

  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Ancaman

    Seusai salat Magrib, Reva baru saja diantarkan Nathan pulang ke kosannya. Nathan ingin menemui Bu Sarah, dan Reva berinisiatif untuk memanggilkannya."Aku ke atas dulu, naruh barang-barang ini sebentar. Nanti aku panggilkan Bu Sarah," ujar Reva berpamitan."Iya, Sayang. Aku tunggu, ya. Semoga masih ada kamar kosong, biar aku nggak jauh dari kamu," balas Nathan penuh harap."Amin. Bentar, ya," sahut Reva sambil tersenyum.Reva berjalan masuk ke halaman kos, sementara Nathan menunggu di luar gerbang. Selama menunggu, Nathan tak henti-hentinya menatap punggung sang kekasih."Mas, udah yuk. Rumah Bu Sarah ada di sebelah sana, jadi motornya bawa ke sana aja, ya," ujar Reva, menunjuk ke arah barat setelah kembali."Iya," balas Nathan singkat.Setibanya di rumah Bu Sarah, Reva menghampiri Pak Beni, penjaga keamanan rumah tersebut, dan menanyakan keberadaan Bu Sarah. Namun, ternyata Bu Sarah sedang berada di luar kota dan belum pulang."Oh, begitu ya, Pak. Saya mau tanya, apa masih ada kamar

  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Penyesalan

    "Iya, Bu, aku juga nggak nyangka. Pokoknya aku nggak mau buru-buru punya anak. Aku mau bersenang-senang dulu dengan hartanya Mas Nathan," ucap Kinez, bibirnya melengkung dalam senyum penuh kemenangan."Iya, itu harus! Dan jangan lupa, kamu harus selalu mengajak Ibu serta adikmu. Kamu harus bisa menguras harta orang tua Nathan dan membalikkan nama semua harta mereka menjadi milikmu dan milik Ibu," balas Yati, suaranya dipenuhi ambisi. Kinez mengangguk yakin. "Itu pasti, Bu. Aku janji akan membuat Ibu bahagia.""Pintar! Anak Ibu memang benar-benar cerdas," puji sang Ibu dengan senyum lebar."Kurang ajar!! Dasar manusia jahanam!!" teriak Siti.Tanpa aba-aba, plak!! plak!! Dua tamparan mendarat di pipi Yati. Suara benturan telapak tangan dengan kulit menggema di ruangan. Yati tersentak, kepalanya menoleh ke samping akibat kerasnya tamparan."Awww! Lepasin! Sakit!!" jerit Yati, berusaha melepaskan diri.Kinez hanya menangis ketakutan, tubuhnya gemetar melihat ibunya diamuk Siti dengan br

  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Rencana Pembalasan

    Seketika semua orang memandang ke arah Nandra yang melongo. Ada yang merasa kasihan, sementara yang lain hanya bisa geleng-geleng kepala."Ya sudah kalau begitu, ayo segera berangkat! Tunggu apalagi?" seru Parto dengan semangat."I-iya, ayo semuanya berangkat. Nandra, cepat! Kasihan mereka yang sudah menunggu lama," ujar Jeki.Namun, bukannya bergegas, Nandra justru memprotes. "Bapak, kenapa nggak minta persetujuanku dulu? Aku nggak mau, ya, nikah sekarang! Apalagi sama Kinez! Kalau Bapak mau, Bapak aja yang nikah sama Kinez!""Heh! Jangan ngadi-ngadi kamu, Le! Bapak itu sudah punya Ibu! Bisa-bisanya kamu nyuruh Bapak menikahi Kinez!" seru Siti geram."Ya sudah, kalau gitu jangan paksa aku!" balas Nandra keras kepala.Ibu dan anak itu kini saling beradu pandang dengan sengit. Dalam hati, Nandra merasa seperti berada di posisi Nathan yang selalu menurut dan tak pernah membantah, sehingga mendapat lebih banyak kasih sayang dari ora

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status